Dark Obsession (TAMAT)

By chanie1001

2.6M 83.6K 944

#Dewasa More

1. Mulai Terobsesi
2. Darka Mulai Beraksi
3. Berhasil Memiliki
4. Gara-Gara Luka
5. Di Kenalkan
6. Kejutan Dan Mobil
8. Darka Tega Dan Mengantar Delin
9. Mampir Ke Hotey Dan Hukuman Kejang
10. Di Sambut Bahagia Walau Sebentar
11. Darka Gila Tak Pernah Lelah
12. Di Terkam Pagi
13. Gara-Gara Senyum
14. Main Cepat Dan Kecantikan Delin
15. Kehangatan Dan Ketahuan Kiss
16. Pengalaman Pertama Dan Kemarahan Darka
17. Akhrinya Video Di Hapus
18. Berangkat Liburan Dan Paha
19. Menikah? Dan Delin Suka
20. Suncreen Dan Kostum Nanti Malam
22. Darka Si Usil M*sum
23. Darka Terpikat
24. Club Malam
26. Deril Dan Mau Anak
27. Kesibukan
28. Rencana Tuhan Dan Anak Kita
30. ASI Dan Kiss Tulus
31. Bayi Besar Dan Main Cepat
32. Akhirnya Menikah
34. Predator Dan Ella
35. Protektif Papa
37. Gaun Tidur
38. Menidurkan Darka Setelah Ella
39. Main Di Kantor
40. Papa Mesum Dan Main Sebentar
41. Melepas Rindu Dan Olah Raga
42. Kecemasan Dan Obatnya

43. Sempurna

59.9K 1.5K 20
By chanie1001

Darka menatap Ella yang riang dibalik kaca mata hitamnya. Ceritanya mereka bermain ke tempat permainan yang dipenuhi wahana. Tentu saja semua yang ada di sini sudah dia sewa setengah hari.

Darka jadi semakin protektif dan ketakutan setiap detiknya. Dia tidak ingin kehilangan Ella dan Delin dengan cara yang menyeramkan.

Darka menoleh pada pengawalnya yang mendekat dengan anak laki-laki yang lebih tinggi dari Ella, terlihat dewasa dari usianya saking tinggi.

Darka tersenyum tipis. "Senang bertemu denganmu, guardian angel Ella." ucapnya.

Anak laki-laki itu hanya diam menatap datar. Sungguh sulit membaca isi hatinya.

Darka menepuk bahunya sekilas. Dia mempercayakan semuanya. Orang hebat di dunia gelap itu tidak akan mungkin memberikan sesuatu yang akan memalukan dirinya.

"Ella sedang bersama ibunya," Darka menunjuk Ella yang asyik tertawa bersama Delin di wahana gelas berputar itu.

Laki-laki itu hanya diam menatap anak kecil yang begitu riang bahagia. Entah kenapa perasaannya berubah marah.

Kenapa masa kecilnya suram, tidak ada kebahagiaan sedangkan anak itu dengan riangnya tertawa.

Tangan kecilnya terkepal. Rasanya anak perempuan itu tengah mengolok-oloknya.

"Bermainlah seolah pengunjung di sini," Darka memilih ke tempat makan, dia akan memesankan makan siang.

Ella dan Delin pun turun tak lama dari itu. Ella terlihat bahagia.

"Mama, walau pengunjung sedikit tidak seperti di film, tapi tempat ini seru!"

Ini hari ulang tahun paling bahagia.

Ella menatap anak laki-laki yang menatapnya aneh. Ella tersenyum, membiarkan Delin berbincang dengan Darka.

Ella tak bisa berpaling karena dia melihatnya terus. Ella mulai takut.

"Dia bisa bermain dengan kamu, tidak usah takut," Darka mengusap kepala Ella.

Ella pun mulai menatapnya lagi. Entah dorongan dari mana, Ella mendekatinya. Ini pertama kali papanya mengizinkannya untuk bermain dengan orang asing. Rasanya baru.

Ella senang.

"Kakak mau main dengan Ella?" kedua matanya berkedip polos. Begitu cantik sampai membius pengawal yang melintas bagai pengunjung.

"Nama kakak siapa?"

"Guardian."

"Panjang," keluh Ella lucu. "Kak Ardi, Ella maunya manggil gitu," kekehnya lucu.

"Woah! Ella semakin lancar bilang R.." heboh Ella.

Ella mengajak Ardi kesana kemari. Menaiki wahana yang tidak terlalu ekstrim. Ardi terlihat diam saja bagai patung.

Ardi ingin rasanya mendorong Ella dari wahana hingga cidera. Dia ingin Ella merasakan sakit yang dia rasakan.

Ardi terus saja mengikutinya, menatap senyum yang polos bagai mengejek itu. 

***

"Apa Ella bisa ketemu kak Ardi lagi, papa?" Ella duduk di samping Darka yang sedang membuka permennya.

"Saat besar nanti, sekarang Ella hanya perlu hibernasi." balas Darka.

"Oh iya, Ella.." Delin masuk ke obrolan papa dan anak itu.

"Ya, mama?"

"Apa boleh mama dan papa pergi ke Paris?" Delin baru ingat soal rencana itu. Jika Ella tidak masalah dia akan mengabulkan keinginan Darka untuk bulan madu kedua.

"Ella kenapa tidak ikut?" Ella mulai menjilati permennya dengan anteng.

"Ella harus belajar main piano,"

"Dan hibernasi," tambah Darka.

"Ah iya!" kekeh Ella dengan lucunya.

"Jadi boleh mama pergi sebentar? Janji, nanti mama akan bawa hadiah saat pulang," bujuknya yang membuat Darka mesem-mesem senang karena Delin mau mengusahakan keinginannya.

"Oke, tidak masalah! Ella harus hibernasi, Ella harus mengalahkan cantiknya mama!" serunya polos.

Delin terkekeh. "Ella akan menang kalau begitu," balasnya.

"Tapi belum, Ella masih besar pipinya, belum cantik.." Ella menggelengkan kepala serta jari telunjuk tangan kanannya serius namun lucu.

"Tapi lucu," Darka mulai usil sampai Ella kewalahan karena geli.

Delin hanya tersenyum bahagia melihatnya. Jika Ella sudah setuju, maka Delin harus menyiapkan semua pakaian.

***

"Ella jangan membuat nenek lelah," nasehat Delin.

"Oke." Ella tersenyum manis pada Delin dan Denada.

"Cucu nenek yang cantik ini tidak mungkin membuat nenek kelelahan, nenek sering dipijat, nenek kangen Ella pijat tangan," Denada mengusap rambut cucunya.

"Siap! Ella akan pijat nenek!"

Darka tersenyum lalu merangkul Delin. "Kalau begitu, papa dan mama harus pergi." pamitnya.

Ella terlihat seperti akan menangis namun Denada segera ajak ke dalam lalu bertemu Demian dan keduanya bermain dengan akur.

Demian juga terlihat menyukai anak kecil. Membuat Ella nyaman.

Delin dan Darka sudah pergi menuju bandara dengan mudah.

"Nenek, apa mama akan pulang bawa adik?" Ella terengah karena berlari menghampiri neneknya yang tengah memotong buah-buahan.

"Kata siapa itu?"

"Om Demi, nenek." Ella menunjuk Demian yang berjalan mendekat dengan lelah. Mengajak main Ella yang semakin lincah tidak mudah lagi.

"Demi!" tegurnya.

"Katakan pada mama dan papa nenek, Ella tidak mau adik! Ella akan sulit hibernasi lalu saat besar nanti Ella akan jelek!" cerocosnya menggemaskan.

Demian sampai tertawa mendengarnya. Namun di sisi lain dia agak iba. Ella begitu di kekang.

Rumahnya saja kini sangat di penuhi pengawal. Demian sudah tahu semuanya. Dia jelas maklum kenapa Darka selebay itu.

***

Delin menahan tubuhnya yang berdiri hanya bertumpu pada nakas yang ada di hotel khusus dewasa itu.

Ruangannya serba merah, banyak alat-alat baru yang Delin temui. Tapi dia tahu, Darka pasti sudah tahu dengan alat-alat itu makanya ingin mencoba menginap beberapa hari di hotel ini.

Delin terpejam sesaat saat merasakan tubuhnya bergetar lalu dia menatap tangannya yang tiba-tiba diraih dan diborgol.

“Kesalahanmu hanya karena terlalu enak,” bisiknya lalu membawa Delin ke atas kasur. Sudah cukup bermain dengan semua alat yang ada.

Darka akan menyelesaikannya lalu beristirahat sebelum dia dan Delin makan malam.

Masih banyak malam lainnya, Darka harus menunda dulu sebagian imajinasinya.

***

"Kita seperti anak remaja kasmaran, sayang." bisik Darka geli sendiri.

Delin mengangguk, menatap jemarinya yang saling bertaut. "Anggap kita pacaran aja ya, kitakan ga pernah senormal itu." kekehnya.

Darka mengangguk. Makanya dia mengajak untuk honeymoon kedua. Dia ingin mengalihkan pikiran juga.

Kasihan Delin, belakangan ini selalu dia abaikan karena masalah dan bisnis.

"Tempat ini indah," Delin terlihat menikmati liburan kali ini.

"Hm, sudah satu minggu kita di sini. Tapi, tetap sama."

"Sama seperti kita." Darka tersenyum. "Rasa sayang, cinta dan apapun itu akan selalu sama. Aku akan membuatmu tidak akan pernah bosan." Darka terlihat bersungguh-sungguh.

Delin mengulum senyum bahagia. "Aku senang. Kamu semakin banyak berubah, bahkan aku lupa bagaimana kamu yang dulu," jujurnya.

Darka menghentikan langkahnya, membiarkan sedikit air laut menyentuh kakinya yang penuh pasir lembut.

"Aku sadar, obsesiku keterlaluan, sangat buruk dan membuatmu pasti sangat membenciku saat itu. Tapi aku tidak menyesalinya, aku paham kenapa saat itu aku sangat terobsesi ingin memilikimu, ternyata kebahagiaan yang diberikan akan sehebat ini. Memilikimu dan Ella. Rasanya sudah sempurna."

Delin jadi berkaca-kaca mendengarnya. Delin mengusap jemari Darka yang menggenggam jemarinya.

"Sungguh, aku senang dicintai sebesar saat ini," suara Delin terdengar agak bergetar saking terharu. "Semua demiku dan Ella, aku tahu kesulitan kak Darka.." kekehnya diakhir saat memanggilnya kak Darka lagi.

Delin menjatuhkan air matanya tak bisa ditahan lagi.

"Akan lebih sulit jika kehilangan kalian," Darka mengecup lama kening Delin lalu pipi dan bibirnya sekilas.

"Aku sungguh bahagia, aku mencintai kak Darka, sangat mencintainya," Delin semakin menjatuhkan air matanya namun dengan senyuman merekah penuh haru.

Darka tersenyum mendengarnya, dia bahagia dengan hidupnya saat ini. "Sempurna." lalu Darka mendekatkan wajahnya dan mencium mesra bibir istrinya.

"Aku lebih mencintaimu, Delin." bisik Darka disela-sela nafasnya yang terengah saat ciuman keduanya terlepas.

Delin tersenyum lalu kembali menabrakan bibirnya. Keduanya terlihat asyik berdua, membiarkan sunset menyoroti indahnya kedua cinta yang awalnya penuh kesalahan.

Belajar dari kesalahan. Darka akan berusaha semakin baik lagi. Dia akan menebus kesalahannya dengan kebaikan antar sesama manusia. Dia harap karmanya tidak pernah menyentuh Ella.

TAMAT

Continue Reading

You'll Also Like

122K 10.7K 29
"Semua udah berakhir, tolong lepasin aku. Aku mohon." "Gak akan, sebelum aku menyiksa mu seperti di neraka." ____ WARNING! CERITA INI 1821+ GUYSSS! K...
3.3M 179K 38
Siapa yang tak mengenal Gideon Leviero. Pengusaha sukses dengan beribu pencapaiannya. Jangan ditanyakan berapa jumlah kekayaannya. Nyatanya banyak pe...
15.1K 992 31
𝐒𝐩𝐢𝐧-𝐨𝐟𝐟 𝐎𝐡, 𝐌𝐲 𝐆𝐢𝐫𝐥! Gracia Angelica, gadis remaja yang tumbuh dalam asuhan kakeknya. Dia tidak pernah tahu rupa kedua orang tuanya...
1.4M 68K 51
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...