DELACEY & HER GUARDIAN

由 sangrupawan

102K 10K 21.8K

❝ Kalau lo butuh bantuan, I'll help you. ❞ ❝ So, can you help me? ❞ Delacey menyeringai. ❝ My lips wanna tast... 更多

⋆༺ PROLOGUE ༻⋆
⋆༺ 01 - STRANGERS?
⋆༺ 02 - BODYGUARD
⋆༺ 03 - D FOR DIRTY
⋆༺ 04 - HOME FUCKING WORK
⋆༺ 05 - BETTER THAN HIM
⋆༺ 06 - ON A DATE?
⋆༺ 07 - SWEET MESSAGE
⋆༺ 08 - HELL
⋆༺ 09 - F'CK HIM
⋆༺ 11 - HALLOWEEN PARTY
⋆༺ 12 - BROKE UP
⋆༺ 13 - NIGHTMARE
⋆༺ 14 - FLASHBACK
⋆༺ 15 - BLACK TULIPS
⋆༺ 16 - NASTY
⋆༺ 17 - I LOVE KISSES!
⋆༺ 18 - PUNISHMENT AND FIGHTING
⋆༺ 19 - DELACEY VS SAKURA
⋆༺ 20 - MY HEART BELONGS TO YOU
⋆༺ 21 - WISHLIST
⋆༺ 22 - THE AMUSEMENT PARK & BEACH
⋆༺ 23 - TRIP TO HELL
⋆༺ 24 - BURIAL

⋆༺ 10 - BEFORE PARTY

3.3K 374 1K
由 sangrupawan

don't forget to vote and comment, darling.
________________________________

Delacey menyempatkan berkabar kepada pacarnya jika ia akan pergi bersama Jeaven untuk membeli kostum halloween, ia juga mengatakan jika sebenarnya ingin pergi bersama Oscar tetapi tidak memungkinkan karena Oscar sedang sakit. Besar harapan Delacey jika laki-laki itu melarangnya pergi bersama Jeaven dan mengorbankan diri meskipun dalam kondisi buruk sekalipun untuk menemaninya berbelanja.

Namun, itu hanya harapannya saja. Tidak dengan kenyataannya.

Oscar mungkin memang melarangnya. Tapi bukan respons menyakitkan ingin Delacey baca dari cowok tersebut.

Oscar : emg ga bisa beli sendiri? jgn manja

Padahal dulu krtika cowok itu dirawat di rumah sakit—akibat kecelakaan ringan—Oscar effort pulang untuk menemuinya yang sedang kalut dalam kesedihan, kacau, bahkan memberikannya pelukan hangat. Sekarang? Cowok itu benar-benar berubah.

Menyebalkan. Sampai kapan Delacey harus menahan ini semua.

Delacey: ya, aku manja. makanya aku mau pergi sama Jeaven aja.

Oscar : ok

Sehingga ia berakhir dengan Jeaven sekarang. Laki-laki yang ia pikir tidak akan pernah datang kembali ke dalam hidupnya.

"Here we go." Jeaven berseru ketika mereka sampai di parkiran toko. Pandangan Jeaven mengarah ke Delacely. "You okay?"

Delacey bergeming sedari tadi tersadar dari lamunan. Berdeham. Merapikan rambutnya lalu tersenyum lebar. "Totally okay. C'mon. I'll find the hottest costume for tomorrow!"

Tidak butuh waktu lama untuk mereka sampai di clothes store menjual pakaian-pakaian serta aksesoris unik yang khusus digunakan untuk pesta kostum seperti halloween, festival, theater, karnaval, dan sebagainya. Interior store itu juga sangat aesthetic, mengambil nuansa bangunan Eropa kuno.

Lagi-lagi Delacey memimpin, sementara Jeaven setia mengekori langkah cewek yang jauh lebih pendek darinya. Delacey terlihat seperti kucing ragdoll dilindungi oleh anjing Doberman pincsher yang tidak melepaskan sedetik pun tatapan tajam waspadanya.

Namun, ketika sibuk memilih pakain, hal tidak terduga terjadi. Delacey terkejut ketika mendapati seseorang yang tiba-tiba muncul di hadapannya. Tatapan mereka saling bertemu satu sama lain. Delacey mendengus jengkel apalagi saat orang itu tersenyum lebar sembari melambaikan tangan ke arahnya.

"Dari banyaknya mahluk, kenapa harus ketemu lalat satu ini," komentar Delacey sambil mendesis sinis.

"Hai Kak Delacey!" sapa Sakura dengan nada manja yang terdengar menjengkelkan di telinga Delacey.

Delacey balas melambaikan tangan, turut tersenyum lebar. "Oh hai, Slut."

Jeaven terkejut, menahan tawa. Sangat ramah sekali.

"What a great coincidence." Sakura masih tetap tersenyum meskipun Delacey sudah menunjukan tatapan permusuhannya ke cewek itu. "Lo ngapain ke sini, Kak?"

"Mau jual diri," ketus Delacey disusul dengusan malas. "Gak usah basa-basi. We're not even friends. So, go to hell. Bye."

"I guess, lo pasti mau beli kostum buat Halloween night party. Jadi lo mau pakai kostum apa besok?"

Alih-alih pergi, Sakura tetap melanjutkan percakapan yang tidak Delacey inginkan. Rasanya ia ingin sekali menampar wajah Sakura meskipun cewek itu untuk saat ini belum melewati batas. Tapi dengan melihat wajahnya, sudah mampu memancing emosi Delacey.

"Gak pakai kostum. I'm naked tomorrow."

"Cool. Fucking sexy." Sakura terkekeh. "For your information, besok gue mau menjadi Tinkerell." Cewek itu mengangkat totebag, berisi kostum yang ia beli. "Just in case, kita nggak pakai kostum sama besok because we have the same taste, isn't it?"

Mendengarkan ucapan Sakura barusan spontan membuat Delacey tertawa geli. Delacey melangkah mendekat sembari mengibaskan rambut badainya. Matanya memicing tajam ketika melipatkan kedua tangan di depan dada, menatap remeh jalang di hadapannya sembari berdecih.

"Same taste? We? Keep dreaming." Delacey mendekatkan bibirnya ke telinga Sakura. "Ick. Kita bukannya punya selera sama, tapi lo yang selalu ngikutin gaya gue, Bitch."

Ia menatap Sakura sekali lagi lalu tertawa sinis. "Tinkerbell? Bahkan itu bukan selera gue sama sekali. I'm not even interested in being a good fucking fairy. Villains are better."

"..."

"Jadi gak usah bilang we have same taste. Cause we're not. Get my drift?"

Ucapan Delacey sukses membuat Sakura terbungkam selama beberapa detik dengan tangan meremas celana jeans. Kemudian, ia menatap Jeaven yang sedari tadi hanya terdiam menyaksikan percakapan dua gadis yang sebenarnya saling membenci itu.

"Anyway ... kalian berdua sepertinya sangat dekat, ya? Bahkan lo pergi ke sini sama Kak Jeaven bukan sama pacar lo, Kak. Uhm apa kalian itu..." Sakura menatap Jeaven dan Delacey secara bergantian. Menerbitkan seringai. "Beneran sepupuan? Atau—"

"Why don't you just get lost?" potong Jeaven dengan suaranya yang dingin.

"E-eh?"

"Mengganggu."

Sakura tercengang. "Siapa?"

"Lo. Sangat mengganggu."

Mendengarkan kalimat itu keluar dari bibir Jeaven, entah mengapa membuat Delacey merasa puas apalagi ketika melihat reaksi Sakura dikatakan demikian oleh cowok di belakangnya.

Ini adalah kali kedua Jeaven merendahkan Sakura seperti hama setelah di kafetaria tempo hari. Menyebalkan. Sakura sudah hendak menimpali, sampai ia menerima panggilan di ponselnya. Tepat saat itu, Delacey tanpa sengaja melirik ke layar handphone cewek itu dengan kecerahan layar tinggi.

O.

Itu adalah nama dari yang menghubungi Sakura. Sakura buru-buru memasukkan ponselnya. Tersenyum ke arah Delacey. "Sadly, kita gak bisa ngobrol banyak. So, see you tomorrow, Kak. Bye-bye muach!" Cewek itu kemudian langsung bergegas pergi.

"Ayo." Jeaven mengajak Delacey untuk mencari pakaian lagi tetapi cewek itu justru membeku.

O... Oscar? Gak mungkin 'kan?

𝄡𝄢𓆩ᥫ᭡𓆪𝄡𝄢

Papi kandung: bagaimana kabarmu, nak?

Ternyata sudah hampir seminggu Papinya menetap di Belanda. Meski pria itu tidak berada di luar negeri sekalipun, Delacey tetap merasa jika Papinya memang tidak pernah ada lantaran selalu sibuk dengan pekerjaan dan jarang meluangkan waktu untuknya. Bahkan setelah kejadian buruk  yang terjadi menimpa keluarganya.

Hanya saja, Delacey cukup rindu berdebat dengan Papinya hingga membuat pria itu mengelus dada karena ia selalu saja keras kepala dan memberontak. Hal paling parah yang pernah Delacey lakukan adalah ketika pesta perayaan ulang tahun perusahaan milik keluarganya.

Cewek itu membawa pasukan tikus liar yang ia bebaskan di antara perkumpulan konglomerat sehingga seluruh undangan menjerit takut serta geli melihat serangan hewan kecil itu berpencar di mana-mana. Setelah melepaskan tikus-tikus, Delacey langsung kabur begitu saja sembari tertawa senang. Merasa puas sudah mengacaukan hari penting milik Papinya.

Mungkin itu sangat kekanak-kanakan. Tapi Delacey melakukannya bukan tanpa alasan. Ia bertindak demikian karena kesal kepada Papinya yang telah berani memblokir akses rekeningnya sehingga ia harus mengalami peristiwa memalukan di mall ketika sudah mengambil banyak barang tetapi tidak bisa membayar sebab rekeningnya diblokir.

Sehingga malamnya setelah acara berakhir, Delacey memutuskan pergi ke club untuk menghindari amukan suci dengan mencuri kartu rekening lain milik Papinya yang ia gunakan untuk bersenang-senang bahkan dengan nekad ia langsung membeli mobil yang langsung Delacey gunakan menuju club sendirian. Minum sepuasnya melepas dahaga. Menari lincah bersama orang-orang tidak ia kenal hingga tertawa mengalahkan dentuman musik di sana.

Ternyata menjadi bebas semenyenangkan itu baginya. Setidaknya, hal itu sanggup melampiaskan segala rasa sakit dan luka yang sedang ia hadapi saat itu. Ternyata menjadi buruk... tidak seburuk itu.

"Oh! My! You look so fucking hot!"

Komentar Agatha seketika membuyarkan lamunan Delacey. Ia melirik kembali room chat Papinya, sejenak ia memerhatikan foto profil pria itu. Delacey tertegun. Menyadari Papinya memasang foto keluarga mereka sebagai foto profil. Cukup mengejutkan.

Delacey berdecih. "Late. Semuanya gak akan kembali even if you use a family photo as your profile photo."

"What did you say, D?"

"Nothing." Delacey segera keluar dari room chat, meninggalkan pesan Papinya dalam kondisi dibaca, tanpa berniat merespons dengan sepatah ketikan atau sekadar stiker. Ia hanya sungguh malas dengan Papinya. Kecewanya masih belum reda dan terobati.

Delacey lantas beranjak bangun dari kursi di depan meja usai merias wajah berjam-jam lamanya, sehingga ia terlihay seperti karakter yang inginkan malam ini. Delacey lantas berdiri di hadapan cermin panjang sehingga sanggup melihat refleksi seluruh tubuhnya dari atas sampai bawah.

"Bye, Delacey." Cewek itu menyeringai. "Tonight you are Lilah Fucking Black."

Tepat sekali malam ini Delacey menyerupai penampilan Lilah Black yang merupakan salah satu tokoh wanita tangguh, jago bela diri dalam film Jonah Hex. Sebenarnya Delacey tidak menonton filmnya, hanya saja ia melihat inspirasi karakter itu dari pinterest. Delacey berpikir, mungkin akan cocok untuknya berperan sebagai Lilah.

Memerhatikan sekali lagi penampilannya di mana atasannya menggunakan mini dress bergaya korset dengan hiasan bunga besar di bagian tengah dadanya, sarung tangan rajut, kalung choker. Sementara kakinya dilapisi sepatu boots tinggi menutupi mata kaki. Tidak lupa dengan pistol palsu yang memang ia miliki sejak tahun lalu untuk halloween party saat itu sebagai Jane Smith.

Delacey terlihat sangat menawan dan seksi.

Agatha dan Larissa mengakui itu. Bahkan mereka tidak berhenti terpukau tatkala memandang sahabatnya itu.

Larissa berpenampilan seorang biarawati versi haram yang sangat seksi sementara Agatha menjadi Red Riding Hood versi vulgar, tahun lalu juga, ia juga tidak terlalu peduli, yang penting adalah berpesta.

Menyempatkan diri melakukan mirror selfie terlebih dahulu sebanyak-banyaknya untuk kebutuhan di media sosial, barulah ketiga gadis itu keluar dari kamar Delacey—yang sedari tadi dipakai untuk menyiapkan diri—menuruni anak tangga.

"Oh my fucking God," kaget Delacey ketika melihat dua orang asing duduk di sofa ruang tamunya.

Sebenarnya mereka bukan orang asing. Meskipun dalam balutan kostum cowboy dan pirates. Delacey masih bisa mengenali mereka yang merupakan teman sekelasnya.

Hitoshi dan Vincent. Walaupun dia tidak ingat nama keduanya, karena tidak penting. Setidaknya bagi si gadis angkuh itu.

"Oh! Hai Delacey and the minions!" sapa Vincent yang berpenampilan seperti koboi dengan cengiran.

"What? Minions? How dare you!" protes Agatha disusul pelototan matanya. Tidak terima dikatakan demikian.

"Ih. Kenapa protes? Minion 'kan lucu," sambung Larissa cengengesan.

Delacey bersedekap angkuh. "Siapa yang ngundang gelandangan kayak kalian?"

"Gue."

Sebelum Vincent dan Hitoshi merespons, laki-laki yang berdiri di anak tangga paling atas sudah menjawab lebih dulu. Delacey mendongak. Memerhatikan Jeaven yang malam ini hanya berpenampilan formal umumnya. Mengenakan kemeja berbalut rompi hitam dengan luaran jas senada. Sama sekali tidak ada keunikan.

But damn, he looks hot. Batin Delacey tanpa sadar.

Jeaven berjalan menghampiri mereka dan mendekati Tuan Putrinya. Senyuman indah di bibir Jeaven terbentuk begitu laki-laki itu memerhatikan penampilan Delacey. "You look drop dead gorgeous. Really suits you."

"I know," sahut Delacey sembari menyugar rambutnya. Menahan diri untuk tidak salah tingkah karena dipuji. Delacey menajamkan matanya. "Ngapain lo ajak dua gembel ini masuk?" tanyanya lantas melihat sinis ke arah Vincent dan Hitoshi.

"Gue bukan gembel, gue bajak laut. Bajak laut dari Jepang siap menjajah!" bantah Hitoshi sembari berkacak pinggang bangga.

Larissa membekap mulutnya dengan mata berbinar. "OH NO! Why did I just realize that you're totally my type! Aduh! Paling gak kuat sama yang sipit-sipit apalagi kurus karena yang kurus itu biasanya pisangnya gede!" ucap cewek itu berterus terang. Spontan mendapatkan jitakan keras dari Agatha.

"Mereka bakal berangkat bareng sama kita," jelas Jeaven.

"Serius?! Mimpi apa coba satu mobil sama Jeaven dan Hitoshi kya! Satu mobil aja gue seneng apalagi satu ranj—" Ucapan Larissa terpotong begitu Agatha menjitak jidatnya lagi. "Shut up, Bitch. Jaga image dikit deh, biar gak keliatan banget dodolnya," bisik Agatha memperingati dibalas dengusan sebal dari Larissa.

"So, we've to go now! Party bentar lagi mulai!" seru Vincent tidak sabar.

Tepat setelah Vincent selasai bicara, bunyi klakson mobil terdengar dari luar rumah. Delacey mendesah lalu berkata, "Sayang sekali, gue nggak bisa ikut sama kalian."

Pandangan Delacey menuju ke arah Jeaven. "Oscar jemput gue."

Jeaven tersenyum tipis. "Oke."

Delacey melihat ke arah Agatha dan Larissa sembari melambaikan tangan. "See you at the party, girls!" Kemudian melirik Vincent dan Hitoshi sejenak. "And homeless. Bye."

Dengan sedikit tergesa, Delacey keluar dari rumah besarnya menuju Oscar yang berdiri bersender di mobil Pajero milik laki-laki itu. Kali ini Oscar menyerupai karakter Joker.

"Hai," sapa Delacey. "How do you feel? Better?"

Oscar tersenyum. "Better since seeing you now."

"You didn't tell me you were going to be Joker," Delacey ketika memerhatikan penampilan Oscar. "Padahal gue bisa saja jadi Harley Quinn for you. Itu akan membuat kita jadi lebih serasi."

"No big deal, Honey. Kita berdua tetap terlihat serasi." Oscar mengecup kening Delacey kemudian membukakan pintu mobil untuknya. "We've to go."

Delacey terkekeh lalu masuk ke mobil.

Diam seperkian detik. Seharusnya kalimat manis dan kecupan tadi itu membuatnya merasa senang, tapi entah mengapa, dia tidak merasakan kupu-kupu di taman perutnya seperti dulu. Selain itu, Delacey juga merasakan ucapan Oscar, terdengar tidak nyata.

"Oscar."

Oscar yang baru saja menyalakan mesin mobil, mengernyit. "Hm?"

"Do you still love me?"

Laki-laki itu tidak langsung menjawab. Ada jeda sejenak, "Of course, Bae."

Terdengar ragu.

Sementara di belakang mereka, ada mobil BMW hitam mengikuti dengan kecepatan menyesuaikan mobil di depannya. Mobil ganteng itu sedang dikendalikan Jeaven bersama empat penumpang yang heboh.

Jeaven menyeringai licik. "Tonight will be fucking fun, Oscar."

𝄡𝄢𓆩TO BE CONTINUED𓆪𝄡𝄢

400 vote and 1k comments for next baby <3

rencana licik apa yang mau jeaven lakukan?

spam next di sini ^^

thanks for reading >3

继续阅读

You'll Also Like

2.3M 109K 53
Mari buat orang yang mengabaikan mu menyesali perbuatannya _𝐇𝐞𝐥𝐞𝐧𝐚 𝐀𝐝𝐞𝐥𝐚𝐢𝐝𝐞
216K 2.4K 8
#Darkness Series 1 ( Adult content ) Dunia mengenalnya sebagai Ziro Statham Blunjuke. New York memuja ketampanannya. Tersihir oleh kebaikannya dan te...
1.3M 64.9K 51
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...
38.2K 4.9K 4
Berawal dari takut kehilangan membuatnya menjadi posesif hingga berakhir obsesi. 𝑫𝒊𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒆𝒓𝒍𝒊𝒉𝒂𝒕 𝒕𝒆𝒏𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒃𝒆𝒓𝒂𝒓�...