Short Story Collection SH - A...

By Hazelleen

26.8K 3.1K 706

Jidai wo Koeru Renketsu to Omoi. Kumpulan kisah pairing Hinata dalam berbagai tema dan zaman - mostly AU. Mi... More

S x H - Hogwarts AU
Little Things Between You And Me
Boku wa Baka Dakara -1
Boku wa Baka Dakara - 2
Boku wa Baka Dakara - 3
Boku wa Baka Dakara - 4
His and Her Circumstances - Ch. 1
His and Her Circumstances - Ch. 2
His and Her Circumstances - Ch. 3
绥靖の物語 : Suizei no Monogatari
Mission to Nadeshiko no Sato
Counterpart - 1
Counterpart - 2
Counterpart - 3
Counterpart - 4
Counterpart - 5
Little Things - Sequel - Family Meetings
Hatsukoi - 1
Hatsukoi - 2
Hatsukoi - 4
Hatsukoi - #Tanabata & #Deep Talk
Crimson Eyes
Crimson Eyes - Prelude
Attention
Crimson Eyes - Postlude
Crimson Eyes - Conclude
SH - Vampire AU
Vampire AU (1)
Vampire AU (2)
Vampire AU (3)

Hatsukoi - 3

368 84 8
By Hazelleen


*****

Dulu ketika masih remaja, banyak yang berlomba-lomba ingin menjadi dewasa secepatnya.

Namun ketika telah benar-benar memasuki dunia orang dewasa dengan segala sisi gelapnya, muncul rasa jenuh dengan semua rutinitas dan aktivitas yang berulang setiap harinya. Ada kalanya kehilangan tujuan hidup dan bertanya pada diri sendiri, apa sih yang kau kejar sampai perlu sebegitunya?

Saat seperti itu tak jarang orang akan kembali merindukan masa-masa bahagia di sekolah dimana beban hidup belumlah banyak dan persahabatan tulus masih ada.

Langkah Hinata terasa berat memasuki gedung hotel, ia diminta menjadi perwakilan dari keluarga Hyuuga karena ayah dan ibu Hinata akan menghadiri pernikahan dari kerabat lain di hari yang sama.

Gadis Hyuuga itu memakai dress selutut berwarna lavender polos serta rambut indigo panjangnya dibiarkan tergerai, tidak terlalu menonjolkan asset yang ia miliki namun membuatnya terlihat manis dan menawan.

Sepertinya hari ini adalah hari baik untuk pernikahan, terlihat dari hampir semua ruangan dalam gedung terisi oleh keluarga dan teman berbagai pasangan yang berbeda.

Hinata baru saja selesai mengisi buku tamu, ketika ada sosok pria asing yang menyeletuk, "kau teman dari pihak pengantin yang mana?"

"A-ano.. dari pengantin pria.."

"Sepertinya kau datang sendirian ke acara ini? Bagaimana kalau kita saling mengenal lebih jauh di kafe sekitar hotel?"

Hinata benar-benar kewalahan menghadapi celotehan dari pria asing yang tiba-tiba saja sok kenal sok dekat.

Tiba-tiba saja sebelah tangan merangkul bahu Hinata dari belakang dan suara bariton familiar berucap, "gadis ini datang bersamaku."

"Oh maaf, ternyata kau sudah ada yang punya." Pria asing itu terlihat menunduk malu sembari meminta maaf dan berjalan menjauh.

"Sa-sasuke-kun?"

Tepat dimana Hinata menoleh kepada si surai raven, Sasuke langsung melepaskan tangannya dari bahu Hinata dan berdehem pelan.

Lelaki Uchiha itu terlihat gagah memakai jas hitam formal, tapi kenapa orang yang seharusnya menjadi pengantin pria malah berjalan-jalan keluar ruangan di saat seperti sekarang?

Dengan segenap keberanian, Hinata menundukkan kepala, "Selamat atas pernikahannya."

"..."

Ada jeda cukup lama di antara mereka berdua, sebelum akhirnya Sasuke mengucapkan, "Terima kasih, nanti kusampaikan pada sepupuku."

"..."

Lagi-lagi mereka berdua terdiam.

"Se-sepupu?"

"Iya, sepupu. Ayahmu melihat dan bertemu langsung dengan sepupuku kok ketika aku menyerahkan undangan. Malah beliau sempat  mengatakan semoga kau bisa segera menyusul (menikah) tahun ini."

Lah, kenapa Tou-sama malah mengatakan hal seperti itu?

Sasuke mengamati perubahan raut wajah Hinata yang sepertinya kebingungan, sehingga ia berinisiatif membawa Hinata menuju taman hotel dimana tak terlalu banyak orang berlalu lalang dan terdapat sebuah bangku untuk duduk sehingga mereka bisa berbicara dengan leluasa.

"Aku sempat melihatmu dan seorang wanita yang kupikir pacarmu menaiki taxi ketika aku baru saja keluar dari stasiun kereta."

"Ya, sepupuku baru pulang dari Jerman bersama suaminya, acara hari ini sebenarnya hanya resepsi saja."

"Memangnya kau tak membaca nama yang tertera di dalam undangan?"

Hinata menggeleng pelan, ia sama sekali tak bersemangat membuka undangan tersebut setelah mengetahui Sasuke yang jadi pengantarnya.

"Dan tentang pernikahanmu-..."

"A-aku sama sekali tak punya pacar."

Hela napas penuh kelegaan meluncur begitu saja dari bibir sang lawan bicara yang tentu saja menarik perhatian Hinata.

"Kenapa kau malah lega mendengar aku masih tak punya pacar?"

Hinata refleks memukul lengan Sasuke yang dhadiahi sebuah seringaian tipis, "rasanya menyenangkan punya teman senasib yang masih single di usia sekarang."

"Eh? Bukankah..."

"Kami sudah putus enam bulan lalu."

"Jadi itu alasan kenapa kau dengan mudahnya menciumku tanpa sedikitpun merasa bersalah?"

Sasuke menoleh ke arah Hinata dan menatapnya lekat-lekat, "aku tak akan sembarangan mencium gadis yang tidak kusukai."

Angin kencang berhembus menerpa wajah Hinata dan membuat rambut indigo panjangnya melambai tertiup angin.

Manik lavender Hinata sama sekali tak berkedip ketika mendengar kalimat terakhir sang Uchiha.

Mata kelam Sasuke sama sekali tak beranjak, masih menatap tajam pada gadis Hyuuga. "Memang benar kita berdua tumbuh bersama sejak kecil dan terasa seperti saudara, akan tetapi ada kalanya aku berharap kita bisa lebih dari sekedar teman."

Sasuke sengaja mendekatkan wajah pada Hinata dan berucap dengan suara rendah, "Hyuuga Hinata yang kukenal sangat teliti dan tak akan melewatkan detail penting sampai lupa membaca nama yang tertera di undangan."

"Dan sekarang jawab aku, apakah kau benar-benar berharap akulah yang berdiri di altar pernikahan hari ini?"

Pupil Hinata melebar selama beberapa detik sebelum akhirnya ia mengaku kalah, bulir-bulir bening terlihat mengumpul di sudut mata, "Aku tak mau kehilangan dirimu, Sasuke-kun. Aku-..."

Sasuke sengaja menghentikan kalimat Hinata dengan ciuman singkat, "hal sepenting ini biar aku saja yang mengatakannya karena itu tugasku sebagai seorang pria. Bagaimana jika kita menjalin hubungan serius dengan niat untuk menikah? Baru sekali ini kita berdua benar-benar single di waktu yang bersamaan."

Hinata memberi jawaban dengan memperdalam ciuman mereka, tanpa mempedulikan orang lain yang mungkin akan memergoki mereka berdua.

Sudah belasan tahun rasa suka sang pria sama sekali tidak berkurang sejak ia menyadari hal tersebut.

Hinata tetap menjadi orang yang paling berharga bagi Uchiha Sasuke.

Salahkah bila Sasuke berharap ia pun memiliki tempat istimewa di dalam hati Hinata?

Dan ternyata hari ini Kami-sama mengabulkan keinginannya sejak dulu.

*****

Kembali sejenak ke masa dua bulan yang lalu, dimana Sasuke keluar dari apartemen Hinata.

Sejauh pengetahuan Sasuke, sahabat masa kecilnya tersebut masih memendam rasa pada Uzumaki Naruto.

Dan atas alasan itu pula, Hinata cenderung tertarik pada lelaki yang memiliki sifat atau fitur fisik yang mirip-mirip dengan sahabat pirangnya tersebut, mengabaikan sederetan red flags yang memberi pertanda hubungan mereka tak akan bertahan lama.

Sasuke sendiri sebenarnya punya kecenderungan yang sama, ia mencari sifat dan fitur fisik yang dirasa mirip dengan Hinata dalam diri semua mantan kekasihnya.

Dan hasilnya?

Ia diputuskan secara sepihak oleh mantan pacarnya yang ternyata memilih untuk mengikuti perjodohan secara diam-diam tanpa sepengetahuan Sasuke.

Sang mantan kekasih gerah atas sikap Sasuke yang selalu ambigu ketika ditanya tentang masa depan hubungan mereka. Perempuan itu jelas menginginkan sebuah hubungan yang bisa berakhir dengan pernikahan.

Akan tetapi, Uchiha Sasuke sama sekali tak siap melangkah ke jenjang berikutnya karena ia belum selesai dengan urusan masa lalu.

Entah berkah ataupun kutukan, setiap lelaki akan selalu teringat pada cinta pertamanya sampai kapanpun.

*****

Hinata pulang ke rumah kediaman Hyuuga sambil tersenyum-senyum tak jelas yang tentu saja tak luput dari perhatian seorang Hiashi.

Raut wajah gadis Hyuuga itu merenggut begitu melihat sosok sang Ayah yang baru tiba di rumah lebih cepat setelah menghadiri acara pernikahan kerabat mereka di tempat lain.

"Tou-sama, kenapa kau tidak mengatakan padaku jika sepupu Sasuke-kun yang menikah hari ini?"

"Hah? Kau kan bisa membaca sendiri nama yang tertera di undangan, jelas-jelas tertulis nama Uchiha Izuna sementara pasangannya dari keluarga Senju."

"Eh? Tapi Tou-sama mengabariku Sasuke-kun yang akan menikah."

"Aku hanya mengatakan putra kedua Uchiha mengantarkan undangan, bukan menikah."

Benarkah ia meluputkan hal sedetail itu seperti disebutkan Sasuke-kun tadi?

Hinata terlihat kebingungan, ah sepertinya otaknya tak bisa berpikir jernih sejak kemarin gara-gara ia mengira Sasuke yang akan menikah hari ini.

Ibu Hinata hanya tertawa geli melihat interaksi ayah dan anak yang tak biasanya ngotot berargumen.

"Jadi, kapan kau membawa calon suamimu ke rumah? Kau bisa mencuri start sebelum bocah tengil tetangga sebelah menyebar undangan lagi."

Kali ini Hinata tak bisa menjawab akibat wajahnya semerah kepiting rebus.

Bagaimana ia mengatakan pada sang Ayah kalau ia dan bocah tengil itu telah memutuskan untuk berpacaran beberapa jam lalu?

*****

*****

Cinta pertama kadang bukan berarti pacar pertama, kedua ataupun relasi yang bisa ditandai dengan angka.

Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang ditakdirkan untuk memiliki ikatan fisik, emosional dan batin dengan manusia lain.

Ketika jatuh cinta, tubuhmu akan dipenuhi dengan segala reaksi kimia, hormon, adrenalin rush beserta rangkaian emosi yang sulit dideskripsikan sebelumnya hingga kau bisa merasa 'inilah orangnya'.

Dan sebagai gantinya, ketika ikatan itu rusak atau terputus, orang yang terlibat akan merasakan shock berupa hantaman tak terlihat di ulu hati.

*****

Berawal dari senyuman, yang secara perlahan seiring waktu berubah menjadi kekaguman.

Hanya segelintir orang yang bisa melihat momen dimana Uchiha Sasuke tersenyum, umumnya teman laki-laki seangkatan mereka.

Dan Hinata termasuk salah satu orang beruntung tersebut.

Hinata baru menyadari satu hal setelah ia melihat seorang anak perempuan memberikan surat cinta kepada si remaja Uchiha di tahun pertama sekolah menengah atas.

Dan hasilnya?

Anak perempuan itu dipastikan patah hati karena ditolak mentah-mentah oleh si bungsu Uchiha.

Apalagi setelah itu, anak perempuan tersebut terlihat menjauhi Sasuke dan ketika berpas-pasan di koridor kelas pun bersikap seakan tak pernah saling mengenal sebelumnya.

Dari sana Hinata mengambil kesimpulan, jika ia ingin menjadi teman Sasuke selama mungkin maka ia harus tahu diri dan memiliki batasan.

Sekali melibatkan perasaan dan ketika keadaan tidak berjalan lancar maka cinta dan pertemanan bisa bubar, berubah status menjadi orang asing.

Uchiha Sasuke yang dikenal Hinata adalah sosok pemuda ambisius yang berjuang gigih menjadi yang terbaik di bidang akademis maupun olahraga, murid teladan serta idola para murid baik laki-laki maupun perempuan.

Hanya bisa dikagumi dan dilihat dari jauh, namun tak bisa dimiliki.

Apalagi bila dibandingkan dengan sifat Hinata yang cenderung menjadi wall flower atau sosok biasa-biasa saja yang tidak terlihat, jauh dari pusat perhatian.

Bagi Hyuuga Hinata, Sasuke merupakan orang pertama yang mengajarkan tentang arti patah hati dan rasa takut kehilangan yang sebenarnya.

*****

Author's Note:

Sorry kalau dirasa alurnya agak rush karena memang kejar waktu selagi long weekend, trus buat yang jeli pasti bisa merasa dari adegan satu ke yang lain sebenarnya merupakan gabungan dari ficlet2 (fic pendek) yang bisa berdiri sendiri, cuma ya dicocok2in aja biar bisa jadi rangkaian cerita utuh hehehe. Thanks for reading and voting.


Continue Reading

You'll Also Like

30.3K 2.6K 22
Kisah seorang gadis cantik yang hidup penuh kasih sayang dari kedua orang tua nya dan kakak laki-laki nya,berumur 20 th pecinta Cogan harus bertransm...
495K 5.4K 26
Hanya cerita hayalan🙏
132K 1.9K 20
oneshoot/twoshoot Jangan salah lapak‼️
114K 216 9
Gadis polos yang terjerumus suasana malam club, menceritakan cerita seorang influencer yang terkenal dikalangan remaja berusia 16 tahun. cerita lengk...