Berubah

146 21 7
                                    

"Woo? Ayok ke lapangan. Kita olahraga!" Kata Haechan sambil melipat seragamnya. Dia heran kenapa Sunwoo yang sekarang jadi teman sebangkunya itu belum juga berganti pakaian?

"Chan.." Panggil Sunwoo lirih. Bibirnya melengkung. "Gue lupa bawa baju olahraga!!!"

Seketika pupil Haechan memebesar. "Hah? Kok bisa?!"

"Yah gatau! Namanya juga lupa!"

"Terus gimana???"

Kepala Sunwoo menggeleng pelan. Tanda dia juga sama tak tahunya.

Haechan merenung sebentar. Sunwoo sendiri udah komat-kamit di dalem hati, supaya hukumannya nggak berat-berat amat. Di tengah kesunyian, -sebab di kelas hanya ada mereka berdua- Haechan menjentikkan jarinya.

"Kaget anjrit!" Sunwoo sewot.

"Gini deh, Woo. Daripada lo dapet minus plus di alfain dari absen gara-gara nggak bawa baju olahraga, mending lo bilang aja kalau sakit."

"Masalahnya tadi gue ketemu Pak Yanto pas istirahat pertama. Mana ketemunya gue lagi nyedotin pop ice."

"Yaudah bilang aja abis minum itu lo sakit gitu."

"Ngeri kualat gue kalo ngebohong."

"Yah terus lo maunya gimana???!!!!!!"

"Gue juga nggak tauuu!!"

"Sunwoo! Haechan! Mengapa kalian berdua masih di kelas? Tadi saya kan sudah memperintahkan kalau bel sudah berbunyi ssgera ganti baju dan pergi kelapangan."

Tubuh keduanya membeku saat mendengar suara sang guru olahraga mengintrupsi di depan pintu. Tubuhnya yang tinggi dan besar menambah kesan sangar, namun jangan salah, kalau dia tersenyum kata anak perempuan di kelas Sunwoo mah auto meleleh katanya.

"Sunwoo? Mengapa kamu belum mengganti pakaianmu?" Tanya guru olahraga itu sembari memasuki ruangan kelas.

"Anu.. itu, Pak. Heheh.."

Mata pak Yanto menajam. "Apa? Bicara yang benar!"

"Saya lupa membawanya, Pak." Jawab Sunwoo sambil menunduk.

Demi apa sih, Pak Yanto serem banget.

Sang guru olahraga mendengkus. "Kamu ini! Lari mengelilingi lapangan sebanyak sepuluh kali!"

Mendengar itu, tiba-tiba tenggorokan Sunwoo di landa kekeringan. Matanya melirik ke arah jendela kelas yang kini menampilkan suasana cerah di luar ruangan dengan langit yang membiru. Sudah di pastikan matahari juga sedang semangat-semangatnya menyinari bumi.

Satu helaan nafas terdengar dari bibir Sunwoo. Kadang dia suka heran sama yang buat jadwal pelajaran. Kok bisa-bisanya menaruh mata pelajaran olahraga di siang hari begini.

"Pak kasih keringanan lah. Kan Sunwoo juga baru kali ini lupa bawa baju olahraga, yagak?" Lengan Haechan menyenggol tubuh Sunwoo.

"Hukuman tetaplah hukuman. Kalian harus menerima konsekuensi atas apa yang kalian perbuat. Saya melakukan ini bukan untuk membuat kalian kesulitan. Namun ini hanya sebuah bentuk gertakan agar kalian sadar." Pak Yanto menghela nafas. Matanya melirik ke arah Sunwoo, lalu kembali melanjutkan kalimatnya, "Dan untuk kamu Sunwoo, lupa itu jangan di pelihara."

"Baik, Pak."

"Tapi, Pak—"

"Tapi apa? Kamu juga ingin di hukum seperti temanmu itu?"

Haechan yang mau membalas perkataan guru itu sesegera mungkin tangannya di genggam oleh Sunwoo. Memerintahkan dengan cara non-verbal agar temannya itu berhenti berargumen dengan sang guru olahraga.

EPHEMERALWhere stories live. Discover now