MARVELO ANDROMEDES

By alyaa_rakus

515K 39.4K 1.3K

jiwa seorang pemuda yang gila karena mental nya yang kian hancur dan melebur. melakukan apapun tetap membuat... More

Satu
Sepuluh
Sebelas
Dua belas
Dua
Tiga belas
Empat belas
Lima belas
Tiga
Enam belas
Delapan belas
Empat
Lima
Tujuh belas
Sembilan belas
Enam
Tujuh
Delapan
Sembilan
Dua puluh
21. Dua satu
22. Duapuluh dua
23. Duapuluh tiga
24. Duapuluh empat
25. Duapuluh lima
26. Duapuluh enam
27. Duapuluh Tujuh
28. Duapuluh delapan
29. Duapuluh sembilan
30. Tiga puluh
32. Tigapuluh dua
33. Tigapuluh tiga
34. Tigapuluh empat
35. Tigapuluh lima
36. Tigapuluh enam
37. Tigapuluh tujuh
38. Tigapuluh delapan
39. Tigapuluh sembilan
40. Empat puluh
41. Empatpuluh satu
42. Empatpuluh dua
43. Empatpuluh tiga
44. Empatpuluh empat
45. Empat lima
46. Empat enam
47. Empat tujuh
48. Empat delapan
49. Empat sembilan
50. Lima puluh
Extra part. 1

31. Tigapuluh satu

6.5K 600 14
By alyaa_rakus

Marvel tau jika keluarga nya itu kejam, dan lagi. Sedikit demi sedikit ia tau tentang rahasia yang keluarga Andromedes coba sembunyikan dari nya. Namun Marvel tak juga terlalu ingin tau, namun sebagai bagian dari sebuah keluarga seharusnya memang dia harus tau bukan. Dari mulai opsi pertama yang dia pikirkan tentang Archie, yang saat ini ternyata sudah tewas mengenaskan, bahkan tubuh gadis itu termutilasi lebih dulu, lalu kemudian di bakar hingga hangus. Dari mana ia tau? Tentu saja dari Alpha. Kemarin dia sempat menghabiskan waktu seharian dengan kakak ketiga nya itu. Dengan desakan dan aura memikat nya, membuat Marvel berhasil mengetahui tentang kedua wanita ular itu. Sebenarnya dia juga ingin ikut menyiksa gadis itu, namun keluarga nya lebih dulu membunuh mereka. Dan lagi sebenarnya dia menunggu seseorang yang saat itu berada dalam waktu penyiksaan nya. Namun penantian konyol nya kini malah terpenuhi oleh James. Karena sang ayah kini memerintahkan Anthony untuk menjadi pengawal pribadinya. Dan kini, Kim dan Anthony setia berdiri tegap di samping kanan dan kiri anak itu. Mereka berdua kini menjadi pengawal pribadi nya.

Marvel kesal? Tentu saja, namun titah mutlak dari James membuat nya tak bisa berkutik. Namun tanpa ia ketahui, mereka semua kini memiliki ketakutan terbesar. Yaitu, takut kehilangan si bungsu lagi. Sudah cukup dulu mereka selalu tersiksa secara batin karena hidup mereka yang terlalu tak tentu arah. Dan lagi, semenjak perubahan Marvel Kini membuat mereka semua selalu berpusat pada si bungsu. Marvel poros hidup mereka. Mereka memang terlebih memilih diam, namun percayalah jika mereka semua selalu memperhatikan anak itu di manapun dan kapanpun. Hanya Marvel saja tak tau, James itu tak pandai dalam mengutarakan isi hatinya, tak pandai membuat ekspresi. Namun di balik semua itu, James sosok seorang ayah yang selalu menaruh sedikit perhatian pada keempat putra nya. Hanya saja caranya yang berbeda, seperti roda yang selalu berputar. Hingga di mana James yang selalu berada di titik atas kini malah turun ke bawah. Sisi yang selama ini tak pernah memperdulikan kehadiran putra putranya, kini justru menjadi sosok ayah yang begitu over mengenai keempat putra nya, bahkan si bungsu yang lebih terkena imbas karena sifat Over James.

Marvel terus mengayunkan kaki nya yang kini di celupkan ke kolam berenang. Kicauan burung terdengar ke indra pendengaran nya. Suasana asri dari taman Belakang mansion membuat anak itu kian betah berada di sini, sedikit bosan karena James barusan tadi pamit untuk menghadiri acara yang kolega nya sedang adakan. Sebagai bentuk kerja sama antara perusahaan kolega yang hampir saja bangkrut, dan lagi James setia membantu menyepakati kerja sama yang di ajukan perusahaan kolega yang hampir bangkrut. Bukan semata mata karena James itu dermawan, namun karena pria itu bisa melihat peluang dan perkembangan pesat yang akan terjadi pada Perusahaan yang hampir gulung tikar itu, nantinya jika sudah berkontrak dengan perusahaan nya. Pemikiran James itu licik dan tindakan dari pria itu sangat lah susah di tebak. Hingga kini perangai licik itu menurun pada si sulung. Banyak yang menganggap jika Enigma itu jiplakan James yang sesungguhnya. Lalu sikap yang susah di tebak begitu ketara dan menonjol pada diri Imanuel, putra kedua Charlotte dan James itu sangat susah di tebak.

Ah, jangan lupakan sikap arogan dan penuh ambisi James kini menurun pada putra ketiganya, Alpha Stevan. Pemuda labil itu sungguh memiliki tempramen yang buruk. Namun walaupun dia sering bersikap arogan. Namun tak bisa mengelak dari kenyataan jika semua apa yang di katakan pemuda itu, setiap alasan di balik sikap arogan nya. Selalu saja terselip sebuah kebenaran, Pemuda itu memang arogan dan tak pandang bulu. Namun walau begitu Alpha selalu bisa mengambil keputusan secara cepat, pintar dan benar ada nya.

"Tuan Kecil, sekarang waktunya anda sarapan." Kim lebih dulu membuka suara nya setelah tadi hampir satu jam mereka di sini menemani si bungsu. Marvel melirik santai arah dia pria yang hanya menampilkan wajah datar mereka. Entah mengapa saat melihat wajah babak belur Anthony membuat nya merasa lucu, dia sempat berbisik dengan Kim mengenai tentang Anthony. Kim mengatakan jika James menyiksa pria itu habis habisan, bahkan sang ayah juga sempat ingin membunuh pria itu, namun karena telah membantu bungsu nya saat di sekap, namun pria itu turut andil dalam penyiksaan si bungsunya. Jadilah James melepaskan pria itu dengan syarat, Anthony harus bekerja pada nya. Dan jadilah, James memberikan tugas utama dan pertama bagi Anthony, yaitu menjadi pengawal pribadi si bungsu bersama Kim.

Marvel berdiri dari duduknya, melangkah ke arah kedua pria datar itu. Tangan kecil itu menggenggam tangan besar Kim dan Anthony. Terdiam sejenak hingga sampai akhirnya mengikuti langkah kecil Marvel yang berjalan memasuki Mansion. Sarapan menjelang siang itu Marvel laksanakan, seperti biasa kedua pengawalnya hanya diam memperhatikan anak itu makan. Terkesan rapi, elegan dan sopan.

"Ayo! Temani aku jalan-jalan, nanti aku kasih permen kapas. Tenang aja, kita beli nya pakek uang James!!"

****

Untuk pertama kalinya James mengajak bungsunya ke markas DiamondGolden, setelah mempertimbangkan akhirnya James membawa bungsunya bersama dengan nya ke Markas DiamondGolden yang terletak di hutan milik keluarga Andromedes yang berada di Indonesia, ini bukan markas utama DiamondGolden. Ini hanyalah markas yang berada di indonesia. Butuh setidaknya 3 jam dari mansion untuk bisa sampai ke sini. Bangunan besar berlantai dua menjadi landasan mereka setelah tadi hampir setengah jam berkendara memasuki hutan belantara. Hutan pinus itu terlihat menyeramkan, hanya sedikit cahaya matahari yang bisa masuk. Dan lagi kabut di mana mana. Namun James terkekeh ringan saat bungsunya tampak tak terganggu akan hal menyeramkan itu, justru anak itu malah berdiri tegap di depan nya layak nya seorang bos dan dirinya asisten pribadi si bungsu.

"James, sekarang kau menjadi asisten pribadi ku saat ini. Ayo ikuti aku, kau baru pertama kali datang ke sini. Jadi aku akan menuntun mu," Dengan penuh percaya diri Marvel mengatakan itu. James menaikkan sebelah alis nya mendengar ucapan si bungsu. Namun tak ayal pria empat anak itu segera mengangguk tegas.

"Dipersilahkan tuan Marvel," James membuka pintu utama Markas lalu mempersilahkan si bungsu untuk masuk ke dalam markas. Marvel mengangguk, dengan wajah cengo nya. Anak itu memasuki markas itu, netra ice blue itu meneliti sekitar, ketukan sepatu pantofel terdengar nyaring kala kaki kecil itu melangkah lebih dalam.

"James! Jalannya pelan pelan aja, berisik tau suara sepatu mu," Marvel berkacak pinggang menatap James yang saat ini mengangguk dan mulai melepaskan sepatu pantofel nya. "Ini kemana lagi kita jalan, dari tadi sepi amat kayak gak ada kehidupan." Si bungsu kembali membuka suaranya hingga suara khas si bungsu terdengar nyaring di dalam markas berlantai dua itu.

"Lurus saja, lalu jika bertemu pintu bercat coklat kayu. Segera masuk ke sana," James bersedekap dada dan kembali mengikuti langkah si bungsu dengan langkah lebar nya. Sembari berjalan, James menggulung lengan kemeja hitamnya sebatas siku.

Marvel terdiam kaku saat melihat atensi dua orang pria berpakaian hitam kini berdiri tegap di depan pintu bercat coklat yang tadi James tunjukkan padanya. Marvel merasa takut sendiri melihat tatapan mereka yang menatap datar dirinya. Hingga tanpa sadar anak itu meringsut mundur lalu bersembunyi di kaki James. "Ada apa? Bukankah kau ingin memimpin jalan, namun mengapa malah mundur," James berujar santai. Dengan tangan yang menarik lembut lengan si bungsu, Marvel merengut saat dirinya kembali berdiri di depan. Sibuk dengan ketakutan nya sendiri, tanpa ia ketahui James memberikan Kode pada kedua pria tadi hingga sepersekian detik kemudian, kedua pria itu membukakan pintu bercat kayu itu lebar. Mempersilahkan Marvel masuk lebih dulu.

Semua pasang mata memusatkan atensinya ke arah Marvel semua tak terkecuali. Namun raut datar semua pria yang ada di dalam ruangan luas itu terlihat menegang namun tak sedikit juga ada yang terkejut hanya saja tertutupi wajah datar mereka. Bagaimana tak terkejut saat melihat ketua mereka yang begitu berwibawa dan menyeramkan namun kini tampil berdiri di belakang seorang bocah laki-laki. Sambil menenteng sepatu Pantofel nya di tangan kanannya.

James menundukkan kepala nya ke samping kepala si bungsu. "Ayo, sekarang persilahkan asisten mu ini duduk. Kaki ku terasa pegal karena terlalu lama berdiri," Bisikan dari James membuat Marvel mulai menelisik sekitar hingga tangan nya menunjuk kursi kosong yang berada tepat di ujung meja.

"Di sana, ayo. Kau duduk di sana saja," Si bungsu kembali mentitah James Dean suara yahh cukup besar nya. Tak tau saja jika semua yang ada di dalam ruangan itu menahan nafas mereka yang terasa menipis saat ketua DiamondGolden itu di bentak oleh seseorang. Bahkan yang lebih mencengangkan lagi adalah saat sang ketua hanya diam menuruti semua yang bocah itu perintahkan pada ketua mereka. Hingga ruangan itu kembali serius saat James duduk angkuh di kursi tempat James selalu duduk saat tengah mengadakan perkumpulan anggota DiamondGolden. Marvel memilih duduk di kursi yang baru saja di sediakan oleh anggota DiamondGolden yang berdiri tepat di belakangnya. Jarak mereka berdua cukup jauh, karena Marvel juga ikut duduk di kursi yang berada di ujung
Sebelah kiri meja panjang, sedangkan James yang duduk di kursi ujung meja panjang sebelah kanan.

Suasana di isi keheningan, sampai akhirnya suara tegas James mengudara. Namun ia sama sekali tak mengerti apa yang di ucapkan James. Jika Bahasa Inggris dia masih mengerti, karena dirinya memang paling pintar jika berdebat bahasa Inggris. Namun sekarang James mengucapkan beberapa hal dalam bahasa asing. Bahkan semuanya fokus pada hal yang di ucapkan James, sesekali  mereka melirik ke arah laptop yang menyala di depan mereka masing-masing. Benda lebar yang tertekuk itu selalu menjadi pusat perhatian dari James, membuat Marvel kesal sendiri. Apa dirinya di ajak ke sini hanya untuk mendengarkan perdebatan asing di telinganya itu. Memilih bungkam dengan memainkan ponsel milik James yang tadi ia ambil di atas meja pria itu.

__________

James terus menerus menatap lekat ke arah layar Laptop. Jari kanannya terus memutar-mutar pulpen yang berharga jutaan. Mulutnya diam dengan kelereng legam nya yang terus terkunci pada benda canggih di hadapan nya saat ini. Tanpa pria itu sadari, sedari tadi si bungsu nampaknya sudah bosan dengan pemandangan di depan nya ini. Bergerak ke sana kemari guna mencari kesibukan, namun yang ada di depan matanya hanyalah wajah wajah datar mereka semua yang tengah sibuk. Namun ia juga tak tau jika James dan seluruh kelompok DiamondGolden terus membicarakan tentang objek yang sedari tadi merasa bosan sendiri di ruangan itu. Hingga netra Sejernih ice itu berbinar saat melihat benda yang belum pernah ia lihat sebelum nya. Sebuah senapan laras panjang yang tergantung rapi di dinding marmer tepat di sudut ruangan luas itu. Berjalan ke arah lain tanpa di ketahui semua orang, hingga tangan Marvel mulai menyentuh benda panjang itu. Mengkerut bingung saat merasa aneh dengan benda hitam panjang itu.

"Bukan kah ini sejenis senjata yang sering digunakan untuk perang?" Bertanya pada dirinya sendiri namun anak itu hanya acuh tak acuh dan mulai mengarahkan moncong senapan itu ke arah kaca tebal yang berada tepat di depannya. Menutup mata sebelah kiri nya, jari telunjuk nya yang kini menekan pelatuk senapan itu hingga di detik terakhir timah panas keluar dari begitu cepat dari moncong senapan itu.

Dorr!!!

Bunyi yang begitu besar dan nyaring itu terdengar, begitu juga dengan kaca tebal yang terlibat retak namun tak menimbulkan bahwa kaca itu pecah. Marvel menegang seketika dengan yang ia perbuat tadi. Namun di sisi lain dia berdecak kagum, apalagi jantung yang berdebar kencang lantaran kaget. Hingga Senapan yang masih di peluk nya itu di rampas paksa oleh seseorang.

"Apa yang kau lakukan Marvel?" Geram James tak tertahan. Jantung nya di buat berhenti saat itu juga kala melihat si bungsu yang baru saja menembakkan senapan laras panjang itu ke arah kaca. James memberikan senapan ke salah satu anggota DiamondGolden. Pria itu langsung mengendong badan si bungsu ala bridal. Menaruh bungsu nya tepat di atas pangkuannya, kelereng legam James terus menyongsong ke ice blue yang nampak menatap nya polos itu.

"Apa!? Senjata tadi bagus, keren aku juga ingin mencobanya lagi nanti." James menghela nafas kasar mendengar seruan si bungsu yang tidak ada kapok kapok nya. Bahkan anak itu hanya menunjukan raut tak bersalah nya kepada sang ayah, padahal dalam hati nya terus memarahi si bungsu karena telah membuat jantung nya hampir saja copot saat itu juga.

"Anak nakal," James mencubit hidung anak itu. Namun Marvel hanya acuh tak acuh, netra nya tak sengaja melirik ke arah layar laptop yang sedari tadi menjadi pusat perhatian pria itu. Di detik berikutnya Marvel terkejut saat menekan Mus laptop dan ternyata semuanya hanyalah foto fotonya yang sedari tadi di lihat pria itu. Memicingkan mata nya hingga James hanya diam sembari menaikkan sebelah alis nya membalas tatapan si bungsu.

"Kau tidak berniat menjual ku kan, dasar duda anak sepuluh!!" Pekik si bungsu dengan menusuk pipi tirus James. Membuat para anggota DiamondGolden yang lain nya berusaha mati matian menahan tawa mereka yang hampir meledak saat itu juga.

James bertambah bingung dengan ucapan si bungsu, hingga pria itu menarik pinggang si bungsu sehingga tubuh si bungsu sepenuhnya bertumpu di dada nya. Di selipkan nya anak rambut Marvel ke belakang telinga. "Bagaimana bisa aku menjual mu, jika pada dasarnya saja kau itu poros hidup ku. Aku Daddy mu jadi jangan berpikir aneh aneh, Dear." Marvel tersenyum kecut mendengar bisikan sang ayah. Jantung nya seakan berdetak kencang karena mendengar suara James. Marvel memilih meringsut ke dekapan hangat James, tangan nya sibuk bergelantungan pada kancing kemeja pria itu. James hanya diam membiarkan si bungsunya sibuk pada kancing kemeja nya.

Dalam diam, semua anggota DiamondGolden berseru bahagia melihat Ketua mereka yang nampak begitu bahagia saat ini, tertera jelas dari raut wajah pria itu. Walaupun masih tetap datar sekalipun, selama ini mereka hanya melihat sisi keras, tegas dan nampak tak punya arah hidup. Namun sekarang karena kehadiran anak itu, tak lain bungsu keluarga Andromedes. Membuat James kini menjadi sosok yang berbeda, begitu lembut dan penyayang. Mereka bersyukur karena kehadiran Marvel membuat ketua DiamondGolden itu berubah seketika. Ketukan di meja membuyarkan mereka dari lamunan yang tertuju pada pasangan ayah dan anak itu. Terlihat James yang memberikan mereka kode melalui gerakan Kepala agar kembali melanjutkan perundingan mereka terkait tentang keamanan bagi si bungsu, James sengaja menggunakan bahasa Spanyol dengan anggota DiamondGolden agar si bungsu tak tau. Karena entah mengapa dia sedikit sungkan jika Marvel tau dirinya sekarang begitu over pada putra bungsu nya itu. Jadilah dia hanya akan menyembunyikan ini terus agar si bungsu tak terlalu aneh jika mendengar dirinya begitu meningkatkan penjagaan dan keamanan bagi si bungsu.

****

.•♫•♬• Tbc •♬•♫•.

Comeback lagi nih bos ku!!
Siapa yang suka part
kali ini??

Lanjut gak yah.

See you next time.

Continue Reading

You'll Also Like

319K 27.3K 40
Karya 3 "APA?" pekik seorang pemuda bernama RAYYAN SAPUTRA. "Bagaimana bisa?, wah nggak ngotak nih..." sanggahnya tak percaya, padahal ia hanya memak...
934K 40.8K 97
Highrank 🥇 #1 Literasi (24 November 2023) #1 Literasi (30 Januari 2024) #3 Artis (31 Januari 2024) #1 Literasi (14 Februari 2024) #3 Artis (14 Fe...
Who am I? By Mhyka62

Teen Fiction

625K 56.8K 51
Arga tidak pernah tau dimana orang tuanya berada. Sedari kecil dia sudah tinggal di sebuah mansion mewah dan diurus oleh salah satu pelayan yang beke...
192K 29.8K 54
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...