KSATRIA [BAD-BOYFRIEND]

By Cintaprita

523K 54.1K 59.5K

[FOLLOW SEBELUM BACA] 'Bad boy doesn't cry, they fight' Ksatria Geovandra. Gelap, tangguh, dan berbahaya. Sta... More

PROLOG
CAST
[01] Kedatangan 5 Siswa Baru
[02] KSTARIA GEOVANDRA
[03] RUANG BASKET
[04] BALAPAN
[05] DANAU
[06] MIMPI
[07] NARKOBA?
[08] PULANG SEKOLAH
[09] PANTI
[10] ADA APA ?
[11] CEMBURU?
[12] PART TIME
[13] INSIDEN
[14] Rumah Sakit
[16] TEMAN LAMA
[17] DICKO
[18] MIMPI
[19] GARA-GARA GABRIELLA
[20] TEMAN LAMA?
[21] MAIN BASKET
[22] ULANG TAHUN
[23] ADA APA DENGAN DICKO
[24] FOTO
[25] TERNYATA ....
[26] KENAPA?
[27] REX
[28] KANTOR POLISI
[29] KEPAGIAN
[30] ANONIM
[31] FAKTA LAINNYA

[15] MERAWAT KSATRIA

15.4K 1.8K 1.7K
By Cintaprita

Guys apa kabar?

Tadi pulang ngantor gerimis, auto inget cerita ini hehe

Question of the day :

1. Di kamu hujan gak hari ini?

2. Kalo hujan dan kebetulan lagi dirumah, apa yang biasanya kamu lakuin?

3. Makanan yg enak di makan pas hujan?

Jangan lupa SPAM BLUE LOVE YA sayang💙






Karena insiden penusukan tempo hari, rentan bertemu Selena dengan Ksatria untuk saat ini benar-benar intens. Seminggu bisa 4-5 kali ia mendatangi rumahnya. Karena katanya perutnya masih sakit dan masih membutuhkan bantuan seseorang, ya karena Selena merasa bertanggung jawab atas insiden tersebut mau tak mau ialah yang menawarkan diri untuk merawatnya.

"Orang tua lo selalu ga pernah ada di rumah?" tanya Selena karena sudah beberapa kali kemari dan tak ia temukan orang tua lelaki itu, alasannya sama, dinas luar kota.

"Kenapa? Gak sabar mau ketemu camer?" candanya.

"Gue udah boleh pergi gak sih?" Selena menatap Ksatria dengan jenuh, sementara yang di tatap malah nampak asyik dengan stick PSnya. "Lagian gue lihat lo kayak udah sembuh."

Ksatria diam sejenak. "Aduhh," tiba-tiba ia memegangi perutnya yang tertusuk. "Sakit banget."

Selena sangat tahu pasti kalau Ksatria berbohong, ia hanya berusaha menahan kepergiannya. Dan seperti yang sudah-sudah, Selena menurut dan akan mengikuti apa perkataan cowok itu.

"Makanya istirahat, gak usah main game dulu," tegur Selena.

Ksatria menatap Selena. "Sama lo tapi."

"Apanya?"

"Tidurin."

"Yang bener aja!"

Saat Selena mengangkat gelas rupanya air sudah tandas. "Gue ambil minum dulu ya," izin Selena.

"Panggil mbak aja."

"Gak usahlah, gue bisa sendiri."

"Ya udah," ujarnya dengan tatapan yang terfokus pada layar televisi.

"Mbak," sapa Selena begitu telah sampai di dapur. Rupanya mbak Marni sedang merapikan belanjaannya.

"Neng, tadi mbak gak lihat."

"Iya mbak baru dateng." Saat melihat mbak Marni nampak kesusahan dengan inisiatif lebih Selena berusaha membantu. "Mbak aku bantuin ya."

"Eh, neng gak usah. Sama saya aja, udah biasa."

"Gak papa mbak."

Akhirnya mbak Marni mengalah dan membiarkan Selena melakukan kegiatannya, merapikan lalu memasukan hasil belanjaan ke dalam kulkas.

Saat sedang fokua Selena merasakan ada sesuatu yang lain, saat menoleh rupanya mbak Marni tengah menatap ke arahnya dengan mata yang berkaca-kaca.

"Loh mbak, kenapa nangis? Saya ada salah ya?"

Mbak Marni menggeleng seraya mengusap air matanya. Sebelah tangannya mengelus lengan Selena. "Nggak neng, mbak cuma inget ke seseorang aja."

"Seseorang siapa, mbak?"

Bukannya menjawab mbak Marni malah tersenyum simpul. Siapa sih emang, Selena jadi luar biasa kepo.

Akhirnya setelah tugasnya selesai ia kembali ke ruang tamu seraya membawa segelas air phtih untuknya.

"Lama amat sih," decak Ksatria dengan tampang BT nya.

"Tadi abis bantuin mbak Marni, kasian tahu gak. Harusnya lo sewa ART lain."

"Gak butuh, mending lo jadi istri gue aja cepetan. Biar lo bisa bantuin mbak Marni."

"Enak aja. Lo niat cari istri apa pembantu?!" ketusnya membuat Ksatria terkekeh pelan.

"Sat," panggil Selena dengan ragu.

"Hmmm."

"Gue mau tanya."

"Apa?"

"Masa tadi mbak Marni matanya berkaca-kaca sambil bilang inget ke seseorang, maksudnya gue mirip seseorang itu apa gimana sih?"

Ksatria seketika menghentikan aktivitasnya. "Banyak pikiran kali."

"Tapi ekspresinya beda, dia kayak ...."

"Ya namanya juga orang tua. Dia juga punya anak seumuran kita, cewek. Makanya dia kalo lihat lo ataupun temen cewek gue, selalu keinget anaknya."

Selena mengangguk-anggukkan kepalanya. "Kasihan ya?"

Ksatria hanya mengangguk saja.

"Yah mati," keluh Ksatria saat melihat layar ponselnya. "Sel, ambilin ...."

"Tolongnya mana?" tekan Selena.

"Tolong ambilin chargeran di kamar, puas lo?"

"Ya emang harus gitu kok!" Selena bangkit dari duduknya. "Gak ada lagi benda-benda aneh kan?" Ya gimana enggak, terakhir masuk kamar cowok itu, Selena melihat beberapa celana dalam tergeletak begitu saja. Iuhh.

"Itu kam bonus," seringai Ksatria.

"Mana ada!"

Selena menaiki tangga lalu berbelok di tikungan pertama. Karena Ksatria anak tunggal mau tak mau rumah sebesar ini nampak sepi senyap. Orang tuanya jarang di rumah, Ksatria juga bilang ia tidak betah di rumah. Jadi ya begitulah.

Ia masuk ke dalam kamar, lalu mengambil chargeran milik cowok itu yang tergeletak di atas meja belajar, tetapi tatapannya teralihkan pada sebuah buku usang bersampul coklat dengan hiasan bunga daisy di luarnya.

Jujur, Selena gak mau sekepo itu. Tapi hatinya bertanya-tanya, sejak kapan cowok sesangar Ksatria memiliki benda manis seperti ini.

Selena menarik kursi kemudian duduk di atasnya dan mulai membuka lembar pertama dari buku yang ia anggap sebagi diary itu.

Emang boleh cowok senarsis itu?! Najis bgt

Selena nampak terkikik geli membaca bait pertama, ini siapa sih yang nulis.

Sok kegantengan, sok tajir, sok famaous! taulah, jelek bgt di mata gue

Ini sudah jelas bukan Ksatria yang menulis kan? Dan rasa penasarannya terjawab saat ia membaca baris paling akhir di lembar tersebut.

Cewek medusa!

Tulisan itu terlihat berbeda dengan rulisan di atasnya, seolah ada dua orang yang menulis di lembar yang sama. Apakah ....

"Sel, lo tahu gak? Dulu tuh Ksatria punya cewek. Mereka serung di sebut bonnie and clyed. Lo tahu gak kenapa? Ya karena mereka selalu kemana bareng-bareng, contohnya melakukan tindakan kriminal bareng, salah satunya balapan liar."

Deg.

Selena kembali teringat dengan perkataan Rara tempo hari. Bisa saja buku diary ini adalah alat berkomunikasi antara dua orang itu, bisa saja sampai detik ini Ksatria masih mengharapkan kehadirannya.

Bisa saja .... Tapi entah kenapa Selena merasa ada sesuatu yang salah di dalam sana, seolah fakta yang ia dapatkan untuk saat ini tidak adil untuk hatinya.

CEKLEK.

Tiba-tiba pintu kamar terbuka lebar, membuat Selena yang tengah diam mematung akhirnya gelagapan dan berpura-pura mencari chargeran yang menjadi niat awalnya kemari.

"Lama amat sih, sengaja banget pengen gue samperin," decaknya.

"Apaan sih, gue emang lagi nyari dan belom ketemu."

"Terus yang lo pegang itu apa?"

Sial. Wajah Selena memerah karena ketahuan berbohong. "Ya ... ya mana gue tahu kalo ada benda ini di tangan gue!" Selena melemparkan benda itu ke hadapan Ksatria. "Udah ah gue mau pulang."

"Nanti dulu," cegah Ksatria untuk ke sekian kalinya. "Gue kan belum minum obat."

"Ya tinggal minum obat apa susahnya sih," kesalnya. Selena segera beranjak ke laci untuk mengambil beberapa obat yang sudah dokter resepkan. "Nih tinggal lo minum."

"Pait."

Hampir saja Selena tertawa. "Muka sesangar lo takut sama obat sekecil ini?" ejeknya.

Mimik ekspresi Ksatria nampak kesal karena ejekan Selena. Ia segera mengambil 3 tablet obat di tangan Selena lalu meneguknya dengan segelas air.

Tatapan matanya terarah pada Selena bahkan ketika ia tengah berusaha setengah mati untuk menelan obat tersebut.

"Udah kan ... hmmmpppp!"

Sialan, gimana bisa Selena kecolongan saat secara tiba-tiba Ksatria menarik tengkuknya kemudian mendaratkan bibirnya di bibir Selena yang setengah terbuka.

Kirain kecupan biasa, dengan kurang ajar Ksatria malah menyusupkan lidahnya membuat Selena dapat merasakan rasa pahit obat di dalam mulutnya.

"Gila ya lo!" seru Selena seraya mengelap bibirnya yang basah dengan punggung tangannya.

"Cuma kissing doang, aturan gue bisa dapetin lebih."

"Maksud lo apa, hah?!" Selena berkacak pinggang dengan mata melotot tajam.

"Medusa."

Deg, raut marah yang sebelumnya ia tampilkan secara perlahan menghilang tergantikan dengan rasa yang entah seperti apa.

"Sat ...."

"Lo kejam kayak medusa," ucap cowok itu dengan santai.

Sudah cukup, entah kenapa Selena merasa kalau Ksatria tengah mengenang masa lalunya dan melampiaskan itu semua pada Selena. Ia menatap cowok itu dengan tatapan yang tidak seperti biasanya. "Kalo belum move on itu minimal gak usah cari pelampiasan lain!"

"Hah?"

Selena yang kesal tanpa kata langsung mengambil tas dan pergi keluar. Emangnya enak jadi second choice. Gaklah! Apaan banget masih terbayang-bayang masa lalu.





*TBC

Guys gimana sama part ini?

Kesian bgt ya Selena, punya pacar modelam Ksatria wkwk

1 kata untuk Ksatria

1 emot untuk part iniii

Spam komen yuk guy yukk

2K komen nextt cepattt

SPAM NEXT

SPAM EMOT

SPAM RANDOM

SPAM SELENA

See yaa💕

Continue Reading

You'll Also Like

577K 27.5K 74
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...
38.5K 4.6K 36
[COMPLETED] Actassi, mengikuti arti namanya segala hal tentang actassi bagai air laut yang selalu tak jauh dari pasang dan surut. Memiliki reputasi b...
Camaraderie By oliv

Teen Fiction

42.4K 1.8K 61
[end] Sheryl Laureen Herawijaya, seorang gadis cantik yang menjadi primadona di Pelita. Gadis incaran lelaki yang sayangnya sekarang sedang menjalani...
896 97 32
Cerita bad boy juga good girl. 15+ - - - - - Rani Arsyla Danuar. Good girl, suka belajar, salah satu siswa dari kelas unggulan, chef nya sma Galaxy d...