EAST: TAG! YOU'RE MINE

By Mew_Nu

8.7K 582 87

Ini adalah terjemahan resmi dari novel dengan judul yang sama karya howl_sairy. Universe "เซ็ตพี่หมอ" akan me... More

PERMISSION
SINOPSIS
INTRO
Prolog
Chapter 1 : Cocoa & Chocolate Cake
Chapter 2 : When We Meet Again
Chapter 3: In Front Of Me [2]
Chapter 4: Always
Chapter 5 : Tunnel of Candle Light
Chapter 6 : Owner of the watch
Chapter 7 : Through a lens
Chapter 8 : Not Fair
Chapter 9: Question & Answer
Chapter 10: Something in your eyes
Chapter 11: Christmas
Chapter 12: You're Mine

Chapter 3: In Front of Me [1]

338 28 1
By Mew_Nu




"Tolong, segelas coklat." Aku merogoh dompet dan mengeluarkan dua puluh lima baht, untuk membayar minuman, setelah lari maraton selama sepuluh menit yang melelahkan. Pertanyaannya adalah, kenapa aku berlari?

Ceritanya, ada seorang mahasiswa tahun pertama yang mempermalukan dirinya sendiri di depan semua orang ketika dia tiba-tiba melarikan diri dari tugasnya. Pada titik ini, apa yang akan dipikirkan oleh mereka yang melihatnya?

Artinya, tidak ada alasan yang bisa diberikan saat ini. Terlepas dari apapun alasannya, seperti mengatakan bahwa memiliki urusan mendesak yang harus diselesaikan, tapi itu bukanlah alasan yang logis. Masalah mendesak apa yang mengharuskan seseorang terburu-buru seperti ini? Bisakah aku mengatakan bahwa aku takut presiden akan memakan kepala ku? ️Bukankah itu bodoh? Baiklah, ayo terus berpikir untuk mencari alasannya. Bagaimana jika aku bilang kalau aku tiba-tiba ingin berolahraga? Aishh!! Pembenaran itu sangat buruk.

"Ini dia..."

"Terima kasih." Aku mengambil secangkir coklat dan mengangkatnya untuk diminum saat aku berjalan kembali ke kamar. Saat cuaca panas dan cerah seperti ini, tidak cocok untuk berlari sama sekali. Aku merasa bekerja dengan klub kali ini mungkin tidak akan berhasil. Karena salah satunya adalah karena Phi Hill bajingan itu adalah presidennya. Yang kedua, adalah dia telah melihatku, meskipun aku tidak yakin apa yang akan dia lakukan mulai sekarang. Akankah dia bersikap seolah dia tidak mengenalku? Akankah dia bersikap seolah-olah dia tidak peduli tentangku dan bertingkah seolah tidak ada apa-apa diantara kita? Atau dia akan mendekatiku?

Untuk mendekatiku? Apa ini, apa yang kau pikirkan Ter, demi Tuhan! Tidak ada alasan untuk melakukannya. Sesederhana itu. Ditambah lagi, dia memiliki, um...pasangan? Dengan calon pacar yang berencana menunggu sampai dia keluar lulus kuliah. Aku sangat kesal!!

Alasan ketiga adalah aku seolah-olah sedang lari lari 400 meter di tengah-tengah olimpiade. Aish, memikirkannya saja membuatku merasa malu. Aku seharusnya memikirkan hal itu terlebih dahulu dan setidaknya berhenti berlari ketika Phi Preem meneriaki ku.

"Hei, kau sudah kembali? Apakah pekerjaanmu di club menyenangkan?" tanya North yang sedang bermain tapi berbalik untuk menyambutku ketika aku membuka pintu dan masuk ke kamar.

"Menyenangkan apanya. Aku justru ingin keluar dari sana."

"Kenapa? Apa pekerjaannya begitu berat?"

"Tidak juga, tapi aku tidak menyukainya." Aku menghela nafas ringan sebelum meletakkan gelas coklat di atas meja di sebelah tangan North sebelum melompat ke tempat tidur.

"Kalau begitu, apa yang akan kau lakukan? Kau sudah mengajukan beasiswa. Kalau tidak, kau akan kehilangan dana," katanya sambil mengambil coklat yang dibawakan East, sebelum meminumnya.

"Yah, orang yang aku tidak suka, yang aku katakan padamu... dia ada di sana." Aku ingat pernah menceritakannya pada North.

"Benarkah? Apa itu kebetulan atau apa?"

"Itu benar. Itulah kenapa aku melarikan diri kesini."

"Benarkah? Kau lari begitu melihatnya?"

"Hmm, aku lari."

"Hah?" North berbalik dengan ekspresi terkejut.

"Ya," aku mengangguk.

"Kau lari begitu melihatnya?" Aku mengangguk lagi, meyakinkan dia bahwa dia tidak salah paham. "Kau akan membuat semua orang bingung. Pantas saja kau tidak mau pergi. Kalau itu aku, aku akan menganggapmu gila."

"Yah, aku tidak berpikir begitu. Aku hanya melarikan diri. Aku stres hanya memikirkan harus kembali besok."

"Kenapa kau harus membuat badai dalam segelas air? Apa kau benar-benar membencinya?"

"Sangat!"

"Ini aneh."

"Aneh apanya?"

"Biasanya, saat kita bertemu seseorang yang kita benci, kita tidak lari. Mereka bukan sejenis kecoa atau laba-laba, bukan?" North berpaling dari layar permainan dan memutar kursinya untuk menatapku.

"Entahlah. Yang aku tahu, aku tidak sanggup menatap wajahnya atau membiarkan dia melihatku lagi."

"Um... Kenapa?"

"Karena aku membencinya."

"Apa hal itu membuatmu kesal?"

"Emh... tidak juga. Aku tidak yakin, tapi menurut tidak."

"Dan kalau misalkan kau harus berdiri menatapnya selama sepuluh menit. Bisakah kau melakukannya?"

"Tidak, pastinya tidak."

"Kenapa?"

"Kenapa aku harus menatap wajah orang yang tidak kusuka?"

"Jadi jika dia yang melihatmu, bagaimana perasaanmu?" Oh North, apa yang kau lakukan? Apa kau belajar teknik atau psikologi?

"Aku...akan merasa tidak nyaman." Aku memilih menjawab jujur.

"Apa kau yakin membencinya? Menurutku itu aneh. Menurutku, kau lebih terlihat menyukainya."

"Sialan North!! Itu mulut atau sepatu?!" Aku memarahinya karena menjadi idiot! Siapa yang menyukainya? Wow, aku tidak ingin berbicara dengannya lagi!! "Siapa yang ku suka? Berhenti membicarakan hal ini."

"Kenapa kau marah? Aku hanya mengatakan apa yang kupikirkan. Kau terlihat seperti sedang mempermalukan dirimu sendiri."

"Cukup,North. Kalau kau mengatakan aku menyukainya lagi, kau akan melihat coklat yang kubawakan untukmu menghilang dalam sekejap."

"Hahahaha, oke, lalu apa yang akan kau lakukan?"

"Mana ku tahu ? Menurut mu, apa yang harus ku lakukan?"

"Menurutku tidak akan ada masalah jika kau tetap diam. Kau bersikap seolah-olah tidak akan terjadi apa-apa. Jika dia yang datang bertanya, kau jawab dengan biasa dan hindari saja. Adapun orang yang kau bilang kau benci, bertingkahlah seolah kau tidak melihatnya."

"Dan kalau karena suatu hal kita bertemu lagi seperti hari ini?"

"Kalau begitu, jangan lari. Berpalinglah perlahan atau berjalanlah ke arah lain. Yang pertama harus kau lakukan adalah berpura-puralah kau tidak peduli."

"Mudah sekali kau mengatakannya! Sepertinya lebih mudah berlari daripada memikirkannya."

"Dengan begitu, justru itu menunjukan padanya kalau dia mempengaruhimu dan kau seolah malu dan salah tingkah karenanya."

"Dia tidak mempengaruhiku!! Baiklah, aku hanya harus melakukan apa yang kau katakan, kan?

"Ya. Dan jangan lupa ceritakan padaku detailnya ya."

"Hoii, kenapa dalam hal ini, aku hanya bisa berkonsultasi denganmu!" Jika aku pergi dan berkonsultasi dengan Foam dan Ai' Phoon, mereka pasti akan tambah pusing.

.

.

Keesokan harinya, 09:12

"Halo, Easter." Khun Time datang menyambutku seperti biasa saat aku tiba di depan ruang klub. Sepertinya kemarin tidak ada yang melihatku atau tidak peduli, karena tidak ada yang menatapku dengan aneh.

"Apa yang terjadi kemarin? Aku melihatmu berlari di stadion."

"Uh, oh, tidak ada apa-apa." Aku melakukan apa yang diperintahkan North, tidak tahu apa itu akan berhasil atau tidak.

"Apa kau sakit? Perutmu sakit?"

"Yah, sedikit."

"Sebenarnya, disini juga ada kamar mandi."

"Oh? Aku tidak tahu." Aku pasti terlalu banyak berpikir. Siapa yang mengira sedang terjadi sesuatu yang tidak normal? Ku pikir, itu hanya aku. Pada akhirnya, bahkan Khun Time masih berpikir perutku sakit. Jadi aku mengubah topik pembicaraan. Aku kemudian bertanya kepadanya apa ada pekerjaan lain kemarin dan dia mengatakan kepada aku bahwa mereka tidak melakukan apapun karena ini adalah hari pertama dan dia tidak ingin itu menjadi tugas yang melelahkan bagi para pemula. Mereka hanya menugaskan untuk mengecat papan-papan penunjuk lama dengan warna putih dan setelah itu membiarkan mereka kembali. Selain itu, tidak ada senior yang menyuruh hal lain.

"Nong Ter," terdengar suara yang agak tegas. Aku berbalik dan melihat Phi Preem berjalan ke arahku. Aku pikir ini akan menjadi buruk.

"Phi Preem, Sawatdeekrap..." Khun Time dan aku mengangkat tangan untuk memberi salam. Dan senior itu membalas salam kami.

"Maafkan aku," kata Phi Preem sambil tersenyum datar, "Kemarin... Temanku melakukan sesuatu yang buruk padamu, kan?"

"Apa? Hah? Tidak, tidak ada apa-apa." Aku bingung. Meskipun dialah penyebabnya, dia tidak melakukan apapun padaku. Sebenarnya akulah yang seharusnya meminta maaf atas kelakuan kasarku.

"Kau tidak perlu khawatir tentang itu. Hanya saja Hill, Presiden klub kita, katanya akan sangat marah ketika seseorang membangunkannya saat dia sedang tidur siang. Aku tidak tahu itu, jadi aku memintamu untuk membangunkannya. Terakhir kali, seorang Nong juga berlari dan menangis sepertimu, dan sepertinya dia telah memarahinya, dengan sangat keras."

"Oh...benarkah?" Wow, ternyata ada yang dimarahi dan berlari sambil menangis. Berarti...apa yang terjadi padaku tidak aneh sama sekali.

-Dia tersenyum-

"Tapi, meskipun dia bilang tidak melakukan apa-apa, aku tidak percaya; karena kalau tidak, kenapa kau berlari seperti itu?" Jelas Phi Preem. Sejujurnya, aku merasa bersalah karena aku menyebabkan orang itu jadi disalahkan.

"Oh, tapi dia tidak melakukan apa-apa," kataku. Sial, bagaimana bisa berakhir seperti ini? "Akulah yang harus meminta maaf karena terlihat sedikit kehilangan sopan santun."

"Oh, oke. Tadinya aku akan mengajak Nong Ter makan malam sebagai permintaan maaf. Nong Time juga bisa datang."

"Maaf. Ada yang harus kulakukan hari ini," kata Time sebelum menggelengkan kepala dan meminta maaf.

"Oh, sayang sekali. Kalau begitu, lain kali saja. Tapi Nong Ter, kau harus datang. Aku memaksa Ai'Hill untuk mentraktirmu sebagai permintaan maaf."

"Tidak perlu. Aku juga ada urusan yang harus diselesaikan." Aku tidak ada urusan apa-apa, tapi kalau aku harus pergi makan bersamanya, aku ingin ada sesuatu yang harus aku kerjakan dengan segera!!

"Ayolah, aku sudah membuat janji. Bua juga akan pergi. Dia bahkan menunda pertemuannya untuk pergi makan siang bersama kita. Lihat, membicarakan orangnya, itu dia datang." Aku menoleh ke arah yang ditunjuk Phi Preem dan melihat Phi Bua dan seorang wanita berambut pendek, mungkin bernama Dew, berjalan ke arah kamu, mengobrol satu sama lain, terlihat seperti sedang bersenang-senang.

"Oh Preem, Nong Ter dan Nong Time juga..." Phi Bua melihat kami dan tersenyum bahagia, mendekati kami di sebelah Dew.

"Sawatdeekrap..," aku dan Khun Time menyapa dua orang yang baru tiba itu.

"Maafkan aku. Hill mungkin terlihat sedikit marah, tapi dia tidak seburuk itu." Ujar Phi Bua. Kenapa kau harus meminta maaf kepada ku? Para senior di sini sangat memperhatikan perasaan orang lain.

"Itu tidak apa-apa. Aku tidak terlalu memikirkannya."

"Itu bagus. Kita harus bekerja sama selama bertahun-tahun kedepan. Aku tidak ingin ada masalah di antara kita," Phi Dew tersenyum sebelum menambahkan, "Preem, apa kau sudah berbicara dengan Nong Ter tentang mengundangnya makan siang? "

"Aku sudah memberitahunya, tapi sepertinya dia tidak bisa hadir." Tunggu, kenapa sepertinya Phi Preem mencari alias untuk menekanku?

"Oh, sayang sekali. Kami bermaksud meminta maaf sampai malah menunda pertemuannya." Di depanku, tiga senior yang baik hati sedang tersenyum dan menatapku. Tapi kenapa aku merasa seperti mereka menodongkan pisau ke arahku untuk memaksaku pergi? Mereka sangat hebat dalam memberikan tekanan.

"Baiklah... baiklah." Aku kalah. Aku menyerah. Tolong tarik pisau itu dari tenggorokanku.

"Oke... Itu bagus."

"Hei, ngomong-ngomong, girls. Apa yang sedang kalian bicarakan barusan? Sepertinya kalian bersenang-senang. Aku juga ingin mengetahuinya," kata Phi Preem.

"Apa kau benar-benar ingin tahu? Kami hanya mengobrol. Apa laki-laki juga suka bergosip?"

"Melihat kalian seperti ini, aku penasaran," kata Phi Preem lalu menoleh ke arahku dan Khun Time. Benar sekali, aku tipe orang yang suka mengetahui segala macam gosip.

"Jadi, ini tentang apa yang terjadi beberapa hari lalu. Di halaman Cute Girl and Boy kampus, mereka memposting foto Baifern menunggu Hill menyelesaikan tugas labnya. Foto itu menyebabkan isu Dr. Hill-Baifern menjadi topik hangat di Twitter," kenang Phi Bua dengan gembira.

"Kenapa itu menjadi topik hangat?" Phi Preem bertanya. Dan itulah yang ingin aku ketahui. Aku sebenarnya tidak ingin mengetahuinya, tapi seseorang memberitahuku dan meskipun aku mendengarnya, izinkan aku menjelaskannya: Aku benar-benar tidak ingin tahu! Tapi, benarkah?

"Yah, Hill adalah pria yang sangat tampan dan sangat kaya, ditambah lagi dia adalah Bulan di fakultas dan presiden klub. Dan meskipun banyak orang yang sangat menyukainya, dia berada di luar jangkauan orang kebanyakan. Tapi di antara orang-orang itu , ada 3 yang menonjol, karena mereka bintang tiga fakultas. Semuanya cantik sekali. Bahkan ada juga bintang dari kelompok peminat lain, tapi mereka tidak berkeliaran seperti ketiga bintang itu."

"Oh, aku pernah mendengarnya. Terakhir kali aku melakukan penelitian di lab dengannya, Baifern datang dan menunggu dari jam empat sampai jam enam. Dan meskipun Hill sebenarnya ada waktu luang, dia bahkan tidak keluar untuk menemuinya. Dia jelas 'tidak tertarik'. Lalu, ketika tugas lab selesai, Baifern mendekat untuk mengundang Hill makan siang, tapi dia dengan tegas menolaknya," Phi Preem mengenang kejadian yang dia saksikan.

Kenapa aku diam-diam merasa lega ketika Phi Preem mengatakan bahwa Phi Hill tidak peduli sedikitpun?

"Oh, benarkah? Apa teman kita tidak mengerti kalau gadis itu adalah bintang manajemen? Dia seharusnya lebih memperhatikannya. Lihat, berapa biaya Botox yang harus dia keluarkan untuk bisa secantik itu?"

"Dew, jangan mengolok-olok dia." Meski berkata begitu, Phi Bua juga diam-diam tertawa.

"Hanya bercanda. Bukankah itu bagus untuk diceritakan?."

"Yah sebenarnya sudah ada beberapa kapal. Tadinya banyak, tapi seiring tren orang dan penggemarnya, sekarang ada 3 kandidat utama: Baifern, FonJao dan Thanmay."

"Thanmay, Bintang medis kita?"

"Ya, dia bilang mereka berteman atau semacamnya. Tapi mereka belajar bersama di sekolah yang sama dan kedekatan itu membuat tren itu tetap berjalan. Aku tidak tahu apa yang ada jauh di lubuk hatinya, tapi mungkin dia menyukainya hanya tidak menunjukkannya, atau mungkin mereka diam-diam saling menyukai. Banyak orang yang memastikan bahwa mereka bersekolah di sekolah yang sama dan sudah dekat sejak lama. Mereka mungkin sudah saling menyukai sejak awal."

Bersama? Phi Thanmay dan Phi Hill saling menyukai sejak awal, sejak SMA? Itu tidak benar.. Saat itu, aku hampir selalu bersamanya, atau ada sesuatu yang terjadi yang tidak kuketahui?

-Mendesah-

Aku harap tidak seperti itu. Aku tidak ingin merasa bodoh seperti sebelumnya.

"Dan Phi FonJao, bintang keperawatan, dia juga sangat populer. Para penggemar kadang-kadang berdebat di antara mereka sendiri sampai admin halamanlah yang bertindak. Baru-baru ini halaman tersebut memposting foto Baifern dan terjadi kehebohan yang luar biasa. Tapi teman kita Hill, sepertinya tidak peduli sama sekali. Bahkan jika seseorang ingin mengambil foto dan membuat fanfic utuh, dia tidak peduli. Dia tahu apa yang terjadi di online, tapi setiap kali aku bertanya padanya dia bilang tidak apa-apa. Dan dia mengatakan, apapun yang dia lakukan atau siapa yang melakukannya, dia tidak peduli."

"Ini benar," sela Phi Preem. "Bahkan ada kabar kalau yang mengatakan dia gay, bahkan sampai dia punya pacar. Dan dia tidak peduli. Tapi justru pria yang bersikap seolah tidak peduli, itulah masalahnya. Dia tidak pernah menolak dengan jelas. Dan justru itulah yang membuat dia memenangkan hati banyak orang."

"Entahlah, aku tidak mengerti. Tapi terakhir kali, saat admin memposting tentang Baifern, Dr. Hill memberikan reaksi berbeda, karena dia meminta admin untuk menghapus foto itu. Tindakan seperti itu belum pernah dilakukan sebelumnya, itu sedikit aneh. Kenapa dia meminta fotonya dihapus? Apa itu berarti Hill tidak menyukai Baifern? Atau dia tiba-tiba tertarik pada seseorang sehingga dia takut itu mengganggunya? Mungkinkah orang itu salah satu dari dua bintang lainnya? Atau itu bisa jadi orang itu adalah Baifern tapi dia belum mau mengungkapkannya dan memintanya untuk menghapusnya. Maksudku, semuanya campur aduk di sana-sini."

Oh, foto itu.... Phi Hill minta menghapusnya?.

"Benarkah? Apa semua orang memperhatikannya?"

"Yah, Dew dan kita tidak ada bedanya, tapi ini hiburan yang bagus. Lihat, tweet ini sangat keras." Phi Bua meraih ponselnya dan membuka Twitter agar aku bisa melihatnya. Memang benar, di tweet semua orang bisa mengatakan apa saja.

"Baru-baru ini, Baifern juga memposting. Coba lihat."

Baifem Nantacha : 1 hari yang lalu.

Bagaimanapun, kita masih punya harapan :)

"Wah, berani sekali," kata Phi  Dew. "Lalu, Bagaimana pendapat Hill? Ayo kita bertanya dan lihat apa yang akan dia katakan kepada kita."

"Maaf, aku sudah bertanya duluan, hehe. Mana mungkin aku melewatkan kesempatan untuk mengetahui apa yang akan dikatakan teman kita?"  kata Phi Bua gembira. Aku sedikit terkejut kalau Phi Bua adalah orang yang suka 'bergosip', tapi itu wajar bagi wanita. "Apa kau ingin tahu apa yang dia katakan?"

"Hei Ai'Bua, Tidak usah bertele-tele, tumpahkan saja supnya. jadi, apa yang dikatakannya?" Phi Dew menarik lengan Phi Bua, mendesaknya untuk memberitahunya.

"Hehehe. Katanya, 'Sekarang, aku sedang serius terhadap seseorang.'. Kalau aku posting ini di Twitter, pasti akan ada gebrakan besar."

Oh...jadi dia sedang serius terhadap seseorang... Siapa itu?

"Hei, ngomong-ngomong soal raja, mahkotanya mencuat keluar pintu. Hei, kemarilah dan cepat bereskan ini," teriak Phi Dew pada orang yang turun dari mobil mewah itu. Aku menoleh untuk melihat orang yang dipanggil. Phi Hill berbalik dan tampak bingung sebelum Phi Dew berlari mendekat dan menyeretnya ke sini.

Continue Reading

You'll Also Like

897K 84.2K 52
Ini adalah Kisah dari Kila. Kila Prastika yang ternyata memiliki seorang bapak kos yang kebelet kawin ... "Nikah sama saya, kosmu gratis seumur hidu...
618K 27K 42
Siapa yang punya pacar? Kalau mereka selingkuh, kamu bakal ngapain? Kalau Pipie sih, rebut papanya! Pearly Aurora yang kerap disapa Pie atau Lily in...
554K 21.3K 46
⚠️ WARNING!!! : YOUNGADULT, 18+ ‼️ hars word, smut . Tak ingin terlihat gamon setelah mantan kekasihnya berselingkuh hingga akhirnya berpacaran denga...
798K 51.7K 33
Semua orang mengira Saka Aryaatmaja mencintai Juni Rania Tanaka, namun nyatanya itu kekeliruan besar. Saka tidak pernah mencintai Rania, namun menola...