[NF] Us, Love and Oddity

By nissafhilya

378K 17.2K 579

Aku mencintai nya, mencintai segala ke anehan nya dan keanehan yang Tuhan telah ciptakan di antara kami berdu... More

Prolog
Chapter 2
The second meeting
Ali Vs My little sister
3 kinds of roses
Lucky girl
Promise?
Prilly sorry
Jealous
Whatever
Really?
She is Bunga
Chapter 24
Oneday
Chapter 26
Dangerous
Ali's mother
Chapter 20
Relationship
Chapter 22
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Us, Love and Oddity
Extrapart
Terjebak Friendzone
publish ulang
Bagian tanpa judul 36

Chapter 23

7.1K 463 7
By nissafhilya


    Langit hari itu begitu mendung, rupanya musim hujan telah datang . Kata orang hidup tanpa cinta itu seperti sayur tanpa garam, dan cinta tanpa sebuah ujian seperti hidup tanpa sebuah tantangan . Pasang surut keromantisan dalam sebuah hubungan itu memang wajar, terkadang penuh cinta dan kasmaran tapi terkadang juga penuh benci dan pertengkaran , apalah daya? Memang seperti itu yang namanya cinta mampu menjadi manis atau malah pahit.

"Oke oke aku tunggu ya bye" seolah berbincang dengan ponsel nya kini gadis itu tersenyum seraya kembali memasukan ponsel itu kedalam saku almameter nya.
'Tin - Tin' suara klakson itu meriuhkan jalanan yang sedang ramai akan siswa siswi yang pulang dari sekolah nya.

"Kamu telat 5 menit" Ujar nya seraya memberi senyuman hangat pada pemuda yang membukakan pintu mobil untuk nya

"Baru juga 5 menit untung ga nyampe 5 jam"

"Ih Ali ah!! Emang kamu tega biarin aku nunggu sebegitu lama!?" Ia mengerucutkan bibir "Ya enggak lah itu kan seumpanya" Ali mengacak ngacak rambut Prilly "Udah jangan cemberut gitu"

"Kenapa emang?"

"Kamu makin bikin aku gemes sama kamu" Alhasil Prilly mengulum senyum nya

"Kamu cari apa Li?" Prilly mengerutkan kening nya melihat Ali yang gelagapan seperti mencari sesuatu "Handphone aku" sahut nya

"Loh emang kamu ga bawa?"

"Udah aku taro di tas tadi..." Iya kembali mengingat ingat "Astaga aku lupa, tas nya kan tadi aku titipin ke Guntur sebelum kesini" Ungkap nya mengutuki dirinya sendiri

"Terus gimana?"

"Kita balik ke sekolah aku bentar gapapa kan?" Tanpa fikir panjang Prilly mengangguk setuju

"Kamu tunggu di sini aja ya? Bentar kok" Ali segera keluar dari mobil setelah mereka tepat berada di sekitar sekolah nya . Prilly mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru sekolah, mungkin saja bisa bertemu dengan orang yang ia kenal dan tak lama sosok yang di tunggu telah datang bersama sebuah tas punggung yang ia kaitkan di bahu

"Kenapa diluar? Harus nya di dalem aja sayang udara nya di sini lagi ga enak" Ya Ali datang berkata demikian sebab jalanan saat itu ramai penuh asap asap knalpot kendaraan bermotor "Gapapa mau liat liat aja , sekolah kamu seru juga ya" timpal nya

    Seorang gadis nampak verjalan sambil menenteng tas sekolah nya tanpa menoleh, memasang wajah datar "Bunga-" Desis Prilly pelan, Ali menoleh memastikan yang Prilly lihat "Bunga? Lo sendirian?" Seru Ali berhasil membuat nya menoleh ia terdiam walaupun kaki nya terhenti di depan sepasang manusia itu lalu setelah itu hanya menjawab hanya dengan anggukan kecil "Mau pulang bareng? kamu sama Ali satu arah kan?"

"Gak gue bisa pulang sendiri" ia melongos pergi tanpa permisi

"Bunga emang selalu gitu?" Prilly membuka suara saat mereka berdua dalam perjalanan Ali mengangkat bahu tanda tidak tahu menau "Entahlah-, tapi akhir akhir ini dia emang aneh"

"Aneh?" Ujar Prilly mengulang dan Ali mengangguk "Iya aneh, biasa nya dia selalu happy, cerewet dan hyperaktif tapi sekarang lebih banyak diem ngelamun kalo di sekolah cuma di kelas kalo di ajakin nongkrong masih mau sih tapi tetep aja akhir nya juga diem sendiri" Ali bercerita

"Apa mungkin-, dia punya masalah"

"Ya mungkin, cuma kali ini dia lebih berusaha untuk tertutup biasanya cerita mulu" Prilly terkekeh geli "Ga semua masalah itu bisa di ceritain Li" Bijak nya

"Oiya aku punya sesuatu buat kamu" sebelah tangan Ali bergerilya kearah jok belakang meraih sebuah kotak kecil terbungkus kertas berwarna biru muda berpita pink lalu memberikan nya kepada Prilly "Apa ini?" Prilly menautkan kedua alis nya keheranan "Buka aja" Prilly setuju untuk membuka kotak itu, setelah berhasil membuka matanya membulat lebar berbinar menatap kagum "Gelang???"

"Hmmm" Ali hanya menjawab dengan sebuah deheman " Bagus?" tambah nya di iringi anggukan antusias Prilly "Makasih ya!! Bagus banget Li" Prilly masih menatap gelang itu berbinar binar . Pandangan nya terpecah saat Ali mengangkat sebelah tangan kiri yang juga melingkar gelang yang serupa "Ja-jadi... Ini gelang couple!?" Ali memgangguk "Yea-, aku fikir setiap pasangan biasa nya selalu punya sesuatu benda yang sama, jadi aku beli itu pas liat ngerasa bagus aja ukiran nya rada unik dan kebetulan ini emang couple. Aku cuma baru sempat beli ini gapapa kan?" sesal nya

"Ini udah lebih dari cukup Li, selera kamu bagus juga" Seru Prilly kegirangan memasang gelang itu di tangan nya lalu menatap tanpa henti "Dan sekarang aku di buat cemburu sama gelang itu" Prilly memalingkan wajah nya, kenapa Ali berkata demikian? Bukannya gelang itu pemberian dari nya juga? Dan apa yang perlu di cemburukan dari sebuah gelang seolah tau dengan rasa penasaran Prilly, Ali menjawab "Ya liat aja sekarang? Kamu lebih mandangin gelang itu dari pada aku, Hey girl~ aku lebih ganteng dan indah dari gelang itu! Masa aku dikalahin cuma sama seutas gelang" Ucapan ali barusan berhasil mengeluarkan gelak tawa Prilly "Malah ketawa lagi" sambung nya tipekal orang berpura pura merajuk

"Kamu lucu kalo lagi kaya gitu" Prilly mencubit gemas pipi Ali yang sekarang mulai chubby "Loh kok di cubit?" Protes nya

"Ya karena muka kamu lucu"

"Oke oke tunggu aja pembalasan aku, kamu menang kali ini karena aku harus fokus nyetir kalo enggak bisa bisa kita mati konyol ketabrak mobil lain cuma gara gara cubit cubitan" gerutu Ali yabg berpasrah diri, sedangkan Prilly tertawa lepas sejak tadi.

~~~~

"Ali kamu masuk duluan ya, aku harus nelpon mamah dulu takut nya nanti khawatir" Prilly dan Ali kini berada di lorong lorong rumah sakit . Kenapa di rumah sakit? Yea, baru tadi malam kondisi Ibu Ali memburuk sehingga terpaksa harus dirawat di rumah sakit secara intensif

"Mah, Prilly hari ini agak pulang telat sekarang Prilly lagi di rumah sakit jengukin mamah nya Ali" Prilly berbicara pada ponsel setelah tersambung

"Oh ya? Oke tapi jangan sampai kemaleman, terus sekarang gimana kabar mamah nya Ali?"

"Prilly belum masuk sih, ini baru mau masuk keruangan nya"

"Semoga baik - baik aja, mamah cuma bisa titip salam ya Prill yaudah sekarang mamah lagi mau jemput Dhea kamu nanti di rumah sama bibi ya. Love u"

"Again? Hufft iya oke Prilly tutup ya love u too maa" Ia menutup panggilan itu sambil menghembus nafas kasar mencoba menaruh ponsel ke dalam tas

'Awwh' Rintih nya bersamaan bersama seorang gadis yang baru saja tidak sengaja bertabrakan saat menuju ruagan inap "Bu-bunga?" Gadis itu, Bunga ia melihat Prilly sekilas lalu merunduk dan berlekas pergi. Prilly menatap bingung kepergian Bunga yang seperti menghindar.
'Clek' Pintu ruangan itu terbuka, terlihat Ali yang sedang duduk di samping wanita yang terkulai lemas di ranjang itu dengan selang infus

"Prilly? Udah?" Prilly mengangguk "Gimama mamah kamu?" tanya nya

"Mamah baru aja tidur, kamu kenapa?" Ali sedikit heran pada ekspressi Prilly seperti orang bingung

"Bu-bunga masih punya orang tua?"

"Mamah papah nya meninggal satu tahun yang lalu, kenapa?"

"Ng-Nggasih aku kira mamah atau papah nya lagi di rawat di sini, barusan aja aku ketemu sama dia di depan. ya mungkin keluarga nya yang lain kali" Prilly mengelus tengkuk nya berkata ragu ragu

"Bunga itu sendiri di sini, keluarga nya ada di Sydney. Kamu yakin itu Bunga?" Prilly mengangguk, apa yang ia lihat tidak salah itu benar benar Bunga "Apa dia yang sakit?"

"Udah lah sayang, jangan terlalu di fikirin itu anak emang terkadang suka ngelakuin yang aneh aneh bisa aja kan dia jenguk temen nya yang lain?"

"Bener juga sih, oiya kata dokter kapan mamah kamu bisa pulang?"

"Dokter belum pastiin kapan sih tapi yang pasti menurut pemeriksaan tadi keadaan mamah udah mulai membaik, Ali berdiri dari duduk nya kini mempersilahkan Prilly untuk duduk "Habis ini rencana nya kamu mau kemana?" Prilly memikirkan sesuatu yang akan ia tuju setelah ini

"Hmm! Toko buku didaerah Sengnam!! Soal nya soal nya cuma di situ tempat buku buku tua di jual"

"Yaudah kalo gitu mau sekarang aja? Takut nya nanti malah hujan" Usul Ali di iyakan oleh Prilly

"Maaf Ali pergi bentar ya, tidur yang nyenyak" Ali mencium lembut kening wanita yang kini tertidur pulas di hadapan nya "Tante, Prilly pulang yaa nanti Prilly ke sini lagi. Cepat sembuh" Pamit Prilly menyusul Ali yang sudah berada di balik pintu.

Bunyi derapan kaki beralas sepatu itu membuat ramai jalanan daerah Sengnam yang mulai sepih, penduduk di daerah itu memang biasa nya sudah berkemas jika hari mulai sore. Kini hanya tinggal ada beberapa pejalan kaki dan penjual di toko toko kecil hampir tutup "Kamu yakin di sini Prill?" Ali menengok ke segala arah , Prilly menangguk "Aku sering kesini Li, jadi ga mungkin salah. Kaya nya kita harus cepet deh jalan nya takut nya toko nya keburu tutup" Prilly menyeret tangan Ali untuk berjalan lebih laju , mereka berjalan kaki yaa Ali harus terpaksa memarkir mobil nya di jalan besar Sengnam untuk memasuki daerah jalan kecil di larang membawa kendaraan . Karena jalan kecil Sengnam ini mematuhi aturan bebas polusi sehingga banyak penduduk yang hanya berjalan kaki

"Aih! Udah tutup Li" Gadis itu mengerucutkan bibirnya merasa kecewa

"Yang ini toko nya?" Ali menatap bangunan yang sudah terlihat tua itu "Terus gimana"

"Yeaa, mau gimana lagi kaya nya kita harus pulang sebelum hujan turun"

Baru saja beberapa langkah pergi dari toko itu butiran butiran air bening runtuh dari langit, membuat beberapa pejalan kaki harus rela berlari mencari tempat berteduh tak terkecuali Ali dan Prilly , sepasang manusia itu terhenti di atas langkah kaki mereka saat hujan telah turun "Prill kita harus balik ke toko itu sekarang" Ali menarik lengan Prilly mengajak nya untuk sedikit berlari kembali ke bangunan yang barusaja mereka tinggal kan

"Hujan nya gede" Prilly berucap sambil menatap awan yang gelap, waktu memang masih menunjukan pukul 5 sore tapi hari sudah semakin gelap karena mendung yang tak kunjung cerah
Mereka berdua sama sama terdiam di tempat mereka berteduh, terlamun- ya dikala hujan itu mang seru melamun kan sesuatu yang sebenar nya tidak ada sambil menatap butiran butiran air yang jatuh dari langit. Sesekali Ali mendelik ke arah gadis itu yang nampak tak henti memandang langit mendung, Ali terkekeh nakal menyiasati sesuatu yang akan ia lakukan pada gadis itu

Mata Prilly membulat lebar ketika merasa sesuatu yang menempel sekilas di pipi kanan nya . Ia terdiam kaku terasa petir yang menyambar jalanan itu menyambar isi perut nya membuat ribuan kupu kupu itu terbang secara tidak beraturan arah . Ali mencium pipi gadis itu bisa dipastikan wajah Prilly kini berwarna merah padam "Itu pembalasan" Jawab nya masang gaya cool membenarkan kerah baju kemeja yang tertutup almameter sekolah nya . Prilly menatap pemuda nya masih dengan wajah tanpa ekspressi . Oh Tuhan rupanya Prilly masih terkejut "Iya itu pembalasan karena pulang sekolah tadi kamu nyibitin aku" sambung nya tanpa menoleh Prilly
"Ih! Apa deh!" Prilly kehabisan kata - kata ia harus mampu menyembunyikan rasa gugup nya
Ali kembali diam mencoba menyadari apa yang ia lakukan itu pertama kali nya juga untuk Ali mencium seorang wanita meski hanya di pipi tapi Prilly gadis itu sesekali meniup kedua tangan nya lalu meletakan ke kedua sisi lengan nya seperti nya Prilly mulai tidak terbiasa akan hawa dingin dari angin yang terbawa hujan deras sore itu.

Perlahan Ali melepaskan almameter, satu satu nya benda yang bisa melindungi nya dari kedinginan "Eh" Prilly terkejut mendapati tubuh nya di tutupi oleh almameter milik Ali untuk menghangatkan tubuh nya. Prilly menoleh kearah Ali yang ternyata saat itu posisi nya sangat dekat dengan diri nya karena baru saja mengenakan almameter itu untuk Prilly. Wajah Ali dan Prilly begitu dekat bahkan tak sengaja hidung mereka tersentuh saat Prilly menoleh tadi . Kini Prilly harus menerima tatapan itu lagi, tatapan yang sangat dalam dan teduh penuh ketenangan seakan terhipnotis bahkan Prilly tak mampu bergerak menjauh mengingat jarak wajah Ali yang semakin dekat mereka bisa saling merasakan hembusan nafas satu sama lain sekarang dan-,
Lagi Prilly merasakan itu kagi, ribuan kupu kupu yang terbang di perut nya dan rasa nya tak karuan mata nya membulat merasakan sesuatu yang lunak itu menyentuh bibir nya. Apa mereka berciuman? Ya tentu saja itu yang pertama untuk kedua nya.
Prilly hanya diam dengan posisi nya tidak berubah sambil memegang almameter yang menyangkut di kedua sisi bahu nya mata nya terpejam menelaah sensasi yang dapat ia rasakan saat ini, ciuman yang tidak menuntut, hangat, dan lembut seperti nya kedua nya tidak akan melupakan moment ini.
Hanya suara tetesan demi tetesan air langit yang seakan menjadi alunan nada pengiring yang indah.

'Tuut-Tuut-Tuut'

Begitulah nada dering ponsel yang menganggu keromantisan dua insan ini, kedua nya mengerjap melepas kan ciuman itu seperti kepergok oleh sekumpulan masyarakat. Ali tidak dapat lagi menahan rasa malu nya atas apa yang ia lakukan pada gadis itu, mencium nya tanpa izin Prilly pun sama hal nya ia langsung memalingkang wajah nya kini memerah lalu menggigit bibir bawah nya . Mereka kembali salah tingkah seperti pertama jatuh cinta

"So-sorry" Ali gelapan , Prilly menoleh dengan wajah malu nya lalu mengangguk "Angkat telphone nya siapa tau penting" Prilly mengingatkan akan ponsel Ali yang berdering tanpa henti sekaligus agar tidak memperbanyak percakapan diantara mereka -dia masih menahan degup jantung nya yang berdegup kencang.

"Halo?"

"......." Ali membulatkan mata nya "Apa? Lo kenapa? Jelasin sama gue" terdengar sekali dari nada suara itu Ali sangat khawatir Prilly pun yang tidak mendengar apa apa juga ikut khawatir sekarang

"Oke, gue kesitu sekarang" Ali menutup panggilan itu "Kenapa Li? telphone dari siapa?" Tanya Prilly hati - hati "Prill kita harus pergi sekarang gapapa kan? Nanti aku jelasin setelah kita sampai" Ali mengambil tas nya yang ia taruh di depan toko itu lalu memberikan nya untuk Prilly menutup gadis itu dari hujan sementara mereka meninggalkan jalanan kecil Sengnam yang sudah basah diguyur hujan.

Helaahh apaan ini xD maapin otak yang lagi rada rada ekeke
bingung juga mau digimanain tapi ya lah sok atuh diaca aja haturnuun nya buat yang udah nunggu. ditungguh komen sama vote nya :3

Continue Reading

You'll Also Like

3.3M 155K 61
[SEBELUM BACA YUK FOLLOW DAN VOTE SETIAP CHAPTER SEBAGAI BENTUK PENGHARGAAN BUAT AUTHOR YANG CAPE CAPE MIKIR ALURNYA, YA WALAU MUNGKIN ADA YANG GAK M...
GEOGRA By Ice

Teen Fiction

1.4M 61.6K 56
Pertemuan yang tidak disengaja karena berniat menolong seorang pemuda yang terjatuh dari motor malah membuat hidup Zeyra menjadi semakin rumit. Berha...
426 97 15
*SLOW UPDATE* Masih awal proses!!! "Terkadang, ada cerita yang tidak untuk aku ceritakan. Tapi ada sebuah harapan yang tak bosan selalu aku langitk...