Abyan terbangun dengan kondisi badan yang sakit dan pegal, jangan lupakan tangannya yang masih sakit
Ia sedikit membuka Hoodie nya dengan pelan dan terlihatlah dua insan berbeda jenis di sana
Ia menghembuskan nafasnya pelan, dirinya masih berada di tempat yang sama seperti sebelum nya
Dan saat bangun ia pikir dirinya sudah berada di mansion Daniel bukan di tempat ini lagi, dan harapannya sirna begitu saja saat membuka matanya
Hari sudah menunjukkan waktu pagi kemungkinan ini masih jam 05.35
Apa mereka tidak khawatir dengan kondisi Abyan saat ini? Kedinginan, kelaparan dan kesakitan?
"Gue kira itu beneran bunda Nara Sama suaminya nolongin gue" lesu abyan
"Gue laper, harus cari makan kemana? Sedangkan gue lupa ini di mana dan gue gak tau ini tempat apa" ucap nya lesu sambil memanyunkan bibir nya dengan kepala menunduk
Ia mengedarkan pandangan nya ke segala arah dan sedikit mengerutkan dahi nya dan menajamkan mata nya, ia melihat sesuatu dari arah jalan
Ia seperti melihat motor seseorang yang tak asing bagi nya, dan saat sudah dekat ia bisa mengenali plat nomor yang ada di bagian depan motor
Abyan tersenyum senang saat mengenali plat nomor itu, bukan kah itu plat nomor motor seseorang yang dari dulu selalu bersama nya? Apa lagi jika bukan sepupu Abyan dulu? Yang selalu bersamanya dan yang sangat tahu bagaimana sifat asli abyan
Ia segera bangkit dari duduk nya dan berjalan ke tengah jalan, tapi sebelum itu Chiko dan Chiki sudah ia tidurkan di atas Hoodie nya yang sempat ia buka
Saat sudah di tengah jalan, ia dengan segera merentangkan tangannya menghadang jalan dengan beraninya
Sedangkan sang pengendara terkejut bukan main saat ada yang menghalangi nya, ia pun mengeremnya dengan cepat sampai berbunyi
Ckiiitt!
"Lo gila apa gimana!?" Ujar Reza, sepupu Abyan saat masih di tubuh nya yang dulu
"Tolongin gue!"
***
"Pa?"
"Hm"
Zaki berdecih tak suka akan jawaban yang di berikan Zayn
"Apa papa tidak ada niatan untuk mencari abyan?" Tanya Zaki
"Biarkan Hendrik saja yang mencarinya" jawab Zayn dengan mata yang masih memperhatikan tumpukan kertas yang berada di hadapannya
"Kau ini papa nya atau apa? Kau harus nya juga ikut cari Abyan pa"
"Buat apa? Buang buang waktu saja, lebih baik kita serahkan saja semua nya pada Hendrik" ucap Zayn tenang
Zaki yang mendengar itu hanya mengepalkan tangan nya sekuat mungkin menahan kesal dengan sikap papa nya ini
Disini hanya dia lah yang mengkhawatirkan Abyan, yang lain? Ntah lah Zaki tak tahu, sepertinya mereka hanya 11,12 dengan Zayn
Zayn bahkan tak memberitahukan kejadian ini pada Nara
Menyebalkan bukan?
***
Abyan menatap sekeliling kamar bernuansa dark dan di padu dengan warna abu dan juga putih itu
Lalu pandangannya kembali pada sesosok pemuda yang sedang berjongkok di depannya sambil membaluti tangannya dengan kain perban mengganti kain perban yang sebelum nya yang sudah kotor
"Tadi nama Lo Abyan kan?" Tanya Reza dengan masih fokus pada kegiatannya.
"I-iya" jawab Abyan dengan gugup
"Kenalin, nama gue Reza" ucap reza memperkenalkan dirinya
"Abyan"
"Lo tau? Nama Lo mengingatkan gue pada seseorang dengan sifat manjanya yang minta ampun" ucap Reza dan sedikit tersenyum di sela kegiatannya, Reza dulu sangat mengetahui sifat Abyan ketika bersamanya dan akan bersifat dingin ketika bersama temannya, dan karena sifat seperti bayi lah yang semakin mendekatkan mereka
"Siapa?" Tanya Abyan, ia ingin memastikan apa seseorang itu adalah dirinya?
"Nama dia sama kayak Lo, nama panjangnya adalah Abyan putra Adipati anak dari om putra, tapi om putra udah meninggal 4 tahun lalu" ucap Reza dan sedikit menghela nafas
"O-oh ya?"
"Iya, dan sekarang.. Abyan malah nyusul ayah nya, mungkin sekarang dia udah bahagia di atas sana" Reza menundukkan pandangannya menahan sesuatu yang berusaha keluar dari kelopak mata nya
"Maaf ya, aby gak bermak-"
"Udah gak papa" ucap Reza tersenyum
***
Kini tubuh Abyan sudah bersih baju nya sudah ia ganti dengan punya Reza yang kebesaran sampai dirinya tenggelam dalam pakaian milik Reza
Terlihat pintu kamar terbuka menampilkan Reza yang sedikit terkekeh saat melihat diri Abyan yang tenggelam karna pakaiannya
"Lo ketawa"
Reza semakin terkekeh saat mendengar logat Abyan yang dari yang pakai nama sekarang pakai lo-gue
"Kok gitu sih? Tadi aja pakai nama sekarang lo-gue" ucap Reza
"Suka suka Aby lah!" Ucap Abyan sedikit memanyunkan bibir nya dan melipatkan tangannya jangan lupa mata yang menatap tajam Reza
"Imut nyaa"
"Heh! Apaan! Aby ini ganteng ya!"
"Iya ganteng dehh"
"Bentar by" ucap Reza dan kemudian bergegas keluar dari kamar
"Kemana dia?" Bingung Abyan
Pintu terbuka kembali, Reza datang dan membawa benda kecil di tangannya, apa itu? Abyan tidak pernah melihat itu sebelum nya, apa itu untuk wanita?
"Diem" Reza kemudian memoleskan benda itu pada bibir Abyan dengan hati hati dan!
Walah! Lihat bibir mungil Abyan terlihat menggemaskan dengan warna Cherry
"Gak sia sia gue Nemu ini di taman komplek" bangga Reza
"Itu apa bang?" Tanya Aby sedikit Memiringkan kepala nya
Sungguh, benda itu membuat bibir nya terasa sedikit lengket
"Enggak tau, gue kan cwk bukan cwk"
"Hah?"
***
"Bundaa..." Rengek Zara pada bunda nya yang sedang menonton televisi yang menayangkan drama kesukaannya
"Iya zar?"
"Zara pengen ketemu bang aby, kira kira dia lagi apa ya?" Ucap Zara dengan jari telunjuk yang di tempelkan ke dagunya
"Lagi nafas zar"
"Zara juga tau kalau itu mah bunda! Ihh"
"Haha, ya udah sekarang kamu mau apa?" Tanya Nara melihat muka Zara yang manyun
"Zara pengen ketemu bang Aby, kangen..." Ucap Zara dengan muka memelas
"Tunggu 4 hari lagi ya zar, nanti kita sama sama jemput abyan, sekarang kan gak mungkin pasti papa kamu gak kasih izin" ucap Nara lalu mengelus rambut Zara
"Ish, dia bukan papa aku!" Ucap Zara dengan kesal
"Tapi kan dia papa Abyan, otomatis dia juga papa kamu" ucap Nara
"Gak! Dia ngeselin nya minta ampun! Jadi aku panggil nya om crazy aja!"
"Anak ini..."
***
Zaki terlihat sedang menelpon seseorang di sebrang sana "gue yang Dateng ke apartemen Lo aja"
"....."
"Oke"
Zaki memutuskan sepihak telpon nya dan kemudian menyambar dompet serta jaket hitam nya kemudian melangkah pergi menuju paskiran mansion
Saat sedang berjalan di lantai satu ia melihat para Abang nya yang sedang sibuk dengan handphone nya masing masing tanpa memedulikan televisi yang menyala menayangkan berita
"Mau kemana kamu?" Tanya zaron saat mengetahui adik nya itu akan keluar
"Main"
Dan zaron pun hanya menganggukkan kepala saja tanpa mengalihkan perhatian nya dari handphone nya
Zeno dan zaka hanya mengacuhkannya saja
Dan tak ingin berlama-lama ia pun melanjutkan kembali langkah nya menuju parkiran
***
"Lo gak mau pulang cil?" Tanya Reza pada Abyan yang terlihat masih betah di apartemen nya dengan memainkan benda yang tadi sempat ia mainkan di bibir kecil Abyan dan sekarang anak itu malah mencoret coret nya kemuka nya sendiri sampai belepotan
Abyan terlihat menggeleng menjawab pertanyaan Reza
Tiba tiba handphone Reza berdering tanda ada panggilan yang masuk, dengan cepat ia pun menggeser tombol hijau
"Hallo?"
"Hallo za, gue ke apartemen Lo sekarang" ujar seorang pemuda di sebrang sana
"Nggak gue aja yang kesana?" Tanya Reza pada pemuda di sebrang sana
"Gue yang datang ke apartemen Lo aja" ucap pemuda itu
"Oke lah kalau begitu"
"Oke"
Pemuda di sebrang sana mematikan telpon dengan sepihak membuat Reza tertawa kecil, dari dulu teman nya ini tak pernah berubah. Pikir nya
"Siapa?" Tanya Abyan menatap Reza
"Haha! Lucu komuk Lo cil hahah haha HAHAHAHAHAHAHAHA!!!!!" Tawa menggema saat reza melihat wajah Abyan yang sangat belepotan
***