My Little Husband (END)

By zhrni_slsbila

3.9M 355K 97K

[Part lengkap + Tersedia di Gramedia] *MY LITTLE HUSBAND* Tentang Nazra Safaniera Afghiazka seor... More

-Blurb-
-Pertemuan (1)-
-SAHH! (2)-
-First Night ? (3)-
-Mandi bareng? (4)-
-Dia(5)-
-Narafka Manja Apa Cinta? (6)-
-"Cup!" (07)-
-First gift (8)-
- LEVIROZ? (09)-
-Nazra suka Kai ? (10)-
-Resmi jadi pacarnya Kai? (11)-
-Nazra Birthday (12)-
-Balapan (13)-
-You are mine (14)-
-Cemburu (15)-
-Nathan suka Nazra? (16)-
-Bohong lagi ? (17)-
-Nazra selingkuh?(18)-
-Double date kaget ? (19)-
-Kejutan berakhir perkelahian (20)-
-Something you don't know (21)-
-Dia yang sebenarnya (22)-
-Baby ? (23)-
-Triple date? (24)-
-Memories (25)-
-Rasa sakit itu kembali (26)-
-Kebohongan, lagi? (27)-
-Kebenaran mulai terungkap? (28)-
-Nazra as a childish girl, now?(29)-
-Menjaga satu hati (30)-
-Dream list bumil (31)-
-Best Wife ever! (32)-
-Tragedi (33)-
-Kebenaran (35)-
-Hilang nya Nazra (36)-
-Laut dan kita (37)-
-"Assalamualaikum, laut," (End)-
-Survey + Give away?-
-Pre order novel MLH-
-Hola!-
-Info penting!-
-Hola!-
-Novel MLH tersedia di Gramedia-
-New story!-

-Siapa laki-laki itu?(34)-

29.8K 3.1K 127
By zhrni_slsbila

Haloo! Di sela tugas yang numpuk, bismillah aku double update, semangatin aku dong ayang, dengan cara ramaikan komen dan vote! Xixixi.

📌30 September 2022, pukul 16:00 WIB, jangan lupa ikutan war pre-order novel MLH di penerbit @cloudbookspublishing

📌Follow aku di Instagram for more information bout this story
@wattpadaraaa
@zhrni_slsbila

📌 Jangan lupa juga follow akun ig rp real cerita ini :


📌Spam coment tiap paragraf nya dan jangan lupa vote ya guys!

Happy reading!

***

Seperti biasa, setelah sarapan, Narafka akan berangkat kerja, sementara Nazra akan hanya akan di temani dua sahabatnya di apartemen.

Sekitar pukul delapan pagi, Arabel dan Giselle tampak panik sesampainya mereka di apartemen Nazra.

"Udah liat berita nya, Naz?" Tanyak Arabel dengan ekspresi wajah panik, serta takut.

"Berita apa?"

Giselle dengan segera menerobos masuk ke dalam apartemen Nazra, diikuti oleh Arabel, segera mereka menyalakan televisi, dan untung saja berita tersebut masih disiarkan.

Seorang gadis berusia sembilan belas tahun, berinisial CA di temukan tewas dalam kondisi gantung diri di kamarnya.

"I-itu rumah Ciara?" Nazra menegang sekatika. "Narafka, dia udah tau apa belom, ya?" Panik Nazra.

"Gue awalnya ngga ngeh itu Ciara, tapi kabar dari temen-temen kampus lain menyebar cepat, kalau itu bener Ciara, dan lo tau Naz, kabarnya, dia habis dapet penganiayaan dari seseorang yang masih dalam buron polisi, dan gue takut Narafka ..." Arabel tidak sanggup melanjutkan kalimatnya, melihat Nazra yang sudah terduduk lemas di sofa ruang keluarga tersebut.

Nazra langsung mencari nama Narafka di kontaknya kemudian menekan tombol memanggil.

"Halo Raf, kamu udah tau berita tentang Ciara?"

"Aku udah tau, kamu jangan khawatir, tolong kasih handphone kamu sama Arabel," pungkas Narafka.

Nazra pun menyodorkan handphone nya kepada Arabel. "Narafka mau ngomong katanya,"

"Halo, Raf?"

"Jagain Nazra, gue lagi di kantor polisi, mereka cuman mau minta keterangan sama gue, selama gue jujur ngga akan ada apa-apa, dan mereka ngga bolehin gue lama-lama untuk berkomunikasi lewat handphone. Tenang aja, ada Papa yang nemenin gue disini, jangan bilang ke Nazra, paham?"

"I-iya Raf,"

Beep.

"Kok mati, Rafka bilang apa Bel?"

"Katanya elo jangan khawatir dia baik-baik aja," ujar Arabel tanpa menatap wajah Nazra.

"Dia dimana sekarang?"

"D-dia di kantor nya kok ..."

"Gue tau lo bohong, bel." Nazra menghela nafasnya berat, kemudian menyenderkan kepalanya ke sofa. Mengambil boneka buaya milik Narafka untuk di peluknya.

"Gue khawatir Bel, dengan cara lo bohongin gue, gue makin-makin khawatir, mending lo bicara sejujur-jujurnya,"

Nazra marah, kali ini ia benar-benar sedang kacau, ia menutup matanya karena rasa khawatir, emosi, dan marah tengah merambat memanasi kepalanya. Bisa saja sekarang ia meronta-ronta ingin ke kantor polisi untuk menemui Narafka, tapi itu masih menjadi pertimbangan tergantung penuturan Arabel selanjutnya.

Giselle menepuk bahu Arabel, memberinya isyarat agar segera buka mulut.

"Dia di kantor polisi, lagi diintrogasi, katanya tenang aja, ada Papa di sana, dan selagi dia ngga salah, insyaAllah ngga akan ada apa-apa yang terjadi," ucap Arabel berterus terang.

Nazra membuka matanya, "Menurut kalian, berapa persen kesempatan Narafka untuk pulang ke rumah hari ini?"

"Narafka terakhir di jebak kan sama Ciara? Apa jangan-jangan dia jadi tersangka-"

"Giselle!" Arabel reflek menutup mulut Giselle. Namun hal itu terlambat. Nazra bangkit dan masuk ke dalam kamarnya.

"Tuh kan Nazra ngambek, untung dia lari ke kamar, kalau sempat dia keluar dari apartemen-" belum sempat Arabel menyelesaikan kalimatnya, Nazra sudah keluar kembali dari kamar, dengan mengenakan hoodie pink kesayangan nya, dan kunci motor yang ia genggam.

"Nazra! Jangan Naz, kita tunggu dulu aja kabar selanjutnya, lo disini aja ya, sama gue dan Giselle," Arabel menahan tubuh Nazra.

Nazra hanya diam, dengan tatapam tajam lurus ke depan. "Jangan halangin gue, gue mau ketemu sama suami gue!" Tekannya.

"Naz maafin gue, tadi gue salah ngomong, kita duduk lagi aja yuk, Narafka pasti pulang kok hari ini," bujuk Giselle.

"Iya, lagipula ada Om Khalil disana, jadi lo berdoa aja di sini, lo lagi hamil, Naz,"

"Awas gue bilang," ujar Nazra dengan nada yang dingin.

"Naz ... " Arabel memegangi bahu Nazra.

"GUE BILANG AWAS!" Nazra mendorong kuat tubuh Arabel, sehingga gadis itu jatuh.

Giselle membantu Arabel untuk bangun, sementara Nazra, ia masih enggan untuk menatap kedua sahabatnya itu. "Maaf," ujarnya kemudian berlalu pergi begitu saja.

Tepat saat Nazra keluar dari unitnya, Kai juga keluar dari unit sebrang.

Nazra berlari sambil mulai sesenggukan, ia segera masuk ke dalam lift, untuk menuju parkiran.

Ia memilih untuk naik motor nya Narafka hari ini, karena pasti jalanan masih sangat macet.

Nazra memakai helm fullface milik suaminya itu, kemudian membelah jalan dengan kecepatan normal, namun jika ada kesempatan ia akan menaikkan kecepatannya.

Sesampainya di kantor polisi, dengan tangis yang pecah, ia memarkirkan motornya, dan berlari masuk. Sempat ada beberapa polisi yang menahannya, namun ia terus memaksa dengan mengatakan kalau dirinya adalah istri dari Narafka, yang tengah mereka introgasi, ia juga mengatakan dirinya sedang hamil, bahkan memperlihatkan hasil USG nya.

Setelah polisi itu tampak bisa untuk di terobos, ia berlari masuk ke dalam kantor, sebenarnya bukan karena polisi nya lengah, namun mereka sengaja memberikan Nazra kesempatan, karena kasihan.

"Papa!" Teriak Nazra kemudian berhamburan memeluk Khalil, yang tengah duduk menunggu Narafka di luar ruangan introgasi.

"Papa, Narafka gimana Pa, mereka nuduh Narafka yang enggak-enggak ya, Pa?"

"Kamu tenang aja sayang, Narafka ngga lakuin hal keji seperti itu, insyaAllah Allah akan menjaga Narafka dari hal yang ngga baik, kita cuman bisa berdoa, udah-udah jangan nangis lagi, kamu lebih tau tentang Narafka, kan?" Ujar Khalil mencoba menenangkan Nazra sembari mengelus lembut rambut menantu nya itu.

Nazra pun mengangguk kemudian memilih untuk berdoa dalam hati. Sejam kemudian, Narafka keluar dari ruang introgasi.

"Raf ..." Lirih Nazra.

"Nazra, kamu k-kok?"

Nazra langsung berlari, memeluk erat Narafka seakan dirinya benar-benar tidak akan melepas laki-laki itu lagi.

"Kamu bisa pulang kan? Kamu ngga akan di tahan di sini kan?"

Narafka membalas pelukan istrinya itu, "Lihat aku dulu, cantik," Nazra pun mendongak. Mengenakan ibu jarinya ia menyeka air mata Nazra, "Aku tidak terbukti melakukan tindak kriminal Nazra, Alhamdulillah nya aku diijinkan pulang, paling-paling jika aku di perlukan untuk menyampaikan beberapa informasi tentang Ciara, baru aku akan di panggil lagi, jadi jangan nangis lagi, hm?"

"Tapi mereka ngga bakal-"

"Shttt! Mereka punya bukti, bahkan DNA yang tertinggal pada tubuh jasad, dan rekaman CCTV tidak mengarah ke aku,"

"Tapi kamu bilang kamu bakal di introgasi lagi, kenapa harus? Kan bukan kamu-"

"Kamu tau sendiri jawabannya, kan? Karena malam itu, dan aku termasuk orang yang di curigai, tapi karena selama di dalam aku jujur, bahkan semua keterangan yang aku kasih dapat aku buktikan dengan adanya rekaman CCTV di sekitar, jadi aku masih diperbolehkan bebas, tidak seratus persen bebas sebelum laki-laki yang menganiaya Ciara ketemu," jelas Narafka.

"Kita pulang sekarang, hm?"

Nazra mengangguk. Narafka pun mengandeng istrinya itu keluar dari kantor polisi. Sesampai nya di parkiran ia kaget, karena Nazra membawa motornya. "Sahabat kamu ngga bisa di percaya," ucap Narafka.

"Bukan mereka yang ngga bisa di percaya, tapi kamu yang ngga pinter bohong, pulang ini aku harus minta maaf sama Giselle dan Arabel, aku udah bentak sama kasar ke mereka, karena kamu nyuruh Arabel bohong,"

Narafka hanya diam, jujur perasaannya saat ini sedang tak karuan.

"Nazra, Narafka, kalian mau pulang bersama Papa?" Tawar Khalil sembari menghampiri anak dan menantunya, yang sudah lupa akan keberadaan dirinya.

"Maaf Pa, Narafka izin, Nazra tadi bawak motor, jadi biar aku sama Nazra naik motor aja," tolak Narafka.

Khalil pun mengangguk."Yaudah kalau begitu hati-hati," baru saja beberapa langkah Khalil meninggalkan mereka, Narafka tiba-tiba menotice sesuatu.

"Pa!" Panggil nya membuat langkah Khalil berhenti.

"Kamu cuman bawa helm satu Naz, kamu naik sama Papa aja dulu,"

Narafka menarik tangan Nazra untuk menghampiri Khalil. Jujur perasaan Narafka saat ini tidak karuan, ia marah, takut, kecewa, khawatir, dan bingung dengan apa yang telah terjadi. "Nazra naik sama Papa aja, helm nya cuman satu, ini kantor polisi," ujar Narafka.

"Tapi aku mau sama kamu, Raf, aku takut-"

"Naz, helm nya cuman satu, lagian kita bakal ketemu di apartemen," ujar Narafka dengan sedikit penekanan, membuat Nazra menunduk dan tak bersuara.

"Pa, titip Nazra ya?"

"Nazra bener apa kata suami kamu, bahaya kalau helm nya cuman satu, kamu biar Papa antar aja, ya?"

Nazra mengangguk pasrah, akhirnya ia masuk ke dalam mobil Khalil, sementara Narafka mengendarai motornya, mobil Narafka di tinggalkan di kantornya.

Selama perjalanan pulang, Nazra hanya dapat menyimpulkan bahwa polisi tidak dapat menahan Narafka karena tidak ada bukti yang valid, atau kecurigaan terhadap pernyataan Narafka yang bahkan bisa suaminya itu buktikan, mulai dari vidio rekaman CCTV di rumah Ciara dan juga di apartemen, kesaksian teman kantor Narafka, dan lainnya semua sesuai dengan kesaksiannya.

***

"Makasih ya, Pa, Nazra naik dulu,"

"Biar Papa anter sampe depan unit kamu ya? Lagian si Narafka mana, kok lama banget, padahal naik motor loh dia," decak Khalil. "Ayo Nak, Papa antar,"

Lagi-lagi Nazra hanya bisa mengikuti arahan dari Papa mertuanya. Khalil mengantarkan dirinya sampai tepat kedepan unit apartemen Nazra.

"Papa mau mampir dulu?"

"Engga usah Nak, Papa mau langsung balik ke rumah, kasian Mama kamu, Fanya pasti kepikiran terus, Papa pamit ya, assalamualaikum,"

"Wa'alaikumussalam, hati-hati Pa, titip salam untuk Mama ya,"

"Iya-iya, kamu masuk, tungguin Narafka di dalam aja, kunci pintunya," tukas Khalil sebelum akhirnya pergi dari sana.

Nazra tidak benar-benar mengindahkan perintah Papa mertua nya itu, setelah ia masuk ke dalam unitnya, ternyata Arabel dan Giselle sudah pergi dari sana. Nazra malah memilih untuk duduk di dalam kamar nya, dan satu yang ia lupakan, pintu apartemen nya masih dalam keadaan setengah terbuka.

Nazra membuka laman WhatsApp nya, baru saja ia hendak membuka notif dari grup nya bersama kedua sahabatnya itu, handphone Nazra yang lowwbat mati.

"Ck, pake mati segala lagi, mana gue belum sempat telepon Rafka, dia kemana ya Tuhan, kok lama banget pulang," Nazra berdecak kesal, sembari mencari di mana ia menyimpan charger handphone nya, "Ternyata disini kamu," ucapnya saat mendapati yang dicari-cari semenjak tadi.

Bruk!

Suara pintu di banting, Nazra reflek terhenyak kaget, "Narafka, kamu udah pulang?"

Setelah Nazra mengatakannya, tiba-tiba lampu padam, tidak pernah-pernah hal ini terjadi, tapi namanya padam listrik adalah hal yang wajar, pikir Nazra.

Dengan langkah kecil penuh kehati-hatian ia berjalan, keluar dari kamar. "Raf, kamu dimana, kok mati lampu, kamu bercanda nya ngga lucu,"

"Raf, aku takut, jangan gitu, pleasee aku takut," rengek Nazra.

"Ekhm, hai cantik,"

Nazra mematung seketika, itu bukan suara Narafka. Suara laki-laki itu seperti nya ia kenal, Nazra merasakan langkah kaki yang semakin mendekat ke arahnya.

"Are you scared baby girl? I'm here to take you with me," bisik laki-laki itu.

Tanpa sempat berteriak, sekujur tubuh Nazra seperti mati rasa, ia merinding ketakutan, "Kamu siapa!" Pekiknya, kemudian berlari menjauh.

Bruk!

Nazra tersandung dan jatuh, luar biasa nyeri pada lututnya. Ia mencoba untuk bangkit, namun tangan kekar milik laki-laki misterius itu yang akhirnya membantunya untuk berdiri, Nazra berusaha melawan sekuat tenaga, sampai pada akhir nya, laki-laki itu membekap mulut nya dengan sapu tangan, yang pasti sudah di berikan obat bius.

Nazra mulai kehilangan kesadarannya. "Rafka, g-gue takut ..." Ucapnya sebelum hanya kegelapan yang dapat ia ingat.

🦋🦋🦋

🥀 Tandain kalau ada typo/ kesalahan kepenulisan ya guys, komen aja biar aku revisi, xixi.

🥀Feel apa dan kenapa, kalian bisa rasain feel itu di part ini?

🥀Tolong spam pesan aja deh untuk all tokoh :

Nazra?

Narafka?

Nathan?

Arabel?

Giselle?

Ciara?

Dion?

Kai?

Atau siapa?

🥀Masih ingin mencaci maki pelakor yang sudah end? Silahkan rutuki, pesan, kesan, dan kecurigaan kalian di sini.

🥀Ada teori baru mengenai siapa laki-laki berhoodie hitam itu? Spam di sini.

Ayo spam wish kalian untuk pasutri double N, ramaikan hastag #Narafkanazraselamanya ...

Atau hastag baru tentang harapan kalian.

Spam komen, couple harapan kalian di sini, ayo sebanyak mungkin.

#NathanArebel

#GiselleAxel

Sampai jumpa lagi lagi!

Continue Reading

You'll Also Like

176 74 10
Menceritakan seorang gadis yang bernama Cici Permana Atmaja. Cici heran sendiri dengan tingkah guru-guru mudanya disekolah. Yang bisa dibilang terlal...
5.5M 231K 54
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...
7.3K 316 10
"Gue pastiin lo bakalan angkat kaki dari sekolah ini" -Yafizzan savian altezza- "Gue gaakan takut sama kaka kelas kaya lo!" ...
5.6K 434 10
(Diterjemahkan dengan Google Translate.) Pada hari pertama kelahirannya kembali untuk menimbun barang, Jiang Yan menggali sistem dengan ransel dari b...