"Suaka marga satwa-nya Ipa 4"

338 28 15
                                    

"JIHOON BABI! BALIKIN SEPATU GUE SEBELAH LAGI WOY."

"KAS, KAS, WAHAI PARA MAKHLUK HALUS BAYAR UANG KAS KALIAN. INI UDAH PADA NUNGAK SEBULAN."

"Kalo kita makhluk halus lo juga sama dong, Ren? Secara kan lo suka komunikasi sama kita?"

"Bacot, gece anjir bayar uang kas. Lu pada jajan mah elit bayar uang kas sulit!"

"Aku dihadapkan pilihan~ antara benar dan salah... Asek! Jeno ayok genjreng gitarnya lagi."

"WOY YANG NYEMBUNYIIN AGENDA KELAS GUE SUMPAHIN KAOS KAKINYA BOLONG DI JEMPOL!"

"Cio frustasi bundaa harus bersama para manusia-manusia kekurangan sel otak ini, huhuhuhu.. bundaaa mau pindahhh..."

"Ekhm!"

Sontak semuanya langsung diem di tempatnya. Ngeliatin ke arah pintu di mana ada sosok guru dan sosok yang mereka yakini adalah anak baru itu.

"Halo pak bot! Gimana kabarnya? Betewe itu anak baru yah pak?"

"Gak salah bapak masukin anak itu ke kelas ini?"

Ngedenger itu ngebuat Sunwoo was-was apalagi pas liat muka seseorang yang tadi nyariin agenda kelas malah senyum lebar ke dia. Terus tiba-tiba dia datengin Sunwoo sambil ngegaet tangannya biar masuk.

"Kenalin gue Jaemin. Sekarang fiks lo jadi anak gue!"

"Jangan mau jadi anak dia deh, bisa-bisa abis lu di uyel-uyel mulu sama tuh makhluk." Kata seorang cowok berlesung pipi yang duduk di barisan paling depan persis hadep-hadepan sama meja guru.

"Bacot deh pak kaem." Balas Jaemin sewot.

"Baik anak-anak, kalian duduk di tempat masing-masing dulu. Jangan berikan kesan tidak nyaman pada teman baru kalian."

Semuanya nurut. Langsung duduk anteng di tempatnya masing-masing. Beda sama cowok mungil yang duduk di pojok kelas itu masih aja sibuk sama buku-buku dan beberapa lembar uang di mejanya.

"Renjun? Udah dulu ngitung uangnya. Ada temen kamu nih yang mau kenalan."

Cowok yang dipanggil Renjun itu senyum sampe matanya menyipit, terus dia nutup buku kasnya dan di taro di kolong meja.

"Dapet berapa duitnya?" Tanya cowok berhidung besar yang duduk di sebelah Renjun itu.

"Gak banyak, tapi mayan lah buat beli sapu lagi yang kemaren di patahin Soobin gara-gara kesel anak kelas kelakuannya nyeleneh semua."

Cowok itu ketawa kecil nanggepin ucapan Renjun. Kemudian pandangannya beralih pada sosok anak baru yang berdiri malas di depan kelas.

"Kenalin, nama gue Evandra Sunwoo Azea."

"Angjay, keknya bapak lo hobi makan jagung deh, Zea mays itu kan bahasa latinnya jagung!" Kata cowok berkulit sawo matang dan langsung mendapat geplakan dari cowok yang tadi ngambil sepatu orang.

"Gajelas lu, Chan!"

"Jihoon babi! Emang lo tuh babi dan babi harus di masukin kandang babi biar gak kek babi!"

Soobin ngehela nafasnya frustasi. Beneran deh dia nyesel ngajuin diri buat jadi ketua murid di kelas ini.

"Baik Sunwoo, silahkan kamu duduk di kursi yang kosong, ya."

Sunwoo ngangguk aja. Dia langsung jalan ke kursinya. Masing-masing meja terdapat dua kursi. Di sebelah kursi Sunwoo sih belum ada siapa-siapa tapi kalo ada tasnya berarti ada yang isi kan?

"Siapa yang absen hari ini?"

"Hyunjoon sakit, Pak. Guanlin gak tau kemana, katanya sih kucingnya lagi diare jadi dia gabisa masuk. Lia jaga gerbang. Hyun—"

EPHEMERALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang