Kalandra

By el_szjh

3.2K 339 18

Status : ending ini bercerita tentang Tian yang mengaku dirinya seorang pihak atas, selalu menolak jika terda... More

1
2
3
4
5
6
7
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

8

136 16 8
By el_szjh


Happy reading!!

Tian masih dalam pingsannya dan Kalandra dengan setia menunggunya, dia telah menggosok beberapa kali telapak kaki Tian yang sebelumnya ia buka, bahkan dia juga menggosok kedua tangan Tian untuk memberikan kehangatan "Tian bangunlah."

Tian mendengar suara Kalandra, dia mencoba membuka matanya, kelopak matanya berkedip-kedip secara perlahan hingga bisa terbuka secara sempurna. Tian menatap ke arah samping di mana Kalandra duduk dengan mengelus tangannya.

Kalandra berdiri dan tanpa sadar mengelus rambut Tian, bibirnya tersungging senyuman tipis "kau mau minum?"

Tian mengangguk pelan. Kalandra meraih air kemasan dan membantu membangunkan Tian hingga duduk, dia menempelkan bibir botol kemasan tersebut pada bibir Tian.

Tian meneguknya hingga dia merasa cukup dan kembali berbaring "terimakasih."

Kalandra mengangguk "kenapa kau memaksa masuk jika kau belum sembuh total?"

"Aku rasa aku hanya alergi, tapi ini mungkin karena efek aku tidak sarapan." Jawab Tian, dia menatap langit-langit ruangan, dia merasa gugup disaat bersama Kalandra berdua di dalam ruangan.

Kalandra menghela nafasnya "jadi kau melewatkan sarapanmu?"

Tian mengangguk "aku telat karena bangun kesiangan, aku juga tidak membawa bekal yang bunda masak."

"Kau tunggu di sini, jangan kemana-mana hingga aku datang, mengerti?" Ujarnya yang di iyakan oleh Tian.

Kalandra pergi meninggalkan ruangan menyisakan Tian yang terdiam, tidak ada suara sunyi dan dingin, dia tengah berpikir kenapa perasannya bisa meledak setiap kali Kalandra memberikan perhatian padanya, padahal dia ingat jika dirinya mengatakn adalah seorang pihak atas, tapi tidak ada pihak atas yang perasannya seperti dirinya saat ini, meledak dan ingin terus merasakan, seperti terdapat kupu-kupu yang berterbangan pada perutnya yang membuatnya geli.

Lima menit kemudian Kalandra datang kembali dengan dua kantong belanja, dia mengeluarkan seluruh isinya pada nakas kecil di samping ranjang. Terdapat bubur dan dua buah roti langsung dengan selai "aku kemarin membawakan roti dan susu kenapa tidak memakannya."

"Aku menghabiskan roti milikmu satu hari itu tanpa makan."

Kalandra terdiam beberapa saat sebelum kembali membuka tutup bubur yang ia beli "aku membawakanmu roti bukan berarti kau hanya memakan roti saja, aku berharap kau juga makan nasi yang lebih penting. Pasti bundamu menyiapkan nasi dan lainnya di kamarmu tapi kau tak memakannya." Kalandra mencampurkan kuah pada buburnya dan mengaduknya, "buka mulutmu." Perintahnya.

Tian membuka mulutnya dan menerima suapan dari Kalandra, mengubahnya dengan perlahan, perlakuan itu di lakukan berulang kali, Kalandra terus menyuapi Tian hingga buburnya telah tandas tak tersisa.

Kalandra memberikan airnya kembali dan meminta Tian untuk meminumnya "kau masih lemas?"

"Sedikit."

"Tidak usah ikut mata pelajaran jika begitu, semua guru dan temanmu memaklumimu karena mereka melihat sendiri dirimu pingsan." Ujar Kalandra, dia kembali memberikan satu roti pada mulut Tian, "makan."

Tian menggeleng "aku kenyang."

"Makan." Paksa Kalandra.

Tian memakan rotinya walaupun rasanya ingin muntah, terlalu banyak isi di perutnya hingga dia rasa tidak muat, hingga setelah rotinya tersisa separuh dia menolehkan kepalanya menolak suapan roti lagi "aku kenyang, tidak bisa menampung lagi." Lirihnya.

Kalandra meletakkan roti tersebut pada bungkusnya kembali "kau beristirahatlah di sini, menunggu ayahmu datang juga tidak masalah."

"Terdapat ulangan yang tak bisa untuk aku abaikan, aku juga tidak akan masuk jika tidak terdapat ulangan."

"Kau sangat terlihat sekali jika malas bersekolah, kau harus tau jika sekolah itu menyenangkan."

Tian mengulum bibirnya "itu untuk beberapa orang, tidak semua anak merasakan senang saat bersekolah."

"Apa yang kau katakan? Bersekolah memang menyenangkan, tapi aku tidak membahas tentang kasus pembullyan, aku hanya berkata jika sekolah itu menyenangkan."

"Jika mendapat teman." Lanjut Tian.

Kalandra menatap serius ke arah Tian "lalu kau kenapa malas untuk bersekolah? Apa ada anak yang membullymu? Atau tidak ada yang ingin berteman dengan dirimu?"

Tian bergerak hingga dia duduk dan menyandarkan tubuhnya pada dinding "aku siapa?"

"Manusia."

"Maksudku aku anak siapa?"

"Pemilik sekolah ini?" Ujar Kalandra tidak yakin, pertanyaan Tian yang tidak jelas membuat pertanyaan dengan jawaban yang bercabang.

Tian mengangguk "kau ingin berteman denganku karena itu?"

Kalandra menggeleng "apa kita berteman? Aku rasa aku tidak pernah mengajakmu berteman."

"Kau benar juga, aku juga yang mendekatimu tapi kau menjauh."

"Jadi apa?"

"Sulit mendapat teman seperti Teana, tidak memandang aku siapa dan tidak memanfaatkan nama orang tua ku. Banyak yang ingin menjadi temanku tapi hanya karena ayahku, lalu jika aku bukan anak dari seorang pemilik sekolah ini, apakah mereka juga gencar mendekati aku dan memintaku sebagai teman?"

Kalandra tak bisa menjawab, dia juga terkejut dengan sekolah yang ia pijak saat ini, terlalu memandang bulu hingga tidak rukun. Berbeda dengan sekolahnya yang menerima perbedaan, mereka semua sama rata dan Kalandra selalu mendapat teman.

"Kau pasti terkejut setelah masuk sekolah ini bukan?"

Kalandra mengangguk "ya, sedikit."

"Aku selalu meminta pada ayah atau bunda untuk memindahkanku sekolah, tapi mereka selalu menolak, alasan yang aku terima karena aku anak tunggal."

Kalandra hanya mengangguk "jadi kau akan tetap mengikuti kelas?"

"Iya, aku sudah membaik. Terimakasih merawatku hingga menungguku untuk sadar, seharusnya kau bisa meninggalkanku."

"Sudah tugasku merawat yang sakit."
.
.
.
Upacara telah usai dilakukan dan Tian baru saja keluar dari ruang UKS, sedangkan Kalandra sebelumnya berpamitan untuk kembali pada lapangan.

Kelas Tian telah ramai dengan murid-murid kelas, dan hal yang paling Tian tidak sukai adalah disaat mereka tengah berkeringat karena upacara, lalu mereka segara berdiri tepat di depan pendingin ruangan, sirkulasi udara yang dihasilkan oleh pendingin udara selalu berputar, itu terkadang membuat bau badan mereka juga tercium pada hiding mereka.

Kelas Tian rusuh itu sudah biasa, banyak anak yang tengah bernyanyi tak jelas, berdiri di atas meja hingga seluruh tubuhnya benar-benar terkena pendingin ruangan, ada yang meletakkan kepalanya pada meja dan memjamkan matanya. Memang pemandangan biasa sebelum sepuluh menit kemudian masuk untuk memulai pelajaran.

Tian duduk di kursinya, di sampingnya telah ada Teana yang tengah menatapnya dengan curiga "apa?" Tanyanya, dia tidak mengerti kenapa Teana menatapnya seolah dirinya adalah pencuri.

"Kau memiliki hubungan apa dengan Kalandra?"

"Kenapa kau bertanya?"

"Aku mengingat dengan perjanjian kita sebelumnya, jika aku memiliki hubungan dengan Kalandra, kau pihak bawah atau pihak atas?"

"Atas."

Mulut Teana membulat tak percaya "maaf, mataku ini masih jelas untuk melihat, tidak ada seorang pihak atas berkelakuan seperti pihak bawah, dan kau." Jarinya menunjuk ke wajah Tian dengan tubuh yang dicondongkan, "aku melihat bagaimana kau berada di gendongan Kalandra sedangkan Kalandra berlari dengan wajah yang khawatir, bahkan sebelumnya dia juga khawatir saat tau dirimu terkena alergi, kau ingin menutupi jika kau memiliki hubungan dengan Kalandra karena kau menjadi pihak bawah?"

"Tidak ada, aku tidak memiliki hubungan apapun dengan Kalandra, kami hanya teman."

"Kau ingin menyerah?"

"Apa?"

"Tentang taruhan kita."

Tian terdiam memikirkan ucapan Teana, sulit untuk mendekati Kalandra apalagi membuatnya menjadi pihak bawah, tapi dia juga tidak kau menyerah dalam tantangan dengan mudah padahal dia menekankan jika dirinya adalah pihak atas "aku tidak tau." Lirihnya.

"Hahaha, kau itu harus sadar jika dirimu adalah pihak bawah Tian, astaga kemana otakmu itu."

Bersambung...

Continue Reading

You'll Also Like

1.1M 112K 54
Ketika menjalankan misi dari sang Ayah. Kedua putra dari pimpinan mafia malah menemukan bayi polos yang baru belajar merangkak! Sepertinya sang bayi...
730K 12.2K 21
Megan tidak menyadari bahwa rumah yang ia beli adalah rumah bekas pembunuhan beberapa tahun silam. Beberapa hari tinggal di rumah itu Megan tidak me...
63.3K 5.7K 35
Kisah unik dari anak-anak seorang CEO ternama Park Chanyeol dan Istrinya Byun Baekhyun. * Hyungwon x Wonho * Wonwoo x Mingyu * Baek jin x Yuri * Tae...
7.7K 763 17
FOLLOW SEBELUM DI BACA ‼️ ⚠️ bxb area⚠️ Kerajaan Ethermoor dulunya terdiri atas 4 bangsa. Bangsa Manusia, Bangsa Peri, bangsa Naga dan Bangsa Penyihi...