Dark Obsession (TAMAT)

Oleh chanie1001

2.6M 83.7K 944

#Dewasa Lebih Banyak

1. Mulai Terobsesi
2. Darka Mulai Beraksi
3. Berhasil Memiliki
4. Gara-Gara Luka
5. Di Kenalkan
6. Kejutan Dan Mobil
8. Darka Tega Dan Mengantar Delin
9. Mampir Ke Hotey Dan Hukuman Kejang
10. Di Sambut Bahagia Walau Sebentar
11. Darka Gila Tak Pernah Lelah
12. Di Terkam Pagi
13. Gara-Gara Senyum
14. Main Cepat Dan Kecantikan Delin
15. Kehangatan Dan Ketahuan Kiss
16. Pengalaman Pertama Dan Kemarahan Darka
17. Akhrinya Video Di Hapus
18. Berangkat Liburan Dan Paha
19. Menikah? Dan Delin Suka
20. Suncreen Dan Kostum Nanti Malam
22. Darka Si Usil M*sum
23. Darka Terpikat
24. Club Malam
26. Deril Dan Mau Anak
27. Kesibukan
28. Rencana Tuhan Dan Anak Kita
30. ASI Dan Kiss Tulus
31. Bayi Besar Dan Main Cepat
32. Akhirnya Menikah
34. Predator Dan Ella
35. Protektif Papa
37. Gaun Tidur
39. Main Di Kantor
40. Papa Mesum Dan Main Sebentar
41. Melepas Rindu Dan Olah Raga
42. Kecemasan Dan Obatnya
43. Sempurna

38. Menidurkan Darka Setelah Ella

43.4K 1.2K 6
Oleh chanie1001

"Ella mana?" Darka terlihat lemas, demamnya memang belum turun. Minum obat juga belum.

"Sama bunda atau mungkin sama sus," jelas Delin sambil menyipakan obat yang harus di minum di nampan dekat bubur dan segelas air mineral.

Delin menyiapkan meja lipat di paha Darka lalu meraih nampan yang sebelumnya di simpan di nakas dan dia simpan di meja lipat.

"Kata dokter kak Darka kelelahan, harusnya istirahat kalau capek, tunggu aja nanti ayah ngomel," Delin menatap Darka yang mulai memakan bubur.

Darka memilih tidak merespon. Dia memang salah karena terlalu memaksakan diri, apalagi belakangan ini dia banyak pikiran.

Dia sudah terlanjur terjun ke dunia bisnis ayahnya. Jika pun dulu dia berhasil membuka bisnis sendiri, rasanya tidak bisa dihindari jika sudah sukses.

Darka butuh orang yang bisa menjaga bisnis dan keluarganya.

"Sayang," panggil Darka dengan masih menatap bubur yang dia aduk.

Delin bersemu samar mencoba biasa. Toh mereka sudah saling mengungkapkan cinta satu sama lain saat malam itu.

"Ya?"

"Sesekali boleh panggil, sayang. Kamu emangnya ga sayang?" barulah Darka menatap Delin setelah menyuapkan sesendok bubur ke mulutnya.

Delin tersenyum. "Iya, nanti dibiasain ya, sayang." cicitnya diakhir lalu menunduk.

Darka tersenyum sambil mengunyah singkat buburnya lalu menelannya.

"Suapin," Darka menyimpan sendoknya.

Delin tersenyum tanpa mendebat. Dia dengan telaten mengurus Darka, memberikannya obat lalu membuatnya istirahat sampai terlelap.

Beruntungnya kata dokter Darka hanya demam biasa karena kelelahan dan telat makan.

Delin akan semakin memperbaiki diri. Dia akan banyak mengirim pesan ketika makan siang. Sesibuk apapun Darka tidak boleh lalai dengan isi perutnya.

Delin membereskan semuanya. Dia akan mengambil Ella agar Denada bisa mengurus suaminya.

Suster juga harus pulang jika sore.

Delin juga tengah menimang, apakah dia akan menyewa baby sister yang bisa menginap atau tidak.

Nanti saja dia diskusikan dengan Darka setelah sembuh.

***

"Keringetan, demamnya juga turun. Tapi, kata dokter harus habis semua obatnya walau udah mendingan," Delin kembali menyuapi Darka bubur.

"Ella kenapa tidur sama kita?" Darka bertanya serak, tenggorokannya tiba-tiba sekali sakit.

"Kamu demam, telat makan bukan masalah berat. Kata dokter ga masalah asal jangan terlalu intens aja," Delin kembali menyuapi Darka.

"Udah." Darka menolak karena tenggorokannya yang kurang nyaman.

Delin menyerahkan semua obat dan segelas air. Suara tangis Ella membuat Delin beranjak meninggalkan Darka.

"Ada apa?" Delin menggendongnya lalu merebahkan Ella di atas kasur yang sebelahnya.

Benar kata Darka. Dua kasur dalam kamar itu ada manfaatnya. Contohnya saat begini. Ella jadi bisa mengurusnya tanpa repot kejauhan.

Delin rebahan menyamping, dia mengeluarkan sebelah sumber ASI dan mengarahkannya ke mulut Ella yang sigap menangkapnya.

"Belum sediain cadangan ASI?" Darka menatap pemandangan itu dengan lembut penuh cinta walau wajahnya datar.

"Iya, ga sempet." Delin menyeka rambut Ella dengan menatapnya hangat.

Darka maklum. Seharian ini Delin memang terlalu fokus padanya yang meminta tolong ini dan itu.

"Papanya mau satu."

Delin mendelik lalu mengulum senyum dengan tetap mengusap wajah Ella. "Ga mau. Ella ga mau berbagi, kalau bisa bicara mungkin itu jawaban Ella," kekehnya.

"Itu bukan jawaban, Ella. Itu mamanya aja yang pelit,"

Delin terkekeh mendengarnya.

"Sebelahnya milik papanya, jangan dikasih ke Ella," peringat Darka.

Delin tertawa pelan dengan manisnya. "Kamu tidur, jangan pikirin apapun lagi. Aku khawatir," jujurnya.

"Makasih, sayang."

Delin tersenyum. "Eh, ganti dulu pakaiannya, kamu keringetan," dia baru ingat memberitahu itu.

"Nanti, nunggu Ella beres,"

"Ha?"

"Kamu bantuin," datar Darka lalu memejamkan matanya dengan.

"Ella belum tidur, nanti lama, kamu masuk—"

"Bawel!" Darka terpaksa turun karena lumayan agak bertenaga setelah meminum obat.

Delin malah tersenyum, dia menahan jeritan lalu tertawa pelan saat pinggulnya di colek, bahkan p*ntatnya diremas dengan usil.

"Ihhh!" Delin terkekeh lucu setelahnya.

Ella melepas p*tingnya lalu ikut tertawa pelan nan lucu.

"Papa mau deket, Ella tapi ga bisa, tunggu papa sembuh," Darka melepas kaos basah keringat dan menggantinya dengan yang baru.

Ella masih menggapai-gapai Darka seolah ingin bersamanya.

"Nanti ya, sayang.." Delin mencoba menghentikan tangis Ella yang tiba-tiba lalu menjejalkan putingnya ke mulut Ella.

Tangis Ella sontak mendadak surut.

Delin dan Darka lega. Untungnya Ella lebih memilih ASI.

Darka menatap Delin lekat. Dia jadi ingin seperti Ella. Dijejali kesukaannya oleh Delin. Delin melirik Darka dan Darka mengedipkan matanya sebelah dengan wajahnya yang pucat tanpa genit sama sekali.

Delin mengigit bibir bawahnya menahan senyum geli.

***

"Panasnya turun," Delin berhenti menyeka tubuh Darka dengan handuk basah. "Udah enakan?" diusap rambut Darka yang basah oleh keringat.

Darka mengangguk, memakai kaosnya yang tanpa lengan lalu rebahan lagi. Hanya tinggal lemasnya saja.

Delin menatap sebelah tangannya yang digenggam Darka. "Tidur, Ella juga tidur," Darka melirik Ella di kasur sampingnya.

Delin mengangguk hendak beranjak.

"Di sini, kamu lupa belum kasih mimi?" ujar Darka datar namun berhasil membuat Delin salah tingkah.

Masa iya harus bergantian dengan Ella. Selesai Ella tidur, dia harus menidurkan Darka. Geli sekali Delin membayangkannya.

"Sini," Darka terlihat tidak sabaran, mungkin karena takut Ella terbangun tiba-tiba membuatnya tidak bisa mewujudkan inginnya.

Delin melepaskan jubah tidurnya, membuatnya hanya memakai gaun tidur bertali kecil. Kesukaan Darka.

Kalau saja sehat, sudah Darka lucuti ssemuana.

Delin menggigit bibir melihatnya. Kali ini bukan Ella, wajah Darka yang terpejam menikmati sebelah bulatannya.

Delin mengusap rambut Darka, mulut Darka begitu hangat. Darka tidak kemana-mana, dia hanya tetap pada satunya saja sesuai permintaan.

Takut menular walau sebenarnya kata dokter tidak akan menular, bahkan benar, demamnya pun tidak lama.

Darka memainkan jemarinya di tempat lain. Tidak ada salahnya memuaskan Delin walau Darka hari ini harus meliburkan diri karena masih lemas.

Delin terlihat terengah gelisah. Ternyata menidurkan bayi besar begini rasanya. Dadanya kembang kempis.

Delin mencengkram lengan Darka saat kocokannya kian tak terkendali membuat Delin semakin kuat menggigit bibir dan menelan desahannya.

Delin terpejam merasakan denyut gila yang membuat seluruh tubuhnya meremang. ternyata belum berhenti.

Delin hampir menjerit tertahan saat Darka terlalu pintar mengoyaknya dititik yang tepat.

Darka tersenyum melihatnya sambil menjilati jejaknya di jemari lalu mengecup bibir Delin yang terengah beberapa kali.

"Saatnya tidur, mama."

Delin mulai mengatur nafasnya yang berangsur-angsur normal. Rasanya tak nyaman, lembab.

"Cuci dulu,"

Darka tidak menghalanginya. Dia menunggu, membiarkan Delin membenarkan penghalang di sekitar Ella lalu Darka memeluk lagi Delin sampai keduanya terlelap.

Lanjutkan Membaca

Kamu Akan Menyukai Ini

15.7K 2.3K 37
(Belum direvisi) Ralex itu tunangan Riana sang gadis populer. Tapi setelah bertunangan dengan Riana, pria itu sering kali menghilang. Karangan sendir...
364K 35.5K 36
Adult Story __________________________ Maid cantik itu terjebak cinta terlarang dengan tuannya. "Mangapa cinta ini datang di waktu yang salah?" Writt...
778K 19.1K 7
Patah hati karena diselingkuhi sang kekasih, Laila memilih mundur. Namun, rasa sakit tak mampu dia hilangkan begitu saja. Walaupun hubungannya dengan...
6.7M 336K 74
"Baju lo kebuka banget. Nggak sekalian jual diri?" "Udah. Papi lo pelanggannya. HAHAHA." "Anjing!" "Nanti lo pura-pura kaget aja kalau besok gue...