Three Years

By skyspeare

641K 63.6K 3.5K

Pernikahan Rhea dan Starky hanya berlangsung selama tiga tahun. Meskipun mereka telah dikaruniai seorang putr... More

1. Nadira
2. Disenchanted
3. Scars
4. Mimosa Pudica
6. Crumble
7. Ipomoea Batatas
8. Sunflower
9. Motion Sickness
10. Filosofi Ikan Bakar
11. Boundary
12. Airport
13. New Place
14. Shallow Talk
15. Pretty Boy Next Door
16. Another Rough Night
17. Orange Uniform
18. Mama's Knight
19. The Miraculous Shane
20. Home
21. Shaneflower
22. Circe
23. The Chronicles of Rhea
24. John Denver
25. Parent-things
26. 2 A.M
27. A Day with Papa
28. A Hug
29. Great Star
30. Uninvited Guest
31. I need you, Papa

5. Nightmare

21.8K 1.6K 102
By skyspeare

Sesuai dengan pesan Starky tadi pagi, pria itu benar-benar menelpon saat waktu menunjukkan pukul delapan malam. Itu berarti, di Jakarta waktu menunjukkan pukul tujuh malam. Tumben sekali Starky ada waktu jam segini. Biasanya dia baru mendapatkan waktu kosong jam sembilan ke atas.

Baru saja Rhea berniat mengangkat panggilan Starky, tiba-tiba saja panggilannya terputus. Rhea menggerutu kesal. Sejurus kemudian, muncul panggilan lagi tapi kali ini dalam bentuk video call.

"Shane! Sini cepat!" seru Rhea.

Shane muncul di pintu kamar. Dengan bersungut-sungut seraya mendekati Rhea yang sedang duduk di pinggiran ranjang. "Apa sih, Ma? Dikit lagi Going Merry beres padahal."

"Papa nelpon," ucap Rhea sembari memberikan ponselnya pada Shane.

"Kenapa gak Mama aja yang angkat? Aku sibuk."

Rhea tertawa garing. Terkadang Shane bisa menjadi sangat menyebalkan dan menggemaskan di saat yang bersamaan.

"Papa juga sibuk tapi dia sempat tuh nelpon Shane."

Shane mengambil ponsel Rhea lalu menekan tombol angkat. "Sibuk pacaran maksudnya?" gumam Shane.

Wajah Starky memenuhi layar. Di sana terlihat Starky masih berada di ruang kerjanya di kantor, menandakan bahwa pria itu belum pulang. Rhea sendiri hanya mengintip dari samping tanpa berniat menampilkan wajahnya di kamera.

"Siapa yang pacaran?" tanya Starky yang ternyata mendengar gumaman Shane.

Rhea mendelik pada Shane. Starky tidak boleh tahu kalau Shane menyinggung-nyinggung soal Nadira. Rhea tidak mau dia ataupun anaknya terlihat lemah dengan membahas-bahas soal Nadira.

Shane berusaha membaca kode dari Mamanya. Rhea membuat tanda X menggunakan tangannya yang disilangkan. Dia lalu menunjuk-nunjuk dirinya sendiri berkali-kali.

Shane kembali menatap layar ponsel. "Mama yang pacaran," ucapnya.

Rhea mengelus dadanya lega. Meskipun dia harus mengajari Shane berbohong—Rhea bersumpah tidak akan melakukannya lagi—tapi setidaknya ini lebih baik daripada harus ketahuan menyinggung soal Nadira.

"Oh? Mama pacaran?" tanya Starky.

Shane mengangguk. "Iya."

"Pacar Mama siapa emangnya?"

Shane memicingkan mata pada Rhea yang lagi-lagi melayangkan tatapan memohon padanya. "Let's not talk about that. Papa mau ngomong apa sama aku?"

Starky sedikit terkejut dengan respon Shane. Dia tidak menyangka kemampuan lisan Shane berkembang sepesat ini. Namun Starky dengan cepat mengatasi kecanggungannya dengan terkekeh.

"Emangnya Papa gak boleh telepon ya? Papa kan kangen sama Shane."

"Ya... boleh sih."

"Shane lagi ngapain?"

"Abis ngerakit Going Merry. Belum beres tapi Papa nelpon," ucapnya sedikit ketus.

"Shane lagi suka One Piece?"

Shane mengangguk. "Mama juga suka, tapi Mama nggak nonton anime-nya. Mama cuma nonton live action-nya. Itupun cuma untuk lihat Mackenyu."

Rhea menepuk jidatnya saat dia mendengar Starky tertawa. Kenapa Shane harus membahas itu sih?

"Bilangin sama Mama, Mackenyu udah taken."

"Memangnya kalau Mackenyu taken kenapa?" tanya Shane.

"Ya gak boleh ditaksir dong," jawab Starky.

Shane terlihat memikirkan sesuatu. "Papa juga udah taken tapi Nadira bisa naksir Papa."

Rhea sontak terbangun. "Shane," tegurnya.

Diliriknya ekspresi Starky di layar. Pria itu terlihat muram seketika. Rhea sendiri juga tidak menyangka Shane akan berbicara seperti itu. Dan apa itu tadi? Dia menyebut nama Nadira tanpa embel-embel tante.

"Shane nggak suka ya sama tante Nadira?" tanya Starky setelah beberapa saat.

"Kalau aku bilang nggak suka, Papa bakal putusin dia?"

"Tante Nadira baik, Shane. Dia pengen banget kenalan sama Shane."

"That's not the answer for my question." Shane menyerahkan kembali ponselnya pada Rhea lalu beranjak dari kamar itu.

Rhea sendiri hanya bisa menghela nafas kemudian dengan terpaksa mengarahkan wajahnya pada kamera ponsel. "Shane lagi ngelanjutin rakitan Going Merry. Besok-besok aja lo telepon lagi."

"Rhe, aku minta maaf soal yang waktu itu. Aku bener-bener gak ada maksud untuk nyakitin kamu ataupun Shane."

You didn't mean to hurt us, but you did it well.

Rhea terkesiap pelan. "Gak usah dibahas. Udah ya? Gue mau balik ke salon."

Sebenarnya Rhea agak canggung melakukan video call dengan Starky seperti ini. Dia ingin mengakhiri panggilan ini secepatnya. Rhea bisa saja bersikap seenaknya dengan langsung mematikan panggilan, tapi dia adalah seorang Ibu dan Ibu adalah cerminan dari anak-anaknya. Dia tidak mau putranya dianggap buruk hanya karena perilakunya yang lebih mendahulukan emosi walaupun itu hanya di hadapan Starky.

"Kamu balik ke salon lagi? Ini udah malam."

"Salon tutup jam 9. Gue harus di sana pas closing."

"Jangan terlalu capek. Kalau butuh apa-apa, ngomong aja ke aku."

"Santai. Uang yang kemarin lo transfer udah gue pakai bayar sekolahnya Shane full untuk satu semester. Sisanya masih banyak, bisa untuk semester depan."

"Bukan hanya Shane." Starky berdehem kecil. "Kalau kamu juga butuh sesuatu, kamu bisa kasi tau aku."

"Ah. Thanks tapi gue gak ada hak untuk itu. Udah ya, Star? Gue harus berangkat sekarang."

"Oke, hati-hati."

Rhea langsung memutuskan sambungan tanpa berbicara apapun lagi. Rasa senang dan sedih bercampur tiap kali dia harus melihat wajah pria itu. Pria yang masih menempati posisi teratas di hati Rhea juga menghancurkannya di saat bersamaan.

***

Pukul 08.45 malam Rhea baru tiba di salonnya. Tentu saja dia beranjak ke salon setelah menasehati Shane agar tidak lagi berbicara yang aneh-aneh pada Papanya. Bocah itu hanya menanggapi Rhea dengan mulut yang dikerucutkan lalu mengalihkan pembicaraan dengan minta disuapi oleh Bi Yani.

Tentang siapa yang menjaga Shane ketika Rhea bekerja, namanya Bi Yani. Bi Yani wanita berusia 50 tahunan yang sudah bekerja dengan Rhea selama 6 tahun lamanya, yaitu di awal pernikahan Rhea dan Shane. Dia memutuskan untuk tetap ikut dengan Rhea saat Rhea memutuskan untuk pindah ke Makassar.

Semenjak salonnya sudah memiliki banyak pegawai terlatih, Rhea memang memiliki lebih banyak waktu bersama Shane. Akan tetapi dia tetap membutuhkan bantuan Bi Yani karena dia tidak mungkin bisa menjaga Shane 24 jam. Lagipula Shane sudah begitu dekat dengan Bi Yani dan Bi Yani pun sangat menyayangi anak kecil itu.

Setelah memarkirkan mobilnya, Rhea berjalan memasuki salon yang sudah diberi tanda close. Pegawainya masih ada di dalam sana membereskan sisa-sisa pekerjaan.

"Selamat malam Kak Rhea," sapa Rana—salah satu pegawai yang sudah bekerja pada Rhea semenjak salon ini dibuka.

"Malam, Na. Gimana hari ini?" tanya Rhea sambil mengecek data-data pengunjung hari ini.

"Lancar ji Kak. Tapi, Kak." Rana mencondongkan tubuhnya pada Rhea, pertanda ada rahasia yang ingin dia sampaikan. Rhea juga langsung mendekatkan dirinya pada Rana. "Maaf sebelumnya nah, tapi kulihat ada penarikan dana dari rekening salon. Kak Rhea kah yang tarik?"

Rhea mengernyitkan dahi. Dia sama sekali belum pernah menarik uang dari rekening salon. Meskipun salon ini miliknya, tapi dia bekerja sama dengan Elly, temannya.

Awal bekerja sebagai MUA, Rhea rajin membuat konten saat merias kliennya. Konten-konten itu dia sebarkan melalui sosial medianya dan dilirik banyak orang sehingga kini Rhea bisa membuka salon. Elly sangat ahli dalam bidang hair styling sehingga mengajak Elly bekerja sama untuk mendirikan salon adalah ide yang brilian bagi Rhea.

Karena Elly juga memiliki banyak andil di salon ini, posisi Elly bisa dibilang hampir setara dengan Rhea. Elly juga disertakan dalam urusan manajemen dan keuangan salon. Jadi kalau Rana bilang ada penarikan uang dari rekening salon dan bukan Rhea yang melakukannya, sudah pasti itu Elly.

"Kak Rhea?" panggil Rana membuyarkan lamunan Rhea.

"Bukan aku, Na. Mungkin Elly," jawab Rhea akhirnya.

"Ih, kenapa bisa nah? Ka cuma Kak Rhea yang sebenarnya boleh."

Rhea berusaha berpikir positif. "Mungkin ada kebutuhan salon yang mendesak, Na."

"Kalau ada kebutuhan salon, pasti saya ji yang informasikan. Kita kan baru belanja dua hari lalu. Coba Kakak tanya dulu itu Kak Elly," ujar Rana sedikit mendesak.

"Memangnya berapa dana yang ditarik, Na?"

"220 juta Kak."

Kalau saja Rana tidak menahan tubuh Rhea, barangkali wanita itu sudah melorot ke lantai. "Kamu gak salah lihat?"

Rana menggeleng, rautnya terlihat sangat khawatir. "Dan ini sudah kedua kalinya mi Kak. Minggu lalu ada penarikan 196 juta. Kakak nda' cek kah? Ku kira Kakak tau mi."

Rhea semakin lemas. Untuk apa Elly menarik dana sebesar itu tanpa memberitahukan lebih dulu pada dirinya?

"Bukan cuma Kak Rhea kah yang bisa login ke M-banking?"

Pertanyaan Rana membuat Rhea makin tertekan. Cewek itu terdengar seperti tidak percaya bahwa Rhea mempercayakan Elly juga soal rekening salon. Dana yang ditarik Elly tidak kecil. Dan Rhea sudah tidak sanggup lagi berpikiran baik soal Elly. Kalau memang ada kebutuhan salon yang ingin dibeli oleh Elly, kenapa dia tidak menanyakannya terlebih dahulu pada Rhea?

Rhea menyerahkan ponselnya pada Rana. "Telponin si Elly, Na. Aku udah lemes banget."

Rana dengan sigap mengambil ponsel Rhea lalu mencari kontak Elly. Suara operator tanda nomor tak aktif langsung terdegar. Saat itu juga, Rhea terjatuh ke lantai.

"Kak! Astaghfirullah." Rana awalnya berniat untuk membantu Rhea berdiri, tapi melihat wanita itu menangis, Rana mengurungkan niatnya dan berakhir memeluk Rhea. "Nanti kita coba cari, Kak. Nanti saya cari informasi tentang Kak Elly."

Rhea sesenggukan dalam dekapan Rana. Baru saja beberapa hari yang lalu dia mendapatkan kenyataan pahit tentang mantan suaminya yang akan segera menikah lagi dan kini dia harus mendapatkan satu lagi nasib buruk.

Continue Reading

You'll Also Like

68.5K 4.7K 20
Hubungan mereka sudah retak bahkan tak layak untuk dipertahankan. Tapi kenapa sesulit itu untuk berpisah?
1.2K 159 8
"Anak tidak bisa memilih siapa orang tuanya." Zaleya Kareena
7.9K 411 59
Awalnya aku membencinya. Lelaki itu bagaikan Benalu di kehidupan kami. Tanpa kusangka sebuah rahasia terkuak dan pada akhirnya penyesalan yang aku ra...
12.1K 1.3K 12
Badan gue gendut! Udah sih intinya itu aja. Ileen seorang UI designer yang bekerja di suatu perusahaan bertemu dengan mantan crushnya saat sekolah du...