Prolog

511 29 1
                                    


Akhirnya aku menemukanmu!

"Phi... aku... aku sudah menyukaimu sejak lama." Tubuhku gemetar dan tanpa kusadari, suaraku yang tertahan keluar begitu saja saat aku berdiri di depan orang yang lebih tinggi dariku. Dia hanya menunduk dengan tatapan acuh tak acuh, padahal biasanya sorot matanya sangat hangat. Namu, entah kenapa sudut bibirnya terangkat dan membentuk sedikit senyuman.

"Benarkah? Kalau begitu... bisakah kau membuktikannya?" Ujar sosok tinggi itu, dengan suaranya yang licik dan sangat menawan.

....

...

"Umh...hum... Umh...." Begitu dia menggosokkan jari-jarinya yang panjang, dia tidak membiarkanku menutup mulutku dan mengeluarkan suara yang tidak pernah terpikir akan kubuat sebelumnya. Sementara itu, uap panas menyelimuti seluruh tubuhku, dan gerakan lambatnya menyiksaku hingga membuatku gila.

Tidak... Bukan seperti ini.

Bau alkohol menyebar dan aku begitu terbebani oleh kekuatannya hingga aku hampir tidak bisa menahannya. Belaiannya begitu lembut dan tepat hingga aku hampir kehilangan akal sehatku dan aku tidak tahu sejauh mana kami berdua bisa mengendalikan diri...

Hill benar-benar tenggelam dalam alkohol karena dia bahkan tidak tahu apa yang dia lakukan dan betapa buruk konsekuensinya...

"Oh...Phi... Tidak, jangan lakukan hal seperti ini... Tolong hentikan, aku...ah..." Apa yang kukatakan? Aku bahkan tidak tahu apa yang sedang terjadi. Yang tahu, saat ini otakku benar-benar tidak bisa berpikir dan saat aku sadar, mataku sudah dipenuhi air mata sampai aku tidak bisa melihat apapun.

Hanya ada sedikit kesadaran yang tersisa untuk mengalami hal seperti ini. Yang bisa kurasakan hanya sensasi kesemutan secara fisik, yang terlihat jelas di sekujur tubuhku...

Tubuh yang hangat menekan tubuhku dari belakang dengan lembut, sementara tangannya membelaiku

dari sisi ke sisi antara paha dan pinggulku, memijat kedua bagian itu dengan penuh emosi. Hembusan nafas lembut berhembus di sekitar sudut telinga dan rambutku, mengirimkan kejutan kelembutan yang menjalar ke seluruh tubuhku hingga intens mencapai hatiku. Rasanya hangat, tapi entah kenapa disaat yang sama, aku merasa hatiku sakit.

"Ter... aku tidak tahan lagi" Suara serat berbisik ditelingaku, membuat sekujur tubuhku bergetar. Dia sedikit mencondongkan tubuhnya kedepan sambil membenamkan wajahnya di leherku. Dorongan tubuhnya meninggalkan bekas yang mengeluarkan merah di lubang belakangku. Sial... rasanya sangat sakit.

"Aku... tidak bisa... Ah..."

"Ter, kau milikku sekarang...!"

Dan, dia masuk dengan kasar.

Suara nyaring dari daging yang bertabrakan menandakan orang yang sedang sedang bergerak dibelakangnya diliputi kemarahan. Sayangnya, aku tidak tahu kemarahannya seperti apa.

Wajahnya penuh dengan keterkejutan, kemarahan, dan kekecewaan.

....

"Ahh....!!"

Aku menjerit dan terlonjak, melemparkan tubuhku ke tempat tidur, hingga aku terduduk di atasnya. Keringat bercucuran di sekujur tubuhku, meski AC di dalam kamar menyala.

Mimpi? Itu hanya mimpi? Mimpi macam apa itu?

"Hei, ada apa? Ada apa denganmu? Kenapa kau berteriak?" Orang di sebelahku berteriak, dia pasti terkejut dengan suara yang tidak sengaja aku buat tadi. Orang ini adalah teman sekamarku dan namanya North. Wajahnya terlihat sangat pucat dan kalau ada yang teriak saat bertemu dengannya di malam hari, aku tidak akan kaget lagi.

EAST: TAG! YOU'RE MINEWhere stories live. Discover now