GANDRA

By AamAmelia297

676 293 172

Dia adalah Gandra Dinantara,ketua geng VALGENZ ia sangat membeci keramaian,siapapun orang yang mengusiknya ha... More

prolog
1.murid baru
Nama-Nama Visual
2.mulai kesal.
3.pasar malam.
4.Rahasia?
5.RAZERGOS
6.Kontrakan.
7.mata mata
8.Balapan Liar.
9.Familly
10. Tau diri.
11. mengalah
12.cafe smile coffe
13. Mata minus.
14.Bola
15.penghalang.
16.Berita di lapangan
17. Malaikat?
18.sudah layu.
19.pemakaman
20.Hangat.
21.Bukan dia
22.merasa aneh
24.pertengkaran.
25.berbeda.
26.rumah sakit.
27.kembali
29.Perihal masa lalu

28.cowok gila

6 1 0
By AamAmelia297

Tidak ada manusia yang ingin hidupnya menderita.

Happy reading!

"Lo cantik juga ternyata, sama persis."

Seseorang berada dibelakang lelaki itu, ia sejak tadi memperhatikan Lori membuatnya khawatir. Sejak dulu lelaki itu sangat obses pada gadis.

Lori sudah memasuki kelasnya bersama teman-temannya,sehabis kelas selesai Lori bersama tasya langsung pergi kekantin. Mereka berdua bercanda riang seperti biasanya.

"Beneran? Lucu banget Suci." Lori tertawa.

" iyakann gue aja gak berhenti ketawa, tapi habis itu pensil si suci langsung diambil," keduanya tertawa girang.

Saat mereka berada dilorong Lori berpapasan dengan gadis yang tersenyum sinis padanya membuat Lori mengalihkan pandangan darinya.

"Gue kira udah mati." Gadis itu berjalan bersama temannya.

Jujur saja Lori merasa tersindir oleh Talia, ia benar benar tidak suka dengan cara bicaranya, Lori berhenti tasya juga ikut berhenti melihat Lori.

"Kenapa berhenti ve?" Tanya tasya kebingungan.

Lori bengong menatap kedepan membuat tasya ketakutan.

"Lo pergi ke kantin duluan aja Sya," cetusnya.

"Ke–napa lo ada masalah?" Tanya tasya lagi.

"Gue mau ke toilet dulu, nanti gue balik lagi." Lori meninggalkan tasya dan langsung pergi katoilet.

Sebenarnya Lori memang sedang kesal dan pergi ke toilet untuk mencurahkan hatinya.
Ternyata Talia juga ada di toilet bersama temannya.

"Oh ini anak yang dikasihani banyak orang. " Talia mengiringi pandangan pada Lori  yang berjalan menuju kelasnya."gimana bisa parasit banyak dikasihani"

"Itu bukan urusan lo!" Lori membalas dingin membuat gadis itu menarik seragamnya dengan kasar dan mendorongnya ke tembok.

"Udah mulai berani sama gue?" Tanya Talia hingga membuat Lori terdiam, dan tidak melakukan apapun, ia sadar bahwa Talia adalah adiknya dan Lori selalu mengalah meski sudah disakiti berkali-kali.wajah Talia dekat dengan wajah Lori. Berusaha mengintimidasi nya.

"Ini sekolah tal,gue gak mau lo bertingkah."

"Emangnya gue peduli? Dari awal gue gak suka sama lo, cupu. Lo bilang ke Gandra kan kalo lo kakak tiri gue! Sekarang lo mau ngambil Gandra dari gue? So kecantikan banget lo!"

"Gue jamin Gandra gaakan pernah suka sama lo dan akan jadi milik gue! Kasihan banget lo, ri." Talia semula berada didepan Lori, hampir menekan tubuh cewek itu untuk menjauh.

"Sekali benalu, tetap benalu." Lori hanya diam, tidak membalasnya.

"Kalo gue jadi lo, dan udah diperlakukan buruk sama keluarga sendiri lebih baik pulang ke kampung halaman lo yang buruk haha.... Dasar gak tau malu! " ujar dengan sinis.

"Oh, ya. Lo kan udah gak ada keluarga duh sekarang ditampung sama orang kaya, udah ambil semua hartanya baru lo pergi dari rumah itukan?"

"Woi! Udah bel masuk kelas lo!" Suara itu membuat keduanya menoleh. Zargo sedang berkacak pinggang di belakang keduanya, sembari memperhatikan.

"Masih kelas dua udah berani kayak gitu. Masuk kelas sana!" ucap Zargo pada Talia. "Cepat!"

hentakan Zargo membuat Talia mendengus keras. Tidak mau mencari masalah dengan Zargo. Talia akhirnya mendorong pundak Lori kedinding dan pergi ketempat itu.

"Lo diapain sama dia?" Tanya Zargo sembari mendekat kearah Lori.

"Gak di apa-apain kok, makasih kak Zargo." Balasnya.

Zargo menyipitkan matanya."iya, tapi gak geratis."

Zargo mengangguk, dan berjalan berlawanan arah.

"Maksudnya?" Tanya Lori gagal paham.

Ia tersenyum pada Lori."gue kan udah nolongin lo dari tuh cewek. Jadi harus ada timbal baliknya buat gue."

Moza akhirnya mangarti mengangguk singkat."yaudah nanti gue teraktir, kak."

"Teraktir? Gue masih mampu beli makanan sendiri." Zargo menyungikan senyumnya.

"Pulang sekolah, antar gue ke suatu tempat. Lo keberatan?" Tanya Zargo.

Lori belum menjawab ia benar benar dibuat bingung, Gandra pernah memintanya untuk tidak mendekati Zargo. Bagaimana bisa ia menolaknya Zargo sudah membantunya, lagi pula Gandra tidak ada urusannya dengan Lori.

Gadis itu mengangguk."gue tunggu setelah pulang sekolah,"sahutnya.

Zargo mengangguk berjalan berlawanan arah, lalu mengerling pada Lori. Ia baru sadar. Mengapa Zargo bisa berada di kelas bawah padahal kelasnya ada diatas. Gandra tidak tahu permintaan Zargo padanya  ia tidak peduli jika Gandra tahupun.

******

"Gandra! Dra! Gawat! " Rwanda berlari menuju kearah meja Gandra yang disusuli oleh Fahry dibelakang, Gandra merasa terganggu saat dirinya sedang menyalin pr milik Maikel.

"Gawat apa? Yang jelas kalo ngomong."

"Emang gawat kuyang!" Seru Rwanda membuat Gandra menatapnya serius. Kedua alisnya langsung menukik tajam.

"Eh, sorry Dra. Gue bukan ngatain lo tapi ini beneran gawat."

"Yang jelas Rean dari tadi ngomong gawat tapi ga ngomong lo, "

Fahry merebut posisi Rean dari sebelah Gandra. "Gue aja yang ngomong, lo belibet amat!"ucap fahry.

" gini dra, tadi gue sama Rean lewat kelas atas,Tadi anak anak OSIS lagi pada ngumpul dipojok. Gue denger dari mulut Zargo kalo Veira kakak tirinya Talia.emang bener, Dra?"

Gandra terdiam. Mencerna apa yang dijelaskan fahry padanya.

"Dra, lo tau? Sekarang Zargo lagi ngincer si Veira.dia bahkan ngetawain lo tadi. Gue gak salah denger si Zargo mau balas dendam atas Allisya."

Fahry dan Rean tahu masalalu Gandra. Waluapun tidak sepenuhnya. Tapi ia sangat yakin rasa sukanya pada cewek itu amat besar. Gandra masih diam, mulutnya tertutup rapat rapat.cowok ini marah, marah karna dirinya tidak tahu masalah ini. Ia seperti terjebak.

*****

Lori sudah berada dikelas sejak tadi, ia benar benar masih memikirkan ucapan Talia tadi, perempuan itu membuat Lori menjadi depresi!

"Lori lo dari mana aja!" Seru Maya membuat Lori terkejut.

"Oh sorry gue tadi kebelet, di toilet agak ngantri,"

Tasya datang menyusul maya ia menaruh makanan didepan meja Lori, membuatnya melirik bingung.

"Ini makanan dari fans lo kali, ini makanan lo yang udah gue pesenin juga tadi." Ucap Tasya.

"Fans gue siapa Bukannya gue anak cupu yang banyak dijauhi orang-orang? Tapi, thanks you sya kebetulan gue lapar!" Lori membuka makanannya dan langsung Memakannya dengan lahap.

"Pulang dari rumah sakit lo jadi banyak fans ya disekolah Ve," ungkap Ochi.

"Sejauh ini gak ada tuh orang yang ngasih gue makanan padahal gue cakep juga." Ocehnya membuat Lori dan teman temanya tertawa.

"Kalian pada mau ambil aja, gue gak akan habis ini."

"Udah kenyang kali kita." Jawab tasya.

Pelajaran sudah mau di mulai, Lori langsung membereskan makanan diatas meja dan langsung mengambil air minum di botol minumnya.

Pov Markas RAZERGOS

Kang Ari sedang memperbaiki motor anak anak Razergos, ia ditemani oleh Digo dan migo sudah lama mereka akur kembali dan bisa bercanda didalam sana.

Seorang gadis datang ke markas sambil membawa beberapa makanan untuk dibagikan kepada anak anak.

"Come here guys! Nih makanan buat kalian, kang Ari makan dulu sini." Ajak gadis itu membuat anggotanya tersenyum dan datang padanya.

"Raurel, tau aja kita laper!" Lirih Digo membuat migo menggeleng.

"Raurel repot repot bawa makanan kadieu." ujar Kang Ari.

"Santai aja atuh kang, siga nu jeng saha wae."

Semua orang tertawa melihat tingkah Digo sekarang semenjak Lori tidak datang ke markas Rizqo lebih sering datang ke markas mereka menjadi baik baik aja setelah itu.

Rizqo selalu menganggap bahwa Lori mendapatkan karna darinya, walaupun ia masih menjadi anggota Razergos tapi ia tidak terlalu menanggapi Lori di hidupnya.

"Udah makan lo Riz?" Tanya Raurel.

"Gue udah makan tadi,tumben banget pulang sekolah awal lo Ra? " ia bertanya pada Raurel.

"Kalian udah tau kalo Lori mau kesini besok?" Celetuk kang Ari,Semua orang terkejut mendengarnya.

"Lori ada kabar kang?" Rizqo bertanya dengan serius.

"Kok diem Ra, jangan bilang kalo lo udah tau? "

Raurel menghembuskan nafas." Dia baru ngabarin gue semalam, kasian amat lo gak dapet kabar dari ketua lo."cetus Raurel.

"Katanya dia sakit seminggu jadi gak pegang HP," ia kemudian duduk di kursi.

"Si Gara juga gua samperin ke kelasnya malah kayak ngejauh dari kita. Bener gak Mig." Ujar Digo, migo mengangguk.

"Sekarang dia jadi Tanggara bukan Gara yang kita kenal." Sahut Raurel.

"Anak itu merepotkan, ada masalah dikit kita yang ke usik." Cetus Rizqo, ia benar benar membuat semua temannya melirik kearahnya.

"Jangan sampe ucapan lo nyampe di mulut Lori Riz, lo pasti udah di blacklist dari Razergos!"  ujar Raurel membuat rizqo tertawa.

"Udah udah ah, kang Ari gak ikut campur ya. Mau benerin motor malam ini jadwal Migo balapan," ujar kang Ari.

"Sama anak anak mana? "

"CEDGAR."

******

CIUT!

CIUT!

CIUT!

GIMANA SAMA PART INI!!

PERASAAN AKU BIKIN CERITA SAD SAD MULU DAH!

TAPI SEMOGA KALIAN MENIKMATI CERITA INI, YANG ENGGAK NYAMBUNG.

SIAPA YANG PENASARAN SAMA KISAH MEREKA??

VALGENZ

GANDRA DINANTARA
GALANG RAJADINATA
MAIKEL GUTAMA
FAHRY AMBON
ANDREAN NUGROHO
TONI JAYADI
RINO JAYADI

RAZERGOS

OLIVEIRA LORINZO
RAUREL Kanjani
TANGGARA SEBASTIAN
MIGO ALATHAR
DIGO ALATHAR
SAFARAZ RAIGAN
RIZQO
Kang ARI
FARZAN GRAHARGA

KALIAN TIM MANA NIHH VALLEN OR RAZERGOS?

NEXT CHAPTER!

SPAM KOMEN/ VOTE

AKU NEXT KAPAN NIHH???







Continue Reading

You'll Also Like

1.1M 43.2K 51
"Gue tertarik sama cewe yang bikin tattoo lo" Kata gue rugi sih kalau enggak baca! FOLLOW DULU SEBELUM BACA, BEBERAPA PART SERU HANYA AKU TULIS UNTUK...
252K 23.9K 30
[JANGAN LUPA FOLLOW] Bulan seorang gadis yang harus menerima kenyataan pedih tentang nasib hidupnya, namun semuanya berubah ketika sebuah musibah me...
481K 52.8K 23
( On Going + Revisi ) ________________ Louise Wang -- Bocah manja nan polos berusia 13 tahun. Si bungsu pecinta susu strawberry, dan akan mengaum lay...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

1.7M 57.8K 26
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...