Aku Langit, Kamu Pelangi (On...

Door lilaclavender04

20.3K 894 349

WARNING!! FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA YA! Mengagumimu adalah kemauanku, menyukaimu adalah keingina... Meer

PROLOG
1. Buka sitik Jos!
2. Peluk Ga?
3. Anak Baru
4. Seina Pulang!!
CAST
5. Kamu Jahat!
6. Zoo Date
7. Kematian Yang Janggal?
8. Gentala
9. OhmPawat
10. Birthday dan Pembunuh
11. Perhatian Gentala
12. Terpaksa
13. Banci
14. Kelompok antar Kelas
15. Menarik perkataannya lagi
16. Berita Miring
Apa kabar kalian semua?
17. Luka Sayatan
18. Koma
Kangen Ga?:(
19. Sebuah Rencana
Maaf..
21. Jenguk
22. Mama, Papa?

20. Urat Malu lo Putus?

41 6 23
Door lilaclavender04

Hi!👋🏻
Call me Pink, please. Salam kenal🤙🏻
Vote, komen, follow, and share ya guys.
Love you<3.

🦋🦋🦋

Malam ini, Andrian memijakkan kakinya ke tempat yang sama sekali belum pernah ia sentuh. Tempat yang biasa digunakan oleh orang-orang untuk bersenang-senang, atau sekedar melampiaskan masalahnya.

Club.

Saat ini dirinya berada di Club, entah apa yang ia pikirkan sampai-sampai dirinya memilih untuk ke tempat haram itu.

Andrian bergidik ngeri ketika melihat perempuan-perempuan nakal yang menari-nari di depan Pria yang mungkin sama sekali perempuan itu tak kenali. Atensinya terus memperhatikan sekitar, sesaat dirinya melihat tempat kosong, ia segera menghampirinya.

Tak hanya itu, kini seorang Bartender sudah menghampirinya, menawarkan beberapa minuman kepada Andrian. Andrian yang tak mengerti pun menurut saja dengan apa yang Bartender itu rekomendasikan kepadanya.

Katakan Andrian Bloon.

Apakah dia tak berfikir akan di beri minuman yang mengandung kadar alkohol yang banyak?

Setelah Bartender itu beranjak untuk meracik minumannya, Andrian mengeluarkan sebungkus rokok lalu mematiknya. Perihal rokok, Andrian sebelumnya pernah mencoba. Tidak munafik, rokok memang enak menurutnya. Namun, Andrian masih mengontrol dirinya, ia tak mau kena penyakit karena ulah konyol nya sendiri.

Saat tengah asik menghisap rokoknya, Bartender tadi sudah menghampirinya lagi.

"Selamat menikmati, Anak Muda," Ucapnya dengan nada yang sopan.

Andrian mengangguk, "Thanks."

Dengan rasa penuh penasaran, ia langsung meneguk minuman tersebut sampai setengah.

"Gue emang pengecut"

"Hahaha, gue brengsek"

"Arghhhh, bego bego bego." Andrian memukuli kepalanya berkali-kali, rasa pening kian hadir. Namun ia tak memperdulikannya, saat ini dirinya hanya butuh ketenangan.

"Gue sayang sama lo, Ellena!!"

Andrian meraih minuman tadi, lalu meneguknya hingga tandas. Di rasa kurang, ia memesan minuman tersebut dengan jumlah yang banyak.

Dirinya terus meminum alkohol itu, sampai dimana kesadarannya mulai tidak bisa di kendalikan olehnya. Di tengah rasa pusing yang sangat amat menjalar, ada seorang perempuan menghampirinya.

"Andrian, tumben kamu kesini?"

"Mau bersenang-senang denganku, hm?" Ucapnya lagi dengan nada yang menggoda, tak lupa tangan nakalnya itu mulai meraba dada bidang milik Andrian.

Meski begitu, Andrian masih bisa mengenali suara perempuan itu. Ya, Nashwa.

"Mau apa lo kesini, hah?!" Sentak Andrian dengan nada yang ketus.

Nashwa menaruh jari telunjuknya di bibir pria di depannya itu, "Syutt,"

"Jangan ketus-ketus, mending kita have fun, kamu mau kan?" Nahswa, kini dirinya sudah menjelma menjadi seperti Jalang.

"Lo gak malu?" Tanya Andrian dengan nada yang bengis.

"Gue lupa, urat malu lo kan udah putus." Nashwa yang dibilang seperti itu hanya tersenyum dan ada raut bangga di wajahnya.

"Kamu mabok, jadinya ngelantur gini ya sayang.." Kini Nashwa sudah meloncat ke pangkuan Andrian, tangannya menerobos masuk kedalam kaos yang Andrian gunakan. Lalu ia mengelus terus menerus bagian sensitif milik Andrian.

"Shit!"

"Berhenti, bangsat!" Kesadaran Andrian mulai melemah, suhu badannya mulai berubah menjadi sangat panas.

"Kita nikmatin sama-sama ya" Bisik Nashwa di telinganya, saat Nashwa tengah bangun ingin membawa Andrian ke ruangan Private, dengan cekatan Andrian bangkit dan mendorong Nashwa hingga tersungkur.

"Andrian! Jangan kabur!"

"Arghh, Fuck! Gue gagal buat milikin Andrian seutuhnya."

Andrian terus berjalan, dengan langkah yang sedikit tergesa-gesa dan kepala yang sangat amat pusing. Beberapa kali kepalanya menengok ke belakang, takut-takut Nashwa mengejarnya.

Di rasa dirinya sudah sampai di tempat aman, Andrian meraih ponselnya dan menghububgi Nando.

"Hallo? Kenapa Ian?"

"T-tolongin gue, gue ada di Club ******. Tolong bawa mobil ya Ndo"

"Sialan, ngapain lo kesana anjir!"

"Oke, gue otw. Share lok sekarang"

Tut.

Panggilan dimatikan sepihak oleh Nando. Andrian menaruh ponselnya lagi di kantong celana, saat ini ia tengah bersandar di bawah pohon sembari memegangi pelipis dengan mata yang terpejam.

"Ellena.." Andrian meracau, menyebut nama gadisnya. Kini, di benaknya hanya ada Ellena. Persetan dengan perihal yang lain.

***

Dalam perjalanan, Nando terus menggerutu. Kenapa Andrian bisa bertindak bodoh seperti itu?, Nando akui, ini juga kesalahannya karena tak selalu ada di sisi sahabatnya itu. Nando juga menyalahkan dirinya sendiri karena terlalu cuek pada Andrian.

"Sialan Andrian"

"Dasar rebek soang!"

Nando terus mengegas mobilnya sampai dimana kecepatan itu di atas rata-rata. Tak perduli dengan sekitar, kini Nando hanya ingin cepat sampai untuk menolong sahabatnya.

"Astaghfirullah"

"Ya Allah, tolong jaga Andrian jangan sampe kenapa-kenapa"

Nando berucap demikian dengan jeda beberapa detik, dan..

"Kalo dia kenapa-kenapa, pasti ngerepotin hamba."

Satu kata untuk Nando.

Untung saja Dewi Fortuna sedang berpihak kepadanya, dengan waktu tempuh selama 45 menit, Nando sampai di Club yang Andrian beritahu padanya.

Nando memarkirkan mobilnya di pinggir jalan, meraih ponselnya untuk mengabari Andrian, "Dimana ni si Juned"

Ia mengotak atik huruf-huruf yang tersedia di keyboard ponselnya. Tidak sabar, akhirnya Nando memutuskan untuk menelfon Andrian saja.

"Anjir gak di angkat-angkat." Sontak Nando memutuskan untuk keluar dari mobilnya, ia menyusuri area sekitar. Sampai dimana atensinya menemukan sosok laki-laki yang terbaring lemah dibawah pohon.

"Anjir, apaantuh?" Ia berlari kecil dan menghampirinya, takut-takut kalau ia menemukan jenazah, kan tidak lucu.

Saat sudah sampai dihadapan laki-laki tersebut, Nando kaget. Ternyata itu Andrian yang sudah tepar.

"Bangke lo, nyusahin gue aja!" Ia meraih tangan dan pundak Andrian agar dirinya bisa me-mapah. Meski Andrian berjalan dengan lunglai dan tubuh yang lemas, Nando mampu menahannya.

"Untung gue sering nge-gym, jadi kuat ngangkat makhluk berdosa kaya lo." Cetusnya pada Andrian. Andrian yang di bilang seperti itu tidak berkutik sama sekali, karena kesadarannya yang kian menurun.

Nando terus me-mapah Andrian sampai mobilnya, lalu Andrian langsung di letakkan dikursi tengah.

"Gue kesel sama lo ya, monyet!"

"Gak sekalian aja lo neguk pertalite noh!"

Bughh

Nando memberi sedikit hadiah untuk Andrian, dirinya kepalang kesal. Karena Nando memang belum pernah sama sekali menyentuh minuman haram itu.

"Stress tu ke Psikolog, bukan ke Club, goblok" kini Nando sudah berada di kursi kemudi, ia memutuskan untuk membawa Andrian ke apartemennya. Tidak mungkin kan kerumah nya? Bisa-bisa nanti Nando di coret dari KK oleh Ayah dan Bunda-nya.

Selama perjalanan, Andrian terus meracau dan menyebut nama Ellena. Nando yang sadar akan hal itu merasa sedikit iba. Nando tau, Andrian tak seberengsek itu.

"Gue yakin lo bisa nyelesaiin ini semua, Ian." Ucap Nando sembari menatap nanar Andrian dari spion dalam mobil.

***

Andrian sudah berada di kamar Nando. Kini, Nando sedang bersama Tatan. Tadi, Nando menghubungi Tatan dan memberitahu kondisi Andrian. Tatan pun sama kagetnya seperti Nando.

"Gue kasian sama Andrian," Gumam Tatan sembari memakan keripik kentangnya.

Nando menoleh ke arah Tatan, lalu menatap Tatan dengan intens. "Gue pun sama, tapi menurut gue, masalah ini jadi besar karena pilihan Andrian juga," Nando menarik nafasnya dan atensinya sudah beralih menatap TV di depannya.

"Meski begitu, gue tetap berharap yang terbaik buat dia." Ucapnya lagi yang di angguki oleh Tatan.

"Gue curiga sama Nashwa dan Gentala" Ucap Tatan yang membuat kening Nando mengkerut.

"Maksud lo?" Tatan hanya mengedikan bahunya, ia juga tidak begitu yakin sih dengan dugaannya. Cuma memang merasa ada something aja saat melihat Nashwa dan Gentala.

Nando melempar pilus yang ada di tangannya, "Gak jelas lo." Tatan yang di lempar pilus hanya acuh saja.

"Menurut lo, perihal ini ceritain ke Seina dan Chintya jangan?"

Tatan memutar bola matanya malas, "Ya jangan lah. Lo tau sendiri Seina benci banget sama Andrian yang sekarang. Kalo dia tau tentang ini, bisa-bisa dia gak ngizinin Ellena sama Andrian lagi" Nando tampak berfikir, ada benarnya juga.

"Tumben lo lurus," Celetuk Nando asal.

"Monyet! Emang gue pernah belok?!" Kesal Tatan semberi melempar tutup botol.

Nando hanya tertawa garing. "Lo nginep aja. Lagian besok libur ini." Tatan mengangguk sebagai tanda persetujuannya.

***

"Dasar bodoh, gitu aja gak bisa!" Ucap Pria tersebut kepada Nashwa.

"Gue udah pancing-pancing dengan cara gue tapi gagal! Gue juga pengen kali, having sama Andrian." Sarkas Nashwa tak terima.

Pria itu menatapnya jengah, "Lo mau ngehancurin hidup seseorang aja gak becus, gimana mau bisa mencapai wishlist kejahatan lo kalo gini?" Tanya Pria itu dengan tatapan datarnya.

"Berisik lo! Gue bakal terus berusaha dan gak akan nyerah kalo menyangkut tentang Andrian"

"Camkan itu!" Ucap Nashwa dengan nada yang kesal.

"Gue pegang omongan lo." Pria itu beranjak pergi dari hadapan Nashwa. Dengan tangan yang dimasukkan kedalam saku celana, Pria itu berjalan dengan santai.

"Fuck you!" ucap Nashwa saat Pria itu beranjak pergi meninggalkannya. Namun, Pria tersebut hanya tersenyum remeh dan mengedikan bahunya saja.

Khem, Nashwa ngomong sama siapa tuch? Hehe

Ada yang bisa tebak?

Untuk part 20 segini dulu ya, maaf kalo sedikit xixi..

Koreksi bila ada yg typo ya guys💋

Thank u, and see u next part!💅🏻

Ga verder met lezen

Dit interesseert je vast

2.7M 132K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Aku terlalu mengenal warna hitam, sampai kaget saat mengenal warna lain" Tapi ini bukan tentang warna_~zea~ ______________...
286K 17K 36
JANGAN LUPA FOLLOW... *** *Gue gak seikhlas itu, Gue cuma belajar menerima sesuatu yang gak bisa gue ubah* Ini gue, Antariksa Putra Clovis. Pemimpin...
5.7M 319K 36
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
556K 21.2K 34
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...