Kalandra

By el_szjh

3.7K 348 18

ini bercerita tentang Tian yang mengaku dirinya seorang pihak atas, selalu menolak jika terdapat beberapa ora... More

1
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

2

291 25 2
By el_szjh


Happy reading!!!

Tak.. Tak.. Tak..

Bunyi ketukan dari pen pada meja yang di lakukan oleh Tian memenuhi ruang kelas, sejak melakukan perjanjian dengan Teana, dia sedang memikirkan caranya bagaimana orang itu menjadi pihak bawahnya.

"Apa aku harus membawakannya susu? Seperti mereka yang sering membawakan makanan?" Pikirnya, dia ingin mengikuti cara laki-laki yang sering memberikannya makanan secara diam-diam, bagaimana dia tau? Tentu saja CCTV sekolah.

Tian mengangguk pelan merasa ide itu tidak buruk juga, pergi ke kantin dan membeli beberapa makanan manis, kembalinya ia dari kantin tak langsung pergi kembali ke kelasnya, dia memilih pergi ke arah kelas Kalandra, sedikit mengejutkan jika dia berada di kelas dua, satu tingkat lebih atas daripada dirinya.

"Ini akan menjadi perbincangan hangat, bagaimana seorang Tian memberikan makanan kepada anak baru, uuu ini sangat menggelikan." Ungkap Tian.

Masuk ke dalam kelas tanpa permisi ataupun salam, lagipula dia yakin tidak banyak orang di dalamnya, ini sudah masuk jam istirahat, namun sayangnya salah, di dalam kelas terdapat banyak siswa yang masihlah belajar.

Tian melangkah setelah tau dimana tempat duduk Kalandra itu, meletakkan makanan tersebut di atas meja hingga menimbulkan kerutan dahi dari Kalandra dan tatapan ingin tau dari penghuni kelas "untukmu." Tian bisa merasakan pipinya memerah, dia tidak mengerti, mungkin ia merasa malu baru pertama kali melakukannya.

"Aku tidak tertarik dengan makanan yang di berikan oleh anak tidak sopan seperti dirimu." Sarkasnya.

Mata Tian membesar, baru pertama kali ada seseorang yang mengatai dirinya langsung di depan dirinya "kau.." Hanya kata itu yang keluar, dia tidak tau lagi dan cukup tersinggung, "wah, apa ini? Aku dengan baik hati membawakan dirimu makanan, lalu kau mengatakan aku tidak sopan? Jika aku tidak sopan, kau apa? Tidak di didik?"

"Aku memang tidak di didik, karena itu aku bersekolah agar aku berpendidikan."

"Sialan." Tian pergi dengan perasaan marah, sudah menurunkan sedikit egonya, lalu berakhir seperti ini, "sepertinya tidak mudah."

Datang ke kelas di rambut oleh Teana yang sedang memakan es krim, menunjukkan seringainya pada Tian "sepertinya aku tidak harus membawa uang saku untuk satu bulan kemudian."

Tian mendengus "ini baru permulaan Teana, lihat saja, aku akan benar-benar membuatnya bertekuk lutut."

"Kau bisa membuatnya bertekuk lutut dengan dirimu yang menjadi pihak bawah, ayolah Teana, kau harus sadar dengan tubuh dan rupamu yang cantik itu." Ungkap Teana.

"Tidak." Tegasnya.

Bunyi derit kursi yahh di hasilkan oleh Teana karena ia bangun dari duduk "belikan aku mobil jika kau menjadi pihak bawah Tian."

"Selain kau pihak bawah, mengesalkan, kau juga sangat melunjak."

"Yaya, terserah apa yang kau katakan, tapi perasaan ku berkata, kau akan menjadi pihak bawah."

"Itu tidak mungkin terjadi, kau akan pergi kemana?"

"Menemui kekasihku, dia menunggu di halaman belakang, jika aku tidak kembali, bawakan tas ku."

"Tidak."

Teana menghembuskan nafasnya "Tian, tolong bawakan tas ku jika aku tidak kembali, bisa saja aku pergi bolos dengan kekasihku."

"Itu lebih baik, jangan lupa untuk mengatakan kata tolong." Ujar Tian dengan senyuman puas, "kau akan meloncat pagar lagi? Kau tidak ingat dengkulmu membiru karena menghantam trotoar?"

"Cinta membuatmu tidak merasakan sakit."

"Iya, terlihat kau sebenarnya telah sakit jiwa tapi kau tidak sadar."

"Cinta membuatmu hilang akal." Ujar Teana lagi.

"Ya kau benar, terlihat pada dirimu seperti tidak memiliki otak." Balas Tian.

Teana mendengus kasar "lihat saja, kau akan seperti ini jika menemukan yang cocok."

"Jika begitu aku harus merebut ayah dari bunda terlebih dahulu? Ayah cinta pertamaku."

"Berbicara denganmu sungguh membuat emosiku terkuras habis, jika aku tidak mengingat dirimu adalah temanku, sejak tadi aku sudah melakukan kekerasan padamu."

Teana pergi dengan perasaan kesal meninggalkan Tian yang dengan tersenyum "sesungguhnya aku ingin merasakan perasaan seperti dirimu dan kekasihmu Teana, hanya saja aku belum menemukannya, semuanya mendekatiku hanya karena aku anak dari pemilik sekolah." Tian duduk pada kursi dan mengeluarkan beberapa buku, "tapi tidak sebodoh Teana juga dalam mencintai." Lirihnya, baginya itu bukan cinta, tapi terlihat hilang akal.

Tian mengikuti kelas tanpa Teana, ternyata anak itu tak kembali, dua jam Tian habiskan menyimak, walaupun tidak ada yang masuk ke dalam otaknya, dia hanya cukup mendengarkan.

Bel pulang berbunyi, Tian pergi membawa tas miliknya dan juga Teana ke luar kelas "mari kita pulang." Cerianya.

Sebelum pergi ke tempat parkir dia terlebih dahulu pergi ke loker, meletakkan tas milik Teana dan berlanjut pulang. Dia pergi ke sekolah menggunakan sepeda listrik, sedikit mencengangkan seorang Tian mau berpanas-panasan.

Mendorong sepedanya ke arah gerbang sekolah, ketika semuanya memilih langsung menggunakan sepeda di halaman sekolah, namun tidak dengan Tian, dia harus sopan.

Sampai di gerbang sekolah, dia melirik ke arah samping "tidak di jemput?"

"Berbicara pada siapa?"

"Apa ada orang lain selain dirimu yang berdiri di gerbang sekolah mirip patung? Aku rasa mataku masih sehat." Balas Tian sedikit kesal.

"Oh, aku berada disini itu artinya aku tidak di jemput."

"Dengan baik hati, seorang Tian menawarkan untuk mengantar seorang Kalandra hingga sampai tujuan." Ceria Tian, langkah kedua darinya dan ini sangatlah menggelikan.

"Berlebihan, dan bagaimana kau tau namaku?" Tanya Kala.

"Kau mengikuti pertukaran siswa, tentu datamu di pajang di mading sekolah."

"Kau memang sangat penasaran padaku? Hahaha, kau menyukai diriku?" Alis Kalandra bergerak naik dan turun.

"Jika aku mengatakan iya aku menyukaimu bagaimana?"

"Kita berpacaran saat ini juga."

Tuan tersenyum tipis "baik, aku menyukaimu, jadilah pihak bawahku."

"Jika begitu aku menolak, aku akan mau menjadi kekasihmu jika kau yang menjadi pihak bawahku, mudah bukan?"

Tian mendengus keras "sialan, sampai kapanpun aku akan menjadi pihak atas." Tian meninggalkan Kalandra dengan sepeda listriknya itu.

Sampai pada rumahnya, dengan tergesa-gesa masuk ke dalam, melempar tas miliknya dan pergi melangkah ke arah dapur, membuka kulkas mencari susu kotak, kebiasaannya memang, setiap pulang dari mana saja, dia akan pergi ke kulkas untuk meminum satu buah kotak susu.

"Anak yang baik saat pulang sekolah terlebih dahulu menghampiri orang tuanya, lalu putraku ini lebih memilih mencari susu kotaknya." Celetuk seseorang.

Tian berbalik dengan sedotan yang sudah diapit di antara bibirnya itu, membuka mulutnya untuk berbicara "bunda, Tian lelah, jadi Tian mencari susu terlebih dalu."

"Haha." Sang bunda tertawa dengan anggun, menutup mulutnya dengan telapak tangan, "silahkan lanjutkan saja, nanti Tian bantu bunda untuk mengantarkan beberapa makanan—"

"Dimana?" Potong Tian.

Sang bunda berdecak "jangan memotong ucapan jika tidak tau, kau mengerti Tian?"

Tian mengangguk "iya."

"Antarkan makanan yang berada di meja makan pada rumah sebelah."

Dahi Tian mengerut bingung "rumahnya sudah ada yang menyewa?"

Bunda menggeleng "tidak, antarkan saja nanti kau akan tau."

Menurut saja tanpa bertanya lagi, sebelum mengantarkan makanannya, dia terlebih dahulu membersihkan tubuhnya, mengganti seragam sekolahnya, bundanya akan marah jika melihat seragamnya kotor.

Bersambung...

Continue Reading

You'll Also Like

266K 27.9K 139
Tempat aman untuk halu.
148K 9.8K 14
katanya musuh tapi kok posesif? -- ya, ini yang sedang dialami oleh 𝗥𝗶𝗰𝗸𝘆 𝗱𝗶𝗽𝘁𝗮 𝗮𝗱𝗵𝗶𝘁𝗮𝗺𝗮 yang harus berurusan dengan musuh sejatin...
446K 12K 145
Di bawah umur tolong jangan ya, ini adalah area dewasa 🔞.... Dan untuk yang sudah dewasa dan cukup umur baca aja ya ... kalau suka kasih vote ok, ma...
420K 26.8K 38
Aleonazka El. Salah satu anak panti yang baru saja diadopsi saat usianya 10 tahun. Menjadi seorang tuan muda kecil di sebuah keluarga. Sayangnya, ti...