Bukan Santri Idaman

بواسطة NanaHyungvi

25.1K 2.3K 468

Ketika santri tampan berkelakuan angkuh dijodohkan dengan gadis lugu lulusan SMA yang dibesarkan di panti asu... المزيد

Episode 1
Episode 2
Episode 3
Episode 4
Episode 5
Episode 6
Episode 7
Episode 8
Episode 9
Episode 10
Episode 11
Episode 12
Episode 13
Episode 15
Episode 16
Episode 17
Episode 18
Episode 19
Episode 20
Episode 21
Episode 22
Episode 23
Episode 24
Episode 25
Episode 26
Episode 27
Episode 28
Episode 29
Episode 30
Episode 31

Episode 14

675 74 12
بواسطة NanaHyungvi

Dehan dan Nesya masih berada di rumah sakit. Ruang rawat itu terasa begitu hening, keduanya seakan berlomba bungkam. Mungkin karena kecanggungan di antara keduanya yang masih begitu kuat. Atau karena sifat mereka berdua yang memang bertolak belakang, yang satu pendiam, dan yang satunya lagi gengsian setinggi langit.

Ceklek....,

Pintu ruangan itu tiba-tiba terbuka, menampakkan wajah perawat dari baliknya. Lengkap dengan nampan berisi makanan di tangannya.

Nesya langsung memasang wajah ramah saat perawat itu menghampiri.

"Pasien makan dulu ya, karena tadi lemas banget. Dan lagian belum makan juga sedari pagi," ucap Perawat tersenyum ramah, bersamaan dengan ia yang meletakkan nampan di atas nakas.

"Tolong diawasi ya, Mba," sambungnya sembari melangkah keluar.

"Iya, Sus. Terima kasih," balas Nesya sopan.

Suster itu pun berlalu, menyisakan kembali Dehan dan Nesya di ruangan itu.

Dehan menatap sekilas ke arah Nesya, kemudian dengan cepat mengalihkan pandangan dari gadis itu. Seakan ingin menyampaikan sesuatu, namun tidak jadi karena gengsi.

Nesya terlihat menghela napas pelan, kemudian berjalan mengambil makanan yang berada di atas nakas tadi.

"Kamu makan dulu ya," ucap Nesya begitu lembut, sembari berjalan menghampiri tepi ranjang Dehan.

Dehan menatap sayu ke arah Nesya, "Aku masih lemas, nanti aja. Belum sanggup buat bangun."

"A-aku suapin," ucap Nesya dengan segala keberanian yang ia kumpulkan.

Lalu Dehan tampak mengangguk pelan beriring senyum tipis.

Tanpa tunggu lama, Nesya langsung menyuapi suaminya itu setulus hati. Namun lagi-lagi tidak ada cengkrama di antara keduanya, tetap diam bagai kompetisi bisu.

Sekitar 7 menit berlalu, Dehan hampir selesai menghabisi makanannya yang berupa bubur. Namun masih ada sisa sedikit lagi, dan wajah Dehan sudah jelas menggambarkan penolakan.

"Satu suap lagi ya, tanggung banget," Nesya membujuk lembut.

"Gak bisa lagi, udah kenyang," tolak Dehan dengan suaranya yang masih lemas.

"Tinggal satu suap ini, makan aja ya biar cepat bertenaga lagi."

Akhirnya dengan berat hati Dehan pun membuka mulutnya. Kemudian langsung Nesya suapkan bubur itu.

"Huwekkk," Dehan tiba-tiba mual setelah menerima suapan terakhir.

"Eh, kamu mau muntah?!" Nesya jadi panik kalang kabut.

"Eumm," suara Dehan yang sedang menahan muntahan di mulutnya.

"Yaudah, muntahin aja disini," Nesya menampungkan wadah bubur tadi di bawah dagu Dehan.

Sakhhh....,

Dehan memuntahkan seluruh isi perutnya ke dalam wadah. Kemudian Nesya dengan telaten memijat-mijat tengkuk Dehan agar muntahannya tidak tertahan di dalam.

Sekitar 5 menit kemudian, barulah Dehan merasa tenang kembali. Dan Nesya dengan sigap mengelap bekas muntahan di mulut suaminya itu menggunakan tisu.

"Yaudah, tidur dulu ya sekarang," celetuk Nesya setelah dirasanya beres semua.

Dehan hanya mengangguk semakin lemah, lalu menutup perlahan matanya.

"Aku keluar sebentar," ucap Nesya pelan.

Mata Dehan langsung terbuka lagi mendengarnya, "Mau kemana?" tanyanya persis bocah yang takut ditinggal ibunya.

"Mau ke ruangan Dokter buat tebus resep obat kamu."

"Jangan lama," ucap Dehan dengan bibir yang sedikit mengerucut.

"Iya, gak sampai 10 menit."

"Iya, buruan. Aku takut rumah sakit."

"Iya," balas Nesya seadanya, tapi sejujurnya dalam hatinya sudah berbunga.

Setelah Nesya berlalu, Dehan langsung mencoba memejamkan matanya. Berusaha tidur sepertinya.

Ceklek....,

Pintu tiba-tiba terbuka lagi.

Yang benar saja, senyum Dehan langsung mengembang sekilas. Tentunya ia mengira bahwa itu Nesya.

"Assalamu'alaikum, Braderr,"

Suara heboh seketika memenuhi ruangan itu. Tentu saja pelakunya adalah Ali, Aziz, dan Fares. Hmm, cepat sekali mereka bergerak ke rumah sakit. Mungkin ini yang dinamakan setia kawan.

Namun wajah Dehan langsung terlihat bad mood atas kehadiran mereka.

"Han, kamu kenapa Han? Kamu gak dihamili Nesya kan?" cerocos Ali memang selalu mengasal, sedikitpun tak pernah lihat-lihat situasi.

"HAHAHA!" Aziz dan Fares tentunya tak lupa membumbui dengan tawa cekikikan mereka yang super heboh juga.

Mungkin inilah alasannya kenapa Dehan langsung bad mood mendapati kedatangan mereka.

"Udahlah ah, kalian diam. Aku mau istirahat," sarkas Dehan ketus.

Bukan Ali namanya kalau mau mengindahkan perintah Dehan. Bukannya tutup mulut, justru pertanyaannya malah menghujani, "Eh, Han. Kok kamu sendirian aja disini, Nesya mana?"

"Lagi nebus obat," balas Dehan benar-benar malas.

"Oh, gitu ternyata. Asli, kaget banget tadi pas dapat kabar dari Nesya. Makanya kami langsung buru-buru kes.....,"

Ceklek...,

Pintu terbuka lagi tiba-tiba, dan kali ini benar menampakkan wajah Nesya dari baliknya.

"Eh, kalian!" sapa Nesya terkejut melihat keramaian di dalam ruangan.

"Hai, Nesss," sambut Ali begitu ramah.

"Kalian udah lama disini?" celetuk Nesya berbasa-basi.

"Enggak kok Nes, baru aja."

"Oh, iya iya," tanggap Nesya ber oh ria saja, bersamaan dengan ia yang berjalan menghampiri Dehan.

"Ini ada obat yang harus diminum sekarang kata Dokter," sambung Nesya beralih fokus ke Dehan.

"Kamu bisa minum?" tambahnya memastikan.

"Bisa, tapi harus bangun dulu kayaknya," jawab Dehan lirih.

"Sini aku bantu," sambar Ali langsung mendekat.

Seketika Dehan memutar jengah bola matanya, "Gak usah kalau gitu," ucapnya selalu ketus ke Ali.

"Yaelah," tanggap Ali jengkel, dan langsung menjauh lagi dari Dehan.

"Gak boleh gitu, kata Doter harus diminum sekarang obatnya," bujuk Nesya teramat lembut, bersamaan dengan tablet obat yang sudah ada di tangannya.

Yang benar saja, Dehan langsung mengangguk antusias. Padahal ke Ali tadi sungguh menjengkelkan.

Tanpa tunggu lama, Nesya segera membantu Dehan bangun dari posisi tidurannya. Lalu meminumkan obat itu.

"Huh, modus!" semprot Ali dari samping.

"Membagongkan," timpal Fares juga dari samping.

Namun sedikitpun Dehan tak menggubrisnya, ia memilih lanjut beristirahat kembali.

Ceklek...,

Lagi-lagi pintu terbuka, begitu banyak tamu hari ini. Dan kali ini dari baliknya menampakkan wajah yang seharusnya tidak usah muncul lagi. Iya, itu adalah Karina, wanita yang dikejar-kejar Dehan.

Seketika keadaan menjadi senyap melihat kedatangannya. Ali bahkan tidak tahu harus bersikap gimana lagi.

"Dehannnn," Karina berlari menghampiri dengan matanya yang berkaca-kaca.

Heran memang, bisa-bisanya senyum Dehan mengembang lebar melihat wanita itu. Benar-benar ia tampak girang sekali atas kedatangan Karina. Dan sedikitpun tak memikirkan perasaan Nesya, istrinya.

"Karina kok kamu....,"

"Iya, aku dapat kabar dari Fares kalau  kamu masuk rumah sakit katanya."

Seketika Ali dan Aziz mendelik tajam ke arah Fares, "Goblok!" umpat geram keduanya seakan ingin memangsa Fares.

Fares tak tahu harus beralasan apa, dia hanya bisa menggaruk kikuk kepalanya yang tak gatal sama sekali.

"Tapi sekarang kamu udah baik-baik aja kan Han? Atau ada sakit yang serius?" ucap Karina lagi begitu memburu, wajahnya memang tampak khawatir.

"Udah ih, gak apa-apa. Gak ada sakit yang serius kok, cuma sakit ringan doang. Semuanya udah baik sekarang," tutur Dehan terdengar begitu lembut. Dan yang jelas Nesya sekalipun belum pernah mendapat perlakuan lembut itu.

Di tengah obrolan dua orang egois itu, tiba-tiba Nesya berjalan cepat keluar ruangan.

Ali tampak mengusap kasar wajahnya menyaksikan situasi di hadapannya. Jelas terlihat jika dia begitu emosi melihat kelakuan Dehan.

"Nes, mau kemana?" Ali sengaja bertanya, dan langsung menyusul.

Nesya sedikitpun tak menggubris pertanyaan Ali, entah dengar atau memang tidak dengar. Yang jelas, ia berjalan begitu cepat.




Vote dan komen ya!




واصل القراءة

ستعجبك أيضاً

1.1M 42.1K 51
"Gue tertarik sama cewe yang bikin tattoo lo" Kata gue rugi sih kalau enggak baca! FOLLOW DULU SEBELUM BACA, BEBERAPA PART SERU HANYA AKU TULIS UNTUK...
1.4M 123K 60
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
HERIDA بواسطة Siswanti Putri

قصص المراهقين

531K 19.9K 33
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
2.6M 270K 63
Gimana jadinya lulusan santri transmigrasi ke tubuh antagonis yang terobsesi pada protagonis wanita?