Senandung (On-going)

By rjeuenenitea13

4.6K 1.4K 2K

YAKIN MAU BACA CERITA INI? JANGAN LUPA BERIKAN DUKUNGAN KALIAN DENGAN CARA VOTE DAN KOMEN! Tersedia AU Sen... More

1. Hidayah
2. Senandung Cahya Angin
3. Swara Gita Candrakanti
4. Darma Bakti Mulya
5. Harsa Danu Lawana
6. Kisah Masa Lalu
7. Dia Masa Lalu
8. Dia Milikku
9. Dia pilihanku
10. Berita Baik
11. (Bukan) Berita Baik
12. Kesempatan Kedua
13. Menikah atau Tidak?
14. Keputusan Akhir
15. Kejutan Calon Menantu
16. Nikah Massal
17. Kunjungan Calon Menantu
@theperfectwife_wp
18. Persiapan Pernikahan SnH
19. Rumah Kita
20. Life goes on
21. Swara Darma Menuju Halal
22. D-day
23. Hilangnya Harsa
24. Harsa Kembali
25. Cemburu Manja
26. Manisnya Pernikahan
28. Harsa Sakit
29. Oleh-oleh
30. Harsa dan Pikirannya
31. Ada Janin?
32. Harsa Menghilang
33. Percobaan Bunuh Diri
34. Hari yang kacau balau
35. Foto Studio
36. Amplop cokelat
37. Flashback Harsa
Sebelum Update

27. Honeymoon Versi Darma Swara

62 9 19
By rjeuenenitea13

Halo, apa kabar?

Selamat menyambut bulan suci Ramadhan! Semoga puasa kita lancar sampai akhir, dan mendapatkan berkah dari Allah SWT, AAMIIN!

Sebelum baca, ada baiknya tarik nafas dulu. Bab ini akan menimbulkan rasa iri dengki bagi yang kaum jomblo. Btw, author juga😌 semoga yang jomblo segera menemukan pasangan halalnya, aamiin 🤭

JANGAN LUPA TEKAN TOMBOL BINTANG DI BAWAH! daaan tinggalkan komentar terbaik kalian!

Happy Reading!

****

Yogyakarta, 2023

Semilir angin bertiup, memberikan kesejukan diantara langit biru. Suasana nan teduh mendukung perjalanan dua insan yang berbahagia.

Papan nama berwarna hijau yang bertuliskan Jl. Malioboro, terpampang jelas di indera penglihatan sepasang suami istri saat ini. Keduanya berjalan kaki dari hotel dengan bergandengan tangan.

Tanpa tujuan yang direncanakan, Swara dan Darma berjalan mengitari Malioboro, Yogyakarta. Daerah istimewa itu menjadi tempat pilihan keduanya untuk menghabiskan waktu bersama, atau yang biasa disebut dengan *honeymoon*.

Swara dan Darma mengitari Malioboro dengan baju senada. Keduanya menghentikan kaki di sebuah tempat makan yang menjual makanan khas Yogyakarta. Tidak terlalu ramai, pasangan suami istri itu bisa dengan leluasa menikmati sore pertamanya di Yogyakarta.

"Maaf ya, Mas cuma bisa bawa kamu honeymoon ke yogya," ucap Darma menatap lekat manik hitam di wajah istrinya.

Darma hanya mendapat izin dari sekolahan selama 2 minggu untuk pernikahannya. Satu minggu sebelum pernikahan berlangsung, dan satu minggu setelah pernikahan. Oleh sebab itu, ia memilih untuk ke Yogyakarta yang mana letaknya tidak terlalu jauh, sehingga perjalanan mereka tidak habis dijalan.

Swara menggeleng, ia mengerti betul kondisi suaminya. Untuk liburan seperti ini saja tidak pernah wanita itu harapkan. "Tidak apa-apa Mas. Untuk ke Yogyakarta saja aku sudah bahagia, asalkan sama Mas," ucap Swara dengan wajah yang sudah mulai memerah.

Darma selalu gemas dengan istrinya ini. Semburat merah muda itu membuat Swara semakin mempesona.

"Aku juga sudah lama tidak kesini. Terakhir kali 5 tahun lalu, dan Yogyakarta masih sama indahnya seperti saat itu. Daerah ini akan selalu menjadi tempat yang ingin aku kunjungi," tutur Swara. Aura matanya berbinar menceritakan itu. Itu menunjukkan bahwa istri dari Darma Bakti Mulya dengan tulus mengatakannya.

Seusai makan, Darma dan Swara elanjutkan perjalanan mereka. Keduanya menuju tempat ibadah karena waktu maghrib akan segera tiba.

Malioboro yang berada di kawasan Cina itu menyediakan tempat ibadah umat muslim yang bergaya Tionghoa. Terlihat megah dari tampak depan dengan corak warna-warni. Darma dan Swara sangat antusias untuk melaksanakan kewajibannya di sana.

Tempat sholat laki-laki dan perempuan juga terpisah. Jamaah laki-laki dapat melaksanakan sholat di lantai dua, sementara jamaah perempuan di lantai satu. Salah satu hal yang membuat masjid ini terlihat unik adalah atapnya. Masjid ini tidak memiliki kubah seperti masjid-masjid pada umumnya, atapnya didesain menyerupai kelenteng agar mempertahankan budaya yang ada di sana.

Seusai sholat, Darma dan Swara kembali bertemu di depan masjid. Keduanya sedang berpikir untuk menuju tempat wisata yang masih buka di jam segini.

Darma menunjukkan ponselnya pada Swara. Wanita itu langsung menggeleng, "takut Mas," ucapnya.

Darma terkekeh, "masa gini aja takut, ayolah kan ada Mas," pujuknya.

Dengan keras kepala Swara menolak. Ia rela dibawa kemana saja asal jangan ke tempat itu.

Hingga disini lah mereka sekarang. Di sebuah tempat wisata yang enggan dikunjungi Swara. Namun, melihat usaha Darma yang sejak tadi terus membujuknya, ia pun setuju. Wanita itu kasian melihat suaminya yang benar-benar ingin kesana.

"Kok beda tempatnya? Apa bukan disini?" tanya Darma. Laki-laki itu merasa ada yang aneh. Ia melihat kembali tempat wisata yang ia ingin kunjungi.

Wisata rumah hantu yang Darma inginkan ternyata sudah tidak buka lagi. Tempat wisata itu hanya buka beberapa bulan saja. Darma menghembuskan nafas kecewa. Ia menunjukkan ponselnya pada Swara.

Swara terkekeh, wanita itu merasa lega. Ia berpikir bahwa Allah berada di pihaknya. "Alhamdulillah, syukur sudah tutup tempatnya. Sedari tadi jantungku berdetak tidak normal loh Mas, aku beristighfar terus sepanjang jalan menuju kesini, dan Allah menyelamatkan aku," ucap Swara. Ia benar-benar merasa puas dengan apa yang dilihatnya barusan.

Darma yang sudah hilang semangatnya pun pasrah. Mau bagaimana lagi, tempat yang ingin dikunjunginya sudah tutup. Akhirnya, sepasang suami istri ini memutuskan untuk pulang ke hotel dan melanjutkan perjalanan mereka besok lagi.

"Untuk besok mending direncanakan dari sekarang Mas, supaya tidak bingung lagi mau kemana. Jangan lupa juga dilihat dulu deskripsinya, supaya tidak zonk seperti sebelumnya," ucap Swara. Wanita itu masih terkekeh kalau mengingat kejadian tadi.

Berbeda dengan Darma, ia belum bisa menerima kenyataan bahwa rumah hantu itu sudah tutup. Tapi, demi menjaga harga dirinya, ia berusaha terlihat baik-baik saja. Apalagi melihat istrinya dengan semburat merah yang sedang tertawa.

"Kamu selalu gemas Ra," ucap Darma.

Swara yang mendengar itu pun langsung terdiam. Jantungnya masih berdebar sangat hebat, sama seperti sebelum mereka menikah. Laki-laki itu, masih menjadi penyebab debaran jantung Swara.

Malam mereka berakhir sempurna. Diawali dengan sholat sunnah dua rakaat, keduanya menciptakan malam yang tidak terlupakan di Malioboro, Yogyakarta.

Keesokannya, Swara menyiapkan keperluan Darma. Baju coklat senada menjadi pilihannya kali ini. Mereka akan mengunjungi tempat yang sudah direncanakan kemarin malam.

"Kamu bawa buku untuk apa Ra?" tanya Darma. Pria itu tak sengaja melihat sebuah buku yang dimasukkan Swara ke tas kecilnya.

"Untuk nulis lah Mas. Abi ngebiasin kalau lagi jalan-jalan kemanapun untuk tetap menulis yang bisa diambil hikmahnya. Karena, kemanapun kita pergi jadikan hal itu bermanfaat. Jadi, aku memang sudah menyiapkan buku ini sebelum kita berangkat, karena ini yang paling penting dari semuanya," jelas Swara. Abi membekalkan kebiasaan baik yang akan selalu Swara lakukan.

Darma mengangguk paham, "kamu selalu membuat aku jatuh hati dari setiap tindakanmu Ra. Abi benar-benar sangat sempurna dalam membimbing kalian," ucapnya. Darma mengelus puncak kepala Swara dengan pelan.

Museum Benteng Vredeburg. Salah satu saksi bisu beragam peristiwa yang bersejarah menjadi tujuan wisata Darma dan Swara. Keduanya memutuskan untuk melihat-lihat peninggalan Belanda pada masa penjajahan dulu.

Letaknya yang dekat dengan Keraton Kesultanan Yogyakarta, merupakan hasil kekhawatiran pemerintah Belanda. Pemerintah Belanda pada saat itu berdalih untuk menjaga keraton dan sekitarnya. Padahal, mereka memiliki maksud lain, yaitu untuk mengontrol perkembangan yang terjadi di keraton.

Museum yang memiliki perpaduan arsitektur barat dan Jawa memberikan pembelajaran untuk perjalanan wisata Darma dan Swara kali ini. Lihat saja, buku tulisan Swara sudah hampir selembar penuh.

"Jadi Vredeburg artinya perdamaian?" tanya Darma yang tidak sengaja melirik Swara. Istrinya itu terlihat sangat serius. Bahkan mungkin tidak mendengar ucapan suaminya.

Darma langsung kembali melihat-lihat. Dirinya tidak mau mengganggu Swara yang sedang berkonsentrasi.

Selama di museum, pasangan suami istri itu hanya berinteraksi sedikit. Hal itu menambah pengetahuan Darma tentang istrinya dan juga menjadi poin penting yang membuat dirinya semakin jatuh hati.

Kini, Darma dan Swara menempati kursi panjang yang ada di sana. Setelah lelah mempelajari semua yang berbau Belanda dahulu, keduanya beristirahat sejenak.

"Setelah ini lanjut ke keraton lagi Mas?" tanya Swara. Ia terlihat bersemangat. Swara sangat menyukai hal-hal yang berbau sejarah.

Darma tersenyum melihat antusias istrinya. "Tapi, kamu jangan terlalu fokus lah Ra. Mas jadi ngerasa canggung. Kamu bahkan tidak mendengar saat Mas berbicara," ucap Darma. Ia sedikit mengeluarkan uneg-unegnya.

Swara terkekeh. Deretan gigi ratanya terlihat manis. "Maaf ya Mas, aku kalau sudah lihat yang bermanfaat begini suka asik sendiri. Janji tidak bakalan mengabaikan suamiku ini lagi," ucap Swara dengan dua jari yang diangkatnya.

Darma mengangguk, ia juga menampilkan senyum di wajahnya. Tangan kirinya dengan enteng mengelus puncak kepala istrinya.

Malioboro menjadi saksi perjalanan kisah mereka. Rasa cinta semakin tumbuh, di Malioboro dan sekitarnya.

****

Yang baca cerita ini apakah ada yang dari Yogyakarta?

See you~~

Continue Reading

You'll Also Like

Kehormatan Cinta By Nurfa.id

Historical Fiction

58.1K 1.8K 18
Irsyad Habibie seorang pemuda tampan asal indonesia, yang mendapat beasiswa S2 kedokteran di salah satu universitas ternama di turki ,lebih tepatnya...
178K 16.8K 26
Bukan wanita sholehah seperti isteri Nabi, Aku hanya Aisyah, wanita yang masih jauh dari kata sempurna.
141K 6.4K 37
Hana tak punya pilihan untuk menentukan kepada siapa ia akan menjalin bahtera pernikahan. Semuanya telah digariskan. Hana tak pernah tahu nama siapa...
28K 2.7K 20
Dosen - Mahasiswa Series 2 Humor - romance - teen fiction. Menjadi mahasiswa tingkat akhir dengan segala tanggung jawab akhir yang harus di selesaika...