Dark Obsession (TAMAT)

Por chanie1001

2.6M 83.3K 942

#Dewasa Más

1. Mulai Terobsesi
2. Darka Mulai Beraksi
3. Berhasil Memiliki
4. Gara-Gara Luka
5. Di Kenalkan
6. Kejutan Dan Mobil
8. Darka Tega Dan Mengantar Delin
9. Mampir Ke Hotey Dan Hukuman Kejang
11. Darka Gila Tak Pernah Lelah
12. Di Terkam Pagi
13. Gara-Gara Senyum
14. Main Cepat Dan Kecantikan Delin
15. Kehangatan Dan Ketahuan Kiss
16. Pengalaman Pertama Dan Kemarahan Darka
17. Akhrinya Video Di Hapus
18. Berangkat Liburan Dan Paha
19. Menikah? Dan Delin Suka
20. Suncreen Dan Kostum Nanti Malam
22. Darka Si Usil M*sum
23. Darka Terpikat
24. Club Malam
26. Deril Dan Mau Anak
27. Kesibukan
28. Rencana Tuhan Dan Anak Kita
30. ASI Dan Kiss Tulus
31. Bayi Besar Dan Main Cepat
32. Akhirnya Menikah
34. Predator Dan Ella
35. Protektif Papa
37. Gaun Tidur
38. Menidurkan Darka Setelah Ella
39. Main Di Kantor
40. Papa Mesum Dan Main Sebentar
41. Melepas Rindu Dan Olah Raga
42. Kecemasan Dan Obatnya
43. Sempurna

10. Di Sambut Bahagia Walau Sebentar

69.6K 2.5K 48
Por chanie1001

Darka melenguh panjang lalu mencabut miliknya.

Darka merapihkan pakaian dan rambut Delin, mengecup bibirnya beberapa kali lalu menggiringnya ke kamar mandi.

"Seka aja, ganti daleman di mobil, gue bawa cadangan.." jelas Darka setelah memasukan Delin.

Delin hanya diam patuh. Dia segera membersihkan miliknya yang sebelumnya Darka serang lagi walau durasinya tak lama.

Delin heran, bagaimana bisa Darka terus kuat dan ingin. Lutut Delin sampai tidak memiliki tenaga.

Delin meraih tissue dan membersihkan bekas air lalu bingung. Masa iya dia turun tanpa dalaman karena dalamannya ada di mobil.

Delin keluar dengan tidak nyaman, rok sebawah lututnya takut naik.

"Kak Darka,"

Darka menoleh tajam khasnya. "Apa?" sahutnya agak sewot. Darka membuang tissue bekas menyeka miliknya lalu membenarkan celananya.

Delin menunduk. "Dalamannya gimana?" tanyanya pelan.

"Gue bilang di mobil!" Darka meraih ponselnya lalu meraih lengan Delin untuk segera meninggalkan kamar hotel.

"Kak, jalannya hati-hati, nanti-" Delin terdiam saat Darka memelankan langkahnya. Tumben sekali langsung dikabulkan.

Darka jelas mengabulkannya karena semua yang ada pada Delin miliknya. Tidak akan dia bagi-bagi.

***

Delin berdebar gelisah saat mobil mahal Darka mulai memasuki gapura desa yang ramai penduduk.

Salah satu di antara mereka ada yang Delin kenal. Semua mata menoleh takjub menatap mobil Darka.

Delin panik sampai beringsut dari duduknya untuk bersembunyi. Darka meliriknya sekilas dan tidak peduli.

"Gue ga akan tahu mana rumah lo, jadi berhenti sembunyi!" ketus Darka mana lelah sekali tubuhnya.

Ternyata desa Delin sangat jauh dari perkotaan, memasuki kawasan yang jalannya rusak dan becek penuh tanah liat.

Delin mendudukan tubuhnya dengan cepat. Delin meliarkan tatapan, sungguh sebentar lagi akan sampai.

Delin berkeringat dingin saat semua penduduk desa mulai berkumpul dengan penasaran, semua yang dia temui di gapura juga berlarian penasaran.

Delin tahu ini akan terjadi mengingat kendaraan mobil paling mahal itu sedan lama yang dimiliki pak RT. Biasanya para penduduk hanya akan menggunakan sepeda, motor pun hanya digunakan tukang ojek.

"Di depan, kak." Delin semakin panik melihat kakek dan nenek yang ada di depan penasaran juga.

Darka menatap sekeliling. Dia bagai dikeroyok satu desa. Darka mencoba sabar, dia yang memutuskan untuk kesini.

"Inget peran lo!" tegasnya.

Delin mengangguk dengan tegang agak terengah. Mungkin panik melihat banyaknya orang yang penasaran.

Darka melepas sabuk pengaman, meraih leher Delin, mengecup keningnya seraya mengusap peluhnya. "Rileks, lo harus berbangga diri bisa bawa gue ke sini, gue ga akan jadiin ini masalah," lalu Darka mulai melepas kunci mobilnya.

Delin mengatur nafas, mencoba menenangkan diri. Dia tatap Darka yang menatapnya juga. Benar, dia harusnya bangga.

Dia merasa akan sangat bahagia keluarganya dan para penduduk desa jika dia maju. Saat mendapat beasiswa saja semua teramat bahagia mengantarnya.

Darka menyelipkan sehelai rambut ke telinga Delin. "Kita turun," Darka turun lebih dulu.

Wajahnya tetap dipasang datar namun bibirnya tersenyum tipis menyambut orang-orang yang penasaran itu.

"Kan! Itu Delin! Sudah ku bilang itu Delin! Bukan mirip Delin!" seru salah satu bapak-bapak saat melihat Delin turun.

Delin langsung dikerumuni, dipeluk dan ditanya kabarnya.

Darka hanya diam menatap sambutan itu. Pantas saja Delin berjuang keras di kota, pantas saja Delin bertahan dengan semua tingkah gilanya.

Delin begitu disayang dan dibanggakan di desa ini. Delin terlihat menahan haru, sesekali menyeka air mata.

Darka sudah tidak aneh. Delin memang mudah menangis.

Kini semuanya menatap Darka, mulai mempertanyakan Darka.

"Itu, pacarnya Delin," jelas Delin pelan sekali saking malu.

"Apa? Pacar? Woaaahhh!"

Nenek-nenek sehat menghampiri Darka. "Yaampun, nak.. Ayo, kita ke rumah Delin, walau tidak bagus, semoga saja betah ya," ternyata itu nenek Delin.

Darka mengangguk dengan senyum tipis lalu menoleh saat Delin menautkan jemarinya pada jemari Darka. Darka membalasnya dengan mengeratkan genggaman.

Ada setitik senang dalam hatinya saat Delin lebih dulu menggenggamnya.

Desa kecil itu hari ini begitu heboh. Apalagi saat Darka mengeluarkan semua yang dia bawa yang dibagikan oleh ibu Delin.

Darka terdiam menatap kebersamaan dan bahagianya mereka. Bundanya pasti akan senang.

"Lo rekam, kirim ke bunda." bisik Darka.

Delin mengangguk dengan haru. Dia mulai memotret semua kebahagiaan dihari ulang tahun ibunya.

Biasanya dia akan menginap, namun karena Darka sebelumnya berhenti ke hotel membuat mereka tidak sempat menginap di rumah Delin.

Tapi di satu sisi Delin lega. Darka pasti tidak akan nyaman mengingat rumahnya tua berbahan kayu, kasurnya lesehan dan tipis.

Ayu mendekati anaknya, dia peluk dengan haru bahagia. "Nak, ini ulang tahun ibu yang luar biasa, dengan pulangnya kamu sudah sangat bahagia, apalagi melihat semuanya ikut bahagia," bisiknya dengan pelukan erat.

Delin tangisnya sontak pecah. Antara sedih dan bahagia. Tapi kebahagiaan orang tua dan orang yang dia sayang jelas yang utama.

Ayu beralih pada Darka, memeluk pria tinggi itu dengan penuh harap dan haru bahagia.

"Delin itu terlalu baik, dia sangat mudah menangis, tolong jaga dia ya, nak. Selama di sana pasti kesepian," isaknya.

Darka mengangguk balas memeluk tubuh tua ibu Delin.

Semua keluarga dan warga desa mengantar kepergian mobil Darka dengan bahagia.

Darka merasa aneh tapi dia suka dengan kebersamaan mereka. Begitu kompak bagai satu keluarga.

"Kak, tadi yang dikasih ke ibu itu kado ya? Kok ga tahu, tapi makasih," cicitnya diakhir.

"Gue ga butuh ucapan, lo tahu apa yang gue mau," Darka terus fokus pada jalanan.

Delin hening beberapa saat. "Kalau boleh tahu, kakak kasih apa?" tanyanya ragu.

Di lain tempat semua warga desa berkumpul penasaran. Ayu terlihat sangat bahagia membuka kado dari pacar Delin.

"Apa ya yang dikasih calon mantu?" celetuk pak Alwi, salah satu keluarga Delin.

Ayu semakin semangat membuka satu kotak besar dulu itu. Isinya ternyata gelas-gelas cantik yang membuat para ibu-ibu terpesona.

Ada surat di dalamnya yang ternyata dari Denada dan Kevin.

"Waahh, dari calon besan buk!"

"Kotak satunya apa, bu Ay.."

Ayu pun mulai beralih ke kotak satunya. Semua mata melotot saat perhiasan mewah satu set menyambut mereka.

Surat kecil itu bertuliskan do'a do'a baik dari Delin dan Darka.

Ayu terisak-isak. Dia terharu, tidak menyangka anaknya yang baik akan bertemu dengan pria yang begitu royal.

Ayu berdoa semoga mereka berjodoh dan bahagia.

Warga kembali heboh dan ikut bahagia. Mengingat keluarga Delin memang keluarga yang baik, selalu membantu yang kesulitan. Mungkin semua itu balasan pada mereka.

Di dalam mobil Delin melotot melihat foto perhiasan yang dikirimkan Darka. Begitu mewah dan rasanya tidak mungkin murah.

"Gue tulis nama lo di sana, biar ga tersinggung, gue ga maksud menghina atau apapun, gue tulus kasih itu. Gue berterima kasih karena dia udah lahirin lo," Darka menatap lekat Delin lalu tersenyum miring.

Delin menegang. Bukannya baper. Delin bisa melihat Darka yang begitu tertarik padanya. Terlihat seperti obsesi gila sampai harus mengantarnya karena tidak mau dia kabur.

Darka kembali melajukan mobilnya.

"Kita nginep ke hotel. Gue ga sanggup kalau lanjut perjalanan,"

Delin gelisah. Pasti Darka ingin meminta upah dari semua yang dia lakukan.

"Lo berperan baik hari ini, lo ga dapet hukuman tapi gue tetep akan bikin lo kejang-kejang."

Delin sontak merinding sebadan-badan. Kakinya refleks merapat gelisah. Apa besok dia akan kesulitan berjalan lagi?

Seguir leyendo

También te gustarán

778K 19.1K 7
Patah hati karena diselingkuhi sang kekasih, Laila memilih mundur. Namun, rasa sakit tak mampu dia hilangkan begitu saja. Walaupun hubungannya dengan...
3.3M 178K 38
Siapa yang tak mengenal Gideon Leviero. Pengusaha sukses dengan beribu pencapaiannya. Jangan ditanyakan berapa jumlah kekayaannya. Nyatanya banyak pe...
1.1M 51.2K 66
Follow ig author: @wp.gulajawa TikTok author :Gula Jawa . Budidayakan vote dan komen Ziva Atau Aziva Shani Zulfan adalah gadis kecil berusia 16 tah...
121K 10.7K 29
"Semua udah berakhir, tolong lepasin aku. Aku mohon." "Gak akan, sebelum aku menyiksa mu seperti di neraka." ____ WARNING! CERITA INI 1821+ GUYSSS! K...