EPHEMERAL

By wa_tashine

13.3K 1K 200

Nothing lasts forever, right? Warn! -Bxb!/Homo! -Lapak Sunwoo bot, Hyunjin Top! -Bahasa kasar Jan salah lapak... More

Namanya, Evandra Sunwoo Azea
Perkara botol ijo
Keluar
Awal baru
"Suaka marga satwa-nya Ipa 4"
Gelang bandul 'Bintang'
Olahraga
Absurd
Hyunjin sakit
Hampir
Camong
Tiba-tiba
Rooftop
Antara anak ke dua dan papahnya
Jadi gitu
Nyaman
Ketauan
Yang terlupakan
Official?
Perkara susu kotak
Cemburu? nggak kok
It's chaos time!
ibu, ayang, dan kita
Makanan C
Kemarahan
Bangkit dan usaha
Hangat yang Dingin
Informasi 'tahu bulat'
Birthday stories
Yang sesungguhnya
Hubungan
Mencari kebenaran
Curhat
Satu malam berbeda rasa
Yang selalu ada
Mamah baru??
Berubah
The Truth Untold
Rencana A
Rencana B
Berakhir?
Rahasia
Sebuah permintaan
Tentang sebuah akhir
To Be Or Not To Be
Feeling
Blue
Star and moon

Same person

153 13 3
By wa_tashine

"Seperti nadimu yang selalu denyutkan setia, aku bahagia menjadi pemiliknya."

Sepenggal lirik lagu terucap dari bibir Hyunjin yang sekarang lagi matut dirinya di depan cermin. Senyum secerah matahari pagi di luar sana juga tersimpul dari bibir Hyunjin begitu dia menyelesaikan lirik lagu itu.

Hyunjin mengusap lembar poto yang dirinya tempel di sudut cermin. Itu poto Sunwoo yang dia ambil dari media sosial anak itu.

"Lo selalu sukses bikin gue jatuh cinta berkali-kali Sunwoo." Ucapnya tanpa sadar.

Jam baru menunjukkan pukul delapan lebih limabelas menit dan Hyunjin punya janji sama Sunwoo jam sembilan pagi ini. Setelah cukup dengan semprotan minyak wangi di tubuhnya, Hyunjin segera bergegas menghampiri pujaan hatinya.

Ah, indahnya masa remaja.

Hyunjin akui, dia sekarang jadi bucin sama pacarnya. Nggak tau kenapa tiba-tiba muncul perasaan pengen selalu deket sama dia, pengen selalu liat senyum manisnya, muka memerahnya, cara dia ngomel sambil teriak-teriak, bagi Hyunjin itu keliatannya lucu banget. Emang kalau manusia udah bucin tuh beda banget.

Ayen aja sampe ngeri sendiri liat Hyunjin pagi-pagi udah keren bahkan harum minyak wanginya pun tercium dari radius 100 meter di depannya.

"Buset, mas! Ini minyak wangi kamu tumpahin sebadan-badan kah?" Tanya Ayen dengan mata yang mendelik.

Di sindir begitu Hyunjin malah nyengir pepsoden. Bikin Ayen ragu, takutnya manusia di depannya sekarang bukan Hyunjin. Melainkan sosok tak kasat mata yang lagi nyamar jadi kakak kelasnya itu.

"Gooooddd moooorniiiingggg, AYEEEENNN!!!! Abang Erik kambek lagi dengan satu bungkus bubur kesukaan kamuuuuu!!!" Suara melengking itu mengagetkan keduanya.

"Eh! Hyunjin? Mau kemana? Tumben pagi-pagi udah rapih? Biasanya kan masih koloran." Muka polos Erik menampilkan raut bertanya-tanya.

"Mau kemana aja suka-suka gue lah!"

"Idih sewot!" Erik mencibir. "Oh, yah! Ayeenn!! Ini ada bubur buat kamu. Jangan lupa di makan yaaa?? Babayy! Nanti siang aku balik lagi, mau mandi dulu soalnya bau asem abis lari pagi!"

Udah ngomong gitu Erik langsung ngacir lagi. Ayen ngehela nafasnya kasar. Natep plastik di tangannya, terus natep Hyunjin.

"Mas, mau?"

"Eh? Kenapa kasih ke mas? Kan Erik ngasihnya ke kamu."

"Aku nggak mau, ada daun bawangnya."

Dan Hyunjin cuman tepok jidat aja.

°

Selama perjalanan menuju rumah Sunwoo Hyunjin selalu senyum. Dia pandangin langit yang sekarang membiru indah, bahkan matahari aja nggak malu-malu lagi buat mancarin sinar terangnya.

Rencana mereka yang bakalan ke taman bermain terlaksana juga. Kemaren-kemaren hujan terus-terusan mengguyur ibu kota, bikin mereka nggak bisa kemana-mana.

Nggak terasa pagar rumah Sunwoo udah keliatan di pelupuk mata. Hyunjin berhentiin motornya terus dia ngebuka gerbang rumah Sunwoo.

Setelah selesai dengan parkir motornya, Hyunjin menghampiri pintu utama lalu mengetuknya.

"Sebentar!"

Dari dalam terdengar suara seseorang. Suaranya asing tapi Hyunjin kayak pernah denger juga.

"Siapa?"

"Eh, kak Seonghwa?!" Hyunjin terkejut melihat Seonghwa yang muncul di balik pintu.

"Iya, kenapa?"

"Anu, itu Sunwoo nya ada?"

"Ad—"

"HYUNJIIIIINN?! LO UDAH SAMPE? BUSET PAGI AMAAAT!"

"Kata kakak juga apa? Cepet-cepet mandi. Inimah entar-entaran mulu. Giliran udah dateng aja sibuk." Juyeon nyinyirin adeknya yang sekarang masih pake handuk di depan tv itu.

"Kakak bacot!"

"Dih, kamu itu dikasih taunya yah!"

Hyunjin garuk-garuk kepala belakangnya aja.

"Hyunjin? Kok masih diluar? Masuk aja ada Sunwoonya kok di dalem."

"Eh, iya, pah. Biarin tunggu di sini aja. Tadi Sunwoonya belum pake baju."

Sangyeon ketawa. "Emang yah, itu dari semalem ngomong aja katanya besok pengen jalan sama Hyunjin. Eh, pas pagi-pagi di suruh mandi sama kakaknya malah susahnya minta ampun."

"Mau jalan-jalan kemana emangnya?" Juyeon muncul dari balik pintu. Dia masih kucel soalnya belum mandi. Nggak lama Seonghwa juga muncul.

"Sunwoo bilangnya sih pengen ke taman bermain aja katanya."

"Tumben tuh anak mau kesitu?"

"Yah gatau juga, Kak."

"Juyeon, telpon abang dong. Tanya udah sampe mana gitu?" Sangyeon menginterupsi dari halaman rumah. Dia sekarang lagi nyiramin tanaman bunga milik mendiang istrinya dulu.

"Siap, Pah!!"

Setelah Juyeon pergi, kini tinggal Seonghwa dan Hyunjin yang berada di teras rumah. Kecanggungan melanda mereka berdua. Soalnya mereka jarang berinteraksi kecuali pas kejadian baku hantam dulu yang ngebuat Hyunjin harus ngobatin Seonghwa.

"Kenapa kak? Ada yang salah sama gue?" Hyunjin bertanya saat merasa tatapan Seonghwa selalu mengarah kepadanya.

"Jangan coba-coba buat sakitin Sunwoo! Awas lu!" Udah ngomong gitu, Seonghwa langsung berlalu begitu saja.

"Hyunjin!" Sunwoo muncul dengan senyum cerahnya. "Ngobrolin apa sama kak Seonghwa sampe muka tegang begitu?"

"Nggak ada." Hyunjin tersenyum lalu mengelus rambut Sunwoo pelan. "Ayok, mau sekarang?"

"Tapi naik bis yah????!"

Hyunjin sempet ragu. Tapi dia ngangguk aja. Ngeliat itu, mata Sunwoo langsung berbinar.

"Let's Goooo!!!!"

°

Setelah selesai dengan pembayaran tiket di loket, mereka sekarang tengah berdiri di antara banyaknya orang-orang yang berlalu lalang juga berbagai macam wahana permainan. Lagi-lagi Hyunjin dibuat jatuh cinta hanya dengan melihat binaran bahagia yang terpancar di mata Sunwoo.

Sosok yang dulu dirinya kenal sebagai tukang tauran yang mukanya sangar kini berbanding terbalik seratus delapanpuluh derajat. Rasa-rasanya di depan dirinya sekarang bukan Sunwoo si tukang onar tapi Sunwoo si tampan menggemaskan.

"Hyunjin, kita pemanasan dulu pake wahana itu yuk!"

Mata Hyunjin langsung menuju ke arah tunjuk Sunwoo. Dirinya menghembuskan nafas kasar. Tolong, lah... orang waras mana yang ngejadiin wahana roller coaster sebagai pemanasan.

"Yang normal dikit geh. Ini mah belum apa-apa jantung udah melayang duluan."

"Idih cemen!"

Dikatain begitu, Hyunjin gak terima. Dia langsung gulung lengan kemejanya. "Apaan?! Ayok! Gue buktiin kalau gue nggak secemen itu!"

Sunwoo terkikik. Seneng banget dia udah ngerjain Hyunjin. "Boleeeehhh."

Setelah mengantre untuk menunggu giliran, sekarang mereka sudah duduk di kursi yang disediakan. Hyunjin mengatur pernapasannya sejenak. Sunwoo disampingnya mengerutkan dahi, lalu bertanya, "Njin? Nggak papa?"

Kepala Hyunjin menggeleng. "Gak kok."

"Nggak salah kalau gue nggak kenapa-napa." Lanjut Hyunjin di dalam hatinya.

"Berani nggak? Kalau nggak, turun aja hayuk. Mumpung belum mulai."

"Nggak!"

"Yaudah kalau begitu maa."

Pemberitahuan kalau wahana roler coaster akan segera dimulai ngebuat jantung Hyunjin berpacu cepat. Dia megang erat pegangan di depannya. Nafasnya sedikit tercekat saat roller coaster mulai bergerak naik. Sunwoo yang sadar Hyunjin ketakutan mengangin telapak tangan pacaranya. Di satu sisi dia ngerasa bersalah udah milih wahana ini sebagai pemanasan.

Kepala Hyunjin menoleh waktu ngerasain telapak tangan hangat Sunwoo menangkup punggung tangannya. Di sampingnya Sunwoo tersenyum.

"Man—HUAAAAA IBUUUUUUUUUUU!!!"

Belum juga Hyunjin selesai sama kalimatnya, Roller coaster sudah meluncur bebas. Dia reflek ngencengin pegangannya. Nutup matanya rapet-rapet sambil teriak sekenceng-kencengnya.

"IBUUUU!!! HUAAAAA!! EH BUSET WOY LAAAAAAAAAHHHH!"

Rasa-rasanya Hyunjin mau nangis. Tapi dia malu waktu sadar kalau masih ada Sunwoo disebelahnya. Matanya membuka, kepalanya langsung noleh ke Sunwoo yang sama juga teriak-teriak kayak dia. Nggak cuman mereka tapi beberapa orang dibelakang mereka juga ngelakuin hal yang sama.

"SUNWOOO!!"

"APAAAAN??"

"GUE CINTA SAMA LO!"

"HAH?"

"BUDEG IH! MALESIN——HUAAAA WOOOOYYY!!!"

°

Sunwoo ngasih air putih ke Hyunjin yang langsung diterima sama sang empu. Tangan Sunwoo nepuk bahu Hyunjin. Terus beralih ngusap pipi pacarnya yang memerah.

"Gimana? Udah enakan?"

"Lumayan."

Tadi Hyunjin sempet ngeluh kepalanya pusing. Ternyata penyebabnya adalah dia belum makan dari kemarin sore. Katanya males, udah biasa, tapi tetep aja KO.

"Mau naik wahana lain nggak?"

"Lo nggak liat muka gue masih lemes begini?" Hyunjin nunjuk mukanya sendiri.

Mereka sekarang lagi duduk di bawah pohon rindang setelah mencoba beberapa wahana permainan.

"Mau makan nggak?" Tanya Sunwoo sambil ngusapin keringet di dahinya.

"Makan apa?"

Mata Sunwoo memutar malas. "Makan lo! Mau gue makan?"

"Dih, gamau lah!"

"Yaudah! Ayok kita cari makan."

Hyunjin mengangguk patuh. Entah kenapa dia ngerasa Sunwoo sekarang udah kayak ibunya kalau lagi marah-marah.

°

Selesai dengan memesan dan membayar, mereka beralih mencari tempat untuk duduk. Sunwoo berjalan paling belakang soalnya lagi telponan sama abangnya yang sekarang lagi diluar kota. Ngurusin bisnis papahnya.

"Adek tutup yah. Daaah!"

Sunwoo menaruh ponsel genggamnya di meja. Badannya dia dudukkin di samping Hyunjin yang sekarang lagi fokus sama ponselnya juga.

"Liatin apa tuh?"

Waktu Sunwoo mau liat, Hyunjin langsung matiin terus taruh ponselnya. "Nggak. Bukan apa-apa."

"Ck. Yaudah."

Nggak lama pesenan mereka tiba. Dan tanpa banyak bicara lagi mereka langsung memakan pesanannya masing-masing.

"Njin. Sore ke danau yuk."

Hyunjin melirik jam tangannya sekarang sudah jam 3 sore. "Mau sekarang aja kesononya?"

Sejenak Sunwoo kayak mikir. "Jangan sekarang lah. Nanti aja sekitar jam empat lewat. Sekalian liat matahari terbenam."

"Kenapa nggak ke pantai aja? Kalau dari sini lebih deket ke pantai daripada ke danaunya kan gak bawa motor juga."

"Yaudah, ke pantai aja. Lagian bis juga gabisa disuruh cepet-cepet."

"Nah, sekarang mau ngapain? Makan udah, jajan juga udah, kita mau nunggu disini aja sampe jam empat lewat?"

"Yah nggak dooongg ganteng. Ayok kita jalan-jalan dulu, beli apa gituu"

"Ngikut deeh."

Mereka sekarang lagi ada di tempat jualan aksesoris. Sunwoo sibuk liatin benda-benda lain di sana, sementara Hyunjin matanya langsung terpaku sama gelang dengan ukiran bintang. Terlihat cantik dan sepertinya akan cocok bila gelang itu dipakai oleh Sunwoo.

Tanpa diketahui Sunwoo, Hyunjin membeli gelang itu. Dia taruh di kantung kemeja agar tak ketahuan oleh Sunwoo.

"Njin, bagus nggak nih?" Sunwoo nyodorin kalung dengan liontin bulan sabit ke arah Hyunjin.

"Bagus. Buat siapa?"

"Rahasia~"

"Idih."

"Hehehe.. udah yuk njin kita ke pantai! Udah jam 5 lewat ini."

"Iya ayok."

Sesampainya di pantai mereka berdua mendudukkan diri di pasir pantai. Menatap langsung rona jingga kemerahan juga suara debur ombak yang menenangkan.

Sunwoo menyandarkan kepalanya ke bahu Hyunjin. Sejenak dia memejamkan matanya, merasakan hembusan angin di wajahnya.

Klik!

Mata Sunwoo kembali membuka. Dia melihat ke arah tangan kirinya yang sekarang terpasang gelang baru. Omong-omong gelang yang kemarin belum juga ketemu, nggak tau jatoh dimana.

"Indah."

"Apa yang indah?"

"Lo."

"Gue?"

"Iya. Lo, sosok yang berhasil bikin gue jatuh cinta berkali-kali."

"Kenapa lo cinta sama gue?"

"Karena itu lo."

Bibir Hyunjin menipis. Dia nggak ragu buat nyatain kalau dia sekarang sudah menetapkan hati pada seseorang didepannya ini.

"Lo sadar nggak kalau gue udah cinta sama lo dari lama?"

"Nggak."

Hyunjin terkekeh. "Gue sempet nyerah waktu tau gue nggak pernah ketemu sama lo lagi. Tapi nyatanya, takdir berkata lain. Kita ketemu lagi, dan rasa itu nggak pernah hilang. Gue jatuh cinta sama lo."

"Untuk seungmin?"

"Oh, sebenernya gue nggak cinta sama dia. Biasalah orang tua zaman dulu, cuman gara-gara kita deket dari kecil malah disuruh tunangan."

"Jadi itu bukan karena Jeno."

"Jeno? Kenapa? Apa hubungannya sama Jeno?"

Sunwoo memalingkan wajahnya. Merutukin dirinya sendiri yang entah mengapa sangat sulit menjaga rahasia orang.

"Sunwoo?"

"Emh, itu anu..."

"Apa?"

"Katanya, alesan lo putus sama Seungmin tuh gara-gara Jeno. Dia fitnah Seungmin selingkuh dari lo dan lo percaya. Yah, dari yang gue denger gitu."

"Gue mutusin buat berakhir sama Seungmin bukan karena berita nggak jelas itu. Emang Jeno sempet ngasih tau gue perihal ini. Tapi nggak kok, ini murni dari hati gue. Soalnya gue nggak mau berlama-lama sama orang yang nggak gue cinta."

"Jadi.."

Satu kecupan mendarat di pipi Sunwoo. Hyunjin terkekeh, "Gue cinta sama lo."

"Astaga Hyunjiiiinnn! Stop! Udah berkali-kali lo bilang itu ke gue!!"

"Gue cinta sama lo." Kecupan lain mampir di pipi sebelah kiri Sunwoo.

"Astagaaa, iya-iya gue juga cinta sama lo. Puas?" Tangan Sunwoo berada di bahu Hyunjin.

Tubuhnya merapat seiring dengan wajah yang semakin mendekat. Hembusan nafas mulai menerpa wajah, membuat keduanya terkekeh sejenak.

"Lagi. Gue kalah Sunwoo. Gue selalu jatuh hati sama lo. Orang yang sama. Orang yang selalu gue nanti-nantikan kehadirannya."

Rona jingga seolah jadi saksi bisu diantara pagutan keduanya. Sunwoo memiringkan kepalanya, membuka mulutnya guna memberi akses pada sang kekasih untuk memperdalam lumatannya.

"Gue bahagia Hyunjin. Terimakasih."




























—○✩

Continue Reading

You'll Also Like

54.5K 5.6K 17
Akankah ada perdamaian diantara kedua ras tersebut? Main cast : All member Ateez
112K 18.7K 30
𝐅𝐫𝐞̀𝐫𝐞𝐬 (𝘯) 𝘣𝘳𝘰𝘵𝘩𝘦𝘳𝘴 Walaupun sudah END, tolong hargai dengan meninggalkan VOMMENT!! Beomgyu sebenarnya bukan anak yang mudah pen...
72.1K 11.2K 28
Han Jisung, hanyalah seorang pencuri jalanan yang tiba-tiba saja masuk ke dalam lingkaran kehidupan agen khusus milik pemerintah. Melarikan diri, sem...
201K 21.7K 41
Menyesal! Haechan menyesal memaksakan kehendaknya untuk bersama dengan Mark Lee, harga yang harus ia bayar untuk memperjuangkan pria itu begitu mahal...