AMBER and the vampire prince...

Від Nkalestar

257K 11.4K 1.1K

WARNING (18+)❗ Takdir mempertemukan Amber dengan makhluk yang selama ini di anggap manusia hanyalah sebuah mi... Більше

Bagian 1
Bagian 2
Bagian 3
Bagian 4
Bagian 5
Bagian 6
Bagian 7
Bagian 8
Bagian 9
Bagian 10
Bagian 11
Bagian 12
Bagian 13
Bagian 14
Bagian 15
Bagian 16
Bagian 17
Bagian 18
Bagian 20
Bagian 21
Bagian 22
Bagian 23
Bagian 24
Bagian 25
Bagian 26
Bagian 27
Bagian 28
Bagian 29
Bagian 30
Bagian 31
Bagian 32
Bagian 33
Bagian 34
Bagian 35
Bagian 36
Bagian 37
Bagian 38
Bagian 39
Bagian 40
Bagian 41
Bagian 42
Bagian 43
Bagian 44
Bagian 45
Bagian 46
Bagian 47
Bagian 48
Bagian 49
Bagian 50
Bagian 51
Bagian 52
Bagian 53
Bagian 54
Bagian 55
Bagian 56
Bagian 57 (END)

Bagian 19

3K 144 53
Від Nkalestar

Amber melirik sekitarnya, matanya sibuk mencari dua orang. Beberapa saat, gadis itu tidak menemukan keberadaan keduanya. Amber memutuskan untuk mencari mereka. Amber melewati beberapa toko yang menjual pakaian renang, banyak sekali pakaian yang mirip dengan milik Celine tapi lebih sedikit terbuka. Dia bergidik ngeri hanya dengan melihatnya, tidak membayangkan jika harus mencobanya.

Matanya tak sengaja melirik salah satu toko dan menemukan dua orang yang dicarinya sedang berada di sana. Amber bergegas menghampiri mereka. Axelle yang menyadari lebih dulu kedatangannya. Pria itu melambaikan tangan ke arahnya namun justru diabaikan oleh Amber. 'Dari tadi siang, kenapa dia masih kesal saja denganku?' batin Axelle mendapat perilaku seperti itu dari Amber.

Amber berdiri di samping Celine yang sibuk memilih aksesoris unik seperti gelang dan kalung yang terbuat dari cangkang kerang. Gadis itu masih belum sadar kalau Amber sudah berada di sampingnya. Celine memberikan beberapa pilihan gelang kepadanya tanpa menatapnya. Amber hanya menerimanya dengan bingung.

"Cantikkan yang mana menurutmu, Axelle? Pilihkan satu yang bagus untukku," Ucap gadis itu yang masih sibuk memilih barang lainnya tanpa menengok orang yang dimaksud. Amber memberikan salah satu gelang tadi yang menurutnya cantik. Celine menerimanya tapi gadis itu langsung melayangkan protes. "Kenapa memilih yang ini? Bukankah lebih bagus satunya?"

"Tapi, aku suka yang ini karena warnanya lebih bagus dan menarik."

Celine terdiam sebentar dan langsung melirik ke samping kirinya. Amber yang berada di sana, bukan Axelle. Celine menatapnya kesal, Amber semakin bingung. "Aku tidak bertanya padamu, tapi pada dia. Kenapa malah kau yang jawab?!"

"Kau kan memberikan pilihan gelang ini padaku, bukan padanya. Jadi, apa aku salah?"

"Ck, sudahlah. Aku tidak mau membeli ini lagi. Aku mau beli kelapa muda itu saja!"

Amber dan Axelle saling berpandangan. Axelle mengangkat bahunya cuek. Celine meninggalkan mereka berdua menuju penjual kelapa muda. Amber dan Axelle mengekor di belakang gadis itu.

Axelle diam-diam mendekatkan tangannya ke tangan Amber, niatnya ingin bergandengan tangan, namun Celine langsung membalikkan tubuhnya menatap mereka berdua. Axelle menarik tangannya kembali dan berdecih pelan, terlihat kesal karena harus mengurungkan niatnya menggandeng tangan Amber.

"Kalian mau?"

"Aku mau satu."

"Aku juga."

Akhirnya mereka bertiga berjalan di tepi pantai dengan membawa kelapa muda di tangan masing-masing. Amber teringat kalau dirinya belum berganti baju, gadis itu hendak lari ke salah satu toko pakaian, namun Axelle segera mencegahnya. "Apa yang terjadi?"

"Aku lupa membeli baju untuk renang. Aku mau membelinya di sana, jadi tunggu sebentar."

"Tidak perlu."

"Kenapa? Celine bilang kalau orang pergi ke pantai memakai pakaian sepertinya dan coba lihat, orang-orang itu juga memakai pakaian sama seperti Celine."

"Iya, lebih baik kau tidak meniru mereka. Tetaplah memakai pakaianmu saat ini saja, itu sudah sangat cocok untukmu."

"Tapi Axelle, ak---"

"Percaya padaku atau kau tidak akan aman."

"Baiklah, kalau begitu."

Amber kembali duduk di pasir dan menatap orang-orang di sekitar yang terlihat gembira bermain pasir dan ada pula yang berselancar. Amber memejamkan matanya menikmati angin laut yang menerpanya, menerbangkan rambut panjangnya yang tergerai indah.

Axelle menatap Amber diam-diam. Entah apa yang dipikirkan pria itu hingga tatapannya berubah tajam. Dia tidak bisa membayangkan jika Ambernya memakai pakaian terbuka seperti orang-orang lain, pasti banyak mata lelaki yang akan menatap lapar pada gadis itu, dan tentu akan membuatnya terpancing emosi. Tidak akan baik-baik saja jika dirinya sampai kehilangan kendali di tempat umum seperti ini.

Amber tak sengaja melihat seseorang yang berpakaian tertutup, ia tebak jika dia merupakan seorang laki-laki sedang berdiri bersandar di bawah pohon kelapa. Amber menatap aneh orang tersebut, 'ternyata ada yang lebih parah dariku. Orang itu justru memakai pakaian seperti itu ke pantai. Aku harap orang itu benar-benar sehat.'

Amber kembali menikmati pemandangan laut di depannya. Sesekali tangannya juga memainkan pasir dan tertawa gembira jika ada ombak yang mengenai kaki telanjangnya.

Tanpa gadis itu sadari, orang yang ia anggap aneh tadi menatap dirinya. Orang itu menekan rahangnya dan mengepalkan tangannya. Tentu kalian tahu dia siapa, kan? Ya, tentu saja itu Giovanni Hartigan.

'Jadi, kau sedang bersenang-senang dengan temanmu juga serigala itu?! Kau akan di hukum atas kesalahanmu ini, sayang. Tunggu saja.' Giovanni meninggalkan tempatnya menuju suatu tempat. Kembali lagi ke Amber yang bajunya sudah basah akibat ia semakin mendekat ke arah laut. Dia dan Celine terlihat sangat bersemangat bermain air dan tertawa lepas bersama-sama.

Axelle merasakan kehangatan di hatinya yang sudah beberapa ratus tahun membeku itu. Tentu saja semua ini berkat kedatangan Amber dalam hidupnya. Ia amat bersyukur kepada sang dewi bulan atas takdir yang membawa mereka bertemu.

Indra penciumannya yang sangat tajam, tiba-tiba mengendus suatu bau yang sangat harum yang belum pernah ia cium sebelumnya. Langkahnya tanpa sadar mengikuti asal aroma itu. Dia berhenti di satu toko makanan yang dijaga oleh seorang gadis.

Matanya langsung berfokus pada gadis itu yang sedang bersenda gurau dengan pembeli pria. Tangannya mengepal erat dan iris matanya berubah, terlihat bahwa ia sangat marah.

Tanpa pikir panjang, dia langsung menghampiri toko yang dijaga gadis itu. Gadis itu pun menyambut kedatangannya dengan senyuman setelah pembeli pria itu pergi. Dia pun menawarkan beberapa menu dagangannya yang lumayan laris. Axelle tidak bicara sepatah katapun meskipun gadis itu sudah bicara panjang lebar.

Axelle meraih lengan gadis itu dan menyeretnya menuju ke balik batu besar yang tidak ada orang sama sekali. Lumayan jauh dari pusat keramaian tersebut. Gadis yang ditarik dengannya tiba-tiba itu pun terlihat ketakutan dan mulai menangis. "Tu--tuan, apa yang anda lakukan ... Anda menyakiti tanganku!"

Axelle semakin menguatkan cengkramannya pada lengan gadis itu hingga gadis itu pun menjerit kesakitan. Axelle terlihat sama sekali tidak mempedulikan teriakan gadis itu. "Kenapa bisa kau datang!?"

"A ... Aku tidak paham maksud anda... Ouch, sakit!"

"KAU TIDAK PANTAS MENJADI LUNAKU!"

"Tuan, lepaskan saya! Ini  sungguh menyakitkan!"

"ARGH!"

Axelle tiba-tiba merasa kesakitan di dadanya hingga membuat cengkaramnya pada gadis itu terlepas. Axelle memukul-mukul dadanya sesekali terbatuk. Gadis itu yang mendapat peluang untuk meloloskan diri, langsung saja mengambil langkah panjang untuk meninggalkan Axelle.

Namun sayang, tangannya lagi-lagi di cekal oleh pria itu. Axelle membenturkan punggung gadis itu keras ke batu dan langsung mengurung gadis itu dengan kedua lengannya. Seluruh tubuh gadis itu gemetar ketakutan melihat mata tajam Axelle. "A--apa salah saya pada anda, Tuan? Kenapa anda memperlakukan saya seperti ini?"

"Kesalahanmu adalah kau datang ke hidupku dan sialnya menjadi takdirku. Bisakah kau tidak musnah saja dari bumi ini?! Kenapa dewi bulan harus membuat ikatan mate pada kita!?"

"Saya tidak paham apa yang anda maksudkan. Tolong lepaskan saya, saya mohon."

" .... "

"Tu ... An?"

Axelle membebaskan gadis itu. Pria itu membalikkan tubuhnya dan memijat keningnya. Gadis itu pun langsung terheran. Dia tidak langsung pergi, justru ia mendekat dan menyentuh bahu Axelle. Axelle terkejut dengan sengatan dari sentuhan matenya padanya. Seperti ada sesuatu yang di hatinya hingga membuat jantungnya berdebar dari sentuhan itu.

"Jangan menyentuhku!" Gadis itu terkejut. Dia langsung menarik tangannya kembali. Sebenarnya dia cukup khawatir dengan pria asing ini, tapi hatinya lebih mementingkan keamanannya. Jadi dia memutuskan pergi meninggalkan pria itu.

"Siapa namamu?" Tanya Axelle sebelum gadis itu berada jauh darinya. Dia bertanya tapi enggan untuk menatapnya. Gadis itu pun sama, menjawabnya tanpa membalikkan tubuhnya.

"Gracia Samantha Wilson."

Setelah memberitahu namanya, gadis yang biasa dipanggil Gracia itu pun langsung pergi meninggalkan Axelle. Gracia kembali ke tempatnya jualan dengan hati yang bercampur aduk. Dia bahkan terlihat sedikit linglung saat menjualkan dagangannya.

Axelle juga kembali ke tempat Amber dan Celine berada. Rupanya kedua gadis itu sudah pindah ke tempat duduk di bangku di kursi melingkar di bawah pohon kelapa. Lantas dia langsung menghampiri mereka. Kedatangannya mengundang rasa penasaran kedua gadis itu. Wajahnya terlihat jelas telah terjadi sesuatu.

"Kenapa ekspresi wajahmu menakutkan begitu? Mau menyamakan rupa dengan hantu?" Goda Celine. Amber tertawa mendengar lelucon Celine. Axelle diam tidak merespon lelucon yang dibuat Celine untuknya.

Pria itu mendudukan dirinya dan memegangi kepalanya dengan kedua tanganya. Terlihat seperti orang frustasi di mata Amber dan Celine. Amber menggeser tubuhnya sedikit mendekat ke arah Axelle. "Axelle, ada yang mengganggu pikiranmu? Cobalah ceritakan pada kami, siapa tahu kami bisa membantumu barang sedikit?"

"Tidak. Ini masalah yang jelas tidak mungkin kalian bisa selesaikan."

"Lalu, kami bisa membantu apa sekiranya agar kamu tidak terlihat seperti ini?"

"Tidak ada. Aku akan kembali saja ke villa. Kalian lanjutkan saja bersenang-senangnya tanpaku."

Setelah mengatakan itu, Axelle pergi meninggalkan kedua gadis itu yang menatapnya khawatir. Celine dan Amber saling berpandangan seolah bertanya lewat kontak mata. "Kira-kira ada apa dengannya? Tiba-tiba menghilang dan tiba-tiba balik seperti itu?"

"Entah. Dia tidak mau mengatakan apapun padaku."

"Percuma saja aku pergi ke sini tapi tidak bisa jalan-jalan dengannya. Lalu, KENAPA DIA MENGAJAKKU KE SINI KALAU BEGITU!?"

"Celine, kecilkan suaramu! Lihat, semua orang menatap kita!"

"Aku kecewa, Amber! Ish, sudahlah. Aku mau balik juga kalau begitu. Menyebalkan!"

Celine pergi meninggalkannya, dan Amber hendak menyusul Celine. Namun tangannya di cekal oleh seseorang. Saat dirinya berbalik, ternyata orang itu adalah...

Продовжити читання

Вам також сподобається

1.1M 105K 32
Kaylan Saputra anak polos berumur 12 tahun yang tidak mengerti arti kasih sayang. Anak yang selalu menerima perlakuan kasar dari orangtuanya. Ia sel...
10.1K 1.6K 52
Pair : Akashi X Reader Karakter milik Tadoshi Fujimaki Seorang gadis muda cantik yang bertemu dengan seorang Milliarder yang sangat kaya rupawan, tap...
174K 11.1K 19
Ini dia jadinya kalo gadis bar-bar seperti Joana transmigrasi ke dalam sebuah novel romansa dan menjadi anak perempuan dari protagonis yang digambark...
1M 47.2K 27
[ SUDAH TERBIT] TAMAT ( Sebagian part dihapus untuk kepentingan penerbitan) SINOPSIS : Suasana sangat tegang hanya karena perkataan pria yang sedan...