Another Cannon Fodder

By diamond_life5

1.1M 131K 7.3K

Vallen terbangun dan mendapati ia kembali ke masa lalu. Ternyata ia bukanlah anak kandung dari keluarganya sa... More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
ada yang baru lho
vote cover
Open PO
11.11
Vallen versi PDF
PDF READY
OPEN PO
OPEN PO AGAIN 😁

22

21.8K 2.7K 163
By diamond_life5

Apa kabar semuanya? Sehat, kan? Pasti sehat dong.
Jangan lupa vote dan komen ya.
Typo tandai ya supaya bisa langsung diperbaiki.







Vallen berjalan bersama Deon, mereka baru saja membeli sesuatu di koperasi.

"Vall."

"Hm?"

"Gimana tinggal di mansion Martinez?"

"Maksudnya?"

"Ya barangkali aja, awalnya mereka baik terus setelah itu jadi berubah."

"De, kamu pasti jadi korban sinetron. Mereka tetap baik ko sama Vallen."

"Ya, kan, hanya tanya. Tidak ada salahnya, kan?"

"Mereka semua baik dan tidak ada yang berubah. Vallen malahan merasa semakin nyaman. Meskipun paman terlihat dingin." Vallen membayangkan wajah datar pamannya.

"Paman?"

"Iya, paman. Kakaknya ayah, paman terlihat dingin dan selalu memasang wajah tanpa ekspresi tapi ayah bilang, paman sebenarnya baik." jelas Vallen.

"Seperti si kembar?"

"Tidak, Kakak tidak seperti itu. Darimana kakak terlihat tanpa ekspresi?"

Oke, sekarang Deon merasa jika temannya perlu dibukakan matanya, kah? Si kembar jelas memiliki wajah datar tanpa ekspresi tapi Vallen menyangkalnya! Ya, meskipun si kembar akan terlihat lebih lembut jika berada di sekitar Vallen. Padahal dulu Vallen juga pernah mengatakan jika si kembar selalu memasang wajah tanpa ekspresi. Tapi, sekarang Vallen menyangkalnya. Deon benar-benar tidak habis pikir. Apakah ini yang disebut kakak memiliki kesan baik untuk seorang adik. Entahlah.

"Oke, oke, terserahmu saja Vall."

"Memang, kan?"

"Iya Vall, iya. Ngomong-ngomong paman kamu juga tampan?"

"Em, tampan."

"Wah memang gen Martinez tidak akan pernah mengecewakan. Tampan mana sama om Hugo?"

"Paman sedikit lebih tampan, hanya sedikit," jelas Vallen. Memang pamannya sedikit tampan. Tapi menurutnya, ayahnya yang paling tampan. Eh, kakak-kakaknya juga tampan. Ah! Semuanya tampan! Vallen juga tampan, kan?

"Aku jadi penasaran."

"Kalau penasaran, nanti mau ikut ke mansion? Paman bilang hanya seminggu disini."

"Ah, tipikal orang sibuk, ya."

"Ya, begitulah. Kata ayah, memang paman jarang pulang ke mansion. Kalaupun pulang hanya sebentar."

Deon menganggukkan kepalanya tanda paham. Memang semakin besar sebuah keluarga, semakin sibuk mereka.

Keduanya berbincang sampai tiba-tiba mereka menabrak seseorang yang tiba-tiba muncul dari belokan.

"Ah, maaf. Kami tidak senga—" ucapan Vallen terjeda setelah melihat siapa yang mereka tabrak.

"Kalian sengaja, kan?" ucap Ryan.

"Eh, jangan asal tuduh. Kamu yang tiba-tiba muncul. Jadi, kami tidak sepenuhnya salah. Lagipula Vallen sudah meminta maaf," jelas Deon.

"Aku tahu, pasti kamu masih marah, kan? Karena sekarang, aku sudah pindah ke mansion Johnson. Kamu masih tidak terima?" tuduh Ryan yang pastinya diarahkan ke Vallen.

Vallen sendiri bingung, kenapa arah pembicaraan menjadi kesana? Ia sama sekali tidak menyinggung tentang itu. Ia sudah tidak memikirkan soal itu lagi. Sekarang, ia sudah melepaskan semuanya masa lalunya. Ia sudah berdamai dan tidak lagi merasa marah ataupun iri lagi pada Ryan. Sekarang, ia sudah memiliki keluarga yang lebih baik dan menyayanginya. Ia tidak perlu lagi mencari cara untuk menarik perhatian. Semua itu tidak lagi dibutuhkannya.

"Darimana Vallen terlihat marah?" Vallen memasang wajah tenang dan menatap lurus ke arah Ryan.

Ryan sendiri yakin jika Vallen pasti masih iri padanya. Tidak mungkin Vallen menerima semua keadaan ini dengan begitu singkat.

Yang tidak diketahui Ryan, Vallen sudah melewati sebuah kematian untuk sampai di titik ini. Jadi, Ryan tidak akan paham.

"Kamu hanya berpura-pura!" sangkal Ryan.

"Oke, terserahmu saja. Ayo, ke kelas De! Tidak ada untungnya meladeni orang seperti dia."

Deon mengikuti Vallen. Tapi setelah beberapa langkah, ia melihat ke arah belakang yang saat ini Ryan masih melihat ke arah mereka. Deon mengacungkan jari tengahnya.

"De, ayo!"

"Ah, iya Vall." Deon menyamakan langkahnya dengan sang teman. Keduanya kembali berjalan beriringan, meninggalkan Ryan yang masih berdiri diam di tempatnya.

Ryan merasa kesal saat melihat Vallen dan Deon yang pergi begitu saja. Apalagi pada Deon yang berani mengacungkan jari tengahnya padanya. Ia harus mencari cara untuk membalas mereka. Jadi, Ryan mencoba untuk tenang.

Bel pulang telah berbunyi, Vallen sedang duduk di kursi dekat gerbang. Kakak kembarnya tidak bisa ikut pulang bersamanya karena ada tambahan bimbingan. Jadi, Vallen akan pulang sendiri tapi tetap akan ada supir yang menjemputnya.

Vallen menatap kesal saat mobil keluarga Johnson yang tiba lebih dulu. Ia sudah tidak ingin berurusan dengan mereka. Jadi, ia menundukkan kepalanya untuk bermain dengan ponselnya lagi.

Liam turun dari mobil dan melihat Vallen yang sedang duduk kursi di dekat gerbang. Ia tidak menunggunya,  kan? Apa sekarang ia akan bilang ingin ikut ke mansion. Liam berpikir, itu tidak akan semudah itu untuk membawa Vallen ke mansion kembali. Tapi Vallen terlihat fokus dengan ponselnya. Apa ia tidak melihatnya? Atau Vallen sedang pura-pura untuk menarik perhatiannya? Liam berpikir, Vallen tidak banyak berubah. Okelah, biarkan kali ini ia yang akan membuka suara terlebih dulu.

"Sedang apa kamu disini? Kamu menungguku?" ucap Liam yang sekarang di depan Vallen.

Mau tidak mau Vallen mengangkat kepalanya. Ia berpikir mantan kakaknya tidak berhalusinasi, kan? Darimana ia sedang menunggunya? Ia jelas duduk diam.

"Kalau kamu ingin kembali ke mansion. Tidak akan semudah itu."

Sekarang Vallen benar-benar di buat tercengang. Apa tadi? Kembali ke mansion? Mansion Johnson? Itu tidak pernah lagi terpikirkan untuknya. Vallen melihat Liam yang saat ini masih memasang wajah percaya dirinya.

"Kapan Vallen mengatakan akan kembali ke sana. Vallen tidak akan pernah pergi ke sana lagi. Jadi, dimohon untuk tidak menggangu Vallen lagi. Anggap saja kita tidak pernah kenal."

Liam cukup terkejut dengan ucapan Vallen yang sangat berani. Ia masih ingat, Vallen itu adik yang penurut yang selalu mengikutinya kemana pun. Walaupun, ia selalu menegurnya untuk tidak lagi mengikutinya setelah beranjak remaja. Kenapa sekarang, ia merasa asing dengan sosok remaja yang ada di depannya. Ia tidak terlihat seperti Vallen yang ia kenal.

"Omong kosong. Ini caramu untuk menarik perhatian lagi, kan?"

"Terserah jika anda tidak percaya."

"Aku ti—"

"Kakak!"

Ucapan Liam terpotong saat mendengar panggilan adiknya, Ryan. Ia melambaikan tangannya ke arah sang adik.

"Kakak, baru sampai?"

"Iya."

Vallen kembali fokus ke arah ponselnya tidak mau melihat adegan kakak beradik yang ada di depannya, ia tidak tertarik sama sekali.

Ryan berjalan masuk ke mobil. Liam melihat ke arah Vallen yang masih duduk. Sekarang, ia sedikit merasa kasihan karena tidak ada yang menjemput Vallen. Jadi, mencoba menawarinya masuk untuk ke dalam mobil.

"Kamu, masuklah. Aku akan mengantarmu. Hanya kali ini aku akan berbaik hati," ucap Liam.

Vallen sekarang merasa ada yang salah dengan pikiran mantan kakaknya.

"Ti—"

"Dia akan pulang bersamaku," potong seorang pria yang baru saja keluar dari mobil.

Mereka tidak menyadari jika sudah ada mobil yang berhenti di samping mobil Liam.

"Pa-paman."






Terima kasih buat semuanya ya. Makasih juga semangatnya. I love you so much hehehe.

Yuk semangat yuk!


5 Agustus 2023

Continue Reading

You'll Also Like

721K 105K 74
Ini kelanjutan story Different Soul★DERA☆ ya. kalau berkenan, mampir ke sana dulu~ ________ Bukan hanya menceritakan perbedaan sikap antara Delon dan...
1.6M 133K 61
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
357K 38.6K 27
[ Beberapa part di hapus ] "Kenapa harus menjadi sulung." "kenapa sulung Harus terus mengalah." Pictures by : pinterest
1.1M 116K 49
(Entah kenapa tiba-tiba Partnya tidak berurutan, kalau mau baca urutin sendiri aja ya, aku juga bingung gimana memperbaikinya).. Alvin merupakan seor...