Hello Max

By virgogerls

853K 79K 1K

Percayakah kamu akan transmigrasi? Awalnya, Althaia tak percaya akan transmigrasi yang terjadi pada novel-nov... More

00. ā€¢Prologā€¢
01. ā€¢Dunia Lainā€¢
02. ā€¢Sadarā€¢
03. ā€¢Bertemuā€¢
04. Althaia
05. Maximilian Archard
06. Bertemu lagi
07. Pulang
08. Mata-mata
09. Luka
10. Murid Baru IHS
11. Max dan Dylan
12. Bimbang
13. Bertahan
14. Bahaya
15. Restu
16. Bukan Keluarga Bahagia
17. Mengunjungi Mama
18. Waktu Berdua
19. Malam Bahagia
20. Marah
21. Tak Sengaja Bertemu
23. Awal Kehancuran
24. Mimpi
25. Damai dan Bahagia
26. Berlalu
27. Pilihan
28. Maaf
29. Terikat
30. Firasat
31. Bertahan atau Meninggalkan?
32. End
X-tra Part 1&2
X-tra Part 3
announcement+ask
X-tra Part 4+5
Cerita Baru

22. Fakta Baru

14.8K 1.5K 7
By virgogerls

Althaia terdiam melihat Max yang nampak mengetatkan rahangnya. Cengkeraman di stir mobil pun semakin mengencang.

“Ada apa?” tanya Althaia membuka suara. Ia tak suka suasana saat ini. Meskipun sejujurnya perasaan takut akan kemarahan Max melingkupi hatinya.

Max menatap Althaia dengan pandangan yang sulit diartikan. Kemudian kepalanya menggeleng pelan.

Althaia bisa merasakan kebohongan dari Max. Namun, ia merasa sungkan untuk bertanya.

“Lo kenal Matthew? Nama belakangnya sama-sama Archard. Apa kalian saudara?”

Max langsung mengerem mendadak. Beruntung Althaia memakai sabuk pengaman sehingga membuat kepalanya tak terbentur dashboard mobil.

“Bisa berhenti bahas dia?” tanya Max dengan nada dingin. Althaia sampai bergidik ngeri.

“Kenapa? Ada masalah sama Matt?”

“Althaia!”

Max menggeram tertahan. Sebisa mungkin tak melampiaskan amarahnya pada Althaia yang tak mengerti apa-apa. Ini masalahnya dan Althaia tak perlu tahu. Ia tak ingin Althaia mengetahui sisi buruknya. Bukan apa-apa, ia hanya tak mau gadis yang dicintainya harus ikut merasakan sisi kelamnya. Ia hanya mau Althaia hidup bahagia dengannya, tanpa mengetahui luka yang ia simpan dengan rapat-rapat.

Bibir Althaia terkatup rapat. Ia ingin menanyakan lebih lanjut. Namun sepertinya Max tak mau berbicara mengenai Matthew. Dan ia semakin yakin jika Max memiliki hubungan saudara dengan Matthew.

Melihat keterdiaman Althaia membuat Max diliputi perasaan bersalah. Tangannya terulur menggenggam jemari Althaia yang terasa pas di genggamannya.

“Gue cuma gak mau Lo terlibat dalam masalah gue dan dia.”

“Kenapa?”

Kening Max mengernyit.

“Kenapa gue gak boleh tahu urusan Lo sama dia, sedangkan Lo selalu tahu apapun tentang gue?"

Nada bicara Althaia terdengar semakin melirih. Max mengangkat kepalanya untuk melihat wajah Althaia yang terlihat sendu.

“Bukan gitu maksud---,”

“Udahlah. Percuma, Lo masih jadi orang asing buat gue!”

Rahang Max mengeras. Ia tak suka melihat Althaia yang seperti ini. Ia mencengkeram dagu Althaia agar menghadap ke arahnya. Dan tanpa diduga menempelkan bibirnya dengan bibir Althaia. Melampiaskan emosinya yang tertahan.

Penolakan Althaia tak ia pedulikan. Baru setelah merasa kehabisan nafasnya, ia memundurkan wajah dan mengambil nafas.

“LO JAHAT! EGOIS! PEMAKSA!” teriak Althaia dengan kencang. Tak lama terdengar isakan dari bibirnya yang membuat Max kembali diliputi perasaan bersalah. Kecewa pada dirinya sendiri yang menjadi alasan Althaia menangis.

“Maaf.”

Hanya itu yang Max ucapkan. Lidahnya terasa kelu.

“Turunin gue di sini!”

“GAK!”

“Turunin di sini!” ucap Althaia penuh penekanan.

“Sekali gak, tetap gak!”

Althaia yang terlampau emosi memukul kaca mobil dengan kencangnya. Tak peduli jika tangannya terasa sakit dan nyeri.

“LO GILA?!”

Perbuatan Althaia jelas membuat Max membelalak terkejut.

“IYA! GUE GILA! PUAS LO?!”

Max menghembuskan nafas panjang. Emosinya benar-benar diuji mengahadapi Althaia saat ini. Tapi, ia tak akan pernah melakukan kekerasan pada gadis yang ia cintai. Se-emosi apapun dirinya.

“Maaf Althaia, maaf.”

Setelah itu, Max menarik tubuh Althaia ke dalam pelukannya. Mengusap punggung Althaia dengan penuh kelembutan dan hati-hati.

“Gue bakal cerita semuanya. Tapi janji, jangan pernah potong cerita gue.”

Max langsung menceritakan semuanya pada Althaia. Tak ada yang ditutup-tutupi. Tak ada lagi rahasia yang ia sembunyikan pada Althaia.

Sedangkan Althaia masih tetap berada di posisinya. Mendengarkan Max dengan seksama tanpa memotong ucapan laki-laki itu.

Setelah selesai bercerita, Max langsung mengurai pelukannya. Menangkup kedua pipi Althaia untuk melihat wajahnya yang terlihat sembab.

“Jangan salahin gue kalau benci mereka. Karena berdamai dengan orang yang buat Mama meninggal bukan perkara mudah. Mereka gak tahu setiap hari gue mimpi buruk setelah kepergian Mama. Mental gue gak baik-baik aja. Biar bagaimanapun saat itu gue masih remaja labil yang dipaksa dewasa oleh keadaan.”

Althaia mengangguk. Jujur tak menyangka jika Max memiliki masa lalu yang bisa dibilang cukup menyakitkan. Ia juga tak menyalahkan tindakan Max. Namun, mungkin Max perlu diberi nasihat agar mengurangi rasa benci dan mau menerima sedikit demi sedikit kehadiran mereka.

“Sekarang kita pulang.”

Althaia menyentuh punggung tangan Max. Sorot matanya terlihat bersalah.

“Maaf.”

“Maaf karena buat Lo ingat masa lalu. Karena sikap kekanak-kanakan gue, Lo jadi membuka luka lama.”

Max hanya menampilkan senyum tipis. Tangannya terulur mengacak surai Althaia dengan pelan.

It's ok. Cepat atau lambat juga Lo akan tahu masalah ini. Jadi sekarang, gak ada lagi rahasia yang gue sembunyikan.”

[Hello Max]

Setelah sampai di rumahnya, Althaia langsung merebahkan diri di kasur. Ia termenung memikirkan cerita Max tadi.

Terbesit pikiran untuk bisa mendamaikan Max dengan adiknya. Tapi, ia tak tahu caranya. Apakah Max akan mau? Apakah Max akan menerima caranya untuk berdamai dengan Matt?

Perhatiannya teralihkan saat mendengar bunyi ponsel miliknya.

Kening Althaia mengernyit. Ia langsung beranjak menuju keluar. Menghidupkan  televisi untuk melihat berita seperti yang dikatakan Grace melalui chat.

Tubuhnya mematung kala melihat hampir seluruh siaran televisi yang menyiarkan berita mengenai salah satu pemimpin perusahaan besar yang melakukan korupsi dan mengedarkan barang ilegal. Dan ia sangat tahu siapa pemimpin perusahaan tersebut.

Yang tak lain dan tak bukan adalah orang tua Dylan.

“Hei!”

Tubuh Althaia tersentak. Ia menoleh ke samping dan mendapati kakaknya tengah tersenyum lebar.

“Bagus kan beritanya?” sarkas Athena dengan seringai di bibirnya.

“Ini ulah Papa?” tanya Althaia dengan lirih.

Anggukan Athena berhasil membuat tubuh Althaia melemas. Rasanya tak menyangka jika Papanya akan benar-benar merealisasikan ucapannya waktu itu.

“Papa gak akan tinggal diam begitu aja lihat anaknya diperlakukan gak baik. Ya, sebenarnya Papa masih berbaik hati dengan gak membunuh mereka secara langsung. Papa hanya membuat mereka hancur dengan sendirinya. Lo keberatan?”

Althaia menggeleng. Masih shock dengan kejadian yang ia alami saat ini. Dan merasa begitu terharu karena Papanya benar-benar berperan sebagai malaikat yang akan melindungi anaknya ketika dalam bahaya.

Althaia sangat bersyukur dengan ini semua. Memiliki keluarga yang begitu menyayangi dan membahagiakannya. Rasanya, ia ingin hidup seperti ini selamanya. Merasakan kasih sayang orang-orang terdekatnya tanpa pernah merasa kekurangan.

Dan ia berharap kepada Tuhan agar memberikannya kesempatan hidup lebih lama lagi di dunia ini.

(To be continue)

GAIS MAAF BANGET KALAU CERITANYA MAKIN ANEH DAN GAK NYAMBUNG. JUJUR BUAT NYARI IDE ITU SUSAHNYA MINTA AMPUN😩😩

DAN AKU BERENCANA BUAT SEGERA MENAMATKAN CERITA INI. MUNGKIN GAK SAMPAI PART 40, SAMA SEPERTI CERITA PRINCE. KARENA AKU GAK MAU MEMBUAT KALIAN BOSAN KALAU BACA CERITANYA YANG PANJANG DAN BANYAK PART-NYA🫡🫠

Continue Reading

You'll Also Like

10.7K 1K 64
Book Title : Male and Female Orcs Author : Can't Play Chess Koki Kue Lin Feng melakukan perjalanan melintasi waktu. Saya berjalan dari pantai ke hut...
19.6K 1K 11
jadi ini tuh cerita tentang femdom x boy character gitu lah Btw semua (f/n) di sini berperan sebagai TOP /atau dia ngambil peran cowok tapi tetep ce...
655K 8.5K 24
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
87K 8.7K 18
[Complete]āœ”ļø Parralel Universe...adalah dunia lain yang sama dengan dunia kita, hanya saja kehidupan dan nasib yang terjadi berbanding terbalik. Cont...