Dark Obsession (TAMAT)

Od chanie1001

2.6M 83.6K 944

#Dewasa Viac

1. Mulai Terobsesi
2. Darka Mulai Beraksi
3. Berhasil Memiliki
4. Gara-Gara Luka
6. Kejutan Dan Mobil
8. Darka Tega Dan Mengantar Delin
9. Mampir Ke Hotey Dan Hukuman Kejang
10. Di Sambut Bahagia Walau Sebentar
11. Darka Gila Tak Pernah Lelah
12. Di Terkam Pagi
13. Gara-Gara Senyum
14. Main Cepat Dan Kecantikan Delin
15. Kehangatan Dan Ketahuan Kiss
16. Pengalaman Pertama Dan Kemarahan Darka
17. Akhrinya Video Di Hapus
18. Berangkat Liburan Dan Paha
19. Menikah? Dan Delin Suka
20. Suncreen Dan Kostum Nanti Malam
22. Darka Si Usil M*sum
23. Darka Terpikat
24. Club Malam
26. Deril Dan Mau Anak
27. Kesibukan
28. Rencana Tuhan Dan Anak Kita
30. ASI Dan Kiss Tulus
31. Bayi Besar Dan Main Cepat
32. Akhirnya Menikah
34. Predator Dan Ella
35. Protektif Papa
37. Gaun Tidur
38. Menidurkan Darka Setelah Ella
39. Main Di Kantor
40. Papa Mesum Dan Main Sebentar
41. Melepas Rindu Dan Olah Raga
42. Kecemasan Dan Obatnya
43. Sempurna

5. Di Kenalkan

85.2K 3.3K 33
Od chanie1001

"Lukanya kering, bagus kalau langsung di kasih obat," Demian dan Delin keluar bersama dari area rumah dan kosan.

"Ki-kita mau kemana dul—" suara pelan Delin terpotong suara seseorang yang muncul dari belakang.

"Kemana?"

Demian dan Delin menoleh. Delin melotot samar lalu menunduk dengan berusaha mengatur dirinya agar tenang dan tidak menimbulkan kecurigaan.

"Mau cari buku buat bahan presentasi," Demian menjawab tanpa curiga sedikit pun dengan yang terjadi.

Demian justru mendengus dalam hati. Dia tahu kalau Darka sedang ingin mendekati Delin.

"Tentang apa? Kalian bisa cari buku bekas gue,"

Demian mendengus. "Sombong amat! Mentang-mentang lo lulus cepet! Gue juga, liat aja, kita cepetin ya, Del.." disenggol pelan Delin.

Darka sontak menatap kian tajam adiknya.

"O-Oke, kita cari diruang baca kak Darka aja, Lin. Banyak banget koleksi dia, dulu S1nya satu jurusan kayak kita," Demian menjelaskan.

Delin terlihat ragu walau pada akhirnya mengangguk tanpa bisa menolak saat menangkap tatapan Darka yang mengancam.

"Bagus," Demian merangkul Delin, berjalan lebih dulu tanpa peduli tatapan laser dari Darka.

Sepertinya menyembunyikan Delin bukan ide yang bagus. Oke, dia hanya perlu satu bulan sebagai waktu normal untuk memperkenalkan Delin sebagai miliknya.

***

Satu bulan berlalu...

Delin tidak tahu akan sesering itu Darka membuatnya merasa menyedihkan. Delin tidak tahu akan sejauh ini Darka membuatnya terpuruk setiap harinya.

Delin menutup mulutnya saat dari belakang sana Darka begitu kasar menampar kiri dan kanan.

Delin terdongak sambil menahan mulutnya untuk tidak mengeluarkan isakan atau desahan. Sebelah tangannya yang menopang tubuh sudah tidak sanggup dan ambruk.

Delin membenamkan suaranya di bantal. Darka tak kunjung berhenti padahal kaki Delin sudah sangat tidak sanggup.

Darka melenguh penuh kelegaan tanpa bisa menahan suaranya.

Darka melepaskannya, membiarkan Delin menggelinjang menikmati sisa-sisa hasil kerja kerasnya.

Darka merebahkan tubuhnya di atas kasurnya yang berantakan. Ada bagusnya Demian satu kelompok terus dengan Delin. Membuat Delin banyak alasan bisa masuk ke ruang bacanya yang terhubung dengan kamar.

Darka menampar pelan paha Delin hingga siempunya tersentak pelan, kaget.

"Benerin, bersihin, pulang terus minum obat," Darka mendudukan tubuhnya sambil mengangkat Delin yang lemas agar duduk juga.

Darka mengecup bibir Delin yang bergetar menahan tangis. "Ntar malem dandan, gue mau kenalin lo sebagai pacar di depan kelu—"

"Engga!" Delin sungguh membenci ide itu.

Dia tidak tahan harus membenci Darka bagaimana lagi. Bersama dengannya? Delin tidak mau!

"Dan lo maunya hubungan kita partner ranjang?"

Delin menjatuhkan air matanya. "Kak, aku mohon.. Niatku ke kota ini untuk kuliah, lulus dan bekerja untuk keluarga," bibir Delin bergetar penuh permohonan.

Darka meraih kepala Delin agar wajahnya bisa mendekat ke wajahnya. "Dengan menjadi pacar gue, urusan lo akan lebih mudah! Lo pikirin baik-baik," tegasnya.

Delin terisak saat kepalanya dihempas walau tidak terlalu kasar.

"Pendidikan lo akan hancur kalau ga nurut sama gue!"

***

"APA?!" Demian menjerit sampai refleks menggebrak meja makan saking kaget.

"Sungguh, Darka?" Denada justru terlihat senang.

Darka mengangguk. "Aku jatuh cinta, udah lama," bohongnya dengan santai.

"Tidak! Delin bukan mainan, kak!" Demian tidak terima bukan karena dia suka. Justru karena dia tahu kehidupan Delin, makanya dia ingin memastikan sahabatnya itu bahagia.

Delin bersama Darka rasanya musibah. Demian tidak akan bisa menerima Darka yang mempermainkan wanita, kejam, tidak ada hangat-hangatnya bersama Delin.

"Kak! Delin—"

"Sebentar lagi dia akan datang, aku akan memperkenalkannya secara resmi." potong Darka dengan menatap tajam penuh peringatan pada adiknya agar diam.

"Sungguh langka," celetuk Kevin dengan aksen Inggrisnya yang tetap lekat. "Anakku akan memperkenalkan pilihannya," Kevin sama senang seperti Denada walau kurang terekspresikan.

"Delin, anak pemalu itu bagaimana bisa membuat anakku sampai jatuh cinta dan mau memperkenalkannya, sungguh spesial!" Denada terlihat haru bahagia.

Di depan pintu Delin terlihat ragu walau pada akhirnya menekan bell dengan bergetar.

***

"Kemari," Darka merebut Delin yang duduk disamping Demian.

Demian melirik Darka kesal walau sebentar karena harus fokus pada game di depannya.

"Yan, duel.." Darka meraih stik lain lalu menarik Delin yang selalu gugup dan panik itu agar duduk di depannya.

Delin yang menegang mulai rileks saat Demian juga membantunya untuk belajar bermain game yang baru pertama kali Delin melakukannya.

Delin memang tidak pintar tapi dia bisa belajar cepat. Buktinya kini Darka tidak mengajarinya lagi.

Darka tetap berada di belakang Delin, memerintahnya sesekali walau agak ketus khasnya.

Delin terlihat fokus, mulai tidak tegang dengan kedekatan Darka yang merapat dan memeluk perutnya sedari awal. Bahkan dagu Darka asyik di bahu Delin.

"Sedikit lagi," gumam Delin pelan dengan penuh ambisi.

Darka menatap wajah Delin dari samping. Wajah yang tidak ada gugup, canggung dan panik itu terlihat lugu dan cantik andai saja kaca mata khasnya dilepas.

Bulu mata Delin begitu lebat dan lentik alami.

"ARGH!" raung Demian semakin heboh saat mendapatkan kekalahan.

"Yes!" seru Delin pelan dan malu-malu canggung.

"Wahh! Jago juga!" Demian merasa tidak terima.

Darka terus menatap Delin tak berpaling sampai Delin balas menatapnya dan kembali menunduk bagai ketakutan.

Menyebalkan!

Darka melepaskan pelukannya.

Darka meraih jemari Delin yang masih memegang stik game itu. Dia memilih game lain dan Demian jadi terbawa santai tanpa protes lagi dengan kedetakan Delin dan Darka.

***

"Kasihan sekali dia ketiduran," Denada mengintip Delin yang terlelap bersandar pada Darka yang masih bermain game dengan Demian.

"Buat dia tidur, Darka!" Denada merasa tidak nyaman melihat posisi tidur Delin.

"Sebentar lagi aku bangunkan, tidak bagus jika digendong ke kos—"

"Tidak! Bawa ke kamar tam— ah tidak bawa ke kamar kamu," potong Denada.

"Apa? Jangan!" Demian berseru sampai berakhir kalah. "Lebih—"

Denada menampar lengan Demian. Mengkodenya untuk tidak banyak protes mengingat ini pertama kali Darka mengenalkan perempuan.

Denada jelas berharap hubungan Darka dengan Delin berhasil. Denada menatap wajah blasteran Darka dengan berbinar.

"Pindahkan ke kamarmu, Darka.."


Pokračovať v čítaní

You'll Also Like

89.5K 9.2K 33
Keinginan seorang Jeon Jungkook hanyalah satu , hidup normal . bersekolah dan menghabiskan hidupnya di satu tempat, memiliki banyak teman dan bermain...
8.1K 708 9
Tidaklah mudah,mendampingi seorang bintang besar dengan segala rutinitas dan hinar binarnya.Dengan segala skandal harus tetap terlindung .
23K 3.4K 200
Ini benar-benar telur! Sial, monster macam apa aku ini? Apakah aku jatuh ke Neraka bukannya berhasil naik ke Surga?
7.9K 939 14
Ini kisah Aline, seorang gadis yang sudah lama merindukan kasih sayang keluarganya. Hingga akhirnya ia menyerah dan pasrah jika Tuhan memang lebih me...