KATRESNAN [END]✔

By wsosh_jh

510K 32.4K 441

Abian atau biasa di sapa Bian adalah bocah berusia 11 tahun, tubuhnya mungil dan berwajah manis. Hanya anak j... More

01
02
03
04
05
06
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
Anak Baru👋

07

17.6K 1K 1
By wsosh_jh

¤¤¤

Geri terduduk cemas didepan ruang tindakan klinik. Sekitar pukul sebelas tadi Abian kembali terbatuk hebat, nafas anak itu juga mengi dan tersendat-sendat. Geri sudah mencoba memberikan pertolongan dengan Inhaler, namun sudah semprotan ketiga Abian tak kunjung membaik. Batuk masih terdengar serta nafasnya yang berbunyi, belum lagi panas anak itu malah semakin naik. Ditambah lagi keadaan cuaca yang kembali hujan, membuat Geri semakin dilanda khawatir. Hingga pria itu nekat membawa adiknya ke klinik terdekat, bermodal meminta bantun pada tetangga yang punya motor, tubuh adiknya ia pakaikan jas hujan, sedangkan ia dan tetangganya basah oleh air.

Air hujan masih menetes dari pakaian Geri yang basah, tetangga kontrakan juga sudah Geri suruh pulang saja, tak lupa mengucapkan terima kasih atas kebaikannya.

Ruang tindakan terbuka, Geri langsung bangun dari duduknya. Mendekat pada dokter jaga yang menangani adiknya.

"Sudah saya beri infus paracetamol, semoga demamnya cepat turun. Untuk asma Bian kita bicarakan besok, ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan, tapi sepertinya tidak usah malam ini, kamu terlihat cukup kacau" Jelas sang dokter sambil melirik Geri dari atas sampai bawah.

Pria itu bahkan tidak mengenakan sendalnya. Pakaianya basah semua, hingga air hujan menetes dilantai.

Dokter kenal dengan Geri dan Abian, karena jika adiknya butuh penanganan medis ya klinik inilah tempatnya. Jadi dokter jaga disini sudah tau siapa Geri dan Abian. Lagian letak klinik tidaklah begitu jauh dari rumah kontrakan, ya walaupun kalau ditempuh dengan berjalan kaki memakan waktu, tapi bisa dikatakan masih cukup dekat.

"Saya tanyakan pada perawat laki-laki dulu, apa mereka bawa pakaian ganti lebih untuk kamu pinjam, kamu bisa ikutan sakit kalau tetap basah-basah begitu" Ujar sang dokter.

"Terima kasih Dok, boleh saya masuk buat liat adik saya?" Izinnya.

"Silahkan" Ucap sang dokter lalu berlalu dari sana.

Geri masuk kedalam ruang tindakan, dengan pelan Geri dudukan tubuhnya di kursi plastik disamping brankar adiknya. Geri pandang sendu wajah pucat Abian yang sedikit tertutup masker oksigen.

Geri elus lembut punggung tangan adiknya yang ter-infus, sambil memandangi wajah pucat yang tengah terlelap itu.

Tepukan di punggungnya membuat Geri menoleh.

"Ganti pakaian dulu sama yang ini, biar gak masuk angin" Titah dokter yang kembali dengan baju ganti untuk Geri.

Geri mengangguk pelan.

"Terima kasih banyak Dokter" Ucap Geri.

"Iya sama-sama, kalau gitu saya pamit keluar" Balas sang dokter dan beranjak pergi.

Geri langsung menuju kamar mandi di klinik, berganti pakaian dahulu, lalu kembali keruang tindakan.

•••

Pagi hari tiba, Abian terbangun dari tidurnya. Anak itu mengerjap lemah menatap langit-langit ruang inap, subuh tadi anak itu memang dipindah keruangan lain.

"Abang..." Panggilnya lirih pada Geri yang tertidur dengan posisi duduk.

Pria itu spontan terbangun saat tangannya disentuh lemah oleh Abian.

"Udah bangun? Ada yang sakit gak?" Tanya Geri membuat Abian menggeleng pelan.

Geri lantas menuju pintu ruang, memanggil dokter ataupun perawat disana.

"Masih sesak?" Tanya Dokter pada Abian.

Anak itu menggeleng pelan, dokter mengangguk dan mulai melepas masker oksigen milik Abian.

"Panasnya juga sudah turun, setelah infusnya habis sudah boleh pulang. Istirahat dulu aja, Dokter mau bicara sama abang Bian dulu ya" Ujar dokter lalu melirik Geri untuk diajak bicara.

Pria itu paham lalu mengikuti langkah dokter keluar ruangan.

"Asma adik kamu bisa dikatakan semakin parah, saya udah pernah jelaskan sama kamu. Banyak hal yang dapat memicu asma seseorang bisa semakin parah. Mulai dari pola hidup yang tak sehat, lingkungan yang kurang bersih atau terlalu banyak menghirup udara tak sehat, dan juga pengaruh cuaca" Jelas dokter.

"Mulai sekarang tolong jaga adik mu lebih baik ya, jangan biarkan dia terlalu menguras energinya, lelah juga bisa membuat asma kambuh, terapkan juga perlahan pola hidup sehat. Saya tau keadaan ekonomi kalian, dan saya juga tak bisa bantu banyak. Dan satu lagi rutin mengisi ulang Inhaler adikmu, jangan sampai habis terlebih saat adikmu butuh obatnya. Asma tak bisa disepelekan, jadi dari itu tolong perhatikan lagi kegiatan dan juga pola hidupnya" Saran dokter panjang lebar.

"Baik Dok, terima kasih banyak karena Dokter banyak membantu saya dan adik saya" Ujar Geri tulus.

Dokter itu tersenyum hangat dan mengangguk.

"Kamu bisa kembali keruangan buat temani adik mu, kalau sudah habis cairan infusnya minta perawat lepas ya. Saya sehabis ini mau pulang, shift saya sudah selesai" Ucap sang dokter.

Geri mengangguk dan izin keluar.

Abian tersenyum pada abangnya saat Geri memasuki ruangan. Geri pun lantas membalas senyuman itu.

"Kenapa lama ngomong sama dokternya?" Tanya Abian.

"Gak ada, tadi Abang mampir ke toilet dulu" Jawab Geri mengelak.

Abian mengangguk saja.

"Infusnya udah habis Abang" Ujar Abian memberitahu abangnya.

Geri menatap benda yang tergantung itu.

"Abang minta perawat lepas dulu, abis itu kita pulang ya" Ucap Geri lalu memanggil perawat yang jaga pagi ini.

•••

Geri menggendong adiknya pulang, tangannya menggenggam kantung plastik berisi pakaiannya yang basah semalam, tadinya Geri mau pakai itu lagi, tapi perawat yang meminjamkan pakaian padanya bilang pakai saja dulu, nanti atau besok-besok juga tidak apa-apa baru dikembalikan.

Keduanya menyusuri jalanan menuju rumah.

"Abang kenapa diem terus?" Tanya Abian.

"Gak ada, cuman ngantuk aja" Jawab Geri. Nyatanya pria itu memikirkan ucapan dokter. Geri rasa mulai sekarang ia harus lebih giat bekerja, agar bisa punya uang untuk membeli obat adiknya tanpa terputus, alias saat ada uang saja baru beli.

"Maaf ya gara-gara jagain Ian, Abang jadi kurang tidur" Ujar Abian merasa bersalah.

Geri menggeleng menyangkal ujaran adiknya.

"Bukan salah lo kali Dek" Ucap Geri.

"Udah boleh balik Ger?" Tanya Mandra tetangga yang kemarin membantu Geri membawa Abian ke klinik.

"Udah Bang" Jawab Geri sambil menurunkan Abian dan membuka pintu kontrakan dengan kunci.

"Abang lo udah kaya orang kesurupan paniknya" Ujar Mandra pada Abian.

Abian menatap abangnya lalu tersenyum tipis.

"Bang Geri kan sayang sama Ian, jelaslah Adeknya sakit Abangnya panik" Ucap Abian percaya diri.

Mandra terkekeh mendengarnya, lalu mengacak surai Abian.

"Syukur deh kalau udah sehat, Abang pergi dulu ya mau mangkal" Pamit Mandra.

"Oh iya Ger, tadi Bu Rahma nyariin lo" Timpal Mandra sebelum berlalu pergi.

Geri hanya mengangguk saja, Bu Rahma itu yang punya kontrakan. Beliau mencari Geri pasti mau ingetin kalau bentar lagi waktunya bayar kontrakan, soalnya udah dekat jatuh tempo. Kalau gini Geri memang harus giat kerja lagi buat dapetin uang lebih banyak, selain obat adiknya biaya kontrakan juga harus dicari.

"Langsung istirahat dikamar, Abang mau mandi habis itu kepasar" Seru Geri selepas membuka pintu.

"Ian ikut ya Bang" Pintanya.

"Gak, kali ini nurut. Dokter bilang banyak istirahat kalau bisa jangan kerja lagi. Biar gue aja yang kerja, lo diam aja dirumah" Jelas Geri.

Abian cemberut.

"Gamau, Ian kan mau bantu Abang cari uang. Hari ini Ian mau gak ikut kepasar atau cari uang, besok-besok Ian pokoknya bantuin Abang lagi" Kekeh anak itu tak mendengar omongan.

Geri pusing jadinya.

"Terserah, kita omongin nanti Abang mau mandi dulu. Istirahat sana, siang nanti gue anter makan siang, jangan kemana-mana. Awas kalau gue tau lo keluar rumah, marah beneran gue entar" Ucap Geri lantas menuju kamar mandi.

Abian semakin cemberut mendengarnya, anak itu melangkah gontai menuju kamar. Tak mau membuat Geri benaran marah, anak itu kali ini mendengar omongan, lagian badannya masih sedikit lemah.

¤¤¤

•••
Kalau nemu Typo tandain yo~
•••
JANGAN LUPA VOTE & KOMEN🙏

Continue Reading

You'll Also Like

360K 2.2K 4
Akurnya pas urusan Kontol sama Memek doang..
323K 25.4K 28
Hanya Rafka, seorang anak kecil yang mengerti bahwa dunianya tidak bisa berjalan sesuai keinginannya. Semua seakan menjauh dari Rafka, sejauh jarak a...
300K 18.6K 35
Tentang seorang anak yang dari kecil hidup menderita dipukul, dicaci sudah menjadi makanan sehari hari nya. lalu bagaimana jika tiba tiba seseorang m...
771K 48K 34
Devan pemuda manipulasi yang transmigrasi ke tubuh seorang figuran yang polos dan tinggal sendiri di kosan.