Nami menunjukkan wajah penasaran menunggu Mingi meneruskan ucapannya
Mingi terdiam sesaat memandang bekas lukanya itu dan mencoba menelan ludah nya sendiri, tenggorokan nya tercekat, mengingat bekas luka itu mungkin sudah sembuh tapi luka batinnya masih basah dan mungkin tidak akan pernah bisa disembuhkan
Nami melihat mata Mingi sudah berembun
"Dulu saat umur ku hampir menginjak enam tahun, Papa ku amat tertekan karena kematian Ayah ku, dia mencoba melompat dari balkon dengan turut membawaku, agar bisa mati bersamanya!"
Nami membelalakkan matanya dan menutup mulutnya
"Tapi Eomma Nana berhasil menyelamatkan ku dan luka ini disebabkan oleh kuku Eomma Nana yang tengah panjang waktu itu!"
Mingi meneteskan air matanya dan mengendalikan nafas
Nami menarik Mingi kedalam dekapannya dan menepuk nepuk punggung Mingi
"Dengan mata kepala ku sendiri aku menyaksikan papaku tewas mengenaskan, Papa putih cantik ku meninggal diantara tumpukan salju putih itu!"
Nami merasakan pundak nya basah lalu Nami melepas pelukannya untuk menatap Mingi kembali
"Sebesar itu cinta Papa mu pada Ayah mu, aku bisa mengerti kesedihan nya, kau tidak membenci Papa mu sendiri kan Mingi-ah?"
Mingi menggeleng
"Tidak mungkin aku membencinya, aku tahu pasti penyebab Papa ku melakukan itu semua, kenapa hal buruk ini terjadi pada ku, kenapa Tuhan mengambil mereka semua dari ku!"
"Sudah, jangan bersedih, kau jadi tidak swag jika menangis pucat, itu membuat mu tidak keren!" Ucap Nami sambil menghapus lelehan air mata di pipi putih Mingi
"Mereka sudah bahagia diatas sana kecuali jika mereka melihat mu bersedih disini, mereka jadi tidak bahagia, apa kau tahu Mingi-ah, I would have done the same thing your Papa would have done if I were in his shoes, if I lost you!"
"Jika kau mengucapkan itu lagi aku akan memukulmu!" Ancam Mingi sambil menepuk bibir Nami main main
"Wah kau semakin pintar berbahasa Inggris rupanya, aku sangat bangga padamu dan baiklah, maafkan aku, jangan bersedih lagi, yang lalu biarlah berlalu! Aku selalu disini, di sampingmu"
Mingi tersenyum tulus
"Fenomena terjadi saat ini, Park pucat ku tersenyum tulus tanpa paksaan, wah aku harus mengabadikan nya!"
Sudah kesekian kalinya Nami mengambil potret kebersamaan nya dengan Mingi hari ini, sungguh hari yang indah
Mereka pun berkemas dan meninggalkan lokasi dan menuju ke restoran
.
.
.
.
"Ayo dimakan makanan nya, pucat, ini enak enak lho!"
Mingi tetap diam dan jelas jelas dia terlihat gelisah
"Kau mencintaiku Nami- ah?"
"Kenapa tanya? Tumben sekali!"
"Jawab saja, kenapa sih?"
"Tidak! aku tidak mencintaimu, kau ini bodoh atau keterbelakangan sih? Tentu saja aku mencintaimu, aku tergila-gila pada mu, mengejar mu seperti orang bodoh!"
"Kau akan menikah dengan ku?" Tanya Mingi lirih
Nami membelalakkan matanya dan hampir tersedak makanan nya
"Kau melamar ku?".
"Tidak lah, bodoh!" Wajah kesal Mingi berubah menjadi raut kesedihan lagi
"Dari kecil kau terbiasa dengan kehidupan di manja dan loyal, kau bisa membeli mobil mewah hanya dengan menyisihkan uang jajan dan hari ini kau menyewa seluruh restoran mahal ini agar menjadi sepi, hanya karena aku tak suka keramaian!"
"Nami-ah, kau tahu sendiri kan? Bahwa aku ingin menjadi seorang guru musik nanti, jika kau menikah dengan ku kelak, aku pasti tidak bisa memberikan kehidupan seperti halnya yang diberikan oleh orang tua mu, jika kau menjadi istriku aku tidak akan membiarkan mu bekerja, aku yang akan memberi mu kau tidak boleh mengambil peranku, aku takut hal yang menimpa Eomma dan Ayah V terjadi juga pada kita kelak!"
"Dulu aku marah sekali pada mereka karena mereka memutuskan untuk berpisah, tapi setelah aku tahu yang sebenarnya terjadi aku jadi faham, Ayah V merasa tersakiti kala ia tak mampu mengikuti gaya hidup Eomma Nana, semua yang Ayah V hasilkan seolah olah sangat kecil jika diberikan kepada seorang Seo Young-Na, perasaan tidak enak menghantui Ayah V setiap waktu dan setiap saat, Ayah merasa tidak bisa memberikan hal hal yang berarti bagi Eomma Nana, mereka seperti langit dengan bumi, mereka terasa jauh walaupun dekat!"
"Dan biar aku ingatkan sekali lagi Nami-ah, bahwa aku bukan anak kandung Seo Young-Na dan adik kandung dari Seo Young-Han yang kaya raya itu, aku hanya pemuda yatim piatu biasa, aku tak punya perusahaan besar atau rumah besar aku ........!" Mingi mengehentikan bicaranya karena Nami meletakkan jari nya di bibir Mingi
Nami menarik Mingi kedalam pelukannya lagi
"Kan sudah ku bilang, aku sangat tergila-gila pada mu Mingi-ah, aku akan melakukan dan meninggalkan segalanya agar bisa terus bersama mu, dengan senang hati aku akan hidup sederhana asalkan menjadi istri mu, fokus mengurus mu, rumah dan anak anak, aku tidak akan mengenal yang namanya bersenang senang atau menuntut hal yang lebih darimu, aku janji, aku mencintaimu Mingi-ah!"
Mingi membalas pelukan Nami tak kalah erat
"Aku juga sangat, sangat, sangat mencintaimu, cerewet!"
..
Malam ini Nana terburu buru pulang dari kantor karena mendapatkan telfon dari maid bahwa putri kecilnya tengah ada masalah dan merajuk
Nana meninggalkan mobilnya di depan Mansion begitu saja
Nana mempercepat langkahnya, kala melihat sosok kesayangannya duduk di tangga luar Mansion dengan bermodalkan jaket untuk melindungi tubuh dari cuaca dingin saat ini, Nana juga melihat satu orang maid duduk disamping putrinya tengah memeluk dan menggosok gosok tangan Kiena, maid itu juga nampak sangat kedinginan
"Astaga, sayang, kenapa kau duduk disini?"
Maid itu membungkuk dalam kepada
"Maaf Nyonya besar, saya sudah berusaha membujuk Noona muda tapi tidak bisa maaf, Noona Kiena keukeuh ingin menunggu Tuan muda Mingi disini!"
Nana mengangguk
"Apa Donny sudah pulang?"
"Belum Nyonya, Tuan muda Donny bilang masih ada kelas malam!"
"Baiklah, kau boleh pergi hangatkan tubuh mu sekarang, terimakasih!"
Maid itu membungkuk hormat dan pergi
"Kiena tunggu didalam saja ya sayang, di sini sangat dingin, nanti putri kecilnya Eomma sakit!"
"Gigie Hyun mana Eomma... pasti pleti Noona tidak bawa pulang Gigie Hyun nya Kikie, pleti Noona bawa Gigie Hyun jauh jauh, huee.....!"
"Cup cup... kenapa Kiena bilang begitu?"
"Tadi pleti Noona bilang akan bawa Gigie Hyun pelgi jauh jauh hiks!".
"Tidak sayang, Pretty Noona pasti hanya bergurau, itu tidaklah sungguhan, sayang!"
"Huee ......huks!"
Nana mengeratkan pelukannya dan tetap berusaha menenangkan Kiena
"Iya iya ini Eomma telfon kan Hyung mu, sebentar ya, sayang!"
Tapi untungnya Nana melihat orang yang hendak di hubungi, muncul sendiri dan tengah berjalan santai dari depan gerbang, Nami menurunkan Mingi di depan gerbang karena keinginan Mingi sendiri dan Mingi lekas mengusir Nami yang merengek ingin mampir lagi, ini sudah gelap ngomong omong
"Sayang!" Panggil Nana membuyarkan jalan santai Mingi
Mingi pun sadar dan mulai berlari mendekat
"Hyuun!" Teriak Kiena merentangkan kedua tangannya kearah Mingi sambil menangis
Mingi pun menanggapi, mengesampingkan rasa penasaran nya kenapa sang adik begitu emosional saat ini terhadap nya, Mingi membisikkan kata-kata penenang pada sang adik dalam gendongannya
"Gigie Hyun jangan pelgi pelgi, jauh jauh, jangan pelgi sama pleti Noona pleti Noona jahat!"
"Iya, iya Mingi Hyung tidak akan meninggalkan Kiena kok, kita kedalam yuk, musim gugur ini terasa sangat dingin dari tahun tahun sebelumnya!" Ujar Nana
.
.
.
.
Nana memasuki kamar putrinya sambil membawa nampan berisi satu susu formula hangat untuk Kiena dan satu susu UHT hangat juga untuk Mingi,
Nana tersenyum melihat Kiena masih memeluk Mingi posesif dalam tidur nya, Mingi tidak berani bergerak walaupun tubuhnya sudah pegal karena berada dalam posisi yang sama selama berjam jam
Nana pun membantu Mingi lepas dari jebakan sang adik dan Mingi menghela nafas lega
"Kiena kenapa, Eomma?"
"Dia cemburu kepada Nami!"
"Cemburu? tadi mereka baik baik saja tuh!"
Nana melihatkan sebuah rekaman CCTV Mansion nya tadi pagi pada Mingi melalui sebuah layar Tab
"Lihat ini, kalian tidak sadar bahwa kiena ada di belakang kalian dan Kiena seperti mencuri dengar percakapan mu dengan Nami tadi, kalian pasti membicarakan sesuatu sampai Kiena jadi seperti ini, Eomma benar?"
"Oh iya... Mingi ingat, astaga... Kiena salah faham menganggap candaan Nami serius!"
"Sudah, sana bersihkan tubuhmu dan makan ya?"
"Aku sudah makan bersama Nami tadi Eomma!"
"Oh ... yasudah, lekas istirahat ya sayang, ini minum dulu susunya, mumpung masih hangat!"
"Eomma tidak membiarkan ku menjadi dewasa!" Ujar Mingi terkekeh lalu meminum susunya langsung tandas
"Anak tidak akan pernah tumbuh besar Dimata orang tua nya Mingi-ah!" Ucap Nana seraya mengambil gelas kosong dari Mingi
Mingi memeluk sang Eomma membuat Nana terkekeh setelah itu Mingi membungkuk hormat pada sang Eomma dan mulai menuju kamarnya sendiri di Mansion Donny
TBC (つ✧ω✧)つ