EPHEMERAL

By wa_tashine

12K 1K 200

Nothing lasts forever, right? Warn! -Bxb!/Homo! -Lapak Sunwoo bot, Hyunjin Top! -Bahasa kasar Jan salah lapak... More

Namanya, Evandra Sunwoo Azea
Perkara botol ijo
Keluar
Awal baru
"Suaka marga satwa-nya Ipa 4"
Gelang bandul 'Bintang'
Olahraga
Absurd
Hyunjin sakit
Hampir
Camong
Tiba-tiba
Rooftop
Antara anak ke dua dan papahnya
Jadi gitu
Nyaman
Ketauan
Yang terlupakan
Official?
Perkara susu kotak
Cemburu? nggak kok
It's chaos time!
ibu, ayang, dan kita
Makanan C
Kemarahan
Bangkit dan usaha
Hangat yang Dingin
Informasi 'tahu bulat'
Birthday stories
Yang sesungguhnya
Hubungan
Mencari kebenaran
Curhat
Satu malam berbeda rasa
Yang selalu ada
Mamah baru??
The Truth Untold
Rencana A
Rencana B
Berakhir?
Rahasia
Sebuah permintaan
Same person
Tentang sebuah akhir
To Be Or Not To Be
Feeling
Blue
Star and moon

Berubah

155 21 7
By wa_tashine

"Woo? Ayok ke lapangan. Kita olahraga!" Kata Haechan sambil melipat seragamnya. Dia heran kenapa Sunwoo yang sekarang jadi teman sebangkunya itu belum juga berganti pakaian?

"Chan.." Panggil Sunwoo lirih. Bibirnya melengkung. "Gue lupa bawa baju olahraga!!!"

Seketika pupil Haechan memebesar. "Hah? Kok bisa?!"

"Yah gatau! Namanya juga lupa!"

"Terus gimana???"

Kepala Sunwoo menggeleng pelan. Tanda dia juga sama tak tahunya.

Haechan merenung sebentar. Sunwoo sendiri udah komat-kamit di dalem hati, supaya hukumannya nggak berat-berat amat. Di tengah kesunyian, -sebab di kelas hanya ada mereka berdua- Haechan menjentikkan jarinya.

"Kaget anjrit!" Sunwoo sewot.

"Gini deh, Woo. Daripada lo dapet minus plus di alfain dari absen gara-gara nggak bawa baju olahraga, mending lo bilang aja kalau sakit."

"Masalahnya tadi gue ketemu Pak Yanto pas istirahat pertama. Mana ketemunya gue lagi nyedotin pop ice."

"Yaudah bilang aja abis minum itu lo sakit gitu."

"Ngeri kualat gue kalo ngebohong."

"Yah terus lo maunya gimana???!!!!!!"

"Gue juga nggak tauuu!!"

"Sunwoo! Haechan! Mengapa kalian berdua masih di kelas? Tadi saya kan sudah memperintahkan kalau bel sudah berbunyi ssgera ganti baju dan pergi kelapangan."

Tubuh keduanya membeku saat mendengar suara sang guru olahraga mengintrupsi di depan pintu. Tubuhnya yang tinggi dan besar menambah kesan sangar, namun jangan salah, kalau dia tersenyum kata anak perempuan di kelas Sunwoo mah auto meleleh katanya.

"Sunwoo? Mengapa kamu belum mengganti pakaianmu?" Tanya guru olahraga itu sembari memasuki ruangan kelas.

"Anu.. itu, Pak. Heheh.."

Mata pak Yanto menajam. "Apa? Bicara yang benar!"

"Saya lupa membawanya, Pak." Jawab Sunwoo sambil menunduk.

Demi apa sih, Pak Yanto serem banget.

Sang guru olahraga mendengkus. "Kamu ini! Lari mengelilingi lapangan sebanyak sepuluh kali!"

Mendengar itu, tiba-tiba tenggorokan Sunwoo di landa kekeringan. Matanya melirik ke arah jendela kelas yang kini menampilkan suasana cerah di luar ruangan dengan langit yang membiru. Sudah di pastikan matahari juga sedang semangat-semangatnya menyinari bumi.

Satu helaan nafas terdengar dari bibir Sunwoo. Kadang dia suka heran sama yang buat jadwal pelajaran. Kok bisa-bisanya menaruh mata pelajaran olahraga di siang hari begini.

"Pak kasih keringanan lah. Kan Sunwoo juga baru kali ini lupa bawa baju olahraga, yagak?" Lengan Haechan menyenggol tubuh Sunwoo.

"Hukuman tetaplah hukuman. Kalian harus menerima konsekuensi atas apa yang kalian perbuat. Saya melakukan ini bukan untuk membuat kalian kesulitan. Namun ini hanya sebuah bentuk gertakan agar kalian sadar." Pak Yanto menghela nafas. Matanya melirik ke arah Sunwoo, lalu kembali melanjutkan kalimatnya, "Dan untuk kamu Sunwoo, lupa itu jangan di pelihara."

"Baik, Pak."

"Tapi, Pak—"

"Tapi apa? Kamu juga ingin di hukum seperti temanmu itu?"

Haechan yang mau membalas perkataan guru itu sesegera mungkin tangannya di genggam oleh Sunwoo. Memerintahkan dengan cara non-verbal agar temannya itu berhenti berargumen dengan sang guru olahraga.

"Udah, Chan." Bisik Sunwoo pelan pada Haechan. "Baik Pak akan saya laksanakan."

Pak Yanto mengangguk mantap. "Baiklah, kamu ke lapangan saja. Dan untuk Haechan segera bergabung bersama temanmu yang kini sedang melakukan pemanasan."

"Ya."

Setelah mendengar balasan dari Haechan guru itu pergi keluar ruangan.

"Heh?! Kok lo terima-terima aja sih?! Kan lo bisa ngelak anjir!"

"Gue gak mau pusing."

"Lagian kenapa coba lo pake segala nggak bawa baju olahraga?"

"Gue kesiangan."

Mata Haechan memicing. "Ck, udahlah!"

"Chan! Tungguin!" Sunwoo mencoba menyamai langkahnya dengan Haechan yang sekarang sudah berada jauh di depannya.

°

Pemanasan baru saja selesai di laksanakan beberapa menit yang lalu. Di depan sana pak Yanto sedang menjelaskan materi yang akan di pelajari hari ini. Jihoon yang barisannya paling belakang noel-noel Haechan.

"Chan? Sunwoo kenapa di hukum?"

Haechan menoleh. "Gak bawa baju olahraga dia."

Bibir Jihoon membulat sempurna. "Tumben."

Sejenak Haechan terdiam. Dia juga heran kenapa Sunwoo rela mengotori absennya dengan alfa? Padahal sebelumnya walaupun dia tidak menyukai mata pelajaran ini, di akan tetap mengikutinya.

"Baik, materi olahraga hari ini adalah lari jarak pendek. Nah, untuk start nya kita lakukan dengan posisi jongkok."

"Pak, panas ini.. masa mau lari-larian?"

Pak Yanto mendelik. "Kalau kamu tidak mau mengikuti pelajaran saya silahkan keluar lapangan. Saya tidak pernah memaksakan."

°

Sunwoo menghentikan larinya saat di rasa pasokan oksigen di paru-parunya menipis. Tangannya mengusap pelipis yang kini banyak mengucurkan bulir-bulir keringat. Sambil beristirahat sejenak, dia melirik ke arah teman-temannya yang sedang melakukan lari jarak pendek itu.

"Pantesan gue hukumannya di suruh lari. Orang materi hari ini tentang lari." Sunwoo terkekeh sambil berkacak pinggang di lapangan.

Bibirnya menyunggingkan senyum saat melihat Hyunjin yang sedang bersiap dengan posisi jongkoknya. Kalau lagi mode serius gitu Hyunjin ganteng banget, pikir Sunwoo.

"SUNWOO! KENAPA BERHENTI BERLARI?!" Teriak sang guru olahraga.

Sunwoo tersadar dari lamunannya. Dia segera mengacungkan jari jempolnya. "INI OTW LARI LAGI PAK!"

°

Pelajaran olahraga telah berakhir beberapa menit yang lalu. Sunwoo nadahin tangannya di bawah keran yang mengalirkan air itu. Setelah terisi air dia basuh ke wajahnya.

"Ah~ seger banget!"

Jihoon yang denger itu langsung geplak kepala Sunwoo. "Berisik!"

"Awsh! Sakit woy!" Ringis Sunwoo sambil ngusap-ngusap kepalanya yang berdenyut.

"Hehe, yaudah maap. Sini abang elus. Umumumumumu, sakit ya?" Kata Jihoon sambil ngusek-ngusek rambut Sunwoo sampe acak-acakan.

Sunwoo yang digituin berniat balas dendam. Dia nyalain keran air terus tangannya nadah di bawahnya. Abis itu langsung di cipratin ke Jihoon.

"Woy! Basah!"

"Bodo! Wle~" Sunwoo mengejek Jihoon dengan menjulirkan lidahnya. Merasa hawa-hawa sudah tidak enak, di langsung lari keluar dari kamar mandi.

Jihoon yang anaknya emang nggak mau ngalah, ngejar Sunwoo. Aksi kejar-kejaran itu berlangsung begitu lama. Karena memang Sunwoo lincah jadi dia susah buat Jihoon dapetin.

"Sini lo!"

Koridor yang sepi itu seketika bergaung. Suara Jihoon mendominasi juga tawa Sunwoo yang terus mengudara. Suara langkah kaki yang saling bersahut-sahutan memekakan telinga bagi yang mendengarnya.

"Wle! Cemen banget! Masa nggak dapet-dapet?!"

"Diem lo! Sini anjir, lo yang cemen kok malah lari?!"

"Bod-anjir!"

Karena tak memperhatikan langkah, Sunwoo hampir saja berakhir bersentuhan dengan lantai sekolah yang dingin.

"Jangan banyak bercanda." Ucap seseorang dengan nada dinginnya.

Sunwoo terdiam di pelukan. Pinggangnya terasa ngilu saat orang itu sedikit mengeratkan pelukannya.

"Hyunjin?"

"Iya."

Kepala Sunwoo mendongak. Lalu tersenyum. "Makasih."

"Oke, lain kali hati-hati." Hyunjin melepaskan pelukannya. "Ini baju olahraga lo. Jangan sampe ketinggalan di kontrakan gue lagi ya. Soalnya lo yang di hukum."

Kepala Sunwoo mengangguk. Tak lama kemudian Hyunjin pergi meninggalkan Sunwoo yang berdiri mematung sambil memegang baju olahraganya.

"Hyunjin!" Langkah sang dominan terhenti. Tubuhnya berbalik. "Apa?"

"Gue mau ngomong sama lo. Sebentar aja."

Belum juga Hyunjin menjawab. Tiba-tiba Jisung muncul dengan wajah paniknya. "KAK HYUNJIN! KAK YEJI MIMISAN!"

Kepanikan itu semakin terasa saat melihat tubuh Yeji yang kini sedang digendong oleh Ryujin dan beberapa anak perempuan lainnya.

Tanpa memperdulikan Sunwoo lagi, Hyunjin buru-buru pergi menghampiri Yeji. Jihoon yang sedari tadi diam, memilih menghampiri Sunwoo.

"Woo, gila sih kalo lu beneran jatuh udah glundung-glundung lo di tangga." Jihoon mencoba mencairkan suasana. Namun melihat mimik wajah Sunwoo yang tidak berubah sedikitpun. Dia sadar, ini bukan saatnya untuk bercanda.

Tangannya melingkar di bahu Sunwoo. Sedikit merapatkan tubuhnya lalu menjawil hidung Sunwoo.

"Apasih, Hoon!" Sunwoo ngebales ngegebuk bahu Jihoon.

"Cukup mas! Kamu jangan KDRT-in aku lagiiii~"

"Jijik Jihooonnn!!!"

°

Jam terakhir hari ini adalah Kimia. Kebetulan pak Hyunsuk nggak masuk dan nitipin suruh nyatet materi aja. Mana satu papan tulis penuh lagi. Haechan termenung di tempat duduknya, padahal tulisannya belom selesai. Pulpen yang di pegangnya juga sudah menggelinding entah kemana.

Jaemin yang melihat itu sontak terlintas akal picik di otaknya. Dia mendekat dengan langkah perlahan dengan tangan yang di angkat sedada. Bibirnya menyunggingkan senyuman jahil.

"Satu.." hitungnya dalam hati sambil tertawa. Membayangkan wajah terkejut Haechan.

Hyunjin terkekeh di tempat duduknya. Jaemin ini hobi banget cari-cari masalah sama Haechan. Sambil merapihkan seragamnya Hyunjin berdiri. Berniat untuk segera pulang karena ada yang harus dia lakukan selepas ini.

"Gue gak ikutan kalo Haechan ngamuk." Jeno berkata dalam diam pada Jaemin.

Dua jempol langsung tertuju pada Jeno. Tanda bahwa dia siap menerima segala konsekuansi. "Tenang aja."

"Dua..."

"Tig—Do!"

"WOY! SUNWOO BERANTEM SAMA KAKEL DI LAPANGAN!"

Mana sempat. Keburu kaget sama Guanlin yang tiba-tiba ngegebrak pintu kelas sambil ngegendong anak kucing yang nggak tau dia temuin dimana.

Haechan melirik pada Jaemin yang sekarang melakukan pose aneh di belakangnya. Ngerasa kepergok, Jaemin nyengir.

"Mau ngapain lo?" Tanya Haechan heran.

Dia berdiri, jalan ke arah Jaemin. Cowok yang di tuju udah panik duluan. Takut di marahin Haechan soalnya.

"OH, CHAN! SUNWOO BERANTEM. SKUY KITA SAMPERIN TERUS SUPPORT DIA OKEY?!"Dengan segala kekuatan panik, Jaemin langsung menyeret Haechan dari kelas.

Meninggalkan Jeno dan Hyunjin yang masi terdiam di bangkunya. Jangan tanyakan di mana Guanlin, sebab setelah dia menginformasikan, cowok itu langsung ngacir lagi keluar kelas.

"Njin, pacar lo berantem tuh."

Jeno memicingkan matanya. Heran aja, Hyunjin biasanya bucin banget sama Sunwoo. Ini malah liat cowoknya berantem malam stay calm dengan muka lempeng kayak nggak ada beban.

"Terus?"

Ngerasa nggak terjawab, Jeno melempar Hyunjin dengan penghapus yang dia temukan di atas meja.

"Sadar nggak sih kalo lo sekarang berubah?"

Alis Hyunjin menukik menanggapi kalimat Jeno. "Berubah gimana? Gue kagak berubah jadi Mama Zila juga kan?"

Mata Jeno memutar malas. Jengah dengan sikap Hyunjin. "Geblek kok di pelihara!"

Hyunjin tersenyum. "Lagian nih yah, gue yakin banget, sekarang yang banyak luka itu lawannya bukan Sunwoo."

Jeno berpikir sejenak. "Loh? Kan berantem? Kok cuman lawannya doang yang luka?"

"Ck, geblek di pelihara."

Udah ngomong gitu Hyunjin langsung pergi ninggalin Jeno yang mematut wajah masam.

"Dasar kang ngopi!"

Dan balasan dari Hyunjin hanya acungan jari tengah.

°

"Bangsat!" Sunwoo kembali melayangkan tinjunya pada sang lawan. Tak tanggung-tanggung, bahkan kini lawannya sudah tak berdaya dengan lebam hampir memenuhi wajah tampannya.

"Lo gak usah bicara omong kosong!"

Cowok itu terkekeh pelan. Sejenak melupakam fakta bahwa pipinya mati rasa akibat di pukul terlalu keras oleh Sunwoo. Bibirnya yang sedikit mengeluarkan darah dia ludahkan sedikit.

"Gue udah duga kalo lo nggak bakalan percaya sama gue." Dengan bibinya yang menyunggingkan senyuman licik, cowok itu mendorong tubuh agar menyingkir dari hadapannya.

"Sekarang coba pikir deh, emangnya apa alasan lo bisa lupa ingatan? Itu gara-gara kakak lo! Dan untuk penyebab di takut banget sama darah itu juga ada kaitannya sih."

Kerutan di dahi Sunwoo bermunculan. Nggak banyak yang melihat mereka berantem. Sebab, sekolah udah membunyikan bel pulang beberapa menit yang lalu.

"Maksud lo?" Tanya Sunwoo bingung.

"Inget kalimat ini, 'lo harus lupain dia. Dia cuman racun buat lo!' Kalo udah inget kabarin gue yah? Dan gue akuin pukulan lo mantep juga. Nggak salah gue latih lo dulu."

"SEONGHWA! SUNWOO! APA-APAAN KALIAN?!"

Dari kejauhan rambut putih pak Ubay melambai-lambai di terpa angin. Dengan raut wajah yang masam bukan main, pak Ubay mendekat ke arah keduanya.

"Kalian ini! Apa gunanya berantem sih?"

Seonghwa terkekeh. "Yaelah, Pak. Kalau anak murid di sini nggak pada bikin kasus bapak nggak kerja apa-apa dong. Masa bapak rela ngasih makan anak istri pake gaji buta?"

"Berani menjawab yah kamu! Sekarang kalian berdua ikut bapak!"

"Dih, bapak gak liat muka saya bonyok begini? Noh, yang harus di bawa ke ruang BK mah dia." Tunjuk Seonghwa pada Sunwoo. "Saya disini cuma korban pak."

Pak Ubay mendengkus. "Obati luka kalian terlebih dahulu. Setelah itu menghadap pada saya."

Sunwoo terdiam di tempatnya. Buku-buku jarinya memutih dengan beberapa luka.

"Sunwoo."

Kepala Sunwoo mendongak. "Hyun—"

Belum juga Sunwoo berbicara, Hyunjin langsung melengos begitu saja. Menghampiri Seonghwa lalu membopongnya untuk di bawa ke UKS.

Di sisi lain, Ryujin panik melihat Sunwoo yang lengannya terluka. Dia bahkan sudah siap dengan kotak P3K di tangannya.

"Woo! Sini gue obatin dulu."

Sunwoo memilih menurut. Membiarkan Ryujin mengobati lukanya terlebih dahulu.

"Ryujin, emangnya Hyunjin kalo marah begitu yah?"

Ryujin hanya bisa menyunggingkan senyum tipisnya. "Nggak usah terlalu dipikirin. Hyunjin mah gampang baikan lagi anaknya." Di akhir, Ryujin melapisi luka Sunwoo dengan plester.































—✩○

Continue Reading

You'll Also Like

194K 9.5K 31
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
77.6K 7.7K 23
Brothership Not BL! Mark Lee, Laki-laki korporat berumur 26 tahun belum menikah trus di tuntut sempurna oleh orang tuanya. Tapi ia tidak pernah diper...
952 126 6
Keluarga Kim terdiri dari empat bersaudara. 1. Kim Jaehan selaku kakak tertua, 22 tahun. 2. Kim Hangyeom kakak nomor dua, 21 tahun. 3. Kim Hyuk kakak...
10.4K 1.4K 29
Ini hanya kisah klasik tentang Sean si lelaki manis fans berat Yoasobi, Rayyan yang kebetulan juga fans berat grub tersebut, dan Zayyan, seorang lela...