Chapter 9: Question & Answer

538 39 10
                                    


Tarikan lembut orang yang lebih tinggi di pergelangan tanganku membuatku mengikuti tanpa daya. Aku mencoba melepaskan tanganku tapi tidak berhasil. Phi Hill tidak berkata apa-apa setelah kami keluar dari sana. Terdengar suara berisik orang-orang di sekitar. Aku harap tidak ada yang memperhatikan kami. Jika ada yang melihatnya, itu buruk. Jelas sekali Phi Hill berjalan dan memegang tanganku.

Hoiiii...!!!!

Teriakan di hati Ter tidak ada seorang pun bisa mendengarnya...

Kerumunan menjadi tenang setelah mendengar Phi Nab Dao mengumumkan kepada seluruh bulan dan bintang untuk kembali berbaris. Tapi itu sepertinya tidak berpengaruh sama sekali pada orang di depanku karena Phi Hill terus membawaku keluar dari area aktivitas.

Hoiii, kenapa tanganmu lengket sekali? Aku tidak bisa melepaskannya sama sekali.

"Kemana kau akan membawaku?" Tanyaku sambil berusaha melepaskan tangan, tapi Phi Hill memegang tangannya lebih erat dari sebelumnya.

Pihak lain tidak menjawab apapun hingga mencapai sisi ujung area aktivitas yang terdapat deretan ruang penyimpanan berbagai peralatan kerja. Ini bukan seperti sebuah tempat yang sama sekali kosong, tapi karena saat ini sedang libur, sepertinya tidak banyak orang yang lalu lalang.

Hill berhenti berjalan tapi tetap tidak melepaskan tanganku. Aku dengan paksa menarik tanganku kembali.

"Lepaskan!" kataku dengan sedikit nada tidak senang dalam suaraku sambil terus.

"Aku tidak akan membiarkanmu pergi." Hill menoleh untuk menatapku. Pemandangan orang di depanku menghentikanku.

Aku tidak mungkin salah lihat, kan? Dalam sekejap mata, aku melihat ketajaman di mata itu, sebelum kembali dipenuhi kehangatan seperti biasanya

"..." Aku tidak bisa berkata apa-apa.

Phi Hill mengangkat tangannya yang lain dan dengan lembut menyentuh pipiku.

Kenapa aku merasa....

Sepertinya ada sesuatu yang meluap.

"Aku tidak bisa membiarkan orang yang menangis karenaku pergi ke manapun." Sebuah tangan hangat terangkat dan menghapus air mata yang mengalir di pipiku dengan lembut

Apa aku.. menangis karenamu?

"Aku tidak menangis!" Aku menepis tangan orang itu dan menyeka air mataku kuat-kuat.

"Jangan menggosok matamu," Hill memegang tanganku yang lain.

"Lepaskan..hiks." Aku benci mata yang penuh kekhawatiran itu.

Tiba-tiba, air mata mengalir entah dari mana. Aku menangis, aku masih tidak tahu kenapa... Aku mulai terisak-isak hingga aku tidak bisa bernapas. Sepertinya seluruh kesabaranku telah hancur.

"Hiks....sial." Aku membiarkan semua yang tadinya kutahan, mengalir keluar dengan air mata. Aku bahkan tidak tahu lagi...

Phi Hill melepaskan kedua tangannya, sebelum menarikku kedalam pelukannya

"Lepaskan...lepaskan!" teriakku sambil terisak dan memukul-mukul dada kekarnya sekuat tenaga. Aku tahu dia merasakan sakit karena pukulanku, tapi dia tetap tidak mau melepaskan pelukannya, bahkan memelukku lebih erat lagi.

"Tolong... hiks, lepaskan." Aku meremas dan menarik kemeja berwarna putih cerah itu. "Aku membencimu..hiks, aku membencimu, apa kau dengar itu!" Aku bahkan tidak tahu apa yang ku katakan. Aku tidak ingin melihat diriku sendiri saat ini.

"Ya..aku tahu..." sebuah suara lembut keluar dengan lembut, bagaikan air yang masuk untuk memadamkan api yang menjalar di seluruh hatiku. Tangannya menepuk pundakku maju mundur untuk menghibur. "Tarik napas dalam-dalam," bisik Phi Hill di telingaku, sambil menggunakan ibu jarinya untuk mengusap lembut pipiku dan menghapus air mata lagi.

EAST: TAG! YOU'RE MINEWhere stories live. Discover now