CERPEN

By NanasManis98

494K 43.3K 2.7K

Kumpulan beberapa cerita..... LIST : ⬇️ 1. CERPEN : CITRA✔️ 2. CERPEN : ODIT✔️ 3. CERPEN : AURORA✔️ 4. CERPEN... More

SALAM MANIS
CERPEN : CITRA
CERPEN : CITRA
CERPEN : CITRA
CERPEN : CITRA
CERPEN : CITRA
CERPEN : CITRA
CERPEN : CITRA
CERPEN : CITRA
CERPEN : CITRA
CERPEN : CITRA
CERPEN : CITRA
CERPEN : CITRA
CERPEN : ODIT
CERPEN : ODIT
CERPEN : ODIT
CERPEN : ODIT
CERPEN : ODIT
CERPEN : ODIT
CERPEN : ODIT
CERPEN : ODIT
CERPEN : ODIT
CERPEN : ODIT
CERPEN : AURORA
CERPEN : AURORA
CERPEN : AURORA
CERPEN : AURORA
CERPEN : AURORA
CERPEN : AURORA
CERPEN : AURORA
CERPEN : AURORA
CERPEN : AURORA
CERPEN : AURORA
CERPEN : AURORA
CERPEN : AURORA
CERPEN : AURORA
CERPEN : AURORA
CERPEN : FREYA
CERPEN : FREYA
CERPEN : FREYA
CERPEN : FREYA
CERPEN : FREYA
CERPEN : FREYA
CERPEN : FREYA
CERPEN : FREYA
CERPEN : FREYA
CERPEN : FREYA
CERPEN : KALEA
CERPEN : KALEA
CERPEN : KALEA
CERPEN : KALEA
CERPEN : KALEA
CERPEN : KALEA
CEPREN : KALEA
CERPEN : KALEA
CERPEN : KALEA
CERPEN : KALEA
CERPEN : KALEA
CERPEN : KALEA
CERPEN : KALEA
CERPEN : KALEA
CERPEN : KALEA
CERPEN : UNA
CERPEN : UNA
CERPEN : UNA
CERPEN : UNA
CERPEN : UNA
CERPEN : UNA
CERPEN : UNA
CERPEN : UNA
CERPEN : UNA
CERPEN : SHARMA
CERPEN : SHARMA
CERPEN : SHARMA
CERPEN : SHARMA
CERPEN : SHARMA
CERPEN SHARMA
CERPEN SHARMA
CERPEN SHARMA
CERPEN : SHARMA
CERPEN : SHARMA
CERPEN : SHARMA
CERPEN : SHARMA
CERPEN : SHARMA
CERPEN : SHARMA

CERPEN : UNA

2.8K 375 14
By NanasManis98

Part 6
______

Una baru saja duduk di sofa saat bel apartemennya berdenting pertanda ada seseorang di luar. Ia pun beranjak membuka pintu. Menemukan sosok Banyu yang berdiri di sana. Pria itu tersenyum, ia balas tersenyum.

Mereka masuk bersama. Banyu yang merangkul pundaknya, sementara ia merangkul pinggang pria itu. Sesekali Banyu mengecup pipinya. Hingga mereka tiba di sofa depan TV.

"Baru sampai?" tanya Banyu karena melihat pakaian Una. Tau jika tunangannya itu sedang menggantikan posisi Della untuk sementara waktu di butik wanita itu.

"Iya baru aja. Kamu kok gak ngomong kalau mau ke sini?" Una bersandar di punggung sofa, menatap Banyu yang mengusap pahanya yang hanya menggunakan rok span.

"Biar jadi kejutan." Pria itu memajukan wajahnya dan mengecup bibirnya. Bahkan melumatnya. Saat tangan Banyu mulai bergerak, menyentuh tubuhnya, Una menggeliat seraya menarik dirinya menjauh.

"Aku capek," ujar Una. Banyu maju dan menyandarkan dagunya di pundak Una. Berusaha menggoda wanita itu. Memberikan kecupan-kecupan ringan di kulit lehernya. Una sekali lagi menarik dirinya membuat Banyu menegakkan punggungnya. "Aku lagi dapet."

"Oh ya?" Banyu menatap tidak percaya Una. Tangannya pun masuk ke dalam rok Una, untuk memeriksanya.

Una sendiri hanya memutar bola matanya jengah menatap pria itu yang langsung menghela nafas kecewa lalu menyandarkan punggungnya di sofa.

"Kan?" ejek Una. Banyu hanya menepuk pelan pahanya yang berada di atas paha pria itu. Kemudian Una beranjak. "Aku mau mandi dulu."

Banyu ikut beranjak. "Ya udah. Aku balik dulu." Pria itu pun pergi meninggalkan Una yang menatap lurus Banyu hingga menghilang dari pandangannya.

Una memutuskan untuk mandi dengan air hangat. Melemaskan otot-ototnya yang terasa tegang.

Pekerjaan Una tidaklah keras. Hanya duduk di balik meja bos, memantau pekerjaan para karyawan. Hanya itu. Tapi, Una merasa lelah. Mungkin karena rasa bosan, ditambah sekarang ia sedang menstruasi.

Usai mandi, ia langsung mengenakan pakaian tidur. Duduk di atas ranjang, seraya bersandar. Meraih ponselnya. Mengira Banyu yang mengirim pesan atau menelponnya, tapi sama sekali bukan pria itu. Melainkan Arsen.

Arsen
Gue suntuk nih
Butuh temen ngobrol

Orang yang tak ia harapkan.

Ngobrol aja sama tembok🙄

Una jahat🙃

Una mendengus. Memilih tak menanggapi Arsen, tapi Arsen terus menerus mengirim pesan bahkan menghubunginya. Karena tidak diacuhkan, pria gila itu malah datang ke apartemennya.

"Kalau Mas Banyu tau lo ada di sini, nanti dia marah," ujar Una. Arsen hanya tertawa dan masuk ke unitnya tanpa dipersilahkan masuk.

"Lo punya minuman, gak? Gue haus nih."

"Lo itu emang tamu yang kurang ajar," ujar Una sinis membuat Arsen kembali tertawa. Dengan sendirinya, ia membuka lemari kaca yang memajang beberapa botol minuman.

"Jangan sampai lo mabok. Gue bakal nelpon satpam kalau lo mabok dan bikin rusuh!" peringat Una. Arsen tidak mengacuhkan. Membuka tutup Champagne lalu menuangnya ke gelas minuman. Menawarkan pada Una, tapi Una menolaknya. Wanita itu duduk di sofa, ia pun bergabung seraya membawa gelasnya. Sebelum duduk, ia melepas jaket kulitnya hingga menyisakan baju kaos berwarna abu-abu.

Menyeruput minuman tersebut.

Saat tatapannya bertemu dengan Una, ia menawarkan lagi, tapi Una menggeleng. Wanita itu bersidekap, menatapnya malas.

"Gue kira lo yang bareng Mas Banyu tadi."

"Emang lo lihat Mas Banyu di mana?" tanya Una.

Arsen tersenyum kecil di balik gelas kaca yang berada di depan bibirnya. Lalu menaruh gelas tersebut di atas meja.

"Mau gue anterin ke sana, gak? Biar lo bisa labrak Mas Banyu dan sugar baby-nya."

"Ngaco lo!" Una tidak mengacuhkan Arsen. Memilih berdiri. Beranjak menuju ke dapur. Sedangkan Arsen tertawa puas dan kembali menyeruput minuman tersebut hingga tandas. Kemudian beranjak kembali ke arah lemari minuman untuk mengisi gelasnya yang kosong.

"Inget! Jangan sampai lo mabok!" peringat Una lagi, seraya memakan salad sayurnya. Memilih duduk di stool bar. Arsen ikut bergabung dan menikmati minuman beralkohol tersebut.

Terjadi keheningan di antara mereka. Una yang fokus makan, sedangkan Arsen sibuk melamun.

Una melirik pria itu yang sepertinya tengah berpikir. Ia pun menyenggol lengannya membuat pria itu tersentak dan membalas tatapannya.

"Napa lo?" Meski Arsen lebih tua darinya, tapi Una menganggap Arsen seumuran dengannya. Apalagi pria itu calon adik iparnya.

"Gak pa-pa." Arsen kembali meneguk minumannya.

"Kayak orang galau lo."

"Siapa yang galau?!" sentak Arsen kesal seraya menaruh kembali gelasnya di meja. Una yang memasukkan sendok ke dalam mulutnya mengerjap pelan. Lalu mengeluarkan sendok dari mulutnya kemudian memukul kepala Arsen. Kesal karena pria itu membuatnya terkejut.

"Gak usah ngegas lo!"

"Ya lo nuduh gue galau. Gue kan gak galau."

Una menatap malas Arsen yang tetap ngotot. Padahal Una hanya berujar, sama sekali tak menuduh. Malah respon tersebut membuat Una tersenyum menggoda.

"Ah gue kira lo gak bisa galau. Galau kenapa lo? Masalah cinta? Apa masih soal Della, ya?"

"Ngapain gue galauin Della?"

"Ya kali aja. Lo gak punya pacar kan sejak putus dari Della?"

Arsen memicing menatap Una yang tersenyum mengejek ke arahnya.

"Gue gak mau lagi berkomitmen setelah putus dari Della. Percuma aja pacaran bertahun-tahun, kalau ujung-ujungnya gak nikah."

Una tertawa seraya. mengangguk-angguk.

"Tapi lo emang lagi galau, kan?" Una tentu akan menggoda Arsen hingga pria itu kesal. Siapa suruh datang ke sini dan menggangu waktu sendirinya. Ia menyenggol lengan pria itu. "Lo bisa curhat ke gue." Lalu diam sejenak. "Tapi, laki-laki kayak lo gak bakal galau deh. Apalagi kalau soal perempuan."

"Sok tau lo. Gue manusia biasa kali. Bisa galau juga."

Una menyembunyikan senyum gelinya, pria itu masuk ke dalam perangkapnya. Ia meneguk airnya kemudian menopang kepalanya dengan satu tangannya. Posisi duduknya menyerong menghadap ke arah Arsen.

"So?" Mengamati pria itu yang wajahnya memerah. Sepertinya Arsen mulai dipengaruhi alkohol. Buktinya pria itu mulai menceritakan sesuatu yang membuat Una sedikit tercengang. Tak menyangka jika Arsen yang ia kira seorang lady killer akan bersedih karena seorang wanita.

Dan wanita itu sekarang telah menjadi istri orang.

Una antara ingin ikut bersedih dan tertawa. Apalagi saat Arsen mulai mengeluh, jika pria itu telah dua kali ditinggal nikah.

"Salah lo sih. Ngapain juga coba main-main kalau ujung-ujungnya lo jadi suka?" ejeknya usai mendengarkan cerita Arsen. Pria itu awalnya hanya berniat main-main dengan wanita bernama Aurora. Seorang gadis yang begitu polos. Tapi, ternyata gadis itu tak sepolos wajahnya. Buktinya bisa membuat Arsen galau merana, menyesal karena menyia-nyiakan sosok Aurora.

"Gue kira gue yang jadiin dia mainan. Eh ternyata dia yang jadiin gue mainan. Sial." Una mulai tertawa. Sepertinya seorang pemain wanita di dekatnya ini telah mendapatkan karmanya.

"Makanya serius. Inget umur lo."

Arsen mendelik malas ke arahnya. "Tuaan Mas Banyu daripada gue. Tapi, dia gak inget umur. Kerjanya main-main mulu." Tatapan pria itu berubah ke arahnya. "Lo beneran serius mau nikah sama dia? Dia lebih bajingan dari gue lho, Na."

Una diam sejenak lalu mengendikkan bahunya. "Terus kalau gue nolak. Orang tua bakal nerima gitu?" Una memainkan salad buahnya yang masih tersisa. Mengaduk-aduk menggunakan sendoknya. "Ya anggap aja gue nikah sama Mas Banyu sebagai ucapan terima kasih gue ke Om David."

"Kenapa gitu?" Kening Arsen mengkerut. Pria itu masih senantiasa menatapnya. Una melirik Arsen dan tersenyum kecil.

"Sejak umur gue lima belas tahun, sampai sekarang ini, Om David yang biayain hidup gue." Una masih senantias mengaduk saladnya. Lalu berhenti, menolehkan kepalanya menatap Arsen. "Dan karena Om David sayang sama Mami gue." Una tak terlalu tau bagaimana hubungan antara Om David dan Mami. Tapi, dengan sampai saat ini Mami bertahan dengan Om David membuatnya menyimpulkan jika pernikahan keduanya harmonis. Apalagi Om David yang tak membedakan antara dirinya dan kedua putri kandung pria itu.

Atau mungkin karena kekayaan Om David makanya Mami bertahan?

Entahlah Una tak tau. Yang penting, ia selalu melihat kemesraan dua orang itu. Jika Mami senang, itu sudah cukup bagi Una.

"Oh iya, Sen. Kenapa sih lo dan Della dulu gak direstuin?" Una mempertanyakan hal tersebut. Jika Om David setuju dengan perjodohannya dengan Banyu, tapi kenapa dengan Arsen dan Della, Om David tak setuju? Apakah karena ia bukan anak kandung Om David, makanya pria itu, iya-iya saja?

Tapi, kelihatannya Om David dan Om Rahadyan berteman. Lalu apa alasan Om David tidak merestui hubungan Della dan Arsen?

"Mungkin karena gue keluar dari hak waris Caturangga?" ujar Arsen dengan nada main-main.

"Gue serius nanya, Sen!"

Pria itu tertawa pelan. Meneguk champagne-nya lagi lalu kembali memusatkan tatapan padanya.

"Iya gue serius. Gue gak bakal dapet warisan dari Caturangga."

"Kenapa? Lo kan anaknya Om Rahadyan? Atau lo anak pungut?"

Arsen berdecak pelan, ia menjitak kening Una membuat wanita itu mengaduh sakit lalu membalasnya dengan meninju lengannya. Arsen tertawa pelan.

"Gini, anggap aja Caturangga Corp. itu kerajaan. Sekarang Rajanya bokap gue. Jadi, Mas Banyu sebagai anak pertama, otomatis jadi Pangeran Mahkota. Dan gue gak mau diperintah sama si bajingan itu," ujar Arsen menggebu-gebu. "Ditambah tiga adik tiri gue." Kemudian menggelengkan kepalanya. "Ah cuma satu sih yang paling ambis. Si Gendhis yang sifatnya gak mau kalah. Udah pasti mau juga jadi penguasa."

"Kalau El dan Saphira? 

"Erlang kerjaannya habisin duit aja. Gak tau deh si Shapira, soalnya masih kecil. Palingan nanti bakal jadi seorang putri yang manja."

"Tapi, di antara tiga saudara tiri lo. Lo paling deket sama Saphira, kan?"

"Iya. Dia masih kecil. Gemesin aja. Gue ngerasa kayak bener-bener jadi kakak buat dia. Pokoknya bedalah dari dua kakaknya itu."

Una mengangguk-angguk pelan. "Jadi, lo memutuskan buat jadi pengusaha tanpa ikut campur keluarga lo?"

"Ya. Sepeserpun gak ada duit dari bokap pas gue memutuskan untuk buka night club. Om, saudaranya almarhumah nyokap gue yang bantuin gue. Setelah gue sukses, barulah bokap nganggap gue anak lagi." Arsen tertawa pelan, lebih ke arah miris. "Dan dia pun berniat bantuin gue pas gue mau buka restoran fine dining, tapi gue tolak."

"Kenapa nolak?"

"Ya lo pikir Mas Banyu gak bakal hina gue kalau sampai bokap bantuin gue?"

Una kembali menggeleng. Kali ini tak mengerti. "Gue heran. Kenapa lo dan Mas Banyu gak akur. Kalian kan saudara kandung?"

"Namanya juga saudara. Siapa suruh lo jadi anak tunggal?" Una berdecak pelan. Kemudian Arsen menambahkan. "Tapi enakan jadi anak tunggal, ya? Kalau gue anak tunggal sudah pasti gue yang bakal nguasain Caturangga Corp." Lalu Arsen tertawa jahat.

Una tak mengacuhkan ocehan pria itu.

●•••●

Keesokan harinya saat Una bertemu klien di sebuah coffee shop. Setelah pertemuan tersebut berakhir, Una tak sengaja melihat Arsen yang sedang duduk di meja yang menghadap ke arah dinding kaca coffee shop tersebut yang sepertinya sedang menggoda seorang wanita.

Matanya memicing untuk melihat wanita tersebut dan mengingat jika wanita itu yang membuat Arsen semalam bersedih.

Memang, semalam Una memaksa untuk melihat foto Aurora. Arsen pun mencari akun sosial media wanita itu dan memperlihatkannya foto Aurora.

Anaknya terlihat manis dan kalem. Benar-benar wajahnya terlihat polos.

Ia mendekat ke arah dua orang itu dan memanggil Arsen. "Arsen." Bukan hanya Arsen yang menoleh, melainkan Aurora juga.

Yang membuat Una tertawa karena Aurora yang panik menjelaskan jika wanita itu tak ada hubungan dengan Arsen. Malah menuduh Arsen yang mengejarnya. Sepertinya Aurora mengira ia adalah kekasih Arsen.

"Heh bocil! Siapa yang ngejar lo?!" seru Arsen kesal.

Una pun segera menengahi adu mulut antara Arsen dan Aurora. "Gue bukan pacarnya Arsen."

Aurora beralih menatapnya, mengamatinya lebih dulu kemudian mengangguk pelan.

Una pun pamit, tak lupa menggoda Arsen. Memperingatkan pria itu jika Aurora telah memiliki suami.

Pada malam harinya Arsen kembali menyambangi apartemennya. Meski ia mengusir, pria itu tetap kekeh tinggal.

"Nanti Mas Banyu mau datang!" Tentu Una berbohong. Saat ini Banyu berada di luar negeri dalam perjalanan bisnisnya. 

"Emang dari Jepang ke sini berapa lama sih?" Arsen menyeringai. Tentu mengejeknya. Ia pikir pria itu tak tau jika Banyu ke Jepang.

Menghela nafas kesal, Una membiarkan pria itu masuk.

Arsen langsung saja menjajah lemari minumannya, memilih minuman jenis vodka dan mulai menikmatinya. "Lo harus ganti apa yang lo minum!"

Pria itu hanya tertawa pelan.

"Lo kalau mau minum. Langsung ke club lo aja dong."

Arsen menatap malas Una yang masih mendumel.

"Bosan dengan suasananya. Gue mau minun di tempat sepi."

"Ya di rumah lo!"

"Gue gak punya rumah."

"Apartemen."

"Gak mau sendirian. Kalau di sini kan ada lo. Mau dengerin omelan lo yang gak mau berhenti." Arsen tertawa saat Una meninju lengannya.

Kemudian wanita itu berlalu ke area cuci seraya membawa keranjang pakaian kotor. Tak berapa lama, keluar lagi.

"Na, lo terima Aurora jadi asisten lo, ya?" ucapan Arsen tiba-tiba membuat Una menghentikan langkahnya.

"Asisten apa?!"

Arsen berdecak pelan. "Ya, terserah lo. Yang penting pekerjaannya gak keras. Bisalah nemenin lo kalau di kantor. Bukannya lo bosen ya soalnya cuma duduk doang di butiknya Della?" Mengingat perkataan Una semalam. Jika Una merasa bosan dengan posisinya menggantikan Della. Dan ia yang spontan tadi siang mengatakan pada Aurora jika wanita itu butuh pekerjaan, Aurora bisa datang ke butik Birdella. Kalau besok Aurora datang dan ternyata tau Arsen berbohong, tentu Aurora makin membencinya.

Makanya saat ini Arsen memaksa Una agar menerima Aurora menjadi asistennya.

"Please. Please ya, Na!" ujar Arsen memelas.

Una memutar bola matanya malas. Lalu bersidekap. "Heran gue. Lo cinta sama tuh cewek, tapi sia-siain."

Arsen berdecak pelan. Lalu melengos meneguk minumannya.

Una tertawa, tangannya terulur untuk mengusap puncak kepala Arsen. "Ututu, yang sabar ya. Gue yakin lo bakal dapat perempuan yang lebih baik. Asal lo juga berubah jadi baik."

Arsen menangkap tangan Una dan menurunkannya dari kepalanya. Menarik wanita itu hingga tak berjarak darinya. Memerangkap Una dengan kedua kakinya yang membelit paha Una yang berdiri, sementara ia yang masih duduk.

"Apa sih? Lepasin." Una menggeliat berusaha melepaskan diri dari Arsen.

"Kalau lo perempuan itu, gimana?"

Tangan Una yang lainnya langsunh menoyor kepala Arsen. Pria itu pun melepasnya. Lalu memamerkan cincin tunangannya. Seperti halnya yang Aurora lakukan siang tadi. Seraya tergelak.

>>>>>>THE NEXT PART 7<<<<<<

Continue Reading

You'll Also Like

633K 48.1K 38
Perpindahan jiwa musim 4 🌼follow akun author untuk membaca🌼 Karalina yang meninggal dunia, tiba-tiba terbangun di tubuh Elisa Karaline. Si antagon...
575K 6.1K 26
Hanya cerita hayalan🙏
101K 1.9K 17
[One Shoot] [Two Shoot] 1821+ area❗ Adegan berbahaya ‼️ tidak pantas untuk di tiru Cast : Taehyung (Top) Jungkook (bot) # 1 oneshoot (23/05/2024) #...
131K 11.9K 50
No Deskripsi. Langsung baca aja Taekook Vkook Bxb 🔞🔞 *** Start : 15 Januari 2024 End : -