Your Professor is Mine [Haika...

By Aokiitakii

95.4K 11.1K 1.3K

Al-Haitham dan Kaveh hanyalah dua profesor yang menginginkan ketenangan dalam hidup mereka. Hanya saja, tak d... More

Prolog
Bab 1 - Si Kutu Buku
Bab 2 - Suami Cerewet
Bab 3 - Hari yang Terlupakan
Bab 4 - Seseorang dari Mondstadt
Bab 5 - Berdamai Sejenak
Bab 6 - Angel's Share
Bab 7 - Kebangkitan Ay-Khanoum
Bab 8 - Rumah Tangga
Bab 9 - Kenikmatan Oasis Abadi
Bab 10 - Ahli Botani
Bab 11 - Imajinasi
Bab 12 - Perjalanan ke Barat
Bab 13 - Dar al-Syifa
Bab 14 - Oasis
Bab 15 - Kebisingan Tenda
Bab 16 - Desir Pasir di Padang Tandus
Bab 17 - Kembali
Bab 18 - Survei Berlanjut
Bab 19 - Khaj-Nisut
Bab 20 - Malam Penuh Bunga
Bab 21 - Menjadi Imortal
Bab 22 - Bukan Sulap Bukan Sihir
Bab 23 - Pasangan Takdir
Bab 24 - Rahasia Terbongkar
Bab 25 - Reuni Tiga Kawan Lama
Bab 26 - Organisasi Rahasia
Bab 27 - Aliansi
Bab 28 - Kekecewaan
Bab 29 - Penyesalan
Bab 30 - Saber
Bab 31 - Debut sebagai Raja
Bab 32 - Rahasia Kelahiran
Bab 33 - Alhaitham vs Kaeya
Bab 34 - Wasiat
Bab 35 - Bergosip
Bab 36 - Viral
Bab 37 - Irmisul
Bab 38 - Darurat
Bab 39 - Rencana
Bab 40 - Persiapan Perang
Bab 41 - Panik
Bab 42 - Penghiburan
Bab 43 - Permainan Takdir
Bab 44 - Merah Biru
๐Ÿ”ฅ NOT UPDATE ๐Ÿ”ฅ
Bab 45 - Larangan Kaeya
Bab 47 - Lubang Hitam
Bab 48 - Oasis Abadi
Bab 49 - Misi Penyelamatan
Bab 50 - Sebuah Pilihan
Bab 51 - Tiga Dunia
Bab 52 - Pengorbanan
BAB 53 - Pulang
Bab 54 - Harapan
Bab 55 - Sabzeruz
Bab 56 - Tarian
Bab 57 - Pemakaman
Bab 58 - Dewa-Dewi Baru
Bab 59 - Pindahan
Bab 60 - Bukan Akhir
PREQUEL 1 - Bab Ekstra 1
PREQUEL 1 - Bab Ekstra 2
PREQUEL 1 - Bab Ekstra 3
PREQUEL 1 - Bab Ekstra 4
PREQUEL 1 - Bab Ekstra 5
PREQUEL 1 - Bab Ekstra 6

Bab 46 - Pertempuran

735 116 12
By Aokiitakii

Itu adalah pertempuran berdarah. Alhaitham tidak ada ampun dalam menumpas habis yang berdosa. Dalam satu ledakan energi, mayat-mayat prajurit Fatui berjatuhan dan menggenangi pasir dengan darah mereka.

Satu lambaian tangan Alhaitham, bumi terbalik.

Dua lambaian tangan Alhaitham, monster kuno yang terlelap di bawah pasir ribuan tahun lamanya bangkit untuk menghancurkan formasi pertarungan.

Satu lawan ratusan. Bagi Alhaitham, Fatui hanyalah semut yang dapat mati dalam satu injakan.

Dalam sekejap, semuanya musnah. Kini yang tersisa hanyalah pasukan elit Fatui yang memiliki Delusion di tubuh mereka. Pasukan itulah yang akan menjadi lawan setimpal bagi Alhaitham. Meski begitu, Sang Dewa yakin ia yang akan menang hari ini.

Bagaimanapun juga, Raja Deshret adalah Dewa asli. Manusia sombong yang hanya bermodalkan keserakahan mana bisa mengalahkan dia.

Dari atas langit, Alhaitham dapat melihat empat dari sebelas petinggi Fatui sedang menatapnya dengan ekspresi yang tidak mampu digambarkan.

Selain Pierro dan Dottore, rupanya Fatui membawa dua petinggi lain untuk melawan Alhaitham. Mungkin karena mereka adalah Kartu As Pierro, sedari tadi mereka bersembunyi untuk menunggu waktu yang tepat dalam menampakkan diri. Baru ketika semua prajurit lemah dikalahkan, mereka akhirnya menyapa sang raja.

Yang pertama adalah pria jangkung berambut coklat yang memiliki keceriaan palsu menjijikkan di wajahnya. Ia bernama Tartaglia Childe yang terkenal ahli dalam menggunakan senjata. Alhaitham dapat melihat berbagai macam senjata berkekuatan Dewa di tubuhnya. Pistol jarak jauh di punggungnya, pistol beracun di sabuknya, belati pertahanan terakhir memenuhi betisnya, dan pedang dengan pendar ungu Delusion di tangannya.

Yang kedua adalah pemuda berwajah masam yang mengenakan topi tradisional khas Inazuma. Ia juga menggunakan kimono yang sudah mendapatkan modernisasi.

Namanya adalah Scaramouche dan ia nampak kesal selama pertarungan. Ia duduk dengan acuh tak acuh di atas mobil pengangkut barang yang dilapisi energi Dewa yang kuat. Entah apa isinya, Alhaitham mendapatkan perasaan yang tidak enak.

Scaramouche tidak memiliki Delusion, tapi ia yang berusia ratusan tahun itu sebenarnya adalah boneka yang dibuang oleh Archon dari Inazuma. Kekuatannya juga tidak bisa diremehkan.

Melihat kehadiran dua rekannya yang lain, Dottore merasa percaya diri. Ia menyeringai pada Alhaitham untuk menantang. "Kami memiliki empat manusia yang kekuatannya tak berbeda dengan Dewa-Dewi Celestia. Kau hanya sendirian. Hentikan kesombonganmu, Ahmar kecilku. Aku masih memberimu kesempatan untuk menyerahkan buku itu pada kami."

Sebenarnya Alhaitham tidak merasa terintimidasi dengan para Fatui di hadapannya. Tapi ketika ia ingin unjuk kekuatan untuk menyakiti harga diri Dottore, ia merasakan dua energi yang tidak dikenalnya berada di sampingnya.

Ketika Alhaitham menoleh, dua orang yang dipercaya tengah bergabung bersamanya di medan perang. Dua orang itu adalah Diluc dan Cyno.

Alhaitham terkejut dengan keputusan rekan barunya dari Mondstadt itu. Agar bisa melawan Fatui, Diluc menggunakan Delusion milik ayahnya. Energi dari sarung tangannya itu mengalir ke saber yang telah melindungi seluruh keturunan Klan Ragnvindr. Kini saber diselimuti nyala api yang dapat membakar medan perang.

Sementara itu, Cyno. Pria itu tidak memiliki Delusion, tapi sekujur tubuhnya diselimuti listrik ungu. Ia membawa tombak di tangan dan Alhaitham dapat melihat siluet jakal berenergi listrik di belakang tubuh sang Mahamatra.

Dalam hal ini, Alhaitham tidak terkejut. Ia telah mendapatkan pengetahuan dari Irmisul dan ia tahu Cyno telah memiliki kekuatan sihir sejak dulu berkat Tighnari yang mengajarinya. Cyno tidak pernah menunjukkannya karena ia tidak merasakan urgensinya.

Karena Alhaitham tidak berkomentar atas penampilan barunya, Cyno menggerutu. "Tidak mengatakan apapun terhadap kekuatanku?!"

Alhaitham menjawab, "Ada yang lebih penting dari memuaskan kenarsisanmu sekarang."

"Kau!" Cyno sudah hendak menyambar Alhaitham dengan petirnya saat Sang Dewa tiba-tiba melanjutkan kalimatnya.

"Terima kasih sudah datang, tapi bukankah kau harusnya melindungi Kaveh?"

Cyno memutar bola matanya dan menjawab, "Kaveh aman bersama Tighnari. Kau tidak perlu khawatir."

***

Sementara itu di Gandharva Ville.

Begitu Kaveh membaca surat Cyno, ia segera mencari Tighnari untuk berpamitan. Surat itu sebenarnya melarangnya untuk pergi, tapi mengetahui suaminya kembali dan membuat kekacauan, ia harus melihatnya dengan mata kepalanya sendiri jika ingin menenangkan dirinya.

"Sudah aku duga Diluc berbohong. Mana mungkin Haitham ke Celestia hanya untuk mencari kado. Aku sangat bodoh telah mempercayainya."

Begitu Kaveh menemukan Tighnari di ruang peracikan obat, Kaveh segera bertanya, "Tighnari, apa kau punya kendaraan yang bisa kupakai?"

"Kendaraan? Kau mau ke mana malam-malam begini?"

Kaveh menjawab, "Aku mau menjemput suamiku pulang. Cyno sudah menemukan Alhaitham. Aku harus ke sana sekarang."

Tighnari merasa ada yang mencurigakan. Ia menengok ke jendela dan melihat burung pembawa pesan yang dipelihara Cyno bertengger di dahan pohon terdekat. Ia memindai tubuh Kaveh dan melihat akar permasalahannya ada pada surat yang digenggam sang arsitek.

"Apa itu surat Cyno untukku?"

Kaveh secara refleks menyembunyikannya. "Bantu aku ke Kota Sumeru dulu baru aku berikan padamu."

Tighnari menatap Kaveh dengan tenang. "Cyno menyuruhku untuk tidak memperbolehkanmu ke sana, ya? Kalau begitu, aku tidak bisa membiarkanmu pergi."

"Apa? Tapi ini penting. Perasaanku tidak enak. Setelah aku membaca surat ini, aku menggunakan sedikit kekuatanku untuk melacak Haitham. Aku dapat merasakan ada kekuatan besar di arah barat. Aku yakin itu dia."

Tighnari sudah tahu sejak awal kalau ada kekacauan di ibukota. Saat Kaveh masih terlelap, sorot cahaya merah menembus angkasa dari Kota Sumeru. Jelas itu ada hubungannya dengan suami pria di hadapannya.

Tapi peringatan Cyno jelas memiliki maksud. Jika Kaveh tidak boleh pergi, ia harus membuat arsitek itu tinggal apapun yang terjadi.

Dengan tenang, Tighnari berkata, "Hutan sangat berbahaya di malam hari. Jika kau ingin pergi, pergilah besok. Aku yang akan mengantarmu langsung ke Kota Sumeru."

"Tapi bagaimana jika aku terlambat? Bagaimana jika Haitham dalam bahaya? Bagaimana jika dia membutuhkanku? Sebelum dia menghilang, dia menyuruhku untuk meraih kekuatan Dewi-ku. Permintaan itu pasti ada alasannya, bukan?"

Karena Kaveh sudah membahas kekuatan, Tighnari berkata, "Kalau kau ingin pergi sekarang, bermeditasilah. Jika kau berhasil mendapatkan kekuatanmu malam ini, kau bisa pergi. Jika tidak, tunggu besok saja."

"Apa? Itu sangat tidak adil. Aku sudah bermeditasi selama beberapa hari ini, tapi tidak membuahkan hasil. Terakhir aku terhubung dengan Nabu Malikata, aku malah menari di Akademiya dan setelah itu pingsan seharian."

"Dan itu membuktikan kalau kau tidak bisa pergi sekarang. Tubuhmu masih sangat rentan. Kau harus beristirahat terlebih dahulu."

"Tighnari ...."

Membujuk Kaveh yang tidak bisa diajak kerja sama, Tighnari berkata, "Jika kau tidak ingin beristirahat untuk dirimu, beristirahatlah untuk janinmu, Kaveh."

Perkataan itu membuat Kaveh terdiam. Ia masih belum terbiasa dengan kondisinya saat ini. Ia lupa kalau ada orang lain yang harus ia lindungi selain Alhaitham. Janin di dalam perutnya juga berhak mendapat cinta dan perhatiannya.

"Argh!" Kaveh berakhir berteriak frustrasi, tapi ia tidak membantah Tighnari lagi. Ia akhirnya kembali ke balkon tempatnya menyendiri tadi dan berdoa pada semesta.

"Siapapun di sana, kumohon lindungi suamiku."

Kaveh kembali duduk di balkon. Ia mengambil susunya yang masih sisa setengah dan meneguk habis isinya. Ia mengusap-usap perut dan dalam hati menyuruh anaknya untuk kuat. Apapun yang terjadi, Kaveh dan buah hatinya harus siap menghadapi esok hari.

Setelah itu, Kaveh memejamkan mata dan bermeditasi. Ia berusaha untuk mengesampingkan gangguan-gangguan pikiran dan fokus pada napasnya yang mulai teratur.

Perlahan, Kaveh merasakan kekuatan yang ada dalam dirinya. Kekuatannya sebagai manusia biasa masih mendominasi namun jelas ada kekuatan dewata lain yang tersebar di antaranya. Kaveh berusaha menyatukan itu semua di dalam dadanya.

10 menit berlalu, tidak terjadi apa-apa.

30 menit berlalu, Kaveh terganggu dengan gigitan nyamuk hutan dan berakhir depresi sendiri dalam meditasinya.

1 jam berlalu, Kaveh menyerah. Ia mengacak-acak rambutnya dan mengumpat berulang kali pada dirinya yang tidak bisa diandalkan.

Dan di antara gerutuannya, tiba-tiba Kaveh mendengar sebuah tawa seorang gadis yang melengking dari sekitarnya.

Kaveh segera waspada. Ia memindai sekeliling dan bertanya, "Siapa kau?!"

"Hihihihi," tawa itu lagi.

Kaveh merasa itu berasal dari bawah rumah pohon. Ia pun menuruni tangga untuk mencari di tanah hutan. "Siapa kau?" tanyanya lagi pada kehampaan. Gardharva Ville sangat sunyi di malam hari.

Kemudian, suara itu berkata, "Dewi-ku, aku di sini."

Suara itu berasal dari tumpukan barang bekas milik para penduduk desa yang berada di seberang rumah pohon Tighnari. Kaveh tidak menemukan siapapun di sana, tapi ia dapat merasakan sebuah kekuatan terpancar dari dalam rongsokan.

Kaveh segera menggali tumpukan itu. Ia menggeser keranjang-keranjang anyaman rusak, besi berkarat, dan lain sebagainya hingga tiba-tiba sebuah lampu minyak kuno yang terbuat dari logam jatuh menggelinding ke tanah.

"Aw, aw, aw."

Suara seperti orang kesakitan itu terdengar dari dalam lampu.

Kaveh terbelalak melihat lampu tersebut. Ia segera mengambilnya dan berkata, "A-apa yang terjadi? Apa ini adalah alat elektronik inovasi mahasiswa Akademiya yang gagal?"

"Hei! Aku lebih hebat dari itu. Dewi-ku, keluarkan aku dari sini dan aku akan kembali melayani-Mu seperti sedia kala."

"Melayaniku? Untuk apa kau melayaniku?"

"Bukankah Dewi ingin mencari Tuan? Tuan ada di gurun sedang melawan orang-orang jahat sekarang. Aku bisa membawa Dewi ke sana."

Kaveh lagi-lagi terkejut. "A-apakah 'Tuan' yang kau maksud adalah Haitham?"

"Mau Haitham, Ahmar, Hayi, aku tidak peduli. Dia adalah Tuan-ku, Raja Deshret seorang."

Jantung Kaveh berdegup antusias. Ia tidak tahu bagaimana lampu di tangannya bekerja, tapi ia yakin lampu itu akan membantunya. Ia lalu bertanya, "Bagaimana cara aku mengeluarkanmu?"

"Jika yang menemukanku orang lain, aku akan menyuruhnya menggosok lampu sembari memanggil namaku. Setelah itu aku akan mengabulkan tiga permintaan mereka. Tapi karena sekarang adalah Dewi sendiri yang memanggil, Dewi hanya perlu memberiku sedikit kekuatan-Mu. Setelah itu aku akan mengabulkan semua permintaan Dewi. Tentu saja selama permintaan itu sanggup diwujudkan oleh kekuatanku yang minim ini."

Tanpa menunggu lebih lama, Kaveh memejamkan mata dan mulai berkonsentrasi. Digosoknya lampu di tangannya sembari mencoba mengalirkan energi Nabu Malikata sesuai keinginan lampu.

Tak lama kemudian, lampu tersebut berpendar kemerahmudaan. Ketika Kaveh melihatnya, ia takjub. Lampu tiba-tiba melayang di hadapannya dan dari cahayanya muncul sesosok gadis dengan pakaian serba merah muda yang mentereng.

Gadis itu tersenyum nakal pada Kaveh sebelum membungkuk penuh suka cita.

"Senang bertemu lagi dengan-Mu, Dewi-ku. Namaku Dori. Aku adalah salah satu Jinni yang hidup berkat kekuatan-Mu. Keinginan-Mu adalah perintah bagiku. Katakan. Apa yang harus kulakukan untuk-Mu?"

*
*
*
Bersambung

*
*
*

Dori

***

A/N:

Visual Jinni pakai Dori ya. Biar gemoy 🥰

Continue Reading

You'll Also Like

174K 22K 22
! JJK Fanfiction (AU) ! โŸจ Gojou x Yuuji & Sukuna x Megumi โŸฉ โ– Genre : Sweet, Slice of life, Shounen-ai, Romance - - - Itadori Yuuji dan Ryomen Sukuna...
15.3K 1.8K 11
REMAKE STORY || GENDERSWITCH Original story by @SanthyAgatha Renjun seorang guru taman kanak-kanak yang begitu menggemari secangkir coklat yang manis...
29.6K 865 9
Taek-ju seorang agen NIS Korea Selatan yang di kirim ke Rusia untuk sebuah misi rahasia dipertemukan dengan Zhenya, agen lokal disana.. Mereka memutu...
220K 12.3K 48
โš ๏ธ YAOI HARD!!! GA USAH PKE CAPTION LANGSUNG AE!! AND GW INGETIN DISINI LAPAK FUJO. BOCIL MAUPUN FUJO GA BOLEH KESINI!! WALAUPUN BOCIL FUJO TETEP GA...