Pintu terbuka membuat Avin menoleh, terlihat pria yang Avin ketahui namanya bernama Jack Albert itu masuk dengan membawa nampan makanan di tangan nya
"Kau belum memakan apapun bukan, papa membawa sereal untuk mu apa itu baik-baik saja ?" Tanya Jack Yang sudah menarik satu kursi untuk duduk di samping Avin
"Papa bertanya pada mu Al, jawab pertanyaan papa dengan mulut kecil mu atau kau mau papa tak bisa membuat nya berbicara lagi" Avin menggeleng brutal, lalu menunduk
"Maaf paman-"
"Papa" tegas Jack
"Maaf.. pa-pa.."
"Bagus, sekarang ayo makan kau belum memakan apapun dari tadi" Jack menyuapi Avin dengan baik, ia juga membersihkan sisa-sisa di sekitar mulut Avin
Di pikiran Avin saat ini apa benar Daddy nya menjual nya ? Hanya karena ia yang selalu mencari masalah dengan Aris ? Sampai tega menjual nya ?
"Apa yang kau pikirkan" Avin tersentak kala suara Jack kembali terdengar
"Tidak... Eum.. Avin-"
"Al ! Namamu sekarang Al !" Sentak Jack geram, Avin mengangguk pelan, sialan tangan nya bergetar di dalam selimut pun keringat dingin ikut membasahi dahi nya
"Al mau minum papa"
"Sekali lagi kau membuat kesalahan sekecil apapun yang mampu membuat ku marah aku tak akan segan-segan menghukum mu, mengerti" Avin mengangguk
"Gunakan mulut mu"
"M-mengerti papa" cicit Avin pelan, setidaknya jika ia tak ingin tubuhnya kembali terluka maka ia hanya harus menuruti pria di hadapan nya ini
"Apa kau menginginkan sesuatu, papa akan mengabulkan nya untuk mu" ucap Jack membuat Avin terdiam namun akhirnya ia menggeleng pelan
"Baiklah lebih baik kau tidur siang"
"Av- Al gak mau tidul siang papa"
"Jadi ? Apa yang ingin kau lakukan sekarang"
"Boleh tidak Al nonton tv"
Jack terdiam sesaat lalu mengangguk mengerti, ia ikut naik ke atas ranjang dan duduk di samping Avin
"Mau menonton apa"
"Pololo"
"Ha ? Apa ?"
"Pololo ! Al mau nonton pololo !" Ucap Avin kesal, kenapa sih memang nya ada yang salah dengan ucapan nya ?
"Pololo ? Mana ad- tunggu.. maksud mu Pororo ?" Avin mengangguk antusias membuat Jack akhirnya terkekeh, agaknya ia harus belajar bahasa orang cadel
Layar di hidupkan, film yang Avin mau jelas terpampang dengan nyata, Jack hanya ikut menonton film anak-anak yang menurut nya sangat membosan kan itu, sementara sebelah tangan nya terus mengelus pipi gembil milik Avin dengan lembut berharap agar Avin segera tertidur dan ia bisa keluar
Ada urusan yang harus ia selesaikan
Sementara itu di kediaman Dirgantara Family, ruangan kerja Javier jelas beraura suram, itu karena Javier tak henti-henti nya mengeluarkan aura alpha nya seolah ia adalah raja di atas segala raja, bahkan Dirga saja tak berkutik
Karena dari kecil Javier memang memiliki aura nya sendiri bahkan lebih kuat dari Dirga
"Jack Albert" ucap Javier membuat semua atensi mengarah padanya
"Jack Albert ? Teman SMA mu itu ?" Tanya Javas
"Dia bukan teman ku, kami tak mengenal satu sama lain"
"Tapi... Bagaimana dia bisa menculik Gavin saat Gavin bersama mu dad" tanya Haikal bingung
"Benar, kita semua tau keamanan nya sudah benar-benar 100% kenapa dia bisa mengambil Gavindra tanpa di ketahui ?" Sambung Varka
"Ada penghianat di dalam keluarga kita" balas Javier dingin
Semuanya bungkam, Javier benar-benar terlihat akan memulai perang dengan pria bernama Jack itu
Sementara Dirga memilih diam sedari tadi, pikirkan nya mengarah pada Aris yang kemarin seperti sedang merencanakan sesuatu, tapi apa..
Ia juga terus memperhatikan Aris sejak kemarin, dan terlihat jelas jika Aris memang beberapa kali terlihat gugup atau merasa was-was, Dirga juga beberapa kali melihat Aris yang seperti nya nampak khawatir sejak Gavindra mulai berubah
Atau semua ini ada hubungan nya dengan Aris ?
Dirga hanya perlu memastikan sesuatu, tapi sebelum itu ia akan melakukan nya sendiri, Javier tak boleh tau karena ia tau seberapa sayang nya Javier pada Aris, tapi jika yang ia pikirkan benar maka ia tak tau apa yang akan Javier lakukan pun ia tak berhak untuk ikut campur
"Penghianat" gumam Astra pelan
"Kau tau orang nya dad" tanya Astra lagi menatap Javier yang menatap nya datar dan dingin
Javier terdiam sesaat, bukan nya ia tak menjawab pertanyaan anak ketiga nya itu hanya saja...
____________________
Malam setelah keluarga Dirgantara pulang, beberapa jam setelah hilang nya Gavindra
Semua orang berkumpul di ruang kerja Javier, tapi tidak dengan Javier yang ia memilih ke kamar nya terlebih dahulu, saat ia ingin melewati kamar Aris ia mendengar Aris mengatakan sesuatu
"Apa Om Jack sudah membawa Gavindra pergi ? Berarti semuanya sudah selesai ?" Ucap Aris
Agaknya Aris tak tau atau lupa jika kamar nya dan kamar Gavindra bukanlah kamar kedap suara, kamar mereka di desain berbeda, kamar keduanya di buat bisa mendeteksi suara sekecil apapun
Orang-orang yang berada di luar kamar Aris dan Gavindra bisa mendengar suara mereka dari dalam kecuali gumaman
Awalnya Javier tak mengerti kenapa Aris berkata seperti itu, lalu ucapan Aris selanjutnya membuat ia mengerti, wajah nya langsung menggelap
"Berarti sekarang gak ada lagi peganggu, keluarga Dirgantara sepenuh nya jadi milik aku, yaa kalau udah kaya gini hadiah yang Om Jack janjikan juga gak berguna lagi kalau aku udah dapet keluarga Dirgantara" ucap Aris terlampau senang tanpa tau jika kematian tepat di hadapan nya
"Berarti aku juga gak perlu pura-pura baik di depan Gavindra lagi, gak sia-sia jadi orang polos haha"
Javier mengepalkan tangan nya kuat, ia hampir menghancurkan pintu di hadapan nya ini dengan pukulan nya jika tak ingat nama Gavindra di pikiran nya
Javier mengira hanya ia yang tau kebusukan Aris, jadi ia belum menceritakan nya pada siapapun padahal Dirga juga sudah curiga dengan Aris sejak Aris menguping pembicaraan Javier dengan Kim tentang keamanan Gavindra
"Jadi kita harus bagaimana dad" tanya Kaivan, Javier tersentak pelan saat suara putra sulung nya terdengar, ternyata ia melamun tadi
"Aku sudah mengerahkan bodyguard inti untuk mencari keberadaan Jack atau jejak terakhir yang di tinggalkan pria brengsek itu tapi aku belum mendengar kabar apapun" balas Javier
"Mungkin Jack Albert tidak ada di sini, maksud ku dia berada di negara lain atau di benua lain" ucap Astra membuat semua nya terdiam
Javier menghela nafasnya pelan, baru sebentar ia memeluk Gavindra setelah Gavindra pergi dari mansion tapi sekarang putra manis itu kembali hilang akibat kecerobohan nya
"Tapi kita tak bisa menunggu para bodyguard inti memberitahu kita dad, setidaknya kita juga bergerak" ucap Aresta menatap Javier datar
Memang keturunan Dirgantara memiliki aura alpha semua, hanya Gavindra yang berbeda, sedari dulu Gavindra sudah berbeda bahkan sejak dalam masa kandungan Gavindra di nyatakan berbeda, ia akan terlahir sebagai anak yang memiliki jantung lemah pun dengan imun nya yang akan terlambat berkembang
"Daddy tau Aresta, maka dari itu Daddy mengumpulkan kalian semua untuk mencari Gavindra secara besar-besaran, bergerak cepat dan jangan sampai perjalanan kalian tercium oleh Jack dan kepolisian, walaupun kita bisa menutup mulut kepolisian tapi itu hanya membuang-buang waktu" ucap Javier
"Ada satu mansion yang terletak di daerah saint Petersburg, butuh setidaknya 12 jam perjalanan menggunakan transportasi udara, Kim memberitahu ku jika Jack kemungkinan berada di daerah Moskow Rusia"
Semua orang kembali terdiam, mereka sedang memikirkan rencana selanjutnya
"Kalian hanya harus berhati-hati, Jack bukan orang yang mudah, ia orang yang sangat licik" ucap Javier lagi
"Agaknya perang besar akan terjadi" gumam Haikal pelan yang mampu di dengar oleh yang lainnya
"Lakukan apapun, jika memang perang harus di lakukan maka lakukan, tapi tetap baca situasi terutama keselamatan Gavindra adalah yang paling utama, Jack bisa saja membunuh Gavindra sekarang untuk membuat kita semua mundur" ucap Javier memberi tahu
"Dad, apa yang terjadi antara kau dan Jack Albert apa kalian terlibat masalah yang belum selesai di masa lalu ?" tanya Kaivan penasaran
Javier terdiam, lalu menghela nafasnya pelan
"Tina, mommy kalian adalah mantan kekasih Jack Albert, Tina mendekati ku saat ia masih menjadi kekasih Jack Albert, awalnya aku bersikap biasa saja, tapi Tina menjebak ku dengan mencampuri minuman yang ku minum dengan obat tidur dosis rendah, lalu kami berhubungan sex saat aku masih di bawah pengaruh obat tidur, dan ya semua nya terjadi begitu saja" cerita Javier
"Kau merebut kekasih nya dad ?" Tanya Varka
"Tidak, wanita itu yang datang pada ku, semuanya terbongkar saat Tina mengandung Gavindra, saat itu usia nya masih 7 bulanan, aku tak membenci nya karena Jack juga tak melakukan apapun pada ku dan kalian, jadi aku diam saja sampai sekarang"
"Kita tak bisa terlalu lama menyusun rencana, setidaknya selamatkan Gavindra apapun yang terjadi" ucap Dirga yang sedari tadi terdiam
"Jack Albert bukan orang yang mudah untuk di jatuhkan, nyawa taruhan nya"
"Ini sama seperti kita mengantar nyawa kita padanya secara cuma-cuma"
"Aku tak perduli asal Gavindra kembali" ucap Javier datar