Freedom From The Demons ( Slo...

By SURGAVERSE

593 192 54

bercerita tentang seorang remaja bernama Arga Heavenlight yang hidup pada zaman invasi para iblis. ia harus m... More

Chapter ?: Idzes Raden
Chapter 1: From You 2000 Years ago
Chapter 2: Just A Weakling
Chapter 4: Cruel World
Chapter ?: Hodokenai noroi
Chapter 5: Eruditio Train Accident (part 1)
Chapter 6: Eruditio Train Accident (part 2)
Chapter ?: massacre game
Chapter 7: Eruditio Train Accident (part 3)
Chapter 8: The founder
Chapter 9: The Beginning
Chapter ?: Six Eye's
Chapter 10: Dehuntsco
Chapter 11: fiery girl
Chapter 12: Curse Training

Chapter 3: Unforgettable

38 12 11
By SURGAVERSE

"Bukan apa-apa, hanya..... Aku membencimu!!!."

Ken berlari kearahku. "Third technic: water punch." pedang milik Ken menyerangku. Pedangnya mengeluarkan air setelah digerakkan dan diayunkan. Gelombang air itu mengenaiku, rasanya seperti terpukul oleh orang dewasa, tapi dalam bentuk air. Tubuhku terpental kembali dan terjatuh ke tanah

Ken berlari ke arah sebuah pohon dan memanjatnya dengan cepat. Bukan seperti memanjat, lebih seperti berlari dengan cepat kearah atas pohon.

"Tolong hentikan Ken, apa salahku?, aku sedang kesakitan dan hampir saja mati karena iblis tadi. Dan aku sedang berduka karena kakekku tiada." Aku meminta ia untuk berhenti menyerangku. Tapi itu percuma, dia hanya melihatku dari atas pohon yang berjarak 7 meter didepan diriku yang sedang duduk sambil memasang wajah tanpa ekspresinya lagi.

Aku mencoba untuk berdiri. Tapi, belum sempurna berdiri, Ken melompat dan melesat kearahku.

Aku mencoba menghindar dan bergerak ke arah samping kanan. Tendangan kaki kirinya meleset dan mengenai tanah. Tapi itu tidak ada gunanya, kaki kanannya dengan cepat menendangku, aku terdorong beberapa meter dan membentur rumah kakek.

Ken mengacungkan katananya. "Seventh technic: dragon sword." seketika katananya mengeluarkan gelombang air yang kemudian menyelimuti katana itu membentuk seperti naga. Naga air, sihir yang menakjubkan sekaligus menyeramkan. Ken kemudian melemparkan katana itu kearahku.

Aku menghindar. Tapi, sekali lagi, itu tidak ada gunanya. Katana yang sekarang berbentuk seperti "naga" itu berbelok arah dan kembali mengejarku. Katana itu bagai naga sungguhan yang sedang mengincar mangsanya.

Serangannya mengenaiku. Aku terdorong kembali dan terjatuh. Serangan itu tidak menyebabkan luka gores. Tapi rasanya seperti dipukul.

Katana itu terlempar ke arah Ken bersamaan dengan Ken yang ternyata sudah berlari. Ia meraih katananya dengan cepat dan melempar kearahku, kali ini tanpa sihir. Katana itu meleset karena aku sedikit menghindar dan katana itu menancap ke tembok rumah kakek yang terbuat dari kayu.

Tak selang lama, Ken berjalan pelan kearahku. "Kau harus belajar banyak."

Ken berjalan pelan kearahku, sekarang dia hanya berjarak 4 meter didepanku.

Kini dia terlihat seperti benar benar memusuhiku. Aku tidak tahu kenapa dia bisa seperti itu. Dan kenapa dia bilang aku perlu banyak belajar?. Ini semakin aneh.

Ini kesempatan. Katana milik Ken ada di sampingku. Jika aku mengambilnya, dia akan tak bersenjata. Dan kesempatanku lebih besar.

Dengan cepat aku mengambil katana Ken yang sedang menancap di dinding tembok kayu rumah kakek.

"Mundur kau, atau..."

"Atau apa?, kau akan mengalahkanku?, coba saja kalau bisa. Aku akan membunuhmu lebih dulu!" kata Ken sambil membentangkan tangannya.

Aku tahu, walaupun aku bersenjata dan dia tidak, aku belum tentu bisa mengalahkannya. Dia jauh lebih kuat dariku yang hanya seorang remaja biasa.

Aku berlari cepat menyerangnya dengan katana yang kupegang. Dengan cepat Ken menghindarinya. Belum selesai seranganku, Ken mengarahkan tinjunya ke arah tubuhku. Aku terdorong ke belakang beberapa meter.

Sebenarnya serangan Ken tidak terlalu keras karena dia tidak menggunakan kekuatan, sihir, ataupun senjata. Hanya saja karena aku sedang lelah, rasa sakit ini bertambah lebih sakit.

Pertarungan jarak dekat dan cepat pun terjadi. Beberapa tinju, tendangan, serangan, tebasan, tepisan, hindaran terjadi. Pertarungan yang sangat sengit.

Sekitar 5 menit berlalu setelah pertarungan jarak dekat berlangsung. Aku menyadari bahwa aku benar. Aku tidak mungkin bisa mengalahkannya walaupun aku bersenjata. Aku hanya seseorang yang baru menggunakan katana. Sedangkan dia, sangat berbeda denganku. Tanpa sihir dan senjata, dia masih sangat kuat. Sepertinya dia memang sudah terlatih untuk itu.

Tak lama kemudian tiba tiba tubuh Ken bergerak cepat, seperti menghilang dan muncul di depanku. Ken berteriak, mengirim pukulan. Lagi-lagi aku terbanting ke belakang menabrak dinding, membuat retak besar. Itu pukulan yang amat keras.

Tubuh Ken bergerak cepat lagi, lalu muncul di sampingku. Ken mengirim pukulan kedua. Aku terbanting lagi, terduduk.

Tubuh Ken bergerak cepat lagi, muncul diatas kepalaku. Tapi dia keliru, aku sudah bersiap siap untuk menangkisnya dengan katana.

Tapi, apa yang terjadi. Ken menggenggam katana itu dengan tangannya, menariknya, lalu melompat ke arah depanku.

Matahari sudah bersinar cukup terang. Angin perlahan lahan berhembus, membuat baju milik Ken berkelepak. Suasana lengang sejenak.

Apa?, apa yang barusan kulihat?, dia... dia sangat lincah dan mahir dalam teknik beladiri.

Ken berlari kearahku dan beberapa kali mencoba menyerangku. Pertarungan jarak dekat tak bisa dihindarkan. Beberapa kali hampir mengenaiku. Aku hanya bisa menghindar dan sesekali memukul dan menendangnya, tapi itu tidak berdampak banyak.

Dia kembali menyerangku dan tidak tahu kenapa aku bisa menahannya dengan tanganku. Aku hanya bisa kebingungan sambil menganga menanggapi itu.

Tapi, ini kesempatan, aku harus menyerang balik.

Aku sudah marah dengannya. Walaupun dia sudah mengubur dan mendoakan kakekku, dia juga mencoba untuk membunuhku. Aku harus segera menghentikannya. Aku tidak mau mati sekarang.

Aku menyerangnya dengan cara mencakar, berniat agar dia kesakitan dibagian wajah dan aku bisa dengan mudah menghentikannya. Seranganku mengenai kepalanya, bagian atas pojok kiri dibawah rambutnya.

Ken terdorong ke belakang. Tubuhnya masih bisa menyeimbangkan diri.

"Sudah kuduga...." aku tidak mengerti apa yang ia maksud, dia hanya mengungkapkan itu sambil tersenyum dan rambutnya yang kini menutupi sebagian matanya.

Ken yang dari tadi sangat kuat dan menakjubkan, sekarang aku tidak tahu kenapa dia terlihat begitu kesakitan hanya karena aku mencakar kepalanya. Setelah itu aku mencoba sedikit demi sedikit mundur untuk mengantisipasi terjadinya serangan kembali, dan sebenarnya aku juga cukup takut.

Suasana lengang sejenak. Sekarang dia sedang berdiri 15 meter didepanku. Rambutnya hampir menutupi seluruh matanya, berdiri sambil menggenggam katana dengan disertai hembusan angin kencang yang membuat suasana semakin menegangkan.

"Selamat tinggal." Ucap Ken dengan nada yang halus dan pelan.

"Tenth technic: finisher waves."

Seketika katana milik ken bercahaya. Dia perlahan lahan bersiap untuk melesat dan menyerangku dengan sihir itu. Gelombang gelombang air mulai sedikit demi sedikit muncul dari sekitar katana, bergerak kearah katana dan semakin lama semakin besar gelombangnya. Tubuh remaja itu juga seketika terselimuti air yang terus bergerak dan berkobar bagai api yang menyala. Ini sulit dipercaya sekaligus mengerikan. Aku dari kecil tidak pernah percaya akan adanya sihir dan kekuatan kekuatan itu, itu hanyalah fiksi, karangan, dan khayalan semata. Tapi sekarang, aku melihatnya secara langsung dihadapan mataku sendiri. dan sekarang, nyawaku dalam bahaya.

"Hei apa yang akan kau lakukan, apa salahku?"

"Salahmu? Kau tidak perlu tau itu"

"Kau tidak bisa menghakimi dan membunuh orang tanpa sebab, itu sebabnya aku tanya padamu!"

"Diam kau bodoh!, kau akan mati!"

Ken mengumpulkan kekuatan yang semakin besar. Kini dia bersiap siap untuk menyerangku.

"Kau hanya anak yang lemah. Jangan berharap banyak pada dunia ini. Dunia ini kejam dan tidak memandang siapapun dan apapun. Kau mungkin tidak percaya akan adanya hal yang tak terlihat atau ghaib. Tapi pada dasarnya itu memang benar benar ada di dunia ini, dunia yang sekarang kita semua tinggali. Kita semua juga bisa mati kapan saja karena makhluk ghaib tersebut. Yang kuat akan menang, dan yang lemah akan kalah."

"Tolong, hentikan itu!"

"Sekarang, matilah kau!"

Ken melesat kearahku. Aku tidak tahu harus berbuat apa sekarang. Benar katanya, aku hanya anak lemah yang selalu berlagak pemberani pada saat tertentu, dan pada nyatanya aku pasti akan kalah dan aku tau itu. Dunia ini memang kejam ya.

Tapi, walaupun begitu, aku tidak boleh semudah itu menyerah sekarang, kakek dan Arda sudah tiada, ibu dan ayah juga pasti sedang merindukanku, aku tidak boleh mati juga agar setidaknya kesedihan mereka berkurang dan akan ada yang bisa menghibur mereka.

( flashback dan kenangan keluarga )

( layar gelap )

( ruang hampa )

( suasana lengang )

( Sepi )

( hanya ada kehampaan dan kesunyian )

( ........ )

Terimakasih semuanya, aku pasti akan menang, mungkin suatu hari nanti kukira...., aku yakin aku tidak akan mati sekarang. Aku mungkin gagal melindungi kakek dan Arda. tapi, aku akan menepati janji itu tapi untuk ibu dan ayah, aku akan melindungi mereka, menjaga mereka, menyayangi mereka. Mereka adalah orang yang paling aku sayangi di dunia ini. Hari ini, mereka akan pulang, aku akan bertahan dan akan pulang menemui mereka. Ini.... Belum berakhir!.

( kembali ke scene Ken berlari kearahku )

Ken bersiap untuk menusukkan katananya kearahku. Aku sempat memukulnya di badan bagian kanan. Tapi itu tidak ada gunanya, ia langsung menggerakkan kembali tangannya yang memegang katana kearahku. Ia menusukkan katananya nya kearahku. Angin kencang berhembus bersama ribuan tetes air dari arah ia menyerang. Daun daun dan benda benda yang ada di hutan sekitarku beterbangan karena angin tersebut.

Aku pikir ini adalah akhir bagiku, tapi ternyata tidak. Ken tidak menunjukkan pedangnya kearahku. Aku kaget saat membuka mataku. Dia tidak mengenakan katananya kearahku. Aku terjatuh karena tidak percaya, aku masih hidup.

Ken tersenyum dengan mata yang masih tertutup rambut. Ia memasukkan katananya kedalam penutup katana di pinggangnya lalu berdiri dan menata kembali rambutnya.

"Pelatihan pertama selesai."

"Hah?, apa maksudmu?"

"Mari kubantu." Ken menjulurkan tangannya dan membantuku berdiri.

Aku berdiri lalu membenarkan pakaianku yang sedikit berantakan.

"Sebenarnya aku hanya ingin mengetes seberapa kuat dirimu. Aku tau terdapat potensi yang besar pada dirimu. Kesedihan, kehilangan, kesunyian, kebencian, dan balas dendam telah membuatmu semakin kuat walaupun kau hanyalah manusia biasa seperti kebanyakan yang lainnya. Aku tertarik dengan itu."

"Hei, aku masih penasaran, siapa dirimu dan apakah yang terjadi sebenarnya?"

"Baiklah jika kau memaksa. Lagian, kau juga akan tau. Namaku Ken wasser, salah satu dari banyak Demon Hunter di dunia ini. Aku datang dari desa großer Segen. Pengguna katana dan sihir demon hunter berkekuatan air."

"Sebenarnya apa itu Demon Hunter?, dan apa yang membuatmu bergabung?"

"Demon Hunter adalah sebuah organisasi atau perkumpulan bagi para orang orang terpilih yang memiliki kekuatan diatas rata-rata yang berambisi untuk membunuh dan memberantas semua iblis agar tercipta kedamaian dunia. Menggunakan sihir dan senjata senjata turun temurun dari zaman dahulu untuk membantu dalam melawan demon dan bertahan hidup dari para iblis."
"Tujuanku adalah untuk membunuh pada demon dan membalaskan dendam ayahku yang mati karena dibunuh oleh iblis."
"Dulunya, ayahku adalah petarung katana terhebat pada masanya. Ia adalah juara bertahan selama 7 tahun di kejuaraan petarung katana, semakin hari semakin ia kuat dalam bertarung."
"Sampai pada hari dimana kematian mendatangi ayahku. Lebih tepatnya seorang iblis yang mendatangi ayahku. Waktu itu aku pulang setelah memenangkan kejuaraan petarung katana kayu seumuranku di desaku pada saat aku 10 tahun. Pada saat aku pulang, aku melihat ayahku yang terjatuh dan kekuatannya seperti diserap oleh iblis itu. Dia telah melemah kemudian ia diangkat dan dibanting kearahku."

( scene peristiwa tersebut )

"Ayah!"

"Ken, ayah tidak bisa bertahan lagi."

"Apa maksud ayah?!"

"Aku akan mati setelah ini."

"Jangan bicara seperti itu ayah!, kau akan bertahan, kau pasti bisa mengalahkannya, kau adalah petarung terhebat!"

"Diatas orang yang kuat, pasti ada orang yang lebih kuat. Tidak ada yang sempurna dan terbaik di dunia ini. Semuanya akan mati dan hancur pada waktunya. Begitu juga dengan aku."

"Ayah! Tolong jangan bicara begitu, kau pasti kuat."

"Maafkan aku nak, ayah sudah tak sekuat sebelumnya. Kekuatan ayah telah diserap oleh iblis itu. Sekarang, ayah hanya manusia yang lemah dan sekarat."

"Ayah, jangan tinggalkan aku!"

"Dengarkan aku nak. Larilah dan temui teman ayah yang bernama Megumi Rahmat, dia akan membantumu."
"Terimalah katana ini. Temui dia, dan bunuh para demon. Balaskan dendam ayahmu ini. Tolong Ken."

"Baik ayah, aku janji akan menepati pesanmu itu. Tolong, ayah jangan mati."

"Terimakasih anakku, aku selalu menyayangimu."
"Selamat tinggal." Ayah Ken mati.

"Ayah!!!" Ken menjerit dan menangis.
"Aku.... Tidak akan memaafkanmu para iblis jelek. Aku akan membunuhmu!" Ken menatap dan menunjuk kearah demon itu

"Apa yang akan kau lakukan anak lemah, kau hanya anak kecil yang tak tau apa apa!, kau akan mengalahkanku?, hanya dalam mimpimu hah."

"Dasar kau sialan!" Ken berlari kearah iblis itu sambil memegang katana milik ayahnya.

Ilustrasi : Ken Wasser, seorang remaja 19 tahun yang sering tinggal menyendiri. Ia juga jarang keluar saat siang hari. Ia hidup dengan sengsara. Kehilangan teman dan keluarganya satu persatu karena terbunuh demon. Hidup yang begitu tragis membuatnya memilih jalan hidupnya untuk membalas dendam kepada para demon agar mereka tidak membunuh lebih banyak orang lagi.

*Gambar ini hanya ilustrasi, imajinasi setiaap orang berbeda-beda dan berhak menggambarkannya sendiri.

Jangan lupa comment dan vote

Continue Reading

You'll Also Like

323K 19.2K 25
KAILA SAFIRA gadis cerdas berusia 21 tahun yang tewas usai tertabrak mobil saat akan membeli martabak selepas menghadiri rapat perusahaan milik mendi...
3.6M 351K 94
Bercerita tentang Labelina si bocah kematian dan keluarga barunya. ************************************************* Labelina. Atau, sebut dia Lala...
16K 2.4K 200
~Translate Novel 🚫 100% Terjemahan tidak akurat. 🚫 Typo. 🚫 Novel bukan milik saya.
1.5K 110 5
Aku tau bahwasanya dawai yang sudah sumbang butuh waktu lama untuk memperbaiki nya, tapi jika seorang musisi itu mau berniat untuk mengubah irama sum...