Transmigrasi Ke Dalam Novel

By Zuraprilly

500K 28.8K 479

[WARNING⚠⚠ Ada banyak adegan kekerasan dan Kata² Kasar, mohon bijak dalam membaca] ••• Achasa seorang gadis c... More

Achasa Orphee
Atecna Azurra Warren
Amira Salfira Rinjani
Peringatan Tecna
Masuk Sekolah
Teman Baru Dan Keributan
Gudang Dan Amira
Jebakan
Munafik
Masalah Lagi
Rei Arthur Davis
Dimas Jenna Clayton
Curhatan Gissel & Langkah Tecna
Teguran Untuk Bara
Di Jemput Tunangan
Keluarga Wijaya
Takdir Yang Tertulis
Bertemu
Takdir Berjalan
Pertemuan Pertama
Balas Dendam Cindy
Undangan
Cara Amira
Menjadi Pembicaraan
Persiapan
Acara
Penghinaan
Membatalkan Pertunangan
Pembicaraan
Di Jauhi
Nonton
Pembunuhan
Bertambahnya Musuh
Bincang Santai
Telepon Malam
Belanja Bersama
Lawan Ivana
Rahasia Menjijikkan

Kebohongan Amira

15.2K 912 1
By Zuraprilly

"Jika kau berbohong. Lihat saja apa yang akan ku lakukan pada mu, sebagai balasan karena telah menuduh Gissel."

Amira tergagap dia ingin membuka mulut berbicara tetapi tidak jadi karna Tecna mengancam nya.

"Mir bilang aja, lo ga perlu takut. Kita bakal bela lo kalau emang Gissel yang bully lo," kata Riko coba meyakinkan Amira meski dia sendiri pun ragu.

"Aku... Aku hanya tau kalo ada yang menyuruh ku untuk ke gudang sekolah. Saat aku masuk ke dalam tiba tiba ada yang menampar pipi ku dengan keras, sebelum aku tau siapa aku sudah tidak sadar kan diri." jelas nya mencoba se menyediakan mungkin.

Gissel merasa mual karna jijik melihat tingkah Amira.

"Apa pun itu, tidak ada bukti yang membenarkan kalau Gissel lah pelakunya. Jadi kenapa kalian menuduhnya dengan semangat sementara kalian tidak tau kebenarannya, hah?!!."

Tangan Tecna gatal ingin menghajar mereka semua satu per satu. Bahkan dia sudah berniat melepaskan kepala Amira dari tempat nya, jika saja dia tidak ingat konsekuensi nya di depan umum.

Tecna mendekati Amira lagi dan....

Plakk

Dengan kejam dia menampar Amira hingga kepala nya menyamping.

Ruang itu menjadi sunyi setelah suara tamparan Tecna.

"Ini untuk mu karna sudah membuat masalah pada Gissel." ucap nya dingin, wajahnya tidak memiliki emosi membuat yang lain ragu untuk bertindak lanjut.

Gissel tersenyum senang melihat Amira di tampar oleh kembarannya. Bara menatap marah pada Tecna, namun dia tidak berbuat sesuatu.

"Kenapa?" tanya Amira menangis sambil memegangi pipinya, "kenapa kamu nampar aku?" dia menatap Tecna dengan sedih.

"Aku salah apa sampai kamu nampar aku" lanjut nya terisak isak.

Tecna memutar bola matanya malas, "selain alasan yang kusebut kan tadi, aku menampar mu karna muka mu jelek dan tidak enak di pandang." jawab nya sinis.

Amira tersedak mendengar ucapan Tecna, sedang kan Gissel sudah tertawa.

"Oh satu lagi," Tecna mengambil ponsel nya dan mengetikan sesuatu di sana.

Ting

Sebuah pesan masuk pada ponsel mereka masing masing yang ada di ruang itu.

Mereka membuka nya, tidak lama kemudian mereka semua terkejut saat pesan berisi sebuah vidio yang di dalamnya antara tidak lain adalah Amira.

Di dalam gudang sekolah Amira berdiri diam, tiba tiba saja dia seperti orang gila menampari wajahnya sendiri. Setelah itu dia mengacak acak rambutnya hingga berantakan, tidak lama kemudian di berbaring seperti orang pingsan di lantai.

Vidio pun selesai, Bara dkk menatap tidak percaya pada Amira yang bingung kenapa dia di tatap seperti itu.

"Mir...Lo..?" Nanda tidak bisa melanjutkan kata kata nya lagi.

"Amira bingung, Erick manatap kecewa pada Amira. Riko menipiskan bibir nya dan menggeleng kan kepala nya, "Ga nyangka gue." ucap nya pelan.

Gavin melayangkan pandangan dingin nya sedangkan Bara dia hanya diam dengan tatapan datar nya.

"Ada apa kak?" tanya Amira bingung. Tapi dalam hati dia sudah takut jika ada hal yang aneh aneh tentang dirinya yang sudah di ketahui oleh mereka.

"Anjing! Gila, ini Lo" dengan heboh nya Gissel menunjukkan vidio itu pada Amira.

Amira shock melihat video dirinya di gudang tadi, badan nya bergetar ketakutan, dia berkeringat dingin. Dengan takut takut dia mengangkat kepala nya menatap Bara dkk.

Baru dia paham mengapa mereka menatap nya seperti itu tadi.

"Kak... Ini ga seperti yang kalian pikirkan.." suara nya bergetar, dengan tatapan memohon seakan semuanya salah.

Nanda emosi, dia mati matian belain Amira nyata nya apa? Kebenaran nya di luar akal sehat nya.

Riko tidak percaya, Amira yang dia tau lembut dan polos melakukan hal gila seperti itu. Untuk apa dia melakukan nya? Dia menarik nafas dingin, tidak mungkin untuk menjebak Gissel kan? Iya kan?!.

"Gue baru tau ternyata lo bersandiwara ya," ucap Gavin dingin.

Erick kecewa, dia menuduh adik nya secara membabi buta untuk Amira. tapi Ternyata dia hanya di permainkan oleh Amira yang sudah di anggap nya adik sendiri.

"Well, ga salah aku nampar dia?" dengan polos Tecna bertanya pada mereka.

Bara dkk melihat ke arah Tecna, "Lo udah tau." itu bukan pertanyaan tapi pernyataan yang di ucap kan oleh Bara.

Tecna tersenyum miring, "Gimana?Hebat kan?" katanya sinis.

"Na, kamu yang rekam ya?" tebak Gissel semangat.

Tecna hanya terkekeh tanpa menjawab, namun mereka semua sudah paham artinya.

"Jadi tadi di kantin kamu nanya itu untuk ini?" kata Gissel lagi.

"Iya," Tecna menatap Amira yang sudah menangis lagi, "Aku tadi ambil buku di perpus, pas mau balik ke kelas aku lihat dia yang jalan diam diam ke gudang belakang sekolah." Tecna men jeda kalimat nya, kini dia menatap Bara dkk.

"Karena tingkah nya yang mencurigakan jadi aku ikuti deh, dan coba tebak apa yang aku lihat? Dia dengan gila nya menampar dirinya sendiri seperti orang yang kerasukan setan." Tecna terkekeh sinis.

"Dari awal emang munafik yah munafik, begini lah namanya manusia yang tidak tau diri, menjijikkan!"

Erick mundur selangkah.

Amira yang melihat itu menggeleng kan kepala nya, "kak.. Ini salah paham kak, aku ga kayak gitu.." ucap Amira sambil menangis.

"Ga usah drama anjeng!" teriak Gissel  marah.

"Gara gara lo gue dituduh sama bang Erick, tapi lo disini nangis seakan akan lo itu korban. Padahal lo yang ngelakuin semua buat jebak gue kan?!" nafas Gissel memburu dia menatap emosi Amira yang hanya diam seseguk kan.

Mendengar ucapan Gissel, Erick merasa bersalah. Dia lah yang paling semangat menuduh Gissel tanpa tau kebenaran nya, dia kecewa pada dirinya sendiri.

"Jadi..?" ucap Tecna, mereka menatap bingung.

"Apa yang akan kalian lakukan selanjutnya? Tidak mungkin hanya diam saja kan." lanjut Tecna sinis.

Riko, Nanda, dan Gavin menatap Bara seakan keputusan ada di tangan nya.

"Dan tentu saja permintaan maaf pada Gissel, jangan lupa kalian menuduh nya dengan agresif seakan akan dunia akan runtuh jika kalian tidak menyalahkan nya." Tecna memutar mata malas.

Mereka malu mendengar ucapan Tecna dan menatap ragu ragu pada Gissel yang menaikan dagu nya sombong , ayo minta maaf, katanya lewat tatapan.

"Maaf... Gue minta maaf karna udah nuduh Lo," kata Gavin dengan menyesal.

Nanda dan Riko saling mendorong, siapa duluan yang minta maaf. Seumur umur mereka mengenal Gissel, baru kali ini mereka merasa malu dan harus minta maaf pada Gissel yang mereka sudah anggap musuh.

"Lo duluan anjirr" ucap Nanda sambil mendorong Riko.

Riko tidak Terima dan balas mendorong Nanda "Lo yang duluan, kok malah gue!"

Merasa tidak ada yang mengalah akhirnya Erick pun maju, "Gue minta maaf." ucap nya sambil menunduk.

Gissel mendengus , minta maaf kok begitu, pikir nya.

Nanda yang melihat Erick pun mengikuti nya, "Gue... gue juga minta maaf ya, sel" katanya.

Riko melongo, kini hanya tinggal dirinya dan Bara. Dia melirik Bara yang melihat nya datar, membuat dia pun mengalah.

"Gue juga minta maaf. Lagian salah lo, kenapa punya muka yang gampang di tuduh." Riko meminta maaf sambil membuang mukanya, gengsi dia tuh.

"Enak aja! Kalau ga karena otak bodoh lo pada, gue ga akan jadi korban di sini" kata Gissel tidak Terima.

Jika biasanya Nanda dan Riko akan membalas kata kata Gissel, kali ini mereka hanya diam saja. Karena memang mereka lah yang salah dari awal.

Kini semua mata tertuju pada Bara yang belum meminta maaf, Bara menggertak giginya. "Maaf." kata nya singkat dan langsung saja pergi meninggalkan UKS.

UKS terasa hening saat Bara tiba tiba saja melarikan diri, "ikuti cok" kata Riko yang di angguki oleh Erick dan Nanda.

Mereka pun pergi mengikuti Bara, meninggal kan Gavin yang terdiam karna di tinggal.

"Lo ga ikut sama mereka?" tanya Gissel.

Gavin melirik Amira, "kedepannya tolong jaga sikap lo." katanya pada Amira yang hanya menundukkan kepala nya, dia sudah selesai menangis karna sudah tidak ada yang peduli pada nya.

Kemudian Gavin pun pergi dari UKS, saat di depan UKS dia melihat Lily dan Nadine yang seperti nya menguping. Namun dia acuh dan melanjutkan jalan nya.

Lily dan Nadine pun masuk ke dalam UKS , mereka melihat Amira yang masih saja menunduk.

"Udah selesai drama nya?" kata Lily, Gissel terkekeh melihat teman nya menatap sinis Amira.

Tecna mengangguk, "udah, ayok balik ke kelas." ajak nya yang di angguki mereka.

Mereka pun pergi meninggalkan Amira yang menatap dingin kepergian mereka.

"Awas aja kalian."

...

Ruang tamu

Terlihat keluarga Warren yang sedang berkumpul, seperti biasa rutinitas yang di lakukan tidak jauh jauh dengan kesibukan masing masing meski sekarang mereka tengah berkumpul bersama.

"Oh iya Erick," panggil Ivana pada Erick, setelah ia menutup majalah fashion yang ia baca sedari tadi.

Erick yang bermain pun mendongak dari acara bermain game nya "Apa mah?" jawab nya.

"Kok mama ga pernah lihat kamu kumpul lagi sama temen temen mu."  kata Ivana.

"Ah... Semua sibuk sama urusan masing masing , ma" ucap nya kembali pada game.

Ivana Mengangguk mengerti, "terus teman cewek mu itu, siapa namanya mama lupa?"

Erick mengerut kan kening nya,  "siapa? Amira maksud mama?" kini Erick kembali menatap mama nya.

Tecna dan Gissel yang dari tadi sibuk bergosip ria, kini ikut melihat ke arah sang mama saat menyebut nyebut nama Amira.

"Iya dia, kamu ga pernah ajak dia kesini lagi. Padahal mama udah kangen sama dia loh" ucap nya lagi.

Mendengar itu Erick tersenyum kikuk, bagaimana ia menjelaskan nya pada sang mama kalau Tecna melarang nya untuk tidak dekat dekat dengan Amira. Di tambah kejadian kemarin adalah hal yang tidak mengenakan jika di ingat.

"Engga ma, Erick kini udah jarang main  sama Amira." katanya yang sudah melirik Tecna yang kini balas melirik nya tajam.

"Loh kenapa?" kata Ivana terkejut, lalu dia melirik Gissel "apa karena Gissel?" lanjut nya tanpa sadar.

Gissel yang di bawa bawa tidak Terima,
"Kok jadi aku sih, ma?" katanya melihat sang mama kesal.

"Biasanya kalo ada Amira, kamu bawaan nya ngajak ribut terus sama dia. Padahal dia tuh anak yang baik menurut mama." ucap nya tanpa peduli bahwa Gissel sakit hati akan perkataan nya.

Tecna melirik dingin mama nya, "Tecna yang larang abang main sama dia." kata nya.

...









Continue Reading

You'll Also Like

68.3K 4.2K 20
Senja Athalia Raven tidak akan menyangka jika tiba-tiba tubuhnya tersedot ke dalam cahaya yang ada di dalam novel yang baru selesai ia baca. "Ini kay...
652K 38.9K 28
Celestine Lois Wijaya adalah seorang gadis cantik yang terkenal barbar,bad girl, keluar masuk BK, ceplas-ceplos, orangnya suka penasaran,dan yang pen...
511K 35.9K 38
🔞🔞🔞 Bangun tidur udah ada cogan disampingmu?! Hal tergila dalam hidup gue. Tapi ini KENYATAAN dan gue baru nyadar dia gak pake baju! "Mommy, udah...
47.6K 2.7K 40
‼️S1 + S2 completed‼️ Ericka Aileen di kehidupan pertamanya memilih mengakhiri hidupnya, tepat di malam pernikahan adik perempuannya yang selama ini...