Antara Aku dan Kamu

By Staaaarrrrrr___

69.8K 5.4K 435

" πš–πšŽπš—πš’πš”πšŠπš‘ πšπšŽπš—πšπšŠπš— πš˜πš›πšŠπš—πš πš’πšŠπš—πš πš‹πšŽπš•πšžπš– πšœπšŽπš•πšŽπšœπšŠπš’ πšπšŽπš—πšπšŠπš— πš–πšŠπšœπšŠ πš•πšŠπš•πšž πš’... More

Perkenalan
2. Sekolah di bandung
3. Masa lalu?
4. Perjodohan
5. Pulang malam
6. Mencoba lupa
7. Sakit
8. Protektif
9. Camping (1)
10. Camping (2)
11. Camping (3)
12. camping (4)
13. Pulang
14. Hujan
INFO UP
15. Aneh
16. Panti
17. Untungnya
18. Tetangga baru
19. Lupa
20. Ngidam aneh
21. Berat badan
22. Acara sekolah
23. Ganggu
24. Melukis bersama.
25. Tepat Waktu
26. Pindah?
27. Sekolah Baru
28. Cuter
29. Mual
30. Bebek
31. Mute demam?
32. Kenapa
33. Ngidam katanya
34. Sayang
35. Ikan
36. Gas
37. Kembali

1. Terpaksa

2.5K 160 12
By Staaaarrrrrr___

" Maaf saya menyusahkan "

-
-
-
-
-
-

Jakarta, 02

Naura Nadiandra Seevanya sekarang berada di dalam mobil yang sedang di setir oleh Mang Darni, supir kesayangannya yang sering mengabtarnya dari kecil. Naura kali ini benar benar merasa sangat senang karena tak sabar memberi kabar baik untuk kedua orang tuanya mengenai hasil raport miliknya.

"Assalammualaikummmm! Nauraaa pulangg!" teriaknya turun dari mobil dan berlari masuk ke dalam rumah.

"Ayahh! Bundaaa" teriaknya lagi, saat masuk kedalam rumah ia sama sekali tak mendapatkan Ayah dan Ibunya.

Dan saat menengok ke arah kolam renang,

"AAAAA!" teriak Naura yang melihat Ayah dan Bundanya yang basah terkena air hujan yang deras dengan tubuh berlumuran darah di taman rumah dekat kolam renang. Mang Darni mendengar hal itu dari luar segera berlari masuk dan mencari sumber suara Naura.

"Non! kenapa non!" panik Mang Darni.

"Astagfirulahhh! Tuannn nyonya!" kaget Mang Darni melihat Naura yang basah terkena air hujan sambil memeluk kedua majikannya yang sudah berlumuran darah.

"Hiks! Ayahh! Bundaa! Kalian kenapa.." tangis Naura semakin pecah, petir dan guntur juga sudah tercampur menjadi satu.

"Mangg! bantuin Ayah sama Bunda mang." Ucap Naura, merekapun langsung pergi ke rumah sakit, namun saat sampai di rumah sakit, Dokter dan perawat lainnya sudah lepas tangan karena keadaan kedua orang tua Naura sudah tak bisa di tangani lagi, mendengar hal itu Naura semakin menangis dengan kencang.

" Masih! Masih bisa kok dokterr "

" Tolongin Ayah sama Bunda.. "

...

Tepat sebulan kepergian kedua orang tua Naura, saat ini ia tinggal di rumah sendirian, karena Mang Darni sudah tak berkerja disana, sebab Naura tak tahu harus memberi gaji lewat mana untuk Mang Darni.

Masalah kematian kedua orang tua Naura juga sudah di selesaikan ternyata penjahat itu adalah karywan milik Ayahnya yang iri dengan pendapatan keluarganya, penjahat itu juga sudah di hukum mati, namun ia masih sangat tidak terima, ia masih saja terus terusan menangis di malam hari.

Rasanya semuanya hilang setelah kepergian kedua orang tuanya, Naura terus terusan menangis dan sedih berlarut sendirian di dalam kamar yang gelap.

"Argh! gus sekarang harus gimanaa!" Teriak Naura di depan cermin sambil menarik rambutnya.

Ternyata malam ini hujan deras, suara petir dan guntur tercampur menjadi satu, tubuhnya juga sudah gemetar sekarang.

"Gue sendirian sekarang.."

"Ayah.. Bunda.. Naura juga mau ikut kalau kayak gini" Ucap Naura mencoba mengambil gunting miliknya.

*tuktuk ( suara ketukan pintu di lantai bawah )

"Siapa.." batin Naura, mendengar hal itu ia turun kebawah untuk mengecek lewat lobang pintu untuk melihat siapa yang di luar, ia melihat sosok Pria seumuran ayahnya dan Wanita seumuran ibunya yang tersenyum sambil bergandengan tangan.

"Kalian siapa.." tanya Naura membuka pintu rumahnya.

"Naura! kamu sudah besar sekarang!" ucap Wanita itu memeluk Naura dengan erat.

"Ayah dan Bunda kamu kemana? mereka tak ada kabar" Tanya Pria itu mengusap kepala Naura, mendengar ucapan itu Naura kembali menangis.

"Hei.. nak! kamu kenapa?" tanya Wanita itu memegang wajah Naura lalu menghapus tangis Naura.

"Ayah.. Bunda udah gak ada om.. Hiks! " Isak Naura.

"Hah! Astagfirulah!" Kaget dua orang paruh bayah itu.

Sekarang Naura duduk di ruang tamu bersama dua orang itu, ia berada di dekapan wanita paruh bayah yang cantik itu. Naura kemudian mulai bercerita sedikit sambil menangis di pelukan wanita itu, selesai bercerita matanya sudah sangat bengkak, mukanya juga pucat, dan...

*bruk ( Naura jatuh pingsan )
...

Bandung, 15

"Eughhh..." Naura meregangkan badannya, sepertinya pegal karena menghabiskan energinya seharian.

"Gue dimana sekarang?!" Kaget Naura melihat dirinya yang berada di tempat tidur king size dengan nuansa kamar berbeda.

"Alhamdulilah.. kamu sudah sadar nak"

Naura sekarang melihat wanita kemarin yang ia temui di rumahnya.

"Tante sebenarnya siapa?" tanya Naura.

"Saya Sarnia Hundarna, sahabat ibumu.."

"Tante sahabat Bunda?" tanya Naura menaikkan satu alisnya.

"iyaa sayang, dan sekarang kamu di bandung.. " jawab Sarnia.

"Apakah kamu masih pusing? kalau sudah tidak, mari kita turun kebawah." Ucap Sarnia.

Naura menggeleng ,"udah enggak kok tante" canggung Naura.

Mereka pun turun kebawah.

"Apakah Ayah dan Ibumu belum menceritakan hal ini ke kamu.." tanya Pria itu.

"Belum om.." Jawab Naura dengan tatapan penuh tanya,

"Nama om Daniswara, om ini sahabat ayah kamu. Kami sudah jadi seperti keluarga yang sangat dekat saat dulu. Tante ini hamil lebih dulu di bandingkan ibumu, saat anak om lahir, dan kamu juga sudah lahir, kami sudah menyetujui untuk menjodohkan anak kamu lewat kertas ini" Ucap Daniswara mengeluarkan selembar kertas yang sudah bewarna kekuningan.

"Kertas ini juga di tulis sendiri oleh ayah kamu sendiri.."

Naura makin kaget mendengar kata perjodohan, padahal awalnya hanya kaget ternyata ini adalah sahabat dekat kedua orang tuanya,

"Kemarin tante sama om ke rumah kamu untuk menanyakan kembali soal perjodohan ini, namun karena hal buruk itu terjadi, kami sudah menentukan pilihan untuk menjodohkan kalian dalam waktu dekat ini, karena ini salah satu harapan ayah kamu nak.. " ucap Sarnia tersenyum ke Naura, saat ini Naura masih diam dengan tatapan kosong karena sangat terkejut dengan cerita itu.

"Waktu dekatnya kapan om?" tanya Naura yang masih merasakan hal ini hanyalah mimpi.

"Minggu depan?" ucap Daniswara, yang membuat Naura melotot.

"Anak om siapa? aku aja masih gak kenal" Ucap Naura.

"Assalammualaikum.."

"Tuh anaknya.." ucap Sarnia tertawa kecil menujuk arah pintu masuk.

Laki laki itu berjalan menghampiri mereka yang duduk di ruang tamu, lalu ia mencium kedua tangan orang tua nya "Siapa?" Tanyanya menunjuk Naura.

"Dia Naura.. Anak sahabat Bunda dan Ayah" jawab Sarnia tersenyum sambil memeluk Naura dari samping.

"Ouu—, gue Arkha. " Ketusnya.

"Naura.." ucap Naura tersenyum.

"Gue naik duluan" ucap Arkha naik ke atas.

"Lusa kamu masuk sekolah yang sama kayak anak om ya?" ucap Daniswara.

"Kamu akan menjadi seperti anak kami sekarang, kami akan merawat kamu, kamu mau kan terima perjodohan ini?.." tanya Sarnia.

"I-Iya tante.." jawab Naura dengan keputusan yang bulat, ia terpaksa mengiyakan karena Naura juga sudah bingung kalau menolak, belum lagi ini permintaan ayahnya.

"Kamu balik ke kamar dulu, tante sama om mau ngobrol sama Arkha dulu.." ucap Sanria.

"I-iya tante,, permisi.." ucap Naura pergi.

....

"Arkha gak mau bun!"

"Ayah! Arkha juga masih sekolah!"

"ARKHANA PUTRA DANISWARA! Sejak kapan ayah mengajarkan kamu untuk membentak orang yang lebih tua? terutama kedua orang tua kamu sendiri!?" marah Daniswara.

"Bun..Yahh.. Arkha gak siap" mohon Arkha.

"Kamu sudah pernah Ayah ajarkan menjadi seorang pemimpin, kamu juga sudah memegang semuanya, kamu juga ketua dalam salah satu Klub Gang motor ternama, gak siapnya dimana lagi?" tanya Daniswara.

"Apa jangan jangan karena wanita itu?" tanya Sanria.

"Stop bahas dia bun." Ucap Arkha.

"kalau kamu emang gak mau, semuanya Ayah lepas dari pegangan kamu, dan kamu akan Ayah kembalikan di rumah nenek tanpa memegang apapun" ucap Daniswara.

"Fine! Iya Aku mau.." sambung Arkha.

Naura ternyata tak langsung balik ke kamar, ia mendengar sedikit perdebatan Sanria dan Daniswara bersama Arkha, setelah mendengar hal itu ia berjalan ke arah pintu belakang yang ternyata tembus di kolam.

"Maaf gue harus nyusahin lo, Arkha.." batin Naura, ia memasukkan kedua kakinya kedalam kolam sambil menatap langit yang di penuhi bintang bintang.

"Mau gimana lagi, kalau nolak jadi gak enak. Gue juga belum siap. " Batin Naura.

"Bunda, Ayah. Naura juga mau ikut, kasihan harus nyusahin keluarga om Daniswara dan Tante Sanria" ucap Naura pelan dan perlahan cairan bening jatuh dari kedua matanya.

"Ngapain nangis malem malem di kolam? ganggu tau gak!" ketus Arkha.

"Hah! s-siapa yang nangis.. aneh" bohong Naura lalu mengusap kedua mata dan pipinya.

"pasti lo udah tau kan? gue bilangin ya, gue masih sayang sama seseorang, jangan coba coba deket dan berharap lo bisa sama gue. Inget ini hanya sebatas untuk ngebahagiain kedua orang tua gue." Ucap Arkha ikut memasukkan kedua kakinya di kolam renang.

"Sebelumnya, Maaf saya menyusahkan" ucap Naura.

"Nyadar ternyata." Ketus Arkha.

"Gue masuk duluan, selamat tidur Arkha." Ucap Naura mengeluarkan kakinya dari air kolam lalu pergi masuk kedalam rumah.

"Kok dia pasrah doang di gituin?" batin Arkha.

...

kira kira bakal gimana ya kelanjuttannya?

jangan lupa vote dan ramein yaaa

terima kasih

[SELESAI REVISI]

Continue Reading

You'll Also Like

26.5K 1.2K 46
pria tampan dan manis, hidup di sebuah pondok,dari kelas satu SD sampai KULIAH Rakha bertemu dengan seorang gadis cantik baik ramah atau bisa di bil...
1.8M 132K 50
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...
82.1K 5.8K 33
sebuah kesalahan yg mengharuskan mereka saling terikat satu sama lain. Mengandung kataΒ² kasar Mengandung kekerasan Jadi jangan sampe salah lapak Kal...
1.1K 82 13
aku mau menyerah! aku? mau menyerah?