The Last : TRUE LOVE

By GeyaZeline

70.2K 6.3K 1K

Dimana perjalanan menguak cinta yang telah lama terpendam akan keegoisan dua insan. Cinta yang telah terikat... More

Perkenalan
Prolog
Chapter 01
Chapter 02
Chapter 03
Chapter 04
Chapter 05
Chapter 06
Chapter 07
Chapter 08
Chapter 09
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Special Wedding
Chapter 24

Chapter 22

2.3K 220 29
By GeyaZeline


The last : TRUE LOVE

Disclaimer : Naruto milik © Masashi Kishimoto

Pairing :
Sasunaru dan lain sebagainya

Rate :
Mature (18+)?

Warning : Yaoi, boys love, boyxboy, Mpreg (?), Lemon (?), Typo, OOC

Untuk yang dibawah umur tanggung jawab sendiri ya.
Jadilah pembaca yang bijak!

.
.
.
.

Pintu besar dibuka, disana Toneri tengah duduk sambil menyesap secangkir teh pada meja yang terlihat begitu luas dan panjang.

"Ah selamat datang semuanya, silahkan duduk. Kau, antarkan Sasuke dan Naruto ke kamar yang telah ku persiapkan." Tunjuk Toneri pada boneka yang berada disebelahnya.

"Ha'i tuan, mari Sasuke-sama"

Setelah Sasuke berlalu dengan membawa Naruto. Suasana menjadi begitu canggung. Beberapa boneka kecil berdatangan membawakan hidangan berupa makanan ringan dan minuman.

"Minumlah terlebih dahulu. Upacaranya akan dilaksanakan menunggu Naruto sadar.. mungkin esok harinya."

"Bagaimana caranya membuat Naruto sadar?"

"Ah, berarti Sasuke belum memberitahukannya pada kalian ya. Baiklah akan kujelaskan. Aku bisa membuatnya tersadar namun hanya beberapa hari, setelahnya naru-chan akan kembali tak sadarkan diri jika tidak segera dilakukan pengobatan. Karena racun itu mampu merespon chakraku tetapi tidak dengan menyembuhkannya." jelas Toneri panjang lebar.

"Lalu setelah upacara pernikahan dan dilanjutkan Sasuke yang bersemedi di kuil Hamura apa ritual selanjutnya?"

"Maaf aku tak bisa memberitahukan pada kalian. Hanya Sasuke saja yang berhak. Kalian beristirahatlah dahulu, waktu masih cukup lama."

"Mari tuan dan nona ikuti saya. Akan saya tunjukkan kamarnya."

"Terimakasih atas sambutan dan pelayanannya Toneri-san." Ucap Shikamaru menjadi perwakilan dari timnya

"Tak perlu sungkan jika membutuhkan apapun panggil saja para boneka itu, dan juga cukup panggil aku Toneri tanpa embel-embel apapun." Balas Toneri dengan tersenyum tulus.

Shikamaru mengangguk, kemudian mereka semua pergi berlalu melangkah mengikuti kemana arah boneka itu memimpin.

• • •

"Silahkan Sasuke-sama." Boneka itu mempersilahkan.

"Hn. Kau bisa pergi." Jawab Sasuke singkat padat dan jelas.

"Hai' kalau begitu saya permisi."

Tanpa bersusah payah membukanya, pintu kamar itu tiba-tiba terbuka secara otomatis. Sasuke pun melangkah masuk, kemudian membaringkan Naruto diatas ranjang king size. Menyamankan posisi Naruto lalu Sasuke menarik selimut hingga sebatas dadanya.

Barulah setelahnya ia beranjak menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Bunyi air mengalir terasa begitu nyaman terdengar.

Beberapa saat kemudian, pintu kamar mandi terbuka. Keluarlah Sasuke dengan tubuh yang hanya terbalut handuk di sekitar area pinggangnya. Jika saja Naruto dalam keadaan sadar, mungkin ia akan tersipu malu melihat penampilan Sasuke saat ini.

Tubuh kekar yang menunjukkan bahwasanya sang empunya melatih otot dengan sempurna. Bulir air yang menetes dari rambut ravennya yang masih basah sukses membuat tubuhnya semakin terlihat 'menggoda iman' sayang sekali Sasuke tak bisa menjahili kekasihnya.

Setelah selesai mandi, Sasuke melangkah menuju dimana barang-barangnya disimpan, ia mengambil satu stel pakaian kemudian mengenakannya. Tak lupa ia mengambil handuk berukuran kecil untuk mengeringkan rambutnya.

Selesai dengan aktifitasnya, Sasuke langsung melangkah mendekati ranjang, kemudian duduk di sisian ranjang tepat di sebelah tubuh Naruto.

"Seindah apa mimpimu naru? Hingga membuatmu betah menutup mata hm?" Ucapnya lirih sembari mengusap kepala Naruto perlahan.

Tengah asik dengan kegiatannya, kantuk pun menyerang. Sasuke memutuskan untuk membaringkan tubuhnya disebelah Naruto. Menarik tubuh itu ke dalam dekapan eratnya. Mata onyx itu perlahan tertutup, ikut menyelami alam mimpi menyusul kekasihnya.

• • •

Pagi menjelang menampakkan cahaya terang akibat pantulan sinar matahari pada bulan. Pasukan dan pelayan Boneka tengah mempersiapkan untuk acara pernikahan yang akan dimulai tepat pukul 10 nanti.

Saat ini di dalam kamar Sasuke bersama Naruto ada Shikamaru, Sai, Sakura, Hinata dan Hanabi yang tengah menunggu Toneri melakukan ritual guna menyadarkan Naruto.

Beberapa boneka pelayan juga terlihat sedang menyiapkan keperluan tuannya itu.

"Semua sudah siap. Akan kumulai sekarang." Ucap Toneri

"Hn. Lakukanlah." Balas Sasuke yang berada tepat di samping kanan Naruto.

Toneri yang sebelumnya masih berdiri pun mengambil tempat duduk di sisi kiri Naruto yang kosong. Sedangkan teman-temannya yang lain berdiri melingkari ranjang king size itu.

Tangan putih pucat mulai membuat segel. Perlahan Chakra berwarna cyan keluar yang langsung diarahkan oleh Toneri tepat di dada kiri Naruto.

Tak lama Chakra itu masuk kedalam tubuh Naruto dalam skala besar. Toneri memfokuskan pandangannya pada Naruto, kemudian berucap. "Campurkan chakramu Sasuke."

Sasuke langsung mengangguk samar. Tangannya menggenggam tangan Naruto. Chakra berwarna ungu keluar dari tubuhnya yang kemudian merangsang keluarnya Chakra orange milik Naruto.

Melihat itu Toneri menyudahi penyaluran Chakra miliknya. Membiarkan Chakra Sasuke bercampur dengan Chakra Naruto. Setelah tercampur Chakra itu menjadi gumpalan cahaya yang kembali masuk dalam tubuh Naruto.

Mereka semua yang berada disana menatap penuh harap akan keberhasilan dari ritual ini.

"Hentikan chakramu. Kita tunggu reaksi yang diberikannya."

"Hn."

Mereka terus menunggu, tatapan mata hanya tertuju kepada sosok pirang yang masih terbaring lemas. Namun setitik harapan muncul mana kala jari jemari tan itu bergerak perlahan.

Sasuke yang merasakan pergerakan itu mengeratkan genggamannya. Onyxnya menatap penuh harap pada wajah yang kini masih terlihat sedikit pucat.

Kelopak mata tan bergerak, terbuka perlahan menampilkan mata sapphire yang beberapa hari ini telah terpejam.

Mengerjap pelan guna mencoba untuk menyesuaikan cahaya yang masuk dalam retina matanya.

"Naru?" Panggilnya lembut

"S-suke" Lirihnya

Onyx bertemu sapphire. Seakan terpaku akan keindahan masing-masing yang tergambar dengan jelas sarat akan kerinduan mendalam.

"Berikan ini padanya Sasuke-kun." Ucap Sakura menyodorkan segelas air putih.

Toneri dengan sigap membantu Sasuke meletakkan bantal pada kepala ranjang untuk alas Naruto bersandar saat Sasuke mengangkat perlahan tubuh Naruto. Barulah setelah itu, Sasuke menerima segelas air putih tersebut.

"Minumlah" Ucapnya sembari membantu Naruto minum. Air dalam gelas itu langsung tandas seketika membuat mereka yang berada disana menggeleng pelan.

"Bagaimana perasaanmu Naruto?" Tanya Shikamaru

"Aku merasa lebih baik, tapi masih sedikit terasa pusing dan lemas ttebayou.."

"Kami semua mengkhawatirkanmu naru-chan." Hinata bersuara

"Ah.. gomenne sudah membuat kalian khawatir." balasnya dengan senyum tipis

"Sudah sudah, Kita harus segera bersiap. Biarkan naru-chan istirahat sebentar."

"Mendokusei, benar." Ucap Shikamaru menyetujui

"Baiklah. Cepat sembuh Naru! kami pergi dulu." Sakura berkata sambil menarik yang lainnya keluar.

Sedangkan yang bersangkutan hanya menatap tingkah gadis pink itu dengan kedipan lucu.

"Aku tau banyak yang ingin kau tanyakan mengapa kalian bisa kembali berada di istana ku. Kekasihmu akan menjelaskan semuanya, aku akan keluar terlebih dahulu ne." Toneri bersuara memecah keheningan pasca kepergian teman teman Naruto.

"Ah iya, arigatou telah menolongku."

"Jangan sungkan padaku Naru. Baiklah kalau begitu selamat beristirahat."

Dirasa cukup Toneri bangkit berdiri, kemudian melangkah keluar meninggalkan Naruto bersama Sasuke di dalam.

"Suke.. " panggil Naruto sembari menatap penuh tanya pada Sasuke.

"Hah.. baiklah akan ku jelaskan." Sasuke membalas disertai helaan nafas.

Mata sapphire yang menatapnya kini berbinar indah saat mendapatkan apa yang diinginkan oleh pemiliknya. Sasuke pun berpindah ke samping Naruto, ikut menyenderkan punggungnya pada kepala ranjang.

Sebelum Sasuke mulai bercerita ia terlebih dahulu menarik tubuh Naruto untuk bersandar pada dada bidangnya. Naruto sendiri tak menolak, dirinya menyamankan posisi dalam dekapan erat kekasihnya itu.

"Sudah nyaman hm?"

"Ne sudah suke, mulailah."

Sasuke pun mulai menjelaskan sedari dimana dirinya mendapati keadaan janggal pada titik pusat chakra Naruto hingga membuatnya terpaksa menemui Toneri. Sedetail mungkin Sasuke ceritakan dengan bahasa yang disederhanakan.

Mengingat kekasih pirangnya ini sangat sulit menangkap perkataan yang terlalu berbelit. Antara bodoh dan polos itu tak jauh berbeda, namun Sasuke tak mempermasalahkannya.

Justru kekurangannyalah yang lebih besar daripada Naruto. Sasuke sangat bersyukur mendapatkan Naruto yang mampu menerima baik buruknya tanpa mempermasalahkannya sedikitpun.

Mengingat jika dulunya ialah yang sangat ingin membunuh orang yang sekarang begitu berpengaruh dalam hidupnya.

"-dan satu-satunya cara menyembuhkanmu adalah dengan kita menikah dobe."

"H-hah?" Teriak Naruto terkejut, namun Sasuke tak menghiraukannya.

Justru ia menatap tepat pada iris Sapphire, menunjukkan keseriusan dari tekadnya, kemudian Sasuke berucap. "Maukah kau menikah denganku? Menjadi pasangan sehidup semati dan melengkapi segala kekurangan yang ada padaku naru?"

"A-apa apaan kau teme!" Teriak Naruto dengan semburat merah tampak jelas pada pipi tan itu.

Hey bukankah itu sangat tidak romantis? Ingatkah Naruto jika kekasihnya itu tak terlalu pandai mengutarakan perasaannya.

"Hn. Aku serius dobe."

Kesal karena tak kunjung mendapatkan respon, Sasuke mengangkat tubuh Naruto dan membalikkan posisinya menjadi berhadapan dengannya. Matanya menatap lurus tanpa ada keraguan pada mata seindah langit musim panas itu.

"Aku tak menerima penolakan jelas kau tau itu." Ungkapnya menambahkan

"Yakk! Teme kau sangat tidak romantis ttebayou. A-aku.. mau m-menikah denganmu." balas Naruto dengan suara yang kian lirih di akhir kalimatnya.

"Apa dobe aku tak mendengarmu."

"Ish suke a-aku mau menikah denganmu!" Teriak Naruto dengan lantang. Mengulangi perkataan sebelumnya.

Puas akan jawaban Naruto yang kini wajahnya sudah sangat merah padam. Sasuke langsung mencium bibir peach yang sedari tadi menggodanya untuk segera di cicipi.

Awalnya Naruto terkejut akan tindakan tiba-tiba dari Sasuke. Namun seiring berjalannya waktu ia mulai menerima ciuman itu. Terbukti dengan bibirnya yang perlahan mulai terbuka, memberikan akses lebih untuk sang kekasih.

Merasa jika lama kelamaan Naruto mulai terbiasa, ciuman yang awalnya hanya menempel kini perlahan mulai saling melumat sarat akan gairah yang menggebu.

Paham dengan apa yang diinginkan pasangannya, Naruto membuka sedikit lebih lebar bibirnya. Membiarkan lidah Sasuke semakin merangsak masuk jauh lebih dalam dan mengobrak abrik rongga mulutnya.

"Enghhh" Erangan Naruto lolos tanpa bisa ditahannya.

Hal itu membuat lumatan itu semakin intens di dominasi akan rasa rindu dan gairah yang bercampur menjadi satu. Keduanya tenggelam akan kenikmatan itu.

Saat akan membuka baju Naruto, gerakan Sasuke terhenti karena bunyi dari pintu yang diketuk pelan.

"Sasuke-sama. Segeralah bersiap sebentar lagi upacara pernikahan akan dilaksanakan." Ucap pelayan boneka dari luar pintu

Mendengar itu Sasuke memutus lumatannya. Benang saliva tercipta dan hilang saat jarak mulai hadir akibat Sasuke yang menjauhkan wajahnya dari wajah Naruto.

"Hn. Pergilah, kami akan bersiap." Jawab Sasuke

Kembali memandang wajah kekasihnya yang kini begitu berantakan. Pandangan mata sayu, bibir peach yang membengkak, ah jangan lupakan sisa saliva yang mengalir menuruni dagu

Sangat menggoda bukan? Jika Sasuke tak ingat sebentar lagi acara pernikahannya akan dimulai mungkin kini ia telah lepas kendali mendapat pemandangan menggiurkan didepannya ini

"Aku akan mandi dan bersiap naru. Tunggulah sebentar, akan ada pelayan yang datang untuk mempersiapkan mu."

"Eh kenapa aku harus dibedakan denganmu suke?"

"Kau sebagai mempelai wanitanya naru. Tentu saja harus dibedakan, ada semacam pakaian khusus untuk upacara yang kita lakukan karena ini sakral ingat?"

"Em, baiklah suke." jawab Naruto sembari mengangguk samar

Sasuke beranjak dari atas ranjang, melangkah menuju kamar mandi. Tak lama setelahnya ketukan pintu kembali terdengar

"Masuk saja" jawab Naruto

Cklek

Pintu terbuka, muncul tiga pelayan boneka yang masing-masing membawa pakaian serta kebutuhan yang akan digunakan untuk mendandani Naruto nantinya.

"Naruto-sama kami akan mempersiapkan dirimu." Ucap salah satu boneka wanita yang lebih besar dari yang lainnya.

"Aku akan memakai apa?" Tanya Naruto penasaran.

"Anda akan memakai kimono yang sudah didesain khusus untuk ritual upacara ini Naruto-sama." Balas sang boneka pelayan itu dengan menunjukkan satu kimono yang sangat indah dan begitu mewah.

Terdapat beberapa corak dengan sulaman sutra emas yang begitu sempurna. Di kedua lengan dan punggungnya terdapat ukiran lambang Uchiha walau tak terlalu besar namun sangat kontras di padukan dengan kimono tersebut.

"Mari Naruto-sama kita masuk kedalam ruangan ini." Tiba-tiba dinding yang mulanya rapat kini terbuka memperlihatkan ruangan yang tak kalah luas dari kamarnya.

Para boneka itu pun membantu memapah Naruto berjalan menuju ruangan itu. Ternyata di dalamnya, ruangan rahasia ini digunakan untuk berhias bagi mempelai wanita mana kala ada upacara pernikahan yang sakral dan tidak bisa dikatakan biasa.

• • •

"Toneri, semua sudah dipersiapkan. Hanya tinggal menunggu kedatangan Sasuke dan Naruto saja." Ujar Shikamaru.

"Pelayanku mengatakan jika mereka tengah bersiap, mungkin tak lama lagi akan selesai." Jawab Toneri.

"Siapa yang akan menjadi wali mereka?" Sai bertanya.

"Ah kenapa aku bisa melupakan ini, baiklah aku akan menjadi wali dari Naruto sedangkan kau menjadi wali Sasuke." tunjuk Toneri pada Shikamaru

"Mendokusai, baiklah."

"Mari kita jemput mereka berdua."

"Kalian tunggulah disini." Titah Shikamaru.

Sai, Sakura, Hinata dan Hanabi mengangguk serempak sebagai jawaban. Keempatnya kembali mengambil duduk. Sembari menunggu mereka mengobrol ringan.

-Biasa pembicaraan perempuan abaikan Sai yang merasa tidak dianggap:v-

"Aku tak menyangka jika Sasuke-kun akan menikah dengan Naruto." Ucap Sakura

"Aku pun sama sepertimu Sakura-chan. Tapi aku bahagia setidaknya Naru-chan mendapatkan orang yang begitu mencintainya dan mampu melindunginya." Hinata membalas dengan memberikan tepukan halus pada pundak Sakura sebagai bentuk memberikan semangat.

Mereka berdua kemudian tersenyum dengan tulus. Adegan itu tak luput dari perhatian Sai dan Hanabi yang melihatnya. Pasalnya walau mau bagaimanapun kedua wanita berbeda Surai itu pernah memiliki perasaan cinta baik kepada Sasuke maupun Naruto.

Jadi tentu saja dapat di rasakan oleh Sai maupun Hanabi bagaimana rasanya mengikhlaskan.

"Jika mereka saja bahagia kita pun harus bahagia. Bukan begitu Hinata?"

"Em, k-kau benar Sakura-chan!"















TBC















HALLO EVERYONE!

Bagaimana kabar kalian? Semoga sehat selalu yaa buat semuanya. Baik yg udah vote ataupun belum hehehe🙈

Jujur geya lagi sibuk-sibuknya, sempet hampir ngelupain dunia disini. Maafff yaa, nih geya kasih update 2k word. Vote n komen.

See you next time!!!

- 28 Februari 2024 -

Continue Reading

You'll Also Like

168K 12.4K 23
Disclaimer: Naruto dkk, adalah milik masashi kishimoto sama, saya hanya meminjamnya saja ya😎 Sasuke sudah lama memendam rasa suka kepada sahabatnya...
604K 58.4K 34
Perang dunia Shinobi telah usai. Semua sudah kembali normal. Tapi, bagaimana jika, sang pahlawan, sang 'matahari' milik Konoha, ternyata justru mengo...
20.1K 1.5K 23
Setelah berhasil meluluhkan hati Sasuke, Naruto tidak menyangka keputusannya membawa kembali sang sahabat ke desa adalah sebuah kesalahan yang membu...
2.1M 30.8K 46
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...