Another Cannon Fodder

By diamond_life5

1.1M 131K 7.3K

Vallen terbangun dan mendapati ia kembali ke masa lalu. Ternyata ia bukanlah anak kandung dari keluarganya sa... More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
49
50
51
52
ada yang baru lho
vote cover
Open PO
11.11
Vallen versi PDF
PDF READY
OPEN PO
OPEN PO AGAIN 😁

48

12.3K 1.7K 95
By diamond_life5

Halo semuanya, sehat? Sehat donk. Jaga kesehatan dan tetep semangat.
Jangan lupa bahagia

Typo tandai ya supaya bisa langsung diperbaiki.

###

Valen terbangun di sebuah ruangan sempit dengan  pencahayaan sangat minim, yang hanya berasal dari lampu bohlam neon berwarna kuning yang sangat redup. Ia sedang terduduk di pojok ruangan dengan tangan diborgol di belakang tubuhnya. Ia melihat ada seorang remaja yang seumuran dengannya yang keadaannya sama persis dengan keadaannya saat ini.

Vallen mengamati dengan lamat dibawah pencahayaan yang minim. Ia seperti mengenal sosok ini tapi ia tidak bisa melihatnya dengan terlalu jelas, karena kepala remaja itu menunduk ke bawah sepertinya belum sadarkan diri. Samar-samar Vallen bisa mencium bau anyir, amis dan berkarat, Vallen sudah mempunyai bayangan, ini seperti bau darah! Tapi karena ruangan yang benar-benar sangat minim cahaya, ia tidak bisa melihat dengan jelas keadaan di sekitarnya.

"Ugh."

Lenguhan pelan terdengar dari samping Vallen, yang menandakan seseorang yang duduk di samping Vallen akan segera sadar. Remaja itu secara perlahan mengangkat wajahnya, setelah melihat wajah remaja itu, Vallen dibuat terkejut sekaligus bingung. Bagaimana mungkin dia ada di sini? pikir Vallen.

"Ryan?" panggil Vallen dengan pelan.

"Um?" Hanya gumaman pelan yang bisa didengar Vallen.

Ryan berusaha memfokuskan pandangannya dan melihat ke sekeliling. Ia juga tampak terkejut saat melihat Vallen menatap ke arahnya dengan tatapan bingung. Ia juga merasakan tangannya yang diborgol ke belakang tubuhnya, sama seperti keadaan Vallen saat ini.

"Kenapa kamu di sini?" tanya Vallen.

Ryan tidak menjawab pertanyaan Vallen, ia malah membuang muka ke samping, tidak ingin menjawab pertanyaan Vallen. Sebenarnya, Ryan juga bingung, bagaimana bisa ia berakhir bersama dengan Vallen?

Sewaktu Ryan pulang dari sekolah, ia dikejutkan dengan banyaknya mobil-mobil di pinggir jalan yang sepertinya saling bertabrakan.

Awalnya, Ryan mengira jika itu hanya kecelakaan biasa tapi sampai di mana ia bertemu dengan sekelompok  pria yang sama berpakaian hitam saling menyerang, tentu saja Ryan sangat ketakutan dan tidak ingin keluar. Sopirnya juga mewanti-wanti dan menenangkannya. Sang sopir sudah bisa menebak secara samar tapi tidak mengira jika kondisinya akan berakhir seperti ini. Ditengah jalan ia sudah mengirimkan sinyal SOS pada rekannya yang lain dan mungkin saat ini sedang berada di jalan.

Sampai disaat Ryan melihat Vallen yang ditarik paksa dari mobil, entah apa yang mendorongnya yang menyebabkannya, tanpa pikir panjang langsung keluar dari mobil dan langsung menuju ke arah Vallen. Padahal sopirnya sudah memperingatkannya berkali-kali dan berusaha mencegahnya tapi Ryan sudah terlanjur berlari dan ingin menolong Vallen.

Tapi semuanya berakhir tidak sesuai dengan ekspektasinya. Ia malahan sama tertangkapnya dengan Vallen dan berakhir di ruangan sempit ini.

Tidak lama pintu terbuka masuklah seorang pria paruh baya yang masih terlihat tampan dan muda, yang mungkin seumuran dengan Hugo.

"Ternyata para tuan muda kita sudah bangun, aku sangat beruntung. Selain mendapatkan anak dari Martinez, aku juga mendapatkan seseorang dari Johnson. Bukankah ini seperti, beli satu gratis satu?"  Pria itu tertawa terbahak-bahak sampai ada setitik kecil air mata di sudut matanya yang menandakan ia benar-benar tertawa sangat lepas dan terlihat sangat bahagia.

"Tahukah kalian, orang tua kalian saat ini tengah mengamuk dan mencari kalian? Tapi aku masih baik dan tidak menutup kemungkinan untuk membiarkan mereka menemukan kalian. Aku hanya ingin mengulur waktu sedikit dan memberikan pertunjukan yang bagus supaya kalian tidak akan bosan sembari menunggu dijemput. Kalian merupakan tamu terhormat, jadi sudah seharusnya dihibur." Pria itu menyeringai yang membuat Vallen dan Ryan bergidik.

Pria itu mengkode bawahannya, lalu sang bawahan yang paham, keluar sebentar lalu masuk lagi dengan membawa beberapa remaja ke dalam ruangan.

Ada tiga remaja yang ditarik masuk ke dalam ruangan, dengan cahaya yang remang-remang, Vallen dan Ryan bisa melihat ketiga remaja yang mungkin seumuran dengan mereka terlihat sangat ketakutan. Wajah mereka terlihat sangat pucat dan ada air mata dan ingusnya mengalir dari wajah mereka. Yang menandakan mereka benar-benar sangat ketakutan.

Vallen dan Ryan sudah merasakan firasat yang sangat tidak baik saat pertama kali melihat tiga remaja yang dipaksa masuk ke dalam ruangan.

Setelah itu, masuk lagi tiga orang berseragam hitam yang memiliki perawakan yang tinggi besar dan terlihat sangat menyeramkan dan memiliki wajah yang sangat dingin.

"Saya mengucapkan selamat menikmati dan semoga kalian terhibur, saya berharap mental kalian akan baik-baik saja, setelah dihibur dengan pertunjukan sangat luar biasa dari dari saya," ucap pria itu dengan nada yang sangat sopan tapi setelahnya kembali tertawa terbahak-bahak.

Pria itu keluar meninggalkan ruangan. Ruangan itu sangat sunyi dan hanya terdengar suara isakan yang berasal dari ketiga remaja yang tidak jauh dari Vallen dan Ryan terduduk.

Tiga pria yang tadi masuk, berdiri di depan remaja satu persatu, para remaja itu bertambah ketakutan dan beringsut untuk mundur. Tapi ketiga pria itu tidak membiarkan ketiganya untuk terus mundur. Mereka mengeluarkan sebilah pisau yang sangat tajam dari balik jasnya.

Adegan selanjutnya bisa ditebak, terdengar teriakan yang sangat memilukan bergema di ruang sempit itu. Para remaja itu disiksa dengan sangat kejam.

Baik Vallen ataupun Ryan, keduanya sangat terkejut melihat pemandangan yang sangat mengerikan di depan mereka. Mereka dipaksa melihat adegan itu secara langsung di depan mata mereka.

Wajah Vallen sudah terlihat pucat pasi, Ryan sudah muntah-muntah di sampingnya. Bisa ditebak, jika ia benar-benar sudah tidak tahan melihat pemandangan yang ada di depan. Vallen akhirnya hanya bisa menutup matanya, tidak ingin lagi melihat tiga remaja yang saat ini mungkin bentuknya sudah tidak terlihat baik atau mungkin sudah tidak utuh.

Setelah beberapa saat, tidak terdengar lagi teriakan yang keluar dari tiga bibir remaja tersebut. Vallen menebak, mungkin saat ini mereka sudah tidak bernyawa.

Vallen merasa, pria-pria ini sangat kejam. Bagaimana bisa, mereka  menyiksa dan membunuh dengan sangat mudah, malahan mereka seperti menikmatinya.

Vallen mengetahui jika tujuan dari pria yang sebelumnya masuk mungkin ingin menjatuhkan mentalnya. Vallen berusaha untuk tenang dan menjaga kewarasannya. Walaupun, perutnya sudah bergejolak dan ingin mengeluarkan semua isinya.

Vallen menghirup nafas dalam dan mengeluarkannya dengan pelan. Meski disela menghirup nafas panjang itu, bukan udara segar yang dirasakan malahan Vallen harus mencium bau yang sangat anyir, amis yang sangat menyengat.

Lantai yang tadinya terlihat kotor, saat ini terlihat lebih kotor dan terlihat lebih gelap, yang mungkin berasal dari darah ketiga remaja baru saja disiksa dan dibunuh dengan kejam.

Vallen melihat jika Ryan terlihat sudah tidak mempunyai tenaga lagi. Ryan sudah menjatuhkan badannya ke samping, mungkin jika tidak ada dinding di sampingnya, Ryan pasti sudah tergeletak di bawah lantai. Berbeda dengan Vallen yang saat ini masih duduk tegak dan masih berusaha menutup matanya tidak ingin melihat pemandangan yang ada di depannya lagi.

Vallen merasa, ini benar-benar sangat kejam! ia mengepalkan tangannya dengan erat, Vallen tidak menyadari jika kukunya sudah menembus telapak tangannya.

Setelah selesai dengan pekerjaannya, para pria itu keluar dengan menyeret bagian-bagian tubuh remaja itu yang sekarang mungkin sudah tidak utuh lagi.

Vallen bisa mendengar gesekan tubuh dengan lantai saat anggota tubuh para remaja itu diseret. Ia hanya bisa menatap kosong pada bagian tubuh yang diseret keluar yang meninggalkan jejak darah di lantai yang kotor. Sudah tidak ada lagi tubuh para remaja yang tadi disiksa secara brutal. Semuanya Seperi ilusi. Tapi genangan darah yang tertinggal menunjukkan jika semuanya nyata.

Pintu kembali tertutup, tidak ada lagi suara, suasana kembali sangat sunyi dan hening. Vallen memastikan tidak ada lagi orang yang akan masuk ke dalam ruangan. Ia mulai mencoba melepaskan borgol yang ada di tangannya.

Untungnya, pernah di suatu waktu, Vallen merasa bosan lalu bertanya pada kakak kembarnya tentang bagaimana cara melepaskan diri dari borgol. Dan pada saat itu, kakaknya memberikan trik-trik untuk melepaskan diri dari borgol.

Yang tentu saja masih Vallen ingat, sekarang ia berusaha mencoba dan menerapkannya pada situasinya saat ini. Ia melirik ke samping, Ryan mempunyai pandangannya kosong dan terkulai lemah, hanya bersandar pada dinding di sampingnya.

Vallen tidak menyalahkan kondisi Ryan, untuk orang yang baru pertama kali melihat kejadian seperti tadi, pasti mentalnya akan jatuh dan merasa sangat ketakutan. Jujur, Vallen pun sama takutnya dengan Ryan.

Vallen tetap mencoba untuk tenang dan mencari solusi untuk keduanya bisa keluar dari tempat ini. Ia juga tahu jika  keamanan tempat ini pasti sangat ketat dan kemungkinan untuk keluar sangatlah kecil. Tapi Vallen tidak ingin hanya diam menunggu yang mungkin ada sesuatu lebih buruk menanti mereka jika hanya diam di ruangan itu.

Setelah berkutat cukup lama, akhirnya terdengar bunyi klik yang menandakan borgol yang ada di tangan Vallen terbuka. Vallen mencoba membuka borgol yang ada di tangannya yang satunya. Setelah berhasil, Vallen dapat menghela nafas lega sedikit.

Vallen beralih ke arah Ryan yang saat ini sudah terlihat sangat lemas dengan wajahnya pucat. Vallen menerapkan kembali trik yang tadi ia gunakan untuk melepaskan borgol. Akhirnya keduanya terbebas dari borgol.

Entah ini keberuntungan keduanya atau tidak. Untungnya mereka tidak diikat dengan tali yang cukup kuat, mereka hanya dipasangkan borgol, mungkin pria tadi terlalu menyepelekan Vallen dan Ryan yang mungkin tidak akan bisa melepaskan borgol. Tapi ini merupakan keberuntungan untuk Vallen yang telah mempelajari cara membebaskan diri dari borgol.

"Ry, kita harus keluar dari sini." Ryan melirik ke arah Vallen dan tidak menjawab.

"Bisakah kita keluar dari sini?" tanya Ryan dengan nada yang lirih dan ragu.

"Apakah kamu akan diam saja, menunggu di sini. Saat ini, kamu harus melawan rasa takutmu. Jika ditanya, aku pun sama takutnya. Aku akan mencari peluang untuk kita bisa keluar. Dan aku mohon kerjasama darimu supaya rencana kita bisa berhasil."

Ryan tampak berpikir sejenak, memang benar, mereka tidak bisa menunggu di sini begitu saja. Keluarga mereka pasti saat ini sudah menuju ke sini, jadi mereka harus berusaha dan mencari peluang untuk keluar dan bertemu secepatnya dengan keluarga mereka

"Baiklah, aku ikut, apa rencanamu?"

"Begini... ."

###

Vallen up, buat, Luhan inay usahakan besok ya, soalnya belum Inay koreksi dan edit.

Jangan lupa vote dan komen ya.

Di Inay hujan sebentar doang pas waktu itu, belum hujan lagi sekarang.
Di kalian sudah mulai hujan kah?

1600 kita lebih donk

13 Oktober 2023.

Continue Reading

You'll Also Like

426K 24.2K 42
Bagaimana jadinya jika jiwa seorang pemuda yang terkenal multitalenta namun di anggap sebagai anak haram di keluarganya tiba-tiba berpindah atau bert...
357K 38.6K 27
[ Beberapa part di hapus ] "Kenapa harus menjadi sulung." "kenapa sulung Harus terus mengalah." Pictures by : pinterest
1.6M 132K 61
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
174K 20K 14
Gimana jadinya sahabat lu mendadak jadi bokap lu? Adrian namanya, pria berusia 27 tahun yang mendapati nasib malangnya setelah pulang kerja. Ia mati...