Budayakan vote sebelum membaca ya!
Happy Reading!
---------------------------||-----------------------------
Natya meletakkan tas nya di kelas, setelah itu ia langsung bergegas menuju ruangan Miss Ceci dan Miss Widya. Ia telah ditunggu oleh Anggota EC dan juga Miss Ceci dan Miss Widya untuk mencoba jas EC yang telah di perbaiki sehingga seukuran Natya untuk dipakai saat parade dan demo ekskul nanti.
"Loh kalian belum masuk?"tanya Natya begitu melihat Maula, intan, Galuh, Nisa, dan Sekar masih berada di depan pintu ruang Wakasek, wali kepala sekolah. Ruangan Miss Ceci dan Miss Widya.
"Belum, malu banyak guru." Maula menjawab mewakili
Tok tok tok
"Permisi, Miss." Natya mengetuk sembari melongokkan kepalanya ke dalam.
"Ah nah ini dia akhirnya pada datang, ayo sini masuk." ujar Miss Ceci, setah itu beliau masuk ke dalam sebuah ruangan kecil yang didalamnya terdapat lemari yang ternyata berisi jas - jas ekskul English Club.
"Nih cobain nih." Miss Ceci membawakan 3 potong jas kepada Natya, Sekar, dan Galuh terlebih dahulu.
(Jas English Club)
"Miss ini nge-pas banget di ketiaknya." Natya berujar sembari memperlihatkan jas yang melekat di tubuhnya.
"Oh berarti ini nih yang Natya." Miss Widya menyusul sembari membawakan sebuah jas, sementara Miss Ceci membagikan jas kepada Shafira, Maula, Intan, dan Nisa. Ya yang ikut parade ekskul hanya 7 orang dikarenakan Firdhan dan Geral yang juga ikut parade di ekskul wajib mereka.
"Nah iya pas nih Miss, by the way jas nya warnanya hijau kayak univ yang disini ya Miss wkwk."ujar Natya bercanda
"Heh kamu tu."tegur Nisa
"Iya benar, soalnya 'kan biar selaras sama tembok sekolah, tembok sekolah kita 'kan hijau."jelas Miss Widya yang tidak tersinggung akan ucapan Natya.
"Miss, Geral tuh emang ekskul wajib nya KIR Tah?"tanya Natya dengan iseng
"KIR tuh bukan Ekskul wajib gak sih?"celetuk Galuh
"Iya itutu ekskul minat juga kayak EC."sahut Maula
"Oh, terus kenapa milih KIR dibanding EC?"tanya Natya
"Katanya, cowok sendiri jadi malu, haha anak itu emang ada - ada aja." Miss Ceci tertawa geli begitu mengingat kembali momen saat menanyai Geral.
"Dih kok?" Natya mengerutkan keningnya.
"Udah mending kalian siap - siap ya, jam 8, paradenya mulai 'kan?" tanya Miss Ceci
"Iya, Miss Widya sama Miss Ceci ikut 'kan?" Natya bertanya memastikan.
"Iya nanti selesai parade jangan pada pulang dulu ya, nanti kita foto - foto dulu." titah Miss Widya
"Siap Miss."
Ketujuhnya pergi menuju toilet wanita yang berada di sebelah kelas 11 IPS 1. Secara kebetulan, di depan kelas 11 IPS 1 tersebut ternyata ada sekelompok anak lelaki yang duduk berjejer di depan kelas, yang letaknya dekat dengan pintu masuk toilet wanita tersebut.
Disitu ada Rak buku, atau Raka, Rio, ada Aman, Raffli, Fajar, Agung, Adzan, beserta anak cewek. Namun, anehnya, kok tidak ada Asyaf dan Ali? Kemana kah Anak dua?
Natya mengedikkan bahunya acuh, lalu masuk ke dalam toilet, dan berganti baju dengan anggota EC yang lain.
"Eh anterin beli minum dulu si, ga bawa minum euy." ujar Nisa begitu selesai mengganti baju. Kini, ketujuhnya sedang berada di depan pintu toilet, yang artinya bersampingan dengan teras kelas 11 IPS 1.
Saat ini ketujuhnya telah memakai jas EC yang berwarna hijau tua, namun dalamnya berwarna pink. Mereka memakai kaos sebagai dalaman jas, hijab segiempat berwarna pink, serta rok putih sebagai bawahannya.
"Ayo, aku juga gak bawa minum."sahut Galuh
Natya menengokkan kepalanya ke arah kelas 11 IPS 1, kini hanya tersisa Fajar, Raka, Aman, dan Ketrima dkk. Dengan iseng, Natya berjinjit untuk melihat ke dalam kelas 11 IPS 1 lewat jendela. Namun, sayangnya tidak dapat terlihat. Yhaa
"Ikut sih, ayo semuanya ikut aja, jadi nanti gak telat parade nya, gimana?"usul Maula yang diangguki ke-enamnya
Akhirnya, dengan serempak ketujuhnya pergi ke kantin untuk membeli minum dengan memakai jas EC. Sekar, Natya, Nisa, dan Galuh memimpin jalan didepan, sedangkan Maula, Intan dan Shafira mengekor di belakang.
"Eh nanti yang di depan Natya, Sekar, Galuh, Nisa aja ya? Kita - kita sih dibelakang aja, ya gak?"celetuk Maula sembari meminta dukungan dari Shafira dan Intan.
"Dih apaan? dibelakang ah aku."tolak Nisa mentah - mentah.
"Iya ih malu."sahut Galuh.
"Ngapain malu?" sahut Intan.
"Iya lagian nih ya biar estetik, baris nya tuh yang tingginya sama, aku, Intan, Shafira 'kan tingginya sama nih, nah kalian juga 'kan sama tuh." alibi Maula.
Natya menengok ke belakang,
"Heh justru yang kecil yang di depan biar kelihatan tau." cibirnya.
"Kamu 'kan ketua Tyas, jadi kamu di depan." Shafira menyanggah.
"Justru, kalau ketua tuh dibelakang menjaga anggotanya dong." Natya menyanggah. Alhasil kini dia mengobrol sembari menengok ke belakang, namun sesekali melihat ke depan agar tidak tersandung.
"Ih ketua tuh mimpin dong." Intan menyanggah.
"Oh enggak bisa, biasanya 'kan Bu bendahara tuh lebih sangar tuh, nah jadi yang mukanya lebih serius di depan."
Shafira merengut.
"Ih enggak -"
"Udah - udah jangan debat. Tyas kita sebagai orang yang tinggi ngalah aja udah sama para kurcaci ini." lerai Galuh, namun diakhiri meledek di akhir katanya.
"Heh kurcaci - kurcaci, enak aja." Shafira merengut sembari berkacak pinggang karena tidak terima disebut kurcaci.
"Lah emang iya 'kan? Tuh kalian aja sedagu aku." Nisa ikut meledek dengan memundurkan langkahnya kebelakang, mengukur tingginya dengan tinggi Intan yang ada di belakangnya.
"Tuh sama Tyas kalian sebahunya loh." Nisa tambah meledek. Natya tertawa melihat muka Intan, Maula, dan Shafira.
Ya memang cewek di ekskul English Club ini yang termasuk dalam kategori tingginya hanya 2 orang, yakni Natya dan juga Galuh, sementara sisanya memiliki tinggi yang standar.
"Iyain deh yang tinggi kayak tiang listrik." Maula memutar bola matanya malas. Natya tambah dibuat ngakak
"Oiya dong, keturunan Korea nih." sombong Nisa.
"Gila gila, marganya apa kak?" Shafira menanggapi.
"Itu sama babang hyunjin." Ya Nisa adalah seorang KPop garis keras. Idol Korea nya banyak, sehingga Natya tidak bisa menghafalnya satu persatu
"Halu terus Lo, Nis." celetuk Natya sambil tertawa. Teman - teman ekskul nya ini sungguh unik - unik.
Merasa diperhatikan, karena asik mengobrol sembari menengok ke belakang, akhirnya Natya pun mendongakkan kepalanya ke depan.
Anjir
Kimit!
Kok gak ada yang ngasih tahu di kantin ada Asyaf?
Itu Asyaf lihat kesini, pula!
Gaswat!
Ya, ternyata yang memperhatikannya adalah Asyaf beserta temannya - temannya. Ada Rio, Ali, Agung, Adzan, dan Jayyid. Mereka sedang nongkrong di kantin Bu Mamah, warung kedua di kantin.
Mampus!
Mana gue lagi pake jas EC!
Asyaf dan teman - temannya memandangi Natya dari atas, hingga ke bawah.
"Kamu beli minum gak, Tyas?"tanya Galuh
"Gak, bawa dari rumah kok aku."
"Lah terus kenapa ikut kalau bawa?"heran Galuh
"Mau beli permen pop."
"Oh yaudah berarti jajannya di Bu warung yang ketiga aja berarti ya." ujar Maula yang diangguki semuanya.
Alhasil, kini mereka berjalan melewati kelompok Asyaf yang sedang duduk. Natya yakin, pasti sampai dia beli permen, dirinya masih dilihatin oleh teman - temannya Asyaf, terbukti karena dia merasa punggungnya seperti di telanjangi dengan mata.
------------->> To Be Continued <<------------
Holla 😉
Gimana nih part ini?
Ciee Natya pamer jas ke Asyaf secara gak langsung, ihiy 😳
Vote dan Commentnya kutunggu yaa, thanks!
Friday, 19th of August 2022
Salam hangat,
Na_Sea30