Another Cannon Fodder

By diamond_life5

1.1M 130K 7.3K

Vallen terbangun dan mendapati ia kembali ke masa lalu. Ternyata ia bukanlah anak kandung dari keluarganya sa... More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
ada yang baru lho
vote cover
Open PO
11.11
Vallen versi PDF
PDF READY
OPEN PO
OPEN PO AGAIN 😁

37

16.3K 2.1K 159
By diamond_life5

Selamat membaca dan semoga menghibur, jangan lupa jaga kesehatan dan bahagia selalu 🤗

Typo tandai ya supaya bisa langsung diperbaiki.

###

Saat Vallen kembali membuka matanya, ia samar-samar melihat sinar matahari telah menembus  sela-sela tirai rumah sakit, mungkin matahari sudah cukup tinggi saat ini. Padahal, sewaktu pertama kali ia bangun, ia melihat jika langit di luar masih gelap, sekarang rembulan telah digantikan oleh sang bagaskara. Vallen tidak tahu, berapa lama ia kembali tertidur. Saat ini, Vallen merasa kondisi tubuhnya terasa menjadi lebih baik jika dibanding saat pertama kali ia membuka matanya. Walaupun, pernapasannya masih sedikit sulit tapi ini lebih baik daripada sebelumnya, dadanya juga tidak terlalu sakit.

"Bangun?" ucap seseorang yang Vallen tebak merupakan salah satu dari kakak kembarnya, tanpa kacamata, tentu saja ia tidak bisa membedakan siapa itu.

Gara memakaikan kacamata pada sang adik, sebelumnya, saat Vallen kembali tertidur, kacamatanya dilepas karena tidur memakai kacamata pasti tidak akan terasa nyaman. Saat ini Vallen sudah bangun, tentu saja Gara akan memakaikan kembali kacamata sang adik untuk membantu penglihatannya.

Penglihatan Vallen terlihat jelas, ia menebak, yang pertama kali bertanya padanya mungkin kakaknya, Raga. Bagaimana ia bisa membedakan salah satu dari mereka, padahal mereka mempunyai wajah yang sama persis? Vallen menjawab, entahlah . Ia bisa membedakan mereka seiring berjalannya waktu dengan sendirinya, setelah tinggal bersama. Ia secara tidak sadar bisa membedakan si kembar, mungkin karena mereka menghabiskan waktu bersama jadi Vallen secara perlahan bisa membedakan ketiganya. Vallen yang bisa mengenali mereka, tentu saja membuat si kembar merasa senang karena bisa menyebutkan nama mereka dengan benar. Itu menunjukkan jika Vallen sekarang bisa mengenali mereka dengan baik. Tidak seperti pertama kali, Vallen sering salah memanggil nama mereka. Ya, walaupun bukan salah Vallen sepenuhnya, salahkan saja wajah mereka bertiga yang benar-benar terlihat sama persis!

Arga berjalan mendekat dengan sebuah gelas berisi air putih hangat, ia membantu sang adik untuk bersandar sedikit pada bahunya. Ia memberikan gelas itu langsung pada mulut adiknya, setelah minum pasti adiknya akan merasa lebih nyaman. Benar saja, setelah meminum air putih hangat, tenggorokan Vallen terasa lebih nyaman dan lega. Vallen juga merasa jika tenaganya telah pulih sedikit jadi ia mencoba berbicara.

"Terima kasih, Kak," ucap Vallen dengan pelan dan serak.

Arga membalas dengan anggukan lalu mengelus rambut adiknya dengan pelan. Arga dan saudara kembarnya yang lain, benar-benar merasa sangat lega melihat kondisi Vallen yang saat ini terlihat lebih baik.

"Vallen lapar?" tanya Gara.

Saat ditanya apakah Vallen lapar, seketika Vallen merasa, ia memang lapar. Jika dipikir, dari kemarin ia belum makan. Makanan terakhir yang ia makan adalah dimsum yang menyebabkannya saat ini berada di rumah sakit, itu pun hanya sedikit. Sejak saat itu, ia belum makan sampai sekarang karena ia yang tidak sadarkan diri. Apalagi, tidak lama setelah ia pertama kali bangun, ia kembali tertidur, jadi saat ini ia benar-benar merasa sangat lapar.

"Iya, Kak, Vallen lapar."

Raga langsung menelpon dan meminta maid membuatkan makanan khusus untuk sang adik lalu mengirimkannya ke rumah sakit secepatnya.

"Tunggu sebentar, oke?" ucap Arga.

"Hm."

***

Hugo, Hector dan Jovan, tidak lama kembali ke ruangan setelah mendengar Vallen sudah bangun.

"Anak Ayah sudah merasa lebih baik?" tanya Hugo.

"Iya, Yah," jawab Vallen dengan pelan, ia masih merasa pernapasannya masih sedikit sesak, walaupun sudah dibantu dengan alat pernapasan.

Vallen menoleh ke arah sang paman, Ia tidak mengira, pamannya akan ada di sini juga, padahal pamannya baru kembali ke luar negeri berapa hari yang lalu.

"Paman."

"Paman baru beberapa hari pergi tapi kamu sudah seperti ini, ayahmu benar-benar tidak bisa menjagamu sama sekali," ucap Hector dengan dingin.

Meskipun perkataan sang paman terlihat dingin dan kasar tapi Vallen seperti menangkap ada nada kekhawatiran di kalimat yang dilontarkan sang paman.

"Bukan salah Ayah, ini Vallen yang terlalu ceroboh."

"Jangan membelanya," ucap Hector dengan tidak senang saat mendengar Vallen membela adiknya yang memang tidak bisa menjaga Vallen dengan baik.

Vallen tidak menjawab tapi ia mencoba tersenyum kecil.

Hector melihat sang keponakan mencoba tersenyum, padahal saat ini, wajahnya terlihat pucat. Apalagi dengan memakai nasal cannula, keponakannya benar-benar terlihat sangat menyedihkan. Ia tidak suka melihat penampilan Vallen saat ini. Ia lebih suka melihat pandangan Vallen yang sepertinya sedikit takut padanya tapi terlihat sangat sehat. Daripada Vallen yang tersenyum seperti ini dengan wajah pucat. Hector mengalihkan pandangannya dari Vallen dan mengarahkan tatapan tajam dan dinginnya pada Hugo.

Hugo yang ditatap seperti itu oleh sang kakak, hanya bisa mengangkat alisnya dengan bingung. Hugo merasa jika kakaknya benar-benar sangat tidak pandai dalam berkata-kata, padahal kakaknya khawatir tapi apa yang diucapkan sangat berbanding terbalik dengan apa yang dirasakannya. Ck, dasar tsundere.

Pintu diketuk dan beberapa bodyguard masuk dengan paper bag berisi makanan-makanan yang dikirim dari mansion.

Makanan tertata dengan rapi di atas meja, Hugo membawa makanan yang dikhususkan untuk Vallen lalu ia duduk di samping ranjang Vallen, untuk menyuapi sang anak. Sebenarnya, Vallen ingin makan sendiri tapi saat ini tangannya masih terasa sangat lemas, ia tidak memiliki banyak tenaga jadi ia hanya bisa dengan patuh membuka mulutnya dan membiarkan sang ayah menyuapinya.

Hector dan yang lainnya pun ikut memakan makanan mereka dengan tenang, tidak ada percakapan di waktu makan.

Setelah makan, Vallen dengan patuh meminum obatnya, ranjang Vallen dinaikkan sedikit untuk mempermudah Vallen duduk bersandar.

Vallen sebenarnya bingung melihat keluarganya yang sangat tenang, padahal ia sudah memperkirakan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan keluarganya padanya. Semuanya terlihat tidak mau menanyakan apapun padanya, tapi ia bisa melihat dengan jelas jika semua keluarganya terlihat khawatir padanya, itu membuatnya sedikit merasa tidak nyaman. Jadi, walaupun ia sebenarnya penasaran, ia sama sekali tidak membuka mulutnya untuk bertanya.

***

"Paman di sini apakah tidak apa-apa? tanya Vallen dengan ragu, walaupun ia sangat senang dengan kehadiran sang paman tapi ia juga tahu jika sang paman sangatlah sibuk. Jadi, ia hanya takut mengganggu dan menunda urusan sang paman.

"Apakah kamu tidak suka paman di sini?

"Tentu saja tidak, Vallen sangat senang, hanya saja, Vallen tahu jika Paman sangatlah sibuk, tapi Vallen mengucapkan terima kasih, Paman sudah meluangkan waktu untuk datang ke sini."

"Lain kali, jangan ceroboh, kamu sendiri sudah tahu jika memiliki alergi yang parah pada udang, tapi bisa-bisanya kamu tidak sadar memakan makanan yang mengandung udang."

Vallen yang disalahkan hanya merasa ingin menangis tapi tidak bisa menangis, jika ia tahu, mana mungkin ia memakannya. Jika ia tahu tapi tetap memakannya, bukankah itu sama saja bunuh diri? Vallen masih sayang nyawa! Vallen sudah pernah melalui masa-masa seperti ini di masa lalu, jadi ia tentu saja tahu dengan reaksi alerginya. Tapi ia menangkap dari ucapan sang Paman, mungkin maksud sang paman sebenarnya, ingin mengatakan padanya untuk lain kali berhati-hati saat makan?

Vallen terkadang merasa di balik sifat sang paman yang dingin dan kaku, ternyata pamannya terlihat perhatian.

Yang tidak diketahui Vallen, hanya Vallen yang diperlakukan seperti itu oleh Hector, keponakan yang lain yaitu anak Hugo, si kembar dan Jovan, tidak mendapatkan perlakuan seperti ini.

"Apakah masih ada yang tidak nyaman? Jujur pada Kakak," tanya Arga.

"Sebenarnya, jika boleh jujur, semua badan Vallen terasa tidak nyaman."

Mendengar ucapan Vallen, si kembar duduk mengelilingi sang adik bahkan Arga langsung menyingkirkan tubuh sang ayah yang sedang duduk dan ia  duduk di tempat sang ayah sebelumnya.

Hugo hanya bisa mendengus kesal melihat perlakuan sang anak, yang terlihat sangat tidak sopan padanya. Tapi ia tidak merasa marah sama sekali. Karena anak kembarnya yang biasa terlihat dingin, kaku, tidak peduli, saat ini memperlakukan Vallen dengan sangat lembut. Ketiganya secara bersamaan memijat pelan tangan dan kaki Vallen. Hugo menebak si kembar ingin membuat nyaman Vallen, setelah mendengar Vallen mengatakan semua tubuhnya  terasa tidak nyaman. Apakah jika ia mengatakan kata yang sama seperti Vallen, ia akan mendapatkan perlakuan yang sama? pikir Hugo.

"Kakak tidak perlu memijat Vallen, nanti pasti akan membaik dengan sendirinya. Jadi, kakak tidak perlu melakukan ini." Vallen mencoba menolak dengan lembut perlakuan sang kakak padanya. Ia merasa tidak enak, bagaimana bisa ia membiarkan kakak-kakaknya memijatnya seperti ini? Ia tidak pernah mendapatkan perawatan seperti ini dari kakak-kakaknya sebelumnya. Jadi tentu saja ia merasa canggung.

"Tidak apa-apa," ucap Raga.

Melihat kakak kembarnya yang sepertinya tidak menggubris perkataannya, Vallen hanya bisa menyerah membujuk, jadi ia memilih menikmati perawatan yang diberikan sang kakak padanya. Walaupun ia akui, pijatan sang kakak memang bisa meringankan rasa tidak nyaman di tubuhnya.

"Terima kasih," ucap Vallen dengan pelan.

"It's oke," jawab si kembar secara persamaan.

Hugo dan Jovan kembali duduk di sofa dengan tenang, seolah melihat perlakuan si kembar pada Vallen adalah suatu hal yang biasa. Tapi untuk Hector, ini sangat tidak terduga. Ia berpikir, jika si kembar sekarang sudah menjadi budak keponakan kecilnya. Tapi ia pikir, ini benar-benar sangat menarik.

###




Bentar lagi, Om Hector juga OTW jadi budak Vallen. Iya kan guys?😂
Setuju tidak?????

Paman angkat aku jadi istri, eh anakmu maksudnyaaaa 😍😍😍

Vallen up donk,

Yang masih bangun absen yuk 😁

Sebenernya Inay udah nabung Vallen beberapa chap, tinggal edit aja.

Luhan besok ya, soalnya belum di edit  dan dikoreksi ulang 😁

24 September 2023.

Continue Reading

You'll Also Like

Ayah ✔ By alpin

Teen Fiction

267K 33.4K 17
Tentang Azaziel.. Pria yang harus menjalani hidupnya menjadi ayah dari 3 putra. Ayah yang selalu menghiraukan putra putranya sekaligus membenci ketig...
814K 80.5K 65
~ Familyship, Brothership, Bromance dan Friendship *** Kisah seorang remaja yang meninggal akibat kecelakaan dan bertransmigrasi ke tubuh seorang an...
1.8M 130K 50
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...
1M 113K 51
Virtexxion Valec FR tiba-tiba terbangun disebuah kamar rumah sakit, dirinya yakin bahwa ia bertransmigrasi ke Novel yang ia baca sebelum kecelakaan. ...