Senandung (On-going)

By rjeuenenitea13

4.6K 1.4K 2K

YAKIN MAU BACA CERITA INI? JANGAN LUPA BERIKAN DUKUNGAN KALIAN DENGAN CARA VOTE DAN KOMEN! Tersedia AU Sen... More

1. Hidayah
2. Senandung Cahya Angin
3. Swara Gita Candrakanti
4. Darma Bakti Mulya
5. Harsa Danu Lawana
6. Kisah Masa Lalu
7. Dia Masa Lalu
8. Dia Milikku
9. Dia pilihanku
11. (Bukan) Berita Baik
12. Kesempatan Kedua
13. Menikah atau Tidak?
14. Keputusan Akhir
15. Kejutan Calon Menantu
16. Nikah Massal
17. Kunjungan Calon Menantu
@theperfectwife_wp
18. Persiapan Pernikahan SnH
19. Rumah Kita
20. Life goes on
21. Swara Darma Menuju Halal
22. D-day
23. Hilangnya Harsa
24. Harsa Kembali
25. Cemburu Manja
26. Manisnya Pernikahan
27. Honeymoon Versi Darma Swara
28. Harsa Sakit
29. Oleh-oleh
30. Harsa dan Pikirannya
31. Ada Janin?
32. Harsa Menghilang
33. Percobaan Bunuh Diri
34. Hari yang kacau balau
35. Foto Studio
36. Amplop cokelat
37. Flashback Harsa
Sebelum Update

10. Berita Baik

139 58 115
By rjeuenenitea13

Warning!

Sebelum membaca dimohon untuk menerima keputusan mereka. Berat rasa hatiku untuk mempublish bab ini. Ini bukan kemauanku, tapi kemauan mereka✌🏿😭

AYO TEKAN TOMBOL BINTANG DIBAWAH NANTI LUPA! daaan jangan lupa tinggalkan komentar terbaik kalian!

Happy Reading!!!
****

Cuaca yang cerah diselimuti hati yang mendung. Bukannya turun hujan, air yang mengalir hanya membasahi wajah.

Rasa kecewa yang saat ini memenuhi hati gadis bungsu, menutupi kepeduliannya sesama saudara.

Swara, gadis ini masih terisak di ruangannya. Ia menangis sejadinya, melepaskan rasa kecewa yang masih menghantui pikirannya.

Pikirannya masih terpenuhi kejadian sebelumnya. Tangan pria yang ia cintai sedang mengelus puncak kepala saudaranya sendiri, hal itu masih tercetak jelas di kepalanya.

"Kenapa harus Mbak Senandung, Mas?" monolognya.

Kejadian tadi mungkin hanya menyakiti hatinya sebentar jika perempuan yang bersama Darma bukan Senandung. Ia akan berusaha menerima jika gadis lain yang bersama Darma.

Abi menatap serius pada laki-laki yang sudah lama dikenalnya, ia penasaran. Apakah yang ada dipikiran Abi, sama dengan yang akan dikatakan Darma?

"Saya benar-benar yakin, Abi. Saya ingin melamar Swara. Dia yang membuat hati saya bimbang selama membantu Abi di sini. Maaf baru sekarang saya berani menyampaikannya," ucap Darma.

Harsa menoleh menatap Darma. Ia tidak percaya bahwa Darma ingin meminang Swara, bukan Senandung.

Abi mendengar dengan jelas ucapan Darma yang ingin meminang Swara. Ia merasa lega, karena pilihan Darma jatuh pada Swara.

Sejak awal, Abi juga ingin menjodohkan Swara dan Darma yang terlihat serasi. Keduanya sangat menjaga batasan, dan cakap dalam segala hal.

"Kamu yakin?" tanya Abi ingin memperjelas maksud Darma.

Yang dituju pun mengangguk, "dengan izin Allah, saya yakin Bi. Dengan izin Allah juga, saya berjanji untuk mengambil sebagian tugas Abi. Tapi, saya mohon Abi juga membantu saya untuk membetulkan yang salah apabila suatu saat nanti saya melakukan kesalahan," ucapnya sesopan mungkin.

Abi mengangguk, kemudian ucapan hamdalah terdengar dari mulutnya. Tubuhnya ia sandarkan sejenak, menarik nafas sebelum kembali bertanya pada laki-laki disamping Darma.

"Nak Harsa, mau bicara apa? Masalah penelitian atau apa?" tanya Abi yang sudah mulai santai. Abi baru mengenal laki-laki itu beberapa hari semenjak penelitian Harsa dimulai.

Harsa kembali gugup, ia berpikir kembali untuk meminang Senandung. Ia masih mengingat janjinya kepada orang tuanya.

"Jangan mengecewakan pilihanmu, jika tidak sanggup lebih baik mundur," bisik Darma yang melihat Harsa tak kunjung berbicara.

Harsa merasa direndahkan, ia memutuskan untuk berkata sejujurnya pada Abi. "Saya kekasih masa lalu Senandung, Abi. Saya minta maaf, mungkin kejadian hari ini disebabkan oleh kehadiran saya," ucap Harsa yang memang merasa bersalah.

Abi langsung beristighfar. Ia tidak menyangka Senandung mengecewakannya dengan menjalin hubungan yang haram.

Sebelum Abi berbicara, Harsa kembali berbunyi. "Semuanya bukan salah Senandung. Saya tahu Abi melarang Senandung untuk berpacaran. Waktu itu, saya berjanji padanya akan membawa hubungan kami menjadi halal. Tapi takdir berkata lain, saya dilarang orang tua untuk menikah," jelas Harsa seadanya. Ia tahu, ucapannya pasti menyakitkan Abi.

Darma yang mendengar itu juga merasa iba. Pantas saja Senandung berubah beberapa hari ini. Kisah mereka terdengar rumit dan berbelit.

"Saya ingin menjelaskan semuanya dengan Senandung. Saya masih mencintai dia, Abi. Saya juga masih berharap dia menjadi pendamping hidup hingga menua nanti," suara Harsa mulai bergetar. Perasaan gugup dan takut bercampur jadi satu. Ia takut Abi melarang hubungan mereka.

"Lantas, bagaimana kelanjutannya? Apa kamu mau menikahi Senandung?" tanya Abi. Namun, Harsa masih terlihat bingung.

Abi membuang nafas berat, "jujur, Abi kecewa mendengarnya. Bukan kecewa denganmu, tapi dengan putri Abi. Hal yang jelas haram seperti itu kalian langgar demi kesenangan sendiri. Namun, Abi bersyukur Allah memisahkan kalian melalui orang tuamu. Itu tandanya kalian belum siap untuk kejenjang yang lebih serius," jelasnya. Laki-laki paruh baya itu berusaha menerima kenyataan. Lagi pula semuanya sudah berlalu.

"Saya mau meminang Senandung, jika diperbolehkan," ucap Harsa sedikit terbata-bata.

Abi yang mendengar itu tidak begitu kaget. Pasalnya, mereka memang memiliki hubungan sebelum ini. "Apa kamu yakin? Bagaimana dengan kedua orang tuamu?" tanya Abi meminta penjelasan yang lebih. Bagi Abi, Senandung tidak seperti Swara, ia sedikit lebih butuh perhatian.

Harsa masih gugup, ia juga belum bisa memastikan pendapat orang tuanya mengenai ini.

"Nak Harsa, Abi benar-benar bahagia jika kamu yakin untuk meminang Senandung. Namun, sekali lagi Abi ulangi, menetapkan pilihan itu tidak mudah. Kamu harus benar-benar memikirkan apa yang baik dan tidaknya. Dan juga, yang harus kamu pikirkan itu bagaimana kehidupan kalian kedepannya," jelas Abi panjang lebar. Abi berusaha membuat Harsa yakin dengan keputusannya.

"Abi sedikit berat melepaskan Senandung tidak seperti Swara. Apalagi, Abi belum kenal betul dengan Nak Harsa. Tidak seperti Darma yang sudah membantu Abi bertahun-tahun, dan keluarganya juga Abi sudah tahu," jelas Abi seadanya. Ia tidak menutupi apapun mengenai putrinya.

"Senandung ini sedikit rumit mengurusnya. Apa-apa perlu di benahi. Maksudnya, Senandung benar-benar butuh perhatian lebih. Kalau dia lagi ada sesuatu, dia tidak mau bicara. Malahan, Abi, Buna, bahkan Swara yang harus membujuknya. Dia terlihat belum begitu matang. Mungkin selama berhubungan sama kamu, Senandung hanya menunjukkan sisi positifnya saja, tanpa kamu sadari banyak kekurangan darinya yang harus dibenahi," jelas Abi mengeluarkan pendapatnya.

Harsa mendengar itu semakin gugup. Apa dia mampu mengambil tugas Abi untuk menjaga Senandung?

"Bagaimana nak Harsa? Abi tidak masalah jika kamu pikirkan lagi. Mengenal dulu, sampai kamu yakin untuk mengambil keputusan," saran Abi pada Harsa yang masih terdiam.

Harsa menatap Darma, "kamu kenapa memilih Swara, bukan Senandung?" tanyanya. Abi mendengar itu sedikit mengerutkan keningnya.

"Dia pilihanku. Dari awal hatiku hanya untuknya," ucap Darma singkat namun jelas.

Harsa mengangguk, ia memberanikan diri untuk menatap Abi. "Sama seperti Darma yang menetapkan pilihannya. Saya juga yakin untuk meminang Senandung. Dari awal juga, Senandung menempati hati saya," ucap Harsa terdengar jelas.

"Mengenai orang tua saya, akan di bicarakan lagi. Maaf sebelumnya jika saya benar-benar mengecewakan Abi. Selama berpisah dengan Senandung, saya bekerja keras untuk memantaskan diri. Alasan orang tua saya tidak mengizinkan menikah waktu itu karena belum ada penghasilan yang tetap untuk menghidupi Senandung. Rencana saya, setelah S2 selesai barulah meminang Senandung. Namun, tidak elok rasanya jika adiknya menikah lebih dulu. Jadi, saya yakin dengan pilihan saya. Semoga Abi bisa menerima penjelasan ini," Harsa berucap panjang lebar. Sementara Abi mendengarkan dengan baik.

"Kalau kamu benar-benar yakin, Abi akan terima. Asalkan, anak-anak Abi kalian jaga dengan baik. Jika tidak sanggup, dengan tangan terbuka Abi siap menerima mereka kembali," Buliran air mata kembali menggelinding di wajah Abi. Anak-anak yang ia besarkan akan menjadi milik orang.

Darma dan Harsa keluar dari ruangan Abi. Keduanya berjabat tangan lalu mengucapkan selamat. "Tolong, jangan kecewakan Senandung lagi," ucap Darma penuh harap.

Harsa mengangguk, "tentu, aku akan membuatnya bahagia," ucapnya.

Abi berjalan ke ruangan Swara. Ia ingin memeriksa kondisi putri bungsunya. Namun, suara tangisan terdengar walau pelan. Abi bergegas masuk, ia ingin tahu kenapa Swara menangis.

"Kenapa Swara?" tanya Abi yang sudah berada disisi Swara.

Swara langsung menghapus jejak air matanya. "Tidak ada apa-apa, Abi," ucap Swara sembari menggeleng.

Abi yang tidak kuasa bertanya mengalihkan pembicaraan. "Abi punya berita baik," ucap Abi sambil tersenyum.

Jantung Swara berdetak kencang. Ia tidak ingin mendengar berita itu. Ia tahu, berita baik yang dibawa Abinya berkaitan dengan Senandung.

"Selamat, kalian akan menikah,"

****
S

udah vote kan?
Gimana? Lanjut tidak?
Maaf jika pilihan mereka tidak sesuai ekspektasi kalian👉👈😭

See you~~

Continue Reading

You'll Also Like

Kehormatan Cinta By Nurfa.id

Historical Fiction

58.1K 1.8K 18
Irsyad Habibie seorang pemuda tampan asal indonesia, yang mendapat beasiswa S2 kedokteran di salah satu universitas ternama di turki ,lebih tepatnya...
309K 14.2K 35
Tidak semua orang beruntung menjadi satu-satunya. Tidak semua orang beruntung memiliki seutuhnya. Ini hanyalah tentangku yang menjadi ketidaksempurna...
62K 3.4K 45
SELESAI || PART MASIH LENGKAP Akan selalu ada cahaya selepas kegelapan menyapa. Duka memang sudah menjadi kawan akrab manusia. Tak usah terlalu berfo...
6K 840 30
SEQUEL RINTIK SENDU || SELESAI PART MASIH LENGKAP Disatukan bukan karena sama-sama menginginkan, melainkan karena keadaan yang membuat keduanya haru...