KATRESNAN [END]✔

By wsosh_jh

510K 32.4K 441

Abian atau biasa di sapa Bian adalah bocah berusia 11 tahun, tubuhnya mungil dan berwajah manis. Hanya anak j... More

01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
Anak Baru👋

17

16.3K 1.1K 23
By wsosh_jh

¤¤¤

Motor trail Evan berhenti di depan sebuah gerbang yang tinggi menjulang. Lebih tinggi dari gerbang Mansion utama Arrow. Bahkan bangunan dibalik gerbang itu sebelas dua belas dengan milik Arrow.

"Udah sampai, turun" Perintah Evan.

Dengan susah payah Abian turun sendiri, maklum badannya kecil.

Anak usia sebelas tahun itu menatap gerbang tinggi itu dengan tatapan polosnya.

Evan mengeluarkan ponselnya dari saku, lalu mengotak-atiknya sejenak. Sebelum menempelkan benda persegi panjang itu pada telinganya.

"Ada paket spesial nih, jemput kedepan gerbang ya" Ujarnya lalu langsung mematikan panggilan itu tanpa menunggu sosok yang ia telpon membalas.

Evan diam memainkan ponselnya sambil menunggu sosok yang ia mintai kedepan, sedangkan Abian hanya diam menatap abangnya yang asik sendiri itu.

Wajah anak itu cemberut karena diabaikan.

Sekitar lima menit, gerbang tinggi itu terbuka. Membuat Abian menatap kearah gerbang, sedangkan Evan malah memakai helmnya dengan santai.

"Evan mau main Pi, nitip paket bentar ya nanti Evan ambil lagi" Serunya lalu tancap gas begitu saja.

Meninggalkan Abian yang menganga lucu melihat Evan yang pergi meninggalkannya.

Sebelum anak itu sadar saat tubuhnya di gendong.

"Main sama Papi dulu" Ucap Albert.

Wajah pria itu langsung berubah saat bertemu Abian, lebih bewarna.

"Ini rumah Papi ya?" Tanya Abian, anak itu sudah tidak lagi memikirkan Evan yang meninggalkannya, karena ia di tinggalkan pada orang yang ia kenal. Beda cerita kalau Evan nitipin Abian sama orang lain, bisa minta pulang anaknya.

"Iya, anak Papi udah sehat?" Tanya Albert.

"Udah Papi" Jawabnya.

"Maaf ya Papi belum sempat jenguk kamu di Mansion daddy mu" Ujar Albert membuat penjaga yang mendengar membulatkan mata.

Telinga mereka tidak salah dengar kan? Albert baru saja meminta maaf pada anak kecil yang tengah Tuan mereka gendong itu. Tandanya apa? Sosok kecil itu bukan anak sembarangan:)

"Main kesini sudah izin sama daddy mu?" Tanya Albert basa basi.

Abian menggeleng pelan.

"Tadi Ian mau ikut abang Evan, tapi abang malah bawa Ian kesini" Ceritanya.

Senyum Albert merekah, senyum licik lebih tepatnya. Tangan kekar itu mengambil ponselnya, lalu mengetik sesuatu di roomchat antara ia dan Evan. Setelah mengirim pesan itu, Albert malah semakin bagus moodnya.

"Ayo kita berkeliling, siapa tau anak Papi lebih betah disini, nanti biar jadi anak Papi saja" Ujar Albert.

Lagi-lagi pemikiran ingin merebut Abian dari Arrow terlintas di otak Albert.

Abian hanya cemberut mendengar ujaran itu, tentu saja ia tetap akan memilih Arrow. Karena pria baik itulah yang lebih dulu mengulurkan bantuan padanya. Hingga Abian bisa merasakan hidup layak seperti sekarang. Tanpa harus memikirkan besok mau cari uang dengan cara bagaimana?

Saking layaknya yang Arrow berikan, anak itu sampai terlihat begitu sehat. Bahkan asmanya begitu jarang kambuh, mungkin didukung gaya hidup yang baik serta tempat tinggal yang jauh lebih baik, dengan udara yang segar hingga membuat dada si kecil tidak protes.

•••

Malam harinya saat kembali dari Mansion ketiga, Mansion utama benar-benar kacau. Arrow mengamuk saat tidak mendapati putra kecilnya disana. Beberapa maid dan penjaga mengaku melihat jelas sang anak katanya dibawa oleh anaknya yang lain, lebih tepatnya yang di maksud adalah Evan.

Namun saat Arrow menelpon Evan, anak itu bilang ia hanya sempat bersama Abian hanya sebentar, remaja itu mengaku hanya bersama Abian sampai gerbang saja. Meski sebenarnya itu adalah sebuah kebohongan, tapi Arrow yang memang panik malah percaya begitu saja.

Akibatnya penjaga gerbang menjadi bahan amukan Arrow. Termasuk Fernon yang langsung Arrow perintahkan mencari Abian kerumah lamanya, takut jika anaknya pergi kesana. Padahal mau dicari kesana 100x pun tidak akan ketemu. Evan sendiri berbohong karena Albert yang meminta, karena dasarnya Evan itu dekat dengan adik dari ayahnya itu, mau-mau saja diajak berbohong.

"Saya tidak berbohong Tuan" Lirih salah satu penjaga.

Wajahnya sudah babak belur akibat Arrow. Ivan yang melihatnya sedikit meringis melihat ayahnya mengamuk.

Cleon sendiri belum pulang sejak pagi, karena kegiatan kampus dan juga ada acara dengan temannya, jadi tidak tau jika di Mansion sedang ricuh akibat Abian yang lagi disekap sama Albert.

"Jadi kau menuduh anak ku yang berbohong hah" Geram Arrow hendak kembali melayangkan pukulannya. Pria ini tidak senang Evan dituduh berbohong, padahal memang bohong.

"Dad stop, dia gak bohong" Seru Ivan membuat pukulan itu terhenti di udara.

Pria dewasa itu berbalik menatap nyalang anak ketiganya itu.

Ivan dengan santai mendekat, lantas menunjukan ponselnya pada sang ayah, berisi pesan Ivan dan Evan.

Disana tertera Evan mengatakan 'Bian gak ilang, dirumah Papi' begitulah kalimat yang tertera disana. Awalnya Ivan hanya mengirimi abangnya foto sang ayah yang tengah memukuli penjaga, tapi gak lama Evan malah ngaku kalau Abian gak di culik tapi dirumah Albert.

Arrow mengepalkan tangannya kuat, rasanya malah ingin semakin meledak.

"Papi kayanya nyuruh abang buat bohong" Ucap Ivan menahan tawa.

Sedikit lucu melihat wajah ayahnya yang semakin merah padam.

"Papi ngerjain Daddy" Ledek Ivan.

"Udah ketemu kan, jemput sana anak Daddy yang lagi diculik. Ivan mau mandi gerah liat Daddy ngamuk" Timpalnya santai lalu beralih naik kelantai dua.

Ivan juga awalnya panik karena mendengar Abian hilang. Tapi perasaannya tidak mengatakan anak itu kemana-mana. Dan tebakannya benar memang ada yang gak beres, dan nyatanya terbukti.

Ditengah anak tangga Ivan berbalik, menatap Arrow yang mulai melangkah menuju pintu utama.

Ivan terkekeh pelan melihatnya. Remaja itu lantas mengeluarkan ponselnya.

"Pi siap-siap ya" Ujar Ivan saat panggilan pada nomor yang ia tuju dijawab.

Suara tawa pelan terdengar dari seberang sana. Ivan ikut tertawa mendengar tawa pamannya itu.

Lantas memutuskan panggilan begitu saja, Ivan yakin satu atau dua memar akan muncul diwajah tampan adik dari ayahnya itu.

Albert memang suka menggoda abangnya sendiri, meski tau Arrow terkadang bisa membuatnya babak belur karena godaannya yang membuat sang abang marah.

•••

Disisi lain Albert menatap gemas wajah Abian yang tertidur diatas tempat tidur miliknya. Anak manis itu tertidur sambil memeluk guling dengan lucu.

"Hah..." Albert menghela nafas saat mendengar samar-samar teriakan dari luar kamarnya.

Itu pasti Arrow yang mengamuk tebaknya.

Tak mau membuat Arrow sampai kekamarnya dan membuat Abian terganggu, pria itu memutuskan turun untuk menemui abangnya.

"Suara mu berisik sekali, anakku hampir saja terbangun" Ujar Albert yang sampai di lantai satu, hal itu semakin membuat Arrow panas saja.

"Dia anak-ku bukan anak mu" Geram Arrow lalu menarik baju bagian bahu Albert.

Albert terkekeh, namun kekehan pria itu terhenti saat pukulan Arrow melayang pada rahangnya. Tebakan Ivan memang tak akan meleset.

"Evan yang nitipin kesini, bukan salah ku" Elaknya lalu mengusap pelan bekas pukulan Arrow, sakit sekali ternyata.

Arrow mengusap wajahnya kasar.

Albert menatap abangnya dalam diam. Lalu tersenyum tipis, Abian benar-benar bisa membuat abangnya itu terkecoh.

"Abian dikamar, tidur" Ujar Albert lalu menepuk bahu abangnya. Sudah tidak berani lagi membuat sang abang marah. Sudah cukup ia bercandanya.

Albert sendiri lantas mendudukan dirinya disofa.

"Kau hampir membuat ku membunuh para penjaga" Ucap Arrow penuh penekanan.

"Ya maaf" Balas Albert santai.

Arrow lantas berbalik dan menaiki anak tangga, pria itu membawa langkahnya menuju kamar adiknya.

Arrow membuka pelan knop pintu kamar, lalu mendekat pada tempat tidur Albert.

Terlihat jelas lah sosok mungil yang tertidur lelap ditengah-tengah tempat tidur, memeluk gulingnya dengan mulut kecilnya yang sedikit terbuka.

"Kau hampir membuat Daddy jantungan nak" Lirih Arrow lalu membawa perlahan tubuh kecil itu untuk dia gendong.

Abian menggeliat pelan, matanya terbuka sayu saat berpindah kegendongan ayah angkatnya itu.

"Daddy..." Gumam Abian pelan saat mengenali wajah tegas dan tampan itu.

"Iya sayang, kita pulang ya tidur lagi saja" Jawab Arrow lalu merebahkan kepala anaknya itu pada bahu lebarnya.

Abian mengangguk lalu kembali terpejam nyaman.

Arrow membawa langkahnya keluar dari kamar adiknya. Lantas turun perlahan dari lantai dua. Bertepatan dengan kaki Arrow yang menginjak anakan tangga terakhir, bertepatan pula dengan sosok lain datang.

Albert yang memang duduk disofa tersenyum tipis melihat kedatangan ayahnya.

"Halo Pak Tua, lihat anak sulung mu mempunyai anak baru" Seru Albert dengan wajah jenakanya.

Morgan Alaskan menatap anak keduanya itu datar. Sudah jengah dengan kelakuan Albert yang sedikit berbeda.

Lalu tatapan Morgan beralih menatap anak sulungnya yang menggendong sosok kecil.

"Kau menikah lagi tanpa memberitahu ku?" Tanya Morgan menuduh membuat tawa Albert meledak.

Arrow menatap nyalang adiknya, sebab tawa Albert membuat Abian gelisah.

Albert langsung berhenti tertawa saat melihat keponakan barunya terganggu.

"Aku tidak menikah lagi, dan tidak akan pernah. Minta anak mu yang itu saja menjelaskannya" Jawab Arrow lalu pergi begitu saja.

Morgan menatap anak keduanya.

"Ya akan aku jelaskan, jangan menatap ku seperti itu" Seru Albert saat ayahnya menatapnya tidak santai.

"Lagian kenapa pulang tidak memberitahuku?" Tanya Albert.

Karena Morgan baru saja kembali dari luar negeri, berkunjung ketempat teman lama untuk bertukar cerita.

"Tidak penting mengabari mu" Balas Morgan.

Albert mengangguk saja, lantas mengikuti langkah ayahnya. Menyiapkan kalimat panjang untuk menceritakan semuanya tentang Abian.

¤¤¤

•••
Kalau ada Typo tandai, part ini hampir aja kehapus gara-gara tangan aku salah pencet😭
Udah panik aku wkwkw eh taunya bisa balik🤣

•••
JANGAN LUPA VOTE & KOMEN🙏

Continue Reading

You'll Also Like

74.2K 4.8K 24
Yang Yasha tau, Papanya ada seorang pebisnis dari kota lain hingga membuat sang Papa hanya beberapa bulan sekali baru bisa pulang. Yang Yasha tau, Pa...
Who am I? By Mhyka62

Teen Fiction

656K 58.8K 52
Arga tidak pernah tau dimana orang tuanya berada. Sedari kecil dia sudah tinggal di sebuah mansion mewah dan diurus oleh salah satu pelayan yang beke...
288K 29.1K 27
Lava si anak tengil. Mungkin jika melihat dari sikap Lava sekilas, kalian akan mengatakan seperti itu. Lava si anak pembangkang, tidak memiliki sopan...
248K 20.4K 22
Piyo, kisah si bocah polos yang disayang oleh abangnya. "Abang jelek! " "Kamu mirip monyet! " "Abang induknya! " "Dasar gendut! " "HUWEEEE, IBU, ABA...