Transmigrasi Ke Dalam Novel

By Zuraprilly

499K 28.8K 479

[WARNING⚠⚠ Ada banyak adegan kekerasan dan Kata² Kasar, mohon bijak dalam membaca] ••• Achasa seorang gadis c... More

Achasa Orphee
Atecna Azurra Warren
Amira Salfira Rinjani
Masuk Sekolah
Teman Baru Dan Keributan
Gudang Dan Amira
Jebakan
Kebohongan Amira
Munafik
Masalah Lagi
Rei Arthur Davis
Dimas Jenna Clayton
Curhatan Gissel & Langkah Tecna
Teguran Untuk Bara
Di Jemput Tunangan
Keluarga Wijaya
Takdir Yang Tertulis
Bertemu
Takdir Berjalan
Pertemuan Pertama
Balas Dendam Cindy
Undangan
Cara Amira
Menjadi Pembicaraan
Persiapan
Acara
Penghinaan
Membatalkan Pertunangan
Pembicaraan
Di Jauhi
Nonton
Pembunuhan
Bertambahnya Musuh
Bincang Santai
Telepon Malam
Belanja Bersama
Lawan Ivana
Rahasia Menjijikkan

Peringatan Tecna

17.3K 1K 20
By Zuraprilly

Seketika wajah Gissel berubah julid "Loh, suka gue dong mau Jawab gimana. Kok lo pulak yang sibuk" Balas Gissel menatap Erick tajam.

Erick mengerutkan kening nya, tumben sekali Gissel melawan nya. Biasanya gadis itu hanya menunduk dan mulai menangis dan juga merengek pada nya, membuat nya jijik.

"Udah kak Erick, mungkin kak Gissel lagi capek makanya dia begitu" suara lembut Amira menenangkan Erick.

"Ck, lo terlalu baik Mir. Orang kek Gissel ni banyak caper nya" ujar salah satu pemuda di sana, nama nya Gavin Andara.

Gissel melirik sinis Gavin yang menghina nya "Muka mu yang kek topeng monyed itu lebih sok caper" balas nya kejam, Gavin tertohok sejak kapan mulutnya Gissel menjadi Julid.

"Gissel, kamu gak boleh begitu sama kak Gavin" Amira kembali membuka suara, ia menatap Gissel polos.

"Apa sih anjeng! Gosah sok ama gue" kini Gissel menatap perang pada Amira, dia jijik sekali melihat kehadiran hama yang satu ini.

"Gissel!" bentak Erick kembali, dia tidak habis pikir kenapa Gissel sangat jahat pada Amira. Padahal Amira sangat baik dan suka sekali membela Gissel.

"APA!!" Balas Gissel meninggikan suara nya.

Erick terkejut, Gissel membentak nya. dengan emosi dia mendatangi Gissel dan mengangkat tangan nya ingin menampar Gissel. Gissel yang tidak siap pun hanya dapat memejamkan mata.

Namun setelah beberapa saat tidak ada rasa sakit yang ia rasakan, dia pun membuka mata dan melihat tangan Erick yang mengambang karena ada yang menahannya.

Tecna menghempaskan tangan Erick kuat, membuat Erick mundur beberapa langkah. Dia juga terkejut akan kedatangan Tecna yang tiba-tiba, begitu pun dengan teman-temannya.

"Berani sekali kau mengakat tangan kotor mu pada adik ku" suara dingin Tecna memecahkan kesunyian yang memenuhi ruangan.

Dia mendekati Gissel dan menarik nya ke belakang tubuh nya, melindungi nya dari mahluk sialan yang sayang nya adalah abang nya.

"Tecna... " ujar Erick terkejut.

Teman-teman Erick kini menatap ke arah Tecna, mereka masih tidak tau siapa gerangan gadis ini yang berani melawan Erick, dan apa tadi? Adik? Gissel adik nya? Sejak kapan keluarga warren memiliki anak lain.

Tecna menatap tajam pada Erick, aura dingin pun terpancar dari nya yang membuat semua yang ada di ruang tamu diam tak berkutik.

"Sekali lagi ku ucapkan. Berani. Sekali. Kau. Mengakat. Tangan. Mu. Pada. Adik. Ku." setiap kata Tecna tekan, wajahnya mengeras, dia hanya meninggalkan Gissel sebentar dan dia sudah melihat pemandangan ini.

Betapa marah nya dia sekarang.

Erick kembali sadar akan keterkejutan nya, dia kini menatap Tecna tidak setuju "dia harus diberi pelajaran karna sudah mengganggu, Amira. Tecna!" ucap Erick sambil menunjuk ke arah Gissel yang sedang bersembunyi di balik tubuh Tecna.

Tecna menaikan satu alisnya "siapa?" ujar nya.

"Amira" Erick kini menunjuk amira yang sedang memeluk lengan Bara, wajahnya nampak takut melihat ke arah Tecna "Dia bersikap kasar padanya." lanjut Erick.

"Aku tidak menanyakan nama nya. Yang aku tanya siapa dia? Kenapa dia ada di sini dan mengganggu adik ku!" suara Tecna sedikit meninggi dia bahkan tak melirik gadis yang di tunjuk Erick.

Matanya hanya fokus pada Erick.

Jawaban Tecna membuat Erick sedikit canggung "dia teman ku,dan Gissel sudah mencari masalah dengan teman ku" ujarnya kepada Tecna yang masih menatap Bengis ke arah nya, membuat Erick selaku abang sedikit kikuk.

Sudah bertahun-tahun tidak bertemu jadi dia sedikit canggung pada adik perempuan yang satu ini, belum lagi tatapan tajam nya.

" kau bodoh?" ucap Tecna.

Teman-teman Erick membulat kan matanya saat Tecna berkata seperti itu. Berani sekali dia, pikir mereka.

Erick terkejut mendengar penuturan Tecna, dia ingin sekali membuka mulut tapi di potong oleh Tecna.

"Ap__"

"Di mana Gissel mengganggu nya? Apakah Gissel memukuli nya? Apakah Gissel mengakat tangan nya?Hahh? Jawab!!" bentak nya pada Erick.

"Demi Tuhan Erick!!, Gissel bahkan berjarak 3 meter dari gadis itu" tunjuk nya pada Amira "bagaimana Gissel bisa mengganggu nya? Sedang kan dia ada di sini" lanjut nya marah.

Erick tidak bisa menjawab perkataan Tecna, karena memang benar jarak Gissel dan Amira cukup jauh. Dan itu tidak bisa di anggap mengganggu dia tadi hanya spontan menjawab karna membela Amira.

Tapi tidak di sangka dia tidak berkutik melawan Tecna "T-Tapi tadi dia mengucapkan kata kotor pada Amira" katanya, mencoba terlihat benar.

Teman-teman nya menatap Erick seakan Erick membelah dirinya sendiri dari orang tua nya saat ketahuan salah.

"Lalu?itu alasan mu harus mengangkat tangan pada adik ku!!" ucap Tecna dingin.

Tecna melirik kearah Amira, matanya  menatap tajam ke Amira. Tatapan nya membuat Amira takut dia merasa sedang di tatapan binatang buas yang siap melahap nya.

Bara yang melihat Amira takut pun segera memeluknya, dia juga tidak suka tatapan gadis itu yang di layang kan untuk Amira.

"Kau" tunjuk Tecna pada Amira "berikanlah alasan yang baik pada ku,agar aku tidak mengusir mu dari sini." kata Tecna dingin, dia masih menatap tajam Amira. Dia tidak mempedulikan teman-teman Erick yang masih menatap tidak percaya padanya.

"Tecna" panggil Erick tidak Terima.

" APA!" bentak Tecna ganas.

Erick mundur selangkah lagi. Sungguh dia takut pada Tecna, padahal dia sudah sering melawan musuh2 nya tapi pada Tecna iya gentar.

Erick jadi diam tak berkutik, Tecna kembali menatap Amira.

"Aku tidak tahu siapa kau, entah bagaimana mana gadis seperti mu bisa berkumpul bersama lelaki dengan tidak tahu malunya." ucap Tecna kejam.

Amira terkejut mendengar ucapan Tecna, dia diam2 mengepal kan tangan nya.

"Jaga ucapan mu!" kata Bara menatap marah Tecna, dia tidak Terima ada yang menghina Amira.

Tecna mengalihkan pandangan nya pada Bara dan mengangkat alisnya sebelah "siapa yang kita dapat di sini. Ellbarack Wijaya. Tunangan Gissel yang tidak tahun malu nya berselingkuh dengan gadis tidak jelas secara terang-terangan." balas nya menatap remeh pada Bara.

Bara mengeraskan rahang nya, mendengar penghinaan itu.

"Bagaimana jika keluarga Wijaya tahu, jika pewaris yang mereka banggakan berselingkuh dengan gadis yang bahkan tidak jelas asalnya." ucap nya lagi, dia bahkan tidak peduli jika Bara tersinggung. Dia tidak takut pada anak kemarin sore ini.

"kau!"

"Apa? Benar kan apa yang aku bilang?" tantang Tecna.

Kini matanya beralih ke Erick lagi "jauh kan saja gadis sialan itu dari adik ku, Erick" Tecna menggenggam tangan Gissel, "jika aku melihat nya menimbulkan masalah lagi bagi Gissel hanya karna perkataan menjijikkan nya itu. Aku bahkan tidak segan-segan membunuh nya, Camkan itu!" Tecna menatap dingin Amira sekali lagi dan kemudian menarik tangan Gissel dan menuju ke kamar mereka di atas.

Semua yang ada di ruang tamu membeku mendengar perkataan Tecna tadi.

Erick sendiri tidak ragu bahwa apa yang di ucapkan Tecna tadi akan di lakukan. Dia tidak mengangap sepele Tecna,Dia tau bagaimana adik sang papa di Jerman.

Mereka memegang kekuasaan di dunia bahwa, ya keluarga kelas atas selalu memiliki sisi gelap tersendiri. Jika sang papa memegang kekuasaan atas yaitu bisnis maka sebaliknya dengan adik sang papa yaitu dunia bahwa.

Dia yakin Tecna tumbuh dengan aura gelap itu, karena aura yang di miliki adiknya itu tidak main².

Erick menyipitkan matanya. Dia tidak mau berselisih dengan Tecna, jelas gadis itu sangat berbeda dengan Gissel. Dia mungkin tidak segan membunuh keluarga nya sendiri jika itu mengganggu nya.

Erick menatap teman² nya "dia adik ku, lebih tepatnya kembarannya Gissel" ucapnya menjelaskan, karna dia tau pasti teman² nya bingung.

"kok kita gak tau kalo lo punya adik lain?" tanya Riko, yang lain menyetujui.

Erick berjalan menuju sofa dan duduk "dia udah pisah dari kami saat berumur 6 tahun, jadi gak ada yang tau tentang nya" lanjut nya.

"Alasannya?" kini Bara membuka suara.

Erick menghela nafas pelan "sakit" ujarnya. Dia menatap kamar adik nya di lantai dua "Tecna menjalani pengobatan di Jerman, tempat adik papa" lanjut nya.

Yang lain pun akhirnya memahami, kenapa gadis itu sangat berani pada Erick yang notabenya pemilik rumah

"Sifat nya emang gitu ya, Rik?" tanya Nanda pelan, dia masih takut pada Tecna. Menurut nya dia sangat menyeramkan.

Erick mengerutkan kening nya "gue kurang tau" ujarnya.

"Huhh?"

Mereka menatap tak percaya ke Erick, seakan Erick hal teraneh yang baru mereka temui.

Erick risih "ck, kan udah gue bilang kita tuh pisah dari umur 6 tahun" ujarnya kesal.

"Gue gak tau sifat aslinya. Karena kita gak tumbuh bersama, tapi yang jelas apa yang di ucapkan sama Tecna tadi itu bakalan bener bener di lakukan sama dia" kali ini dengan serius Erick menatap mereka semua.

"Jadi usahain buat gak berselisih sama dia, gue gak bisa jamin dia gak nekat" lanjut nya.

Semua terdiam mendengar penuturan Erick, diam diam mereka melirik Bara dan Amira. Ini tidak mudah pikir mereka.

"Wah...Bekingan sih Gissel serem juga yah haha" ucap Gavin berusaha mencairkan suasana.

Nanda mendengus "Mampuss lo gak bisa cari gara gara lagi ama dia" ledek nya.

Tampa sadar Gavin cemberut, Riko yang melihat nya segera meraup wajah Gavin.

"Jangan gitu anyingg... Seram tu muka" ujar Riko.

"Apa sih!" kesal Gavin "mana tangan lo bau terasi lagi" lanjut nya mengelap wajahnya.

Riko mendelik "Enak aja lo, tangan Gue wangi tau" ucapnya sambil mencium telapak tangan nya sendiri.

Gavin memasang wajah ingin muntah.

Tidak peduli dengan perdebatan tidak bermutu para sahabat nya, Bara diam diam merenung. Dia sedikit memikirkan penghinaan yang Tecna lontar kan padanya. Merepotkan sekali batin nya.

Maaf yah selama beberapa bulan ini Author gak update, karna Author ada banyak kesibukan. Author janji akan update terus beberapa minggu ini dan Author minta maaf kalo ada beberapa pengucapan yang masih salah.

Ikuti terus cerita Author 🤗

...





Continue Reading

You'll Also Like

29.7K 2.1K 27
Transmigrasi karena jatoh dari gerbang sekolah?! Yang benar saja! Dunia memang sudah gila. Bertransmigrasi kedalam tubuh seorang gadis bermarga Laudh...
TRIPLETS G By AnAla

Teen Fiction

1.5K 206 5
FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!! ... Series Dia, Antagonis! || Triplets G ... Karelio Gevandra Januarta. Derylio Gavindra Januarta. Leonardo Givano Janu...
21.1K 1.5K 41
BELUM REVISI (18+ banyak adegan kekerasan dan manipulatif. Diharapkan untuk tidak meniru maupun melakukan hal-hal tersebut di kehidupan nyata. Cerita...
2.2K 179 6
Xavella merupakan seorang gadis yang sama sekali tidak mengetahui latar belakang dari dirinya. Ia sama sekali tidak tahu apa pun tentang keluarga te...