My Short Story

Autorstwa utaminotutama

1M 72.4K 4.5K

Berisi Kumpulan Cerita-cerita pendek yang aku buat. Więcej

Tiba Saatnya (1)
Tiba Saatnya (2)
Tiba Saatnya (3)
Tiba Saatnya (4)
Tiba Saatnya (5)
Tiba Saatnya (6) - END
Dunia Maudy (1)
Dunia Maudy (2)
Dunia Maudy (3)
Dunia Maudy (4)
Mimpi? (1)
Mimpi? (2)
Mimpi (3)
Mimpi (4)
Mimpi (5)
Mimpi (6)
Mimpi (7)
Indah
Indah (2)
Indah (3)
Indah (4)
Indah (5)
Katakan Putus (1)
Katakan Putus (2)
Love Scenario (1)
Love Scenario (2)
Love Scenario (3)
Love Scenario (4)
Love Scenario (5)
First Love (1)
First Love (2)
Bukan Pemeran Utama (2)
Bukan Pemeran Utama (3)
Bukan Pemeran Utama (4)
Jejak Rasa (1)
Jejak Rasa (2)
Jejak Rasa (3)
Jejak Rasa (4)
Jejak Rasa (5)
Jejak Rasa (6)
Jejak Rasa (7)
Salah Jodoh (1)
Salah Jodoh (2)
Salah Jodoh (3)
Salah Jodoh (4)
Salah Jodoh (5)
Salah Jodoh (6)
Salah Jodoh (7)

Bukan Pemeran Utama (1)

24.8K 1.6K 167
Autorstwa utaminotutama

ada yg masih mantengin???


'

'

'

'


Pernahkah kalian merasa jika kalian bukanlah siapa-siapa bagi orang-orang disekitar kalian?. Seolah-oleh kehadiranmu tidak penting dan berpengaruh apa-apa pada kehidupan mereka.

Kania merasakannya. Ia selalu merasa jika didunia ini dirinya hanyalah seorang figuran, pendamping pemeran utama yang keberadaannya hanya sekedar pelengkap kehidupan orang-orang disekitarnya.

Kania menyadarinya dari lama. Ia bukan sosok menawan dan rupawan yang akan menarik minat banyak orang. Kania juga bukan sosok yang aktif dan supel hingga punya teman dimana-mana seperti kehidupan orang pada umumnya. Dan Kania juga bukan sosok yang suka akan perhatian, ia hanya... yah biasa-biasa saja.

Parasnya biasa saja, kadar kepintarannya juga biasa saja, hidupnya lurus dan datar, ia juga bergaul sewajarnya. Yang jelas hidup Kania normal-normal saja dan ia sudah cukup dengan itu.

Akan tetapi suatu ketika Kania mulai mendambakan menjadi seorang pemeran utama. Ia ingin menjadi seorang gadis yang mampu memikat, bukan untuk banyak lelaki ataupun orang-orang disekitarnya, melainkan untuk seorang pria yang entah sejak kapan membuatnya merasakan perasaan berdebar, untuk pertama kalinya.

Kania, 25 Tahun dan baru merasakan perasaan berdebar ketika seorang lelaki ada didekatnya. Bahkan hanya dengan memikirkannya Kania merasa jantungnya berdetak tak wajar dan seolah ada bunga yang mekar didalam sana.

Arjuna, sosok lelaki yang sangat menarik dimatanya. Bukan hanya karena parasnya yang tampan, tapi sikap pria itu begitu manis dan . . . ugh Kania merasa sulit mendeskripsikannya.

Sosok Arjuna begitu berbeda dimatanya, disaat beberapa lelaki mendekatinya hanya untuk mendapatkan perhatian Nilam- sobat karibnya yang memang cukup populer dan selalu menjadi incaran para pria, namun Arjuna malah tampak mendekati dirinya tanpa sedikitpun menyinggung Nilam. Bahkan ketika ada Nilam diantara mereka, Arjuna tampak biasa saja, bahkan terkesan tak peduli.

Awalnya Kania menaruh curiga pada pria itu. Bisa dibilang ia cukup sering mengalami hal ini. Beberapa pria seringkali mendekati Nilam melalui dirinya. Entah apa hubungannya, karena meski ia dan Nilam cukup dekat dan sering terlihat bersama, akan tetapi tidak bisa juga dikatakan "sahabat" yang sudah saling mengerti satu sama lain.

Kania dan Nilam hanya diakrabkan oleh masalah pekerjaan dan tempat tinggal yang dekat, mereka tinggal digedung kost yang sama.

Selebihnya Kania tidak tahu apa-apa, ia juga tidak berniat mengorek lebih dalam terkait informasi kehidupan pribadi Nilam.

Para pria yang menyanyakan Nilam padanya sudah pasti salah paham. Ia sudah lelah menjelaskan, jadilah sekarang setiap ada yang menanyakan Nilam ia akan langsung mengirimkan nomor gadis itu, tak peduli keesokan harinya ia akan diomeli Nilan.

Kania sejujurnya lelah, bukan karena ia iri pada Nilam. Ia hanya risih, waktunya seringkali diganggu oleh pesan-pesan tak penting. Bahkan sekarang ia sudah tidak lagi menanggapi hal seperti itu, biarlah mereka mengatainya sombong atau apapun itu. Nilam dan para lelaki itu bukanlah urusannya.

Dan sekarang Arjuna... ini sudah hampir 3 bulan Kania mengenal pria itu, tak sedikitpun Arjuna bertanya tentang Nilam.

Kania yang kala itu cukup risih dan penasaran akan Arjuna yang seringkali merecokinya akhirnya tak kuasa berdiam diri dan menanyakannya langsung pada pria itu.

"lah emang kenapa sih? sombong amat gak mau nambah temen" jawab Arjuna kala itu.

Kania yang tidak suka keribetan akhirnya menerima saja pria itu yang mengaku ingin berteman.

Dan sekarang Kania merasa sudah terbiasa akan kehadiran Arjuna dalam hari-harinya. Kehidupannya yang biasa-biasa saja entah kenapa berubah menjadi lebih hidup, terlebih karena perasaan lain yang ia rasakan pada pria itu.

Selama ini tidak ada yang seperti Arjuna, tidak ada seorang priapun yang harus sengotot ini untuk berteman dengannya.

Arjuna sering mengajaknya keluar untuk sekedar makan atau sekedar menemani pria itu membeli buku. Cukup mengherankan karena seseorang seperti Arjuna ternyata suka membaca. Arjuna juga kerap menjemput atau mengantarnya.

Untuk sikap seorang teman, tidakkah Arjuna berlebihan? Itulah yang seringkali Kania pikirkan. Namun Kania hanya memendam pemikirannya sendiri, meski ia sudah terlanjur menikmati segala yang Arjuna tawarkan.

Tetap ada keraguan dalam hati akan perasaan pria itu padanya, rasanya tidak mungkin meski sendirinya Kania begitu berharap. Ugh, pemikiran Kania begitu jauh.

"hi, udah nunggu lama?" orang yang tengah ia pikirkan akhirnya datang dengan senyum menawannya.

"gak juga sih" jawab Kania balas tersenyum. Untuk kesekian kalinya Arjuna mengajaknya untuk makan siang bersama. Ia tak merasa menunggu lama karena ini adalah kantornya sendiri.

Awal mereka berkenalan adalah karena kantor mereka bersebelahan. Arjuna yang kala itu bosan dengan makanan di kantin kantornya menyebrang ke kantor Kania.

Tentu Arjuna tak datang begitu saja karena ternyata pria itu punya banyak kenalan di Kantor Kania.

Saat itu Kania yang terlambat makan akhirnya duduk sendiri tanpa teman-temannya sehingga jadiah ia bertemu dan berkenalan dengan Arjuna yang mendatangi mejanya karena pria itu juga ditinggal oleh temannya.

"hai, hai" Nilam mendatangi mereka dan mendudukkan dirinya disamping Kania.

"baru balik?" sapa Kania yang tahu gadis itu baru saja ada pertemuan diluar.

"nyebelin banget tadi kliennya, ngeyelnya minta ampun" gerutu Nilam yang dibalas kekehan Kania.

"yang sabar, kan lo udah biasa juga" sambung Kania sambil menupuk bahu gadis itu.

"berdua aja nih?" nada godaan yang keluar dari mulut Nilam membuat Kania mendengus.

Entah kenapa setiapa ada yang menggodanya dengan Arjuna, Kania akan merasa tidak enak, ia takut arjuna merasa tidak nyaman.

"berdua juga emang kenapa?" sahut pria itu yang malah mengundang kehebohan Nilam.

Ini dia, Arjuna terlalu santai, terlalu baik dan bermulut manis, tapi kania tak mampu menahan perasaannya hingga dengan cepat ia menutupi pipinya yang mungkin sudah memerah.

"tapi kalian beneran lagi PDKT ya?" Niam bertanya penasaran.

"mana ada!" sahut Kania cepat dan gelagapan. Sementara Arjuna lagi-lagi hanya menanggapi dengan kekehan merdunya.

"udah jangan digodain terus, merah tuh Kania" ujar Arjuna mengundang cemberut pada Kania.

"tapi emang jangan dulu deh" ujar Nilam dengan nada lemah.

"Masa gue lagi galau abis putus, kalian malah berbunga-bunga"

"putus???" Pekik Kania kaget dan tak percaya. Nilam hanya mendesah lesu disebelahnya.

"ya gitu deh" ujar Nilam yang membuat Kania kembali menepuk bahunya prihatin.

Biasa ia lihat raut kesedihan pada wajah gadis itu meski Kania yakin tak lama setelah kabar ini tersebar, puluhan lelaki akan mendekati gadis itu.

Kania melirik Arjuna sekilas, alisnya mengernyit melihat pria itu yang malah tampak merenung, sepertinya hal serius sampai membuat alisnya menukik.

Kania menepuk tangan pria itu yang terletak diatas meja untuk menyadarkan pria itu.

"Mas Juna jangan melamun!" tegur Kania.

"kalian tinggal bareng ya?" tanya Arjuna tiba-tiba.

Kania menggeleng, pun dengan Nilam.

"tempat kost sih sama, tapi beda kamar. Kita sendiri-sendiri" jawab Nilam yang diangguki Kania.

"pulang tepat waktu kan nanti? Aku anter deh, kamu juga Nilam, sekalian aja" ucap Arjuna lagi.

"gak usah-"

"ih jangan ditolak, kita ikut mas. Masa tumpangan gratis dilewatin sih" sambar Nilam cepat.


@@@@@




"Lo gak salah sasaran kan?"

"Apanya?" Sahut Ajuna penuh tanya pada Jefry yang yang ada dihadapannya.

"Deketin Kania"

Dahi Arjuna makin mengernyit, tidak menangkap maksud pria itu.

"Dia keliahatan baper sama lo, perlakukan lo kayaknya berlebihan" ujar Jefry menjelaskan

"enggak, Kania biasa aja" sanggah Arjuna hingga membuat Jefry mendengus sebal.

"Lo hampir tiap hari bareng dia. Makan lah, keluar lah, bahkan anter jemput segala"

"Ya kan lo tahu tujuan gue"

"makanya gue ngomong begini, jangan sampe lo salah sasaran, kasian anak orang" ujar Jefry setengah gemas.

"Tujuan lo itu temennya, bukan dianya. Jadi lo kayaknya harus kurang-kurangin deh sama Kania"

"ck, ini tuh taktik. Lagian Nilam juga baru putus, gimana kemarin mau gue gas coba" ujar Arjuna tak terima.

"iya tapi taktik lo kelamaan bangsat, alesan aja"

"gue tau lo paham maksud gue dan gak goblok-goblok amat buat melihat situasi. Sikap lo bisa bikin Kania salah paham. Gue peduli karena dia salah satu junior yang baik dan tekun disini, anaknya terlalu baik dan gak neko-neko" ujar Jefry lebih tegas.

Jefry adalah salah satu teman kuliah Arjuna yang cukup akrab dengannya. Jefry jugalah alasan awal Arjuna seringkali mendatangi kantor disebelahnya.

"udah ah, gue balik. Gece kejar Nilam, gak mau kan lo keduluan yang lain kayak beberapa bulan lalu?"

Jefry menepuk bahu Arjuna sekilas kemudian beranjak dari hadapan pria itu.

Setelah kepergian sang sobat, Arjuan terdiam merenung. Apa iya dia terlalu berlebihan? Pikirnya sangsi.

Arjuna merasa ia bersikap wajar dan Kania... gadis itu juga tidak menanggapinya berlebihan.

Ia hanya berusaha lebih dekat karena Kania yang tampak tertutup dan sulit didekati. Untungnya sekarang gadis itu seperti sudah bisa menerima kehadirannya. Tapi bukan berarti Kania menyukainya kan?.

Arjuna sudah melakukannya sebaik mungkin, ia tidak akan gegabaj seperti sebelumnya. Pada Kania ia bahkan tidak terang-terangan bertanya tentang Nilam. Ia hanya perlu memancing sedikit dan gadis itu akan bercerita banyak yang didalamnya juga terdapat tentang Nilam.

Katakanlah Ajuna picik, tapi dia harus melakukan ini jika ingin mendapatkan Nilam. Gadis yang sudah membuatnya jatuh hati dari lama.


@@@@@



Akhir-akhir ini Arjuna menjemput juga mengantar Kania lebih sering dari biasanya, bahkan bisa dibilang hampir setiap hari.

Pria itu dengan senyum lebarnya menunggu Kania yang kini tengah menghampirinya dengan Nilam disampingnya.

Arjuna melambai dengan semangat yang dibalas Kania dengan senyum yang entah kenapa pagi ini terlihat kaku. Mata gadis itu juga agak bengkak seperti habis menangis.

Seperti biasa juga, Arjuna langsung membukakan kedua gadis itu pintu. How sweet!!!.

"Nilam, lo aja ya yang didepan. Gue pengen agak senderan dibelakang" pinta Kania lalu masuk dipintu belakang.

Nilam mengangguk setuju kemudian memasuki pintu depan yang tadi lebih dulu dibukakan Arjuna.

Sementara Arjuna merasa sedikit heran pada Kania. Namun pria itu tak ambil pusing dan dengan gesit memasuki bangku kemudi.

Hal yang wajar, perjalan mereka akan diisi oleh celotehan ceria dari Nilam yang akan ditanggapi sama cerianya oleh Arjuna.

Kania selalu merasa keduanya cocok, Nilam dan Arjuna adalah perpaduan yang sempurna. Selama ini Kania hanya... mencoba peruntungan yang sepertinya sudah berakhir, peruntungan yang memang tak akan mungkin.

Yang tidak Kania sadari, dibalik celotehan cerianya kali ini, konsentrasi Arjuna terbagi.

Pria itu tidak sepenuhnya fokus pada cerita Nilam, matanya terlalu sering melirik pada Kania lewat spion. Baginya ada yang berbeda, Kania tampak lebih diam dari biasanya.

Kania yang dikenalnya beberapa buan ini memang tak banyak bicara, tapi juga tidak sehening ini.

Biasanya gadis itu akan ikut tertawa atau memberikan respon singkat.

"kamu sakit?" Tanya Arjuna tak tahan lagi, ia bahkan sampai menyela cerita Nilam yang tidak juga berhenti.

Merasa pertanyaaan itu untuk dirinya, Kania menoleh pada pria itu yang menatapnya dibalik kemudi.

"enggak, cuma sedikit pusing aja karena begadang" jawab Kania seadanya.

"Kania tuh penggila drakor mas Jun, kadang emang suka marathon nontonnya, sampai rela begadang" ujar Nilam menjelaskan tentang Kania.

"drakor?" Arjuna tak mengerti.

"iya, drama korea" Nilam terkekeh karena ketidaktahuan Arjuna.

"liat aja tuh matanya bengkak, nangisin Oppa-oppa pasti"

"Opa?" lagi-lagi Arjuna menyahut tak mengerti dan kembali membuat Nilam terbahak.

"sebutan untuk cowok Korea" jelas Nilam yang diangguk-angguki oleh Arjuna.

Arjuna kembali melirik Kania yang sudah kembali pada posisi awalnya, menatap kearah keluar jendela.

"gak baik begadang, apalagi kamu cewek. Dikurang-kurangi, nonton masih bisa besoknya lagi" nasihat Arjuna pada Kania.

Dan Kania hanya mengangguk pelan.

"Udah ih jangan diganggu dulu. Masih mau galau nih karena semalam. Kalian lanjut aja ngobrol berdua, yang dibelakang sini jangan dihiraukan" Kania terpaksa angkat suara agar Arjuna berhenti merecokinya.

Meski berbeda sebab dari yang ia ucapkan barusan, Kania memang sedang tidak ingin diganggu.

Jika saja tadi Arjuna belum datang, ia bahkan ingin berangkat sendiri dan membiarkan Nilam bersama Arjuna.

Dan untunglah, setelah itu Nilam dan Arjuna kembali sibuk bercerita. Keduanya benar-benar tidak kehabisan bahan obrolan.

Kania sendiri kembali memandang keluar jendela, merenungi betapa malang nasibnya. Sekali lagi takdir seolah menegaskan jika dirinya memang bukan seorang pemeran utama, dan akan selalu seperti itu.

Disisi lain Arjuna masih sering mencuri pandang pada Kania. Entah kenapa ia merasa resah dengan sikap gadis itu pagi ini.

Setelah mereka sampai, Kania keluar lebih dulu tanpa menunggu Arjuna dan Nilam.

Arjuna segera menyusul keluar dan memperhaitkan wajah Kania dengan sekasama hingga membuat gadis itu tidak nyaman.

Pria itu hendak mengulurkan tangannya untuk memeriksa suhu tubuh Kania yang terlihat pucat, namun dengan reflek gadis itu mundur dan menghindar.

"a-aku harus segera masuk" ujar Kania cepat dan langsung berlalu lebih dulu dengan alasan ingin memastikan barangnya yang tertinggal. Arjuna menatap kepergian gadis itu dengan perasaan gamang. Ada apa dengan Kania?.

.

.

.

.

TBC

Czytaj Dalej

To Też Polubisz

567K 31.7K 59
Kumpulan cerita pendek yang jamin bikin kamu baper. Ceritanya ringan dengan konflik yang tidak berat. Beberapa sudah dijadikan E-book dan PDF. Don't...
1.5M 119K 55
Meta memutuskan pulang kampung untuk menemani orang tua ketika mendengar bahwa sang adik harus merantau karena kuliahnya, namun seperti dugaannya, ke...
180K 11.2K 55
Niat hati kabur dari perjodohan yang diatur orang tuanya dengan duda anak 1 yang sialnya masih tampan itu, Herna malah harus terjebak menikahi pria k...
2.3M 12.5K 26
Menceritakan kehidupan seorang lelaki yg bernama Nathan. dia dikenal sebagai anak baik yg tidak pernah neko neko dan sangat sayang pada keluarganya...