KATRESNAN [END]✔

By wsosh_jh

510K 32.4K 441

Abian atau biasa di sapa Bian adalah bocah berusia 11 tahun, tubuhnya mungil dan berwajah manis. Hanya anak j... More

01
02
03
04
05
06
07
08
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
Anak Baru👋

09

17.1K 1.1K 8
By wsosh_jh

¤¤¤

Abian terus menggeleng saat perawat ingin memasangkan masker oksigen padanya. Anak itu terlihat kesulitan mengambil nafas, tapi enggan ditolong.

"Pakai ya Dek, biar gak sesak. Bian gak capek nafasnya susah gitu Dek" Bujuk perawat namun anak itu tetap menggeleng, air matanya bahkan masih terus turun.

"Gamau...Bian mau tunggu...Om aja" Balasnya terbata.

Perawat itu pasrah.

"Yaudah jangan nangis lagi, nanti tambah sesak" Ucap Perawat itu sambil mengusap pelan dada Abian.

"Bian" Suara tegas dan beribawa itu membuat Bian menoleh.

Anak manis sebelas tahun itu langsung bangun dan menerjang tubuh tegap Arrow.

"Om bantuin....abang" Ujarnya sambil menangis.

Arrow memeluk lembut tubuh Abian yang basah itu. Entah kenapa mendengar tangisan lirih Abian membuat Arrow juga merasa aneh dengan hatinya, seperti merasa terluka.

Arrow gendong tubuh kecil itu, lalu membawanya kesalah satu brankar yang teronggok disudut ruang.

Pria itu peka, saat nafas Abian yang terdengar aneh dan juga perawat yang sejak tadi disana sambil memegang masker oksigen.

"Pasangkan" Perintah Arrow pada perawat yang sejak tadi diam memperhatikan. Cukup terpukau pada wajah tegas dan tampan milik Arrow.

"Ah baik" Responnya sedikit kaget, perawat wanita itu langsung memasangkan masker oksigen pada Abian. Kali ini anak itu tidak menolak, mungkin karena sudah lelah dan dadanya semakin sakit. Atau cukup tenang karena kehadiran Arrow didekatnya.

"Tolong jelaskan apa yang terjadi disini?" Tanya Arrow pelan tapi tetap saja suaranya yang berat membuatnya terkesan tegas. Tangan kekarnya setia menggenggam tangan kecil Abian. Abian bahkan membalas genggaman itu erat, takut bila Arrow pergi.

"Abang dari Bian tidak sengaja tertabrak truk saat berlari dari kejaran warga, karena ia ketauan mencopet. Dan sekarang abangnya dirujuk ke rumah sakit karena alat di klinik tidak memadai. Jadi Bian menangis karena ingin bertemu abangnya" Jelas perawat itu sambil mengelus surai Abian yang tampak lemah.

"Ke Rumah sakit mana?" Tanya Arrow.

"RS. PERMATA" Jawab perawat itu.

"Fernon, tangani" Perintahnya pada Fernon yang sejak tadi berdiri didekat sana.

"Baik Tuan" Ucap Fernon lalu mengeluarkan ponselnya. Tangan kanan Arrow itu lekas menghubungin kenalannya dan membereskan apa yang Tuan-nya minta.

•••

Arrow mengelus lembut surai Abian yang terlelap karena pengaruh obat. Setelah tadi diklinik mendapat penanganan, Arrow memutuskan membawa Abian ke rumah sakit dimana abang anak itu berada. Agar ketika Abian bangun tidak sulit menunjukan keberadaan Geri.

Untuk Geri sendiri, Arrow sudah mengurusnya. Pria itu juga sudah mengganti rugi pada pemilik dompet yang Geri ambil, agar pemiliknya mencabut tuntutannya terhadap Geri. Tentu saja Arrow memberikan dalam jumlah lebih, jadi pihak korban memilih damai.

Kondisi Geri sendiri cukup memprihatinkan, banyak luka serta patah tulang yang pria itu alami. Belum lagi cedera pada kepalanya membuat Geri harus mengalami koma dan tidak tau kapan terbangun. Semoga saja lekas membaik agar adik kecil Geri tidak sedih berkepanjangan.

Hari sudah sangat malam, itu sebabnya Arrow meminta dokter memberikan sedikit suntikan obat tidur untuk Abian. Agar anak itu terlelap nyaman, Abian pasti begitu terguncang atas apa yang menimpa abangnya. Meski bukan saudara kandung, tapi sejak kecil bersama membuat Geri segalanya bagi Abian.

Disaat orang tuanya membuangnya begitu saja, Geri malah meraihnya dan merawatnya dengan tulus. Jadi mana mungkin Abian tak sayang pada sosok itu.

"Tuan, apa Anda akan bermalam disini?" Tanya Fernon pelan, pria itu sejak tadi berdiri didekat Arrow.

"Ya, kau kembalilah" Jawab Arrow.

"Baik Tuan, saya izin pamit. Bila butuh sesuatu saya sudah menempatkan dua orang di luar ruangan" Pamit Fernon.

Arrow hanya mengangguk saja. Pria itu masih sibuk mengelus atau memainkan surai halus Abian.

Bahkan tangan satunya sibuk menggenggam hangat tangan mungil Abian yang terasa hangat. Anak itu memang terserang demam, bayangkan saja baru kembali dari klinik, lalu terguyur hujan, serta mendengar musibah yang membuatnya terkejut. Anak itu pasti begitu lelah mental dan fisiknya. Terlebih lagi Abian memang tetgolong anak yang lemah, tubuhnya cukup sering rewel.

"Ussshhh..." Lirih Arrow saat Abian gelisah, pria itu mengelus dahi Abian yang mengernyit.

Arrow merasa ia seperti tengah mengasuh bayi sekarang. Lagian Arrow juga merasa sudah lama tidak menjadi sosok sehangat ini. Padahal sebenarnya Arrow termasuk pria yang hangat, ia memang bukan tipikal orang ramah, tapi tidak juga sepenuhnya bersikap dingin. Ada masanya ia bersikap hangat, terlebih pada keluarganya. Arrow itu hanya terlalu lama sendiri, terlebih anak-anaknya sudah pada remaja dan dewasa, tidak ada anak Arrow yang bersikap manis. Sehingga membuatnya tidak bisa menunjukan sikap hangatnya, apalagi anak-anak Arrow juga bukan tipe yang suka manja-manja, malah sebaliknya anak-anaknya itu tak kalah dingin.

•••

"Selamat pagi" Sapa Arrow pelan saat melihat Abian terbangun.

Pria itu bahkan tidak tidur sama sekali sejak semalam, malah sibuk memandangi Abian yang terlelap. Apa tidak bosan pak?

"Jangan bangun terburu seperti itu, kepalamu bisa pusing" Tegur Arrow saat Abian mendudukan dirinya tergesa.

"Abang, Bian mau sama abang" Serunya tak sabar, mata itu mulai berkaca-kaca lagi.

"Tenang dulu, biar Om bawa ketemu abang kamu" Ucap Arrow berhasil membuat Abian lebih tenang.

Arrow meraih air putih didalam gelas yang terdapat di nakas. Lantas menyodorkannya pada Abian.

"Minum dulu" Ujarnya.

Abian patuh anak itu menerimanya karena memang haus juga.

"Ayo kita lihat abang kamu" Ajak Arrow, pria itu mengambil infus yang tergantung setelah membawa tubuh Abian dalam gendongan koalanya perlahan. Satu tanganya menahan beban tubuh Abian, satunya ia gunakan memegang kantung infus.

Abian merebahkan kepalanya dibahu tegap Arrow.

"Abang gak akan ditangkap polisi kan Om?" Tanya Abian pelan.

"Tidak akan" Jawab Arrow.

Tak lama keduanya sampai.

"Abang..." Lirih Abian saat Arrow membawanya melihat Geri dari balik kaca.

"Kita lihat dari sini dulu, nanti kalau abang mu sudah lebih baik baru lihat dari dekat" Jelas Arrow, karena saat ini kondisi Geri belum bisa dijenguk dalam jarak dekat.

Abian mengangguk, namun air mata anak itu luruh. Hatinya sakit melihat kondisi abangnya.

"Jangan menangis, abang mu akan baik-baik saja" Ujar Arrow.

"Bian mau ucapin terima kasih banyak sama Om, karena udah mau nolongin abangnya Bian" Ucap Abian tulus.

Arrow tersenyum tipis dan mengangguk.

"Abang pasti sembuhkan?" Tanya Abian.

Arrow mengangguk seolah pria itu tau bagaimana kondisi Geri kedepannya.

"Tentu, dia tidak mungkin meninggalkan mu" Jawab Arrow.

"Ingin sarapan sekarang? Perut kecil mu itu berbunyi terus" Tanya Arrow.

Sejak tadi perut Abian memang terdengar samar mengeluarkan bunyi.

Abian mengangguk saja, lagian dia memang lapar karena tidak makan sejak siang kemarin.

"Bian jalan aja ya Om, nanti Om capek gendong Bian terus" Ujar Abian, anak itu tak enak hati atas kebaikan Arrow padanya.

"Tidak papa, tubuh mu tidak seberat itu" Balas Arrow.

Abian pasrah.

Abian menikmati afeksi Arrow padanya. Pria dewasa itu membuat Abian seolah merasakan sosok ayah. Abian tak tau rupa wajah orang tuanya, tapi Abian rasa hangatnya sosok ayah pada anaknya, pasti seperti Arrow yang hangat terhadapnya.

¤¤¤

•••
Nah udah kan, Geri gk aku jadiin Ubi🍠

Kalau nemu Typo tandain bestie~
•••
JANGAN LUPA VOTE & KOMEN🙏

Continue Reading

You'll Also Like

771K 47.9K 34
Devan pemuda manipulasi yang transmigrasi ke tubuh seorang figuran yang polos dan tinggal sendiri di kosan.
307K 47 7
FOLLOW AKUN INI DULU, UNTUK BISA MEMBACA PART DEWASA YANG DIPRIVAT Kumpulan cerita-cerita pendek berisi adegan dewasa eksplisit. Khusus untuk usia 21...
672K 71.5K 24
Hanya menceritakan kisah seorang remaja yang berumur dua belas tahun, remaja menggemaskan yang bisa membuat siapa saja tak berkedip memandangnya. tin...
288K 29.1K 27
Lava si anak tengil. Mungkin jika melihat dari sikap Lava sekilas, kalian akan mengatakan seperti itu. Lava si anak pembangkang, tidak memiliki sopan...