Gavindra (Tamat) ✔️

Por AngkasaDiandraa

2.4M 249K 10.6K

just Brothership, Not BL / Homo Alvian namanya, bocah 15 tahun yang tiba-tiba terbangun di tubuh bocah 10 tah... Mais

01 - Awal
02
03
04
05
06
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40 - ENDING
Javier & Martin BL

07

69.1K 7K 173
Por AngkasaDiandraa

Benar kata dua pengawal tadi jika mansion Javier berada di tengah hutan dan jauh dari kota, buktinya entah sudah berapa lama Avin berjalan tapi tak kunjung menemukan kota yang di maksud pun ia mulai kelelahan, mulai haus, laper dan ingin menangis

Jalanan yang ia lalui juga hanya pohon dan pohon tak ada apapun, atau minimal penjual kaki lima, ia hanya ingin membeli minum

Avin mulai ingin menangis, kaki nya sakit karena berjalan sudah jauh, ia bahkan tau dirinya ada dimana sekarang, yang ia tau jalanan ini sedari tadi hanya jalanan lurus tanpa cabang

"A-ayah.." lirih Avin pelan

Tangan nya sakit membawa laptop Abang nya, apalagi laptop itu berat pun ia tak tau bisa di jual atau tidak karena laptop itu lecet saat ia memukul mobil Javier tadi

Mengingat nama Javier langsung saja air mata nya turun, ia terduduk di sisi jalan melempar laptop nya asal, menundukkan kepala nya menangis, cuaca juga mulai sore, ia kelaparan tolong

"Dasal Javiel jelek" gerutu Avin kesal

Sekarang ia tak tau harus bagaimana, mana mau ia balik ke mansion neraka itu, gengsi woi

Apalagi saat tak ada siapapun yang lewat jalan ini seolah jalan ini memang di buat khusus untuk ke tempat kediaman nya Javier

"Lapel.." lirih Avin lagi

"Hei" Avin menoleh melihat pria yang mungkin berusia awal 40 tahunan

"Kenapa kau disini ? Dimana orang tua mu ?" Tanya pria itu

Avin menunduk, ia takut apalagi wajah pria itu ada bekas luka melintang di mata pun mata nya yang berwarna putih semua

"Jangan takut, bagaimana jika kau ikut dengan ku dulu sambil menunggu orang tua mu" ucap nya lagi membuat Avin menoleh

"Gak mau, Avin mau sendili jangan ganggu Avin"

"Jangan seperti itu, hari sudah mau sore dan kau lihat ? Sepanjang jalan ini tak ada lampu jalan apa kau berani sendiri di sini ?" Avin terdiam, rasanya ia ingin menangis lagi, apa ia salah memilih kabur seperti ini ?

"Avin lapel, Avin mau makan" cicit Avin

"Tentu aku akan membelikan makanan apapun yang kau mau, nah kalau begitu ayo kita pergi"

Pria asing itu dengan cepat menggendong Avin pun membawa laptop yang tergeletak di jalan, mobil yang di kendarai adalah mobil pick up, ternyata pria asing itu tak sendiri ada teman nya yang menyetir, bertubuh besar dengan raut wajah yang juga menyeramkan

Avin meringsut untuk lebih dekat dengan pria yang menggendong nya

"Tak apa ia tak akan melukai mu" ucap pria asing itu

"Nah siapa nama mu anak manis"

"Avin"

"Hanya Avin ?" Avin mengangguk, entah ini salah atau tidak ia tak menyebutkan marga nya

Mobil berlalu membelah jalanan, dan benar saja sesuai dugaan Avin jika memang sepanjang jalanan ini hanya ada pohon dan pohon tak ada apapun bahkan lampu jalan pun tak ada, mungkin Avin bersyukur karena ada yang menemui nya

"Paman apa masih jauh ?" Tanya Avin mendongak

"Tidak, sudah dekat kok, tujuan mu ke kota bukan ?" Avin mengangguk pelan

"Lalu kenapa kau bisa ada di jalanan sepi itu sendirian ? Apa kau di buang oleh keluarga mu ?" Avin terdiam, tak tau harus menjawab apa akhirnya ia memilih untuk tak menjawab nya

Dan benar saja mereka mulai memasuki jalanan yang ramai akan kendaraan, mata Avin berbinar ketika ia mulai melihat pemandangan kota yang menajubkan, dengan lampu-lampu yang bersinar indah

Bahkan mulut kecil itu selalu bergumam indah atau semacam nya, ia juga melihat banyak makanan yang di jual di kaki lima pun di tempat-tempat yang bagus

"Paman, Avin mau itu !!" Ucap Avin menunjuk penjual bakso keliling yang ramai oleh pelanggan

"Tentu" balas pria asing itu

Mereka bertiga turun bersama dengan Avin yang berada di gendongan nya

"Bakso nya 1" ucap pria yang menggendong Avin

"Paman gak makan ?"

"Untuk mu saja, setelah ini kita harus segera pulang, nanti kau juga akan bertemu dengan teman-teman mu, kalian seumuran ku rasa jadi pasti tak akan canggung" Avin hanya mengangguk saja

Bakso yang ia tunggu pun datang, dengan cepat ia memakan nya tentu saja di suapi oleh pria yang memangku nya

Hanya butuh 15 menit akhirnya mereka sampai di sebuah rumah kumuh, Avin menatap sekitar rumah tersebut yang begitu jorok dengan ilalang yang tinggi, terlihat seperti rumah yang tak terurus

Memasuki rumah itu ternyata tak begitu buruk, cukup nyaman dan rapi walaupun ada cat rumah yang sudah jelek dan lantai keramik yang pecah-pecah

"Semuanya berkumpul !!" Teriak pria gendut itu

Avin pun di turun kan dari gendongan nya, terlihat ada sekitar 10 orang anak datang dengan pakaian yang lusuh dan tubuh yang kotor

"Kalian punya teman baru namanya Avin, dan sekarang dia akan bekerja bersama kalian, jadi kau bimbing dia sampai bisa" ucap pria yang tadi menggendong nya, mendorong Avin pada anak-anak itu

"Nih roti buat kalian, sedikit ada jamur tapi masih bisa lah di makan" ucap pria gendut melempar kantong kresek yang berisi roti

"Ta-tapi.. Avin-"

"Diam atau aku akan mengembalikan mu ke jalan tadi" Avin langsung menutup mulut nya dengan tangan kecil nya dan menggeleng pelan

Setelah itu kedua pria itu pergi dari sana entah kemana, Avin merasa ia salah berada di suasana ini

"Hai Avin" Avin menoleh melihat 2 pria yang menghampiri nya

"Selamat datang di sini, kamu akan jadi keluarga kami, nama aku Denis sebagai yang tertua, aku 15 tahun dan ini adik aku Dandi 13 tahun" ucap Denis

Avin terdiam, mata nya berkaca-kaca, ia tak bodoh untuk tak mengerti keadaan, ia di culik !!!!

"Hiks.." Avin terisak mengingat nasib nya sungguh sial

"Eh ? Jangan nangis, kalau kamu nangis terus di dengar sama mereka kamu bakal di hukum" ucap Denis mengusap punggung Avin lembut

"Ayo masuk, waktu nya tidur biar besok gak terlambat kerja"

"Kerja ?"

"Iya kerja, setiap hari dari jam 7 sampai jam 5 sore kita akan mengamen di beberapa tempat seperti lampu merah, toko-toko atau bahkan jalanan yang ramai orang" jelas Dandi

Tuh kan bener apa yang Avin pikirkan !!!

"Hiks... Daddy... Hiks... Sial kenapa malah manggil Javiel sih hiks.."







_________________

Dan benar saja saat pagi datang anak-anak pengamen itu langsung di beri arahan di mana mereka harus mengamen, pun di beri kresek bekas permen sebagai wadah nya, ada juga yang memakai baju badut atau segala macam

"Sudah sana pergi"

Mereka langsung pergi keluar berpencar, Avin memilih pergi bersama Denis dan Dandi, ia tak tau apapun tolong !!

Mereka sampai di lampu merah, jalanan tentu ramai

"Avin kamu duduk disini dulu aja, liat kita dulu ya baru nanti kamu ikut" Avin mengangguk, ia duduk di sisi jalan memperhatikan Denis dan Dandi yang mengamen, dengan Denis yang bernyanyi dan Dandi yang memainkan gitar kecil

Avin menunduk, ia ingin menangis rasanya, seharusnya ia tak kabur, ia seharusnya diam saja dan menerima hukuman dari Javier jadi ia tak perlu mengalami seperti ini

Tak sengaja Avin menoleh melihat seorang ibu dan anak yang nampak bercanda di dalam mobil dengan kaca mobil yang di turunkan

Avin iri...

Karena saat ia menjadi Alvian dulu juga ia tak tau siapa ibu nya, ayah nya bilang sang ibu sudah bersama bintang di langit menjaga nya dari atas, ia tak tau bagaimana hangat nya sentuhan seorang ibu, bagaimana lembut nya suara ibu, dan bagaimana dekapan ibu yang katanya bisa menenangkan hati yang gelisah

Avin... Tak pernah merasakan itu, yang ia punya dulu hanya ayah nya

Kalau seperti ini ia mau kok balik lagi sama Javier, gak papa deh ia balik lagi jadi bayangan dari pada harus hidup Luntang lantung begini

Ia kembali mengingat dimana laptop dan ponsel Abang nya di ambil oleh pria sialan itu semalam, hanya tersisa kartu yang Avin tak tau cara menggunakan nya jadi ia buang tadi begitu saja

Sementara itu suasana di keluarga Dirgantara suram, semenjak Avin pergi kemarin, sang keluarga Javier Dirgantara tak mengucapkan satupun kata semenjak ia membentak putra bungsu nya

Tunggu...

Putra bungsu ?

Pun saat Aris mengajak Javier bicara pria tua itu hanya diam dan diam, lebih memilih menghabiskan waktunya dengan pekerjaan

Keluarga yang lain pun tak mau menganggu Javier yang sedang dalam suasana hati yang buruk atau nyawa melayang

Seperti pagi ini, suasana di meja makan suram dan dingin karena Javier, sejak ia datang dan duduk di tempat nya aura dingin sudah menyelimuti nya, ia juga tak membalas sapaan Aris atau yang lainnya

Entahlah, ia merasa aneh sejak Avin memilih meninggalkan mansion

"Daddy kenapa ?" Tanya Aris namun lagi-lagi Javier mengabaikan nya

"Ada apa dengan mu Javier, sudah cukup hidup seperti zombie, apa yang membuat mu seperti ini ha" ucap Dirga dingin namun lagi-lagi juga Javier mengabaikan nya

Seolah ia tak mendengarkan suara apapun saat ini, ia seolah berada di tempat yang gelap dan sempit, hanya ada kegelapan dan kesunyian

Seketika Javier mendongakkan kepala nya menatap semua anggota keluarga yang juga tengah menatap nya

"Dimana Gavindra ? Seharusnya ia sudah ada disini, kenapa tak ada yang memanggil nya untuk sarapan ?" Pertanyaan Javier jelas membuat semua nya terdiam

Maksud nya, apa Javier hilang ingatan ? Kan dia sendiri yang mengusir anak nya kenapa sekarang malah bertanya ?

Javier meneggang saat ia baru tersadar jika anak yang ia cari tak akan pernah ada disini lagi, ia baru ingat jika dirinya mengusir Gavindra kemarin

"Aku selesai" ucap Javier dingin yang segera pergi dari sana

Continuar a ler

Também vai Gostar

2.4M 249K 41
just Brothership, Not BL / Homo Alvian namanya, bocah 15 tahun yang tiba-tiba terbangun di tubuh bocah 10 tahun, si kecil dengan mulut pedas nya yang...
113K 4.6K 47
❝ I am your daddy but i love you ❞ -Eric Adelard ━─━──────────༺༻──────────━─━ Start⏳ : 27 Juni 2021 End⌛️ : 18 Juli 2021 -baku+non baku -kalo gak...
59.6K 5.4K 24
Jake membesarkan Riki seorang diri tanpa suami. Prinsip hidupnya jika dunia keras maka dia lebih keras.
1.5M 102K 40
[SEBELUM BACA SILAHKAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU] Rian tidak pernah menyangka kehidupan yang menyedihkan ini membuat nya bahagia setelah kecelakaan yan...