MARVELO ANDROMEDES

By alyaa_rakus

515K 39.4K 1.3K

jiwa seorang pemuda yang gila karena mental nya yang kian hancur dan melebur. melakukan apapun tetap membuat... More

Satu
Sepuluh
Sebelas
Dua belas
Dua
Empat belas
Lima belas
Tiga
Enam belas
Delapan belas
Empat
Lima
Tujuh belas
Sembilan belas
Enam
Tujuh
Delapan
Sembilan
Dua puluh
21. Dua satu
22. Duapuluh dua
23. Duapuluh tiga
24. Duapuluh empat
25. Duapuluh lima
26. Duapuluh enam
27. Duapuluh Tujuh
28. Duapuluh delapan
29. Duapuluh sembilan
30. Tiga puluh
31. Tigapuluh satu
32. Tigapuluh dua
33. Tigapuluh tiga
34. Tigapuluh empat
35. Tigapuluh lima
36. Tigapuluh enam
37. Tigapuluh tujuh
38. Tigapuluh delapan
39. Tigapuluh sembilan
40. Empat puluh
41. Empatpuluh satu
42. Empatpuluh dua
43. Empatpuluh tiga
44. Empatpuluh empat
45. Empat lima
46. Empat enam
47. Empat tujuh
48. Empat delapan
49. Empat sembilan
50. Lima puluh
Extra part. 1

Tiga belas

21.7K 1.5K 64
By alyaa_rakus

Zelixon menggenggam tangan yang jauh lebih kecil dari nya itu, mata sayup setajam elang itu menyorot penuh kelembutan ke arah wajah damai yang masih tampak tertidur nyenyak. Sedari bangun tadi Pria itu langsung mandi dan membersihkan diri lalu setelah nya hanya diam duduk di tepi kasur dengan menatap keponakannya yang masih tertidur pulas. Wajah manis itu sungguh candu bagi nya, ternyata rencananya menciptakan pesta ini berhasil membawa Marvel pada nya. Dia tak peduli jika ketiga keponakan nya yang lain dan James akan marah pada nya,
Zelixon tak peduli akan hal itu.

"Papa," Suara lembut itu terdengar di indra pendengar nya. Zelixon tersenyum tipis kala Netra Blue Ice itu terbuka dan langsung mengarah pada nya. Tangan kekar nya mengelus lembut pipi putih yang terlihat berisi itu.

"Iya sayang, Papa di sini." Zelixon mengangkat badan sang keponakan ke dalam pangkuan nya. Marvel sendiri kembali menutup mata nya. Saat merasakan usapan lembut di punggung nya. Zelixon tak mempermasalahkan itu, pria berahang tegas itu mendekap erat badan sih manis. Menghirup dalam dalam aroma menenangkan dari Marvel.

"Lepas papa, aku mau mandi dulu. Badan aku bau belum mandi," Rengekan bungsu nya James itu terdengar. Namun wajah nya saja masih bersembunyi di dada bidang sang papa.

"Tidak usah mandi, badan mu tetap manis walaupun belum mandi sayang," Zelixon bertambah mengeratkan pelukan nya pada Marvel, Pria itu enggan jauh dari anak itu.

"Mana ada seperti itu, nama nya belum mandi tentu saja pasti bau. Itu saja Papa tak tau, ish." Ucapan Marvel hanya angin lalu bagi Zelixon. Pria itu justru kembali berbaring dengan Marvel diatas perut nya. Biarkan saja di bawah sana semua orang menunggu mereka, karena Zelixon harus menghabiskan lebih banyak waktu dengan si manis, dia harus membuat suatu moment indah agar Marvel lebih dekat dengan nya. Dari pada yang lain.

"Marvel, kau menyayangi Papa?"

Marvel mendongak menatap wajah Zelixon dari dekat. Tatapan mereka bertemu cukup lama, seolah terkunci satu sama lain. Marvel tersenyum, tangan nya menyusuri setiap inci wajah rupawan Zelixon, Sungguh sempurna dan tampan. "Walaupun aku bilang tidak menyayangi Papa. Tapi Papa akan terus menyangkal hal itu, See. Aku Marvelo, keponakan bungsu Papa akan terus menyayangi Papa walaupun nanti Mungkin Velo berpulang lebih dulu dari Papa dan kalian semua," Marvel mengecup singkat Pipi Zelixon. Lalu kembali berbaring nyaman di atas perut pria itu.

"Mengapa berbicara berpulang? Kau tidak akan pergi kemana mana. Di mana pun kamu berada berada di situ kami semua akan bersama mu, tak Peduli apapun yang terjadi. Jangan berbicara seperti itu lagi, Papa Tidak suka Marvel." Zelixon tak pernah merasakan perasaan campur aduk seperti ini. Ia marah namun merasa begitu tak ingin kehilangan sosok manis di dekapan nya. Marvel tersenyum dalam diam, karena tangan kekar itu semakin memeluk nya erat. Apalagi saat mendengar kata kata itu, tersirat ada rasa kesal, marah, dan takut yang cukup mendalam. Jadi dengan lembut di usapnya rahang tegas beserta leher sang Papa, lalu di kecup pelan leher itu.

"Tenang lah Papa, aku hanya bercanda. Jangan ambil hati,"

"Dan masalah nya Papa tidak suka bercanda soal itu sayang. Jangan katakan itu lagi jika tak ingin Papa mengurung mu tetap bersama ku."

Zelixon berdiri dan berjalan ke Arab kamar mandi dengan Marvel di gendongannya. "Ayo Papa akan memandikan mu, lalu kita turun ke bawah."

****

Keluarga besar Andromedes saat ini tengah berkumpul di meja makan. Begitu juga James dan ketiga putra nya, yang nampak duduk dengan tenang walaupun raut wajah tak setuju dari mereka tertera jelas di wajah datar mereka. Pasalnya dari semalam bungsu mereka tak bersama mereka. Dan saat pagi nya juga, Zelixon belum juga turun bawah bersama bungsu mereka. James sungguh ingin sekali memenggal kepala Zelixon saat ini juga karena telah mencuri bungsu nya itu. Sedangkan Archie, gadis itu tampak menggeram marah karena James dan ketiga putra nya sedikitpun tak melirik ke arah nya. Apalagi semua anggota keluarga Andromedes juga tampak acuh tak acuh dengan keadaan sekitar mereka.

Berbeda hal nya dengan Tuan Lee, pria tua itu tampak tersenyum tipis melihat raut wajah mereka semua yang tampak tak bersahabat itu. Tak dapatkan di Pungkiri siapa yang tidak marah saat bungsu mereka diambil secara paksa. Tanpa sadar ia pun merasakan hal yang sama, merindukan cucu bungsu nya itu. Sepertinya keluarga putra ketiga nya itu sudah mulai berubah dari sebelumnya jika dulu mereka memprioritaskan Archie, namun sekarang berbeda. Justru Marvel yang menjadi prioritas utama mereka saat ini. Termasuk Zelixon putra bungsunya juga melakukan hal yang sama. Namun yang membedakan adalah, Zelixon memang sedari dulu selalu menaruh perhatian nya pada bungsu nya James. Sejak kelahiran Marvel, pria muda itu sangatlah antusias termasuk dirinya. Tapi sekejap semua nya berubah kalah tangisan pertama Marvel saat lahir justru malah menjadi hembusan nafas terakhir dari menantunya, Charlotte. Wanita penuh kharisma itu menghembuskan nafas terakhir nya tepat setelah melahirkan Marvel.

James saat itu tampak tak percaya akan semua hal itu, dan malah menyalahkan semua nya pada bayi tak bersalah itu. Beruntung saat itu Tuan Lee, kedua kakak James Dan Zelixon. Masih bisa berpikir dengan baik, karena pada dasarnya mana ada Bayi mungil yang membunuh ibu nya sendiri. Mereka menenangkan James yang saat itu sangat lah murka atas kematian wanita yang ia sangat cintai itu.

"Roda selalu berputar dari waktu ke waktu, dan kuharap hal yang terjadi di masa lalu tidak terulang lagi pada masa kini dan masa depan," Tuan Lee berbicara tenang dengan menyesap santai kopi hitam milik nya. Pria tua itu mengetuk ngetuk ke lima jari nya di atas meja secara bergantian. Sedikit melirik ke arah James yang juga ikut melirik nya dengan tatapan datar nya.

"Benar Ayah, kuharap tak ada lagi orang yang memiliki otak dangkal seperti di masa lalu. Sungguh mengerikan bukan, jika masih ada yang seperti itu." Tukas Jacob. Yang kini tengah menuangkan teh hijau milik ke dalam gelas kecil milik nya. Putra sulung Tuan Lee itu sungguh sangat menusuk saat berbicara walaupun orang lain sering terkecoh mengira pria tegas itu hanya bercanda di dalam ucapan nya, walaupun mereka merasa hanya candaan Namun tetap saja mental mereka jatuh saat itu juga. Namun mereka salah, di balik ucapan nya yang hanya menampilkan wajah datar nya. Percayalah jika Jacob itu lisan nya sangat lah tajam. Seperti kata pepatah, 'mulut mu harimau mu'. Bagai sebuah belati yang tepat menusuk ke jantung lawan.

James yang memang sudah tau tabiat dan sisi gelap seorang Jacob hanya menggeram rendah. Tatapan Jacob dan James bersinggungan, James menghisap nikotin di sela jari nya lalu menghembuskan nya tepat di ke arah wajah Jacob, jarak mereka memang jauh namun Jacob tau. Pria itu sengaja menghembuskan asap Nikotin itu ke arah nya. "Siapa kau berani membicarakan tentang ku, aku ini James. Bukan para lawan bicara mu yang lemah itu. Yang selalu termakan hati karena kata kata silet mu itu, tapi kau tidak bisa menjatuhkan ku dengan ucapan sampah mu itu." Tampik James, Sorot mata pria itu menampilkan ketidak sukaan di dalamnya.

"Oh, ayolah adik. Aku hanya berbicara, lalu mengapa kau harus membalas ucapan ku. Seingat ku jika ucapan mereka tak menyindir kita, seharusnya kita diam saja bukan? Biarkan mereka berbicara apapun, tapi kita harus tetap di jalan kita. Memilih dengan baik, inti nya. Memilih dengan mata terbuka
lebar." Jacob menyeringai setan, persis copian Tuan Lee. Namun sorot mata nya tetap lah datar.

"Diam lah Jacob, atau timah panas ku ini bersarang di otak. Sok Jenius mu itu," James mengarahkan Revolver berwarna emas milik nya ke arah Jacob. Membuat Archie yang memang gadis tolol, penakut dan sok itu langsung berteriak histeris dan berusaha menggapai James, takut insiden berdarah terjadi.

"Dad! Jangan, Archie gak mau lihat Daddy bunuh orang." Pekik gadis itu. Yang hanya di hiraukan oleh James termasuk mereka semua. Seperti hal nya, Archie itu hanya sebuah arwah yang gentayangan mencari ketenangan di Mansion utama Andromedes.

"Mari lakukan saja, jika peluru emas itu berhasil menembus otak ku. Maka aku akan Memberikan seluruh harta ku padamu, bodoh." Tantang Jacob, putra sulung Tuan Lee itu malah Mengangkat gelas yang berisi teh hijau milik nya lalu memberikan pose bersulang ke arah sang adik.

Tak!!

Bugh!!

"Berhenti menghisap benda aneh itu Dad, dan juga ini meja makan mengapa harus mengarah kan Pistol Aneh itu ke arah Papi. Daddy sungguh tak tau etika, padahal di sini ada Opah yang dari tadi liat kelakuan gila Daddy." Garang Marvelo. Yang baru saja datang dan merampas paksa Revolver mahal nan langka itu, apalagi Nikotin yang sedari tadi di apit di sela jari nya tampak jatuh mengenaskan di lantai lalu sih bungsunya menyuruh Zelixon menginjak nikotin itu dengan sepatu pantofel pria itu.

James terdiam dengan mata Fokus menatap wajah sih bungsunya dari dekat. Ini yang ia tunggu dari tadi, melihat bungsu nya berada di dekat nya. Tangan kekar nya terulur untuk menggapai sih bungsu, namun anak itu malah mundur dengan tangan kedua tangan di lipat di depan dada.

"Sayang ada apa--"

"Jangan panggil sayang! Apa yang tadi Daddy lakukan? Menghisap benda aneh itu, menodongkan pistol ke arah Papi. Dan sekarang malah bertanya apa, Nikotin itu berbahaya. Jadi Daddy harus berhenti menghisap itu. Dan juga lihat Opa," Tunjuk Marvel pada Tuan Lee. "Dia meminum kopi dan Papi Jacob meminum teh hijau, lalu Ayah Gil, meminum Teh hangat. Sedangan Daddy, malah menghisap Nikotin, ingat Daddy. Benda itu berbahaya jadi jangan menghisap nya terus, mengerti!? " Sembur Marvel. Yang berkacak pinggang menatap James.

James menggaruk tekuk nya yang tak gatal, pria itu berdehem singkat. "B-baiklah, Daddy tidak akan menghisap nikotin lagi."

"Lagi, bukan hanya itu saja kesalahan Daddy pagi ini,"

"Lagi?" James menaikkan sebelah alis nya. Pria itu tampak berpikir sampai sepersekian detik kemudian pria itu melirik sinis ke arah Jacob. "Maaf, Daddy tidak akan menodongkan pistol lagi." James tersenyum hangat ke arah Marvel.

"Sayang, apakah Papi adalah panggilan untuk ku?" Jacob menuntut jawaban dari bungsu James itu.

"Iya tentu saja, Papi Jacob, Ayah Gil, Opa Lee, dan Papa Zelix." Seru anak itu girang.

"Oho!! Kau lihat James, bungsu ku memanggil ku Papi, sayang ayo kemari duduk bersama Papi." Pinta Jacob.

"Tidak, Sayang apakah kau ingin meninggalkan Daddy mu lagi, tak ingat jika semalaman kita tak bertemu." James berusaha keras membujuk bungsu nya agar duduk bersama nya, Marvel sedikit berpikir.

"Tentu saja Daddy, tapi ingat jangan ulangi hal itu lagi." Peringat Marvel menunjuk wajah James. James sendiri hanya mengangguk nganguk kan kepalanya. Dengan tangan yang menarik lembut pinggang Sih bungsu menuntun anak itu duduk di pangkuannya.

"Honey," Panggil Enigma yang sedari tadi melihat perdebatan yang sih bungsu lakukan. Marvel tak berujar apapun, anak itu mencondongkan badan nya ke arah sang kakak sulung dan langsung mengecup pipi kanan pria itu. Lalu tak lama Imanuel dan Alpha tak mah kalah mereka berdua juga langsung mendekat ke arah Marvel guna meminta kecupan dari sang adik.

"Sudah sudah, sekarang ayo mulai makan." Titah mutlak keluar dari bilah bibir Tuan Lee. Marvel tampak makan dengan lahap, sesekali James memberikannya susu. Netra blue ice itu melirik ke Arah Archie yang saat ini nampak menahan amarah, tangan gadis itu mengepal kuat.

"Archie, jangan melotot seperti itu. Makanan di atas meja masih banyak, aku tak serakus itu untuk menghabiskan semuanya. Dan mungkin kau bisa menghabiskan semuanya," Kata Marvel. Seraya tersenyum manis ke arah Gadis itu, membuat Archie dengan cepat merubah raut wajahnya menjadi polos.

"Cik, awas aja kamu."

****

Tak terasa jika kini waktu sudah sore. Waktu itu mereka manfaatkan dengan berkumpul, karena memang sudah sangat lama sekali mereka tak berkumpul keluarga lagi, karena kesibukan masing-masing dan juga tampak para cucu Tuan Lee juga ikut berkumpul di sana. Mereka berkumpul di taman belakang Mansion, dari arah barat terlihat matahari terbit di ikuti cahaya orange yang begitu memukau pemandangan sore ini. Apalagi di taman belakang Mansion terlihat begitu indah dengan rumput lembut yang mengitari bangunan di belakang Mansion ini.

Di gasebo yang ada di taman belakang Mansion terlihat para pria dewasa dan juga Tuan Lee Tengah duduk santai di sana dengan menyesap americano Capuccino. Sedangkan Putra kembar Gilbert, yaitu Levant Sky Andromedes dan Levian Driz Andromedes. Keduanya saat ini tengah menempuh pendidikan di London Inggris, dan baru sampai di Mansion tadi siang itupun karena Gilbert yang menelpon mereka mengatakan jika adik bungsu mereka tengah berada di Mansion. Oleh sebab itu mereka langsung bergegas kemari dan jangan lupakan juga Alpha yang tengah asik menemani sih bungsu bermain. Entah itu menemani memetik bunga ataupun berlarian di atas rumput. Mereka hanya menurut apa saja keinginan Sih bungsu, apapun itu asalkan adik bungsu mereka senang. Namun mereka melupakan Archie, gadis itu menatap mereka dari lantai dua Mansion dengan perasaan tak suka dan benci secara bersamaan. Apalagi melihat tawa lepas dari Marvel.

"Kakak menunduk sedikit," Pinta Marvel membuat ketiga pria yang sedari tadi mengejar nya itu tampak mengkerut bingung melihat nya. Tapi tak ayal mereka mengikuti ucapan nya. Ketiga pemuda itu duduk berjongkok di hadapan nya.

Marvel tersenyum, anak itu mengambil mengambil sebuah rangkaian ranting pohon yang lembut, lalu ia bentuk melingkar dengan bagiannya ia taruh sedikit dedaunan menjalar dan bunga.

Marvel menaruh ketiga rangkaian nya yang sudah terlihat berbentuk seperti mahkota lalu menaruh nya perlahan di tiga kepala pemuda yang tengah berjongkok di hadapan nya sekarang.

"Raja Alpha, gelar ini saya berikan kepada mu. Karena kau pantas mendapatkan pangkat itu, karena keberanian mu. Selamat untuk Raja Alpha," Seru anak itu lantang sambil menaruh rangkaian itu di atas kepala Sang kakak.

Lalu beralih pada kedua pemuda kembar itu. "Putra Mahkota, Calon Raja Mahkota Levant." Ucap nya setelah menaruh rangkaian itu di atas kepala Levant.

"Dan Putra Mahkota ketiga, yaitu Levian." Marvel juga memasangkan Rangkaian itu di atas kepala Pemuda itu.

"Hormat kami kepada Raja terdahulu. Raja Marvel, salam kenal kami bertiga adalah Penerus selanjutnya kerajaan anda." Suara lantang mereka bertiga terdengar dengan satu satu dari mereka mengecup singkat punggung tangan Marvel.

"Diberkati Lah kalian bertiga," Marvel sedikit menjinjit di hadapan mereka. Anak itu menepuk pelan dada bidang mereka bertiga. Lalu setelah itu anak itu berlarian ke arah Gazebo karena ketiga lelaki itu mengejarnya.

"Daddy mereka mengejar!!" Pekik anak itu keras dan langsung melompat ke atas pangkuan James, membuat pria yang tadi terkekeh melihat putra bungsu nya kini malah dengan jantung berdetak cepat menahan punggung sih bungsu yang hampir saja jatuh karena lompatan tiba-tiba nya.

"Perhatikan tindakan mu Velo, kau hampir saja jatuh." Peringat Gilbert menatap tajam bungsunya James itu.
Yang di balas acungan jempol dari sih bungsu.

James menyelimuti badan mereka lalu menarik Sih bungsu hingga menempel sempurna di dada bidang nya. Selimut yang tadi ia pakai tampak membungkus badan mereka berdua, apalagi Marvel yang tampak tenggelam di dada nya.

"Daddy liat, kakak mendekat!!" Marvel menggeliat geli saat Sih kembar mendekat dan langsung menggelitik nya.

"Sudah kakak!! Ini geli hahahah!! Daddy tolong Velo, huwaaaa geli hahaha! Kakak sudah."

Tuan Lee hanya terkekeh melihat tingkah cucu nya itu. Sudah lama moment ini tidak terjadi lagi.

****

◦•●◉✿Tbc✿◉●•◦

Suka gak sih sama part ini

Mau lanjut kahh??
Komen dan Vote nya dulu dong
Biar bisa lanjut lagi.
Muehehe

😌😌😌😌

Continue Reading

You'll Also Like

189K 29.3K 53
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
819K 95K 28
Fabio adalah pemuda yatim piatu. Orang tuanya meninggal karena perampokan yang terjadi saat dirinya berusia 10 tahun. hidup sendirian, Fabio menjadi...
925K 40.6K 97
Highrank 🥇 #1 Literasi (24 November 2023) #1 Literasi (30 Januari 2024) #3 Artis (31 Januari 2024) #1 Literasi (14 Februari 2024) #3 Artis (14 Fe...
Who am I? By Mhyka62

Teen Fiction

623K 56.8K 51
Arga tidak pernah tau dimana orang tuanya berada. Sedari kecil dia sudah tinggal di sebuah mansion mewah dan diurus oleh salah satu pelayan yang beke...