Mr. Ezekiel - Neighbor With B...

By Theshittyqueen

2.9M 129K 7.5K

Lorraine Morgan malu bukan main ketika ia sedang asik melakukan masturbasi demi melepas penat, kegiatan eroti... More

Prolog
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 15
Bab 16
Bab 18
Bab 19
Bab 20
Bab 21
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 25
Bab 26
Bab 27
Bab 28
Bab 29
Bab 30
Bab 31
Bab 32
Bab 33
Bab 34
Bab 35

Bab 17

49.3K 3.1K 126
By Theshittyqueen

Ezekiel tidak bisa meninggalkan Lorraine yang masih terlihat kacau, harusnya mereka sekarang berbahagia merayakan hari pertama mereka resmi jadi sepasang kekasih tapi Lorraine masih murung.

Suasana hati Lorraine belum membaik meski mereka sudah sejak satu jam yang lalu sampai di rumah Lorraine.

“Kau tidak akan pulang ke rumah mu?” tanya Lorraine kepada Ezekiel yang masih setia berada di sampingnya, duduk sembari menggenggam tangannya dengan erat.

“Kau mau aku pulang?” Ezekiel membalas pertanyaan Lorraine dengan pertanyaan pula. Melihat Lorraine yang terdiam Ezekiel sudah tahu jawabannya, Lorraine tidak ingin ditinggal sendirian dan Ezekiel pun tak ada niatan pergi.

“Aku tidak akan pergi kalau kau tidak mengusir ku, aku ingin tetap di sini bersama mu.”

Perkataan Ezekiel sekali lagi berhasil membuat hati Lorraine terenyuh, Lorraine menyandarkan kepalanya di bahu Ezekiel.

“Ezekiel.. apa kau tahu apa yang membuat ku merasa seperti ini padahal yang Daniel lakukan hanyalah sekedar meminta maaf?”

“Aku tidak tahu.”

“Itu karena aku tahu dia tidak tulus memohon maaf dari ku. Dia.. minta maaf demi wanita itu, dia minta maaf agar aku mau mengampuni wanita itu. Wanita itu.. dia dulu hamil. Hamil anak Daniel.”

Setetes air mata kembali jatuh ke pipi Lorraine, “Daniel takut kalau hidup anaknya akan berakhir seperti hidup mereka. Kesulitan mencari pekerjaan, tidak bisa menyelesaikan kuliah mereka. Mereka hanya memperdulikan diri mereka sendiri. Mereka tidak perduli saat aku depresi dan hampir mati.”

“Daniel dan wanita itu tidak datang untuk minta maaf saat aku dilarikan ke rumah sakit karena overdosis obat. Mereka justru pergi ke dokter kandungan dengan bahagia. Mereka bahkan menyebar undangan pernikahan di kampus, tertawa seolah tak bersalah padahal hatiku telah mereka buat berdarah-darah.”

Ezekiel hanya mendengarkan cerita Lorraine dalam diam, setiap kali Lorraine menceritakan betapa sedihnya ia dikhianati oleh mantan kekasihnya Ezekiel merasa seolah ada sebilah pisau menusuk ke dalam dadanya.

Semakin Lorraine bicara, semakin besar perasaan gelisah dan rasa bersalah menimpa Ezekiel.

Lorraine mengusap air matanya, ia tertawa kecil merasa dirinya agak terbawa perasaan dan bicara terlalu banyak di depan Ezekiel. “Apa aku terlalu oversharing?”

Ezekiel dengan cepat menggelengkan kepalanya, “Aku justru berterima kasih karena kau mau percaya kepada ku dan menceritakan tentang luka mu.”

“Sebagai gantinya kau juga harus cerita padaku, aku sudah cerita soal soal hidup ku kepada mu. Kau juga harus cerita sesuatu, aku ingin tahu lebih dalam soal dirimu karena kita sekarang sepasang kekasih. Aku ingin lebih mengerti dirimu Ezekiel. Tidak perlu menceritakan soal luka mu, kau bisa bicara soal adik mu, hobi mu atau apapun itu.”

Ezekiel berdeham pelan, ia bingung harus bercerita soal apa dan harus memulainya dari mana. Ezekiel bukan tipikal orang yang suka bercerita kepada seseorang, Ezekiel cenderung memendam semuanya seorang diri.

Ezekiel mendongak menatap langit-langit ruang tamu Lorraine, mengingat masa lalu yang akan ia ceritakan kepada Lorraine.

“Aku ini seorang anak pertama, laki-laki. Sejak aku punya adik orang tua ku sudah memberikan ku tanggung jawab sebagai kakak yang baik. Aku tidak masalah akan hal itu, aku sayang adik ku. Dia anak yang manis, penurut dan pintar. Tapi bukan berarti aku tidak pernah kesal akan keberadaannya, jujur aku pernah cemburu dan merasa hidup ku mungkin akan lebih baik seandainya dia tidak lahir ke dunia ini.”

“Orang tua ku terlalu sibuk dengan pekerjaan mereka dan setiap kali mereka punya waktu luang, adik ku yang selalu jadi pusat perhatian mereka. Aku cemburu.. aku lari dari rumah sebagai bentuk protes, tapi tindakan bodoh ku itu membuat ku berakhir dibawa pergi oleh penculik anak-anak. Aku dibawa ke gedung terbengkalai, diikat dan disiksa bersama anak-anak lainnya.”

Ezekiel menoleh ke arah Lorraine yang menatapnya dengan tatapan tak percaya, “Aku dicambuk, dicekik, diinjak dan dipukuli dengan balok. Mereka melakukan itu untuk bersenang-senang, aku hampir mati saat itu tapi orang tua ku cepat menemukan ku dan melarikan ku ke rumah sakit. Tapi sejak kejadian itu aku sadar kalau orang tua ku sebenarnya sayang juga dengan ku, mereka tak pernah meninggalkan sisi ku sejak hari itu. Pekerjaan tak lagi penting bagi mereka, adik ku pun menangisi ku. Dia jatuh sakit karena tak sanggup melihat keadaan ku, dia masih sangat kecil saat itu.”

“Orang tua ku terus saja meminta maaf karena telah membuat ku merasa kurang diperhatikan, meski maksud mereka bukan seperti itu. Aku sudah memaafkan mereka, aku juga sudah tak lagi cemburu pada adik ku. Wajar kalau orang tua ku lebih perhatian kepada adik ku karena adik ku jauh lebih muda dari ku. Tapi kejadian penculikan itu menimbulkan bekas dalam diriku, luka fisiknya telah hilang tapi sejak mengalami penyiksaan itu aku jadi terobsesi dengan penyiksaan.”

Lorraine menutup bibir Ezekiel dengan jarinya, “Jangan teruskan kalau kau tidak sanggup.”

Ezekiel menggelengkan kepalanya dan membawa tangan Lorraine kembali dalam genggamannya. “Aku mulai menonton film dewasa yang berisi adegan penyiksaan, dan aku.. terangsang. Bukannya aku tidak bisa terangsang atau pun berhubungan intim tanpa melakukan adegan penyiksaan. Hanya saja jika melakukannya, aku merasa lebih lepas. Aku ini aneh kan?”

Lorraine menggelengkan kepalanya, “Kau tidak aneh, aku tidak merasa kau aneh. Memangnya kenapa kalau suka BDSM? Aku juga suka.”

Ezekiel tertawa melihat respon Lorraine, Ezekiel mencubit pipi Lorraine karena gemas. “Kau ini.”

Lorraine memeluk Ezekiel menenggelamkan wajahnya di dada bidang Ezekiel. “Persetan soal pandangan orang, yang penting kita bahagia. Mau orang bilang kita aneh atau apapun itu aku tidak perduli.”

Ezekiel membalas pelukan Lorraine mengusap puncak kepala Lorraine dengan lembut, “Yaa.. yang penting kita berdua bahagia.”

Lorraine mendongak menatap Ezekiel, Lorraine melepaskan pelukannya dan menangkup pipi Ezekiel dengan kedua tangannya, membuat bibir Ezekiel agak maju karena tertekan. Lorraine memajukan wajahnya dan mengecup bibir Ezekiel kemudian tertawa kecil karena melihat ekspresi Ezekiel yang menurutnya lucu.

Ezekiel tak diam saja, Ezekiel mengangkat Lorraine memindahkan Lorraine yang semula duduk di sampingnya jadi duduk di atas pangkuannya.

Tangan Ezekiel melingkar di pinggang ramping Lorraine, membawa Lorraine semakin dekat dengannya. Lorraine yang tahu apa yang diinginkan Ezekiel kini mengalungkan tangannya di leher Ezekiel, memiringkan kepalanya untuk lebih leluasa mengeksplor bibir Ezekiel.

Mereka berdua saling menumpahkan perasaan mereka melalui ciuman, saling mengecap dan membelit lidah masing-masing.

Lorraine mendesah pelan ketika bibirnya digigit oleh Ezekiel, mereka semakin terbawa suasana. Lorraine mendongakkan kepalanya, memejamkan matanya ketika ciuman Ezekiel turun ke lehernya.

Malam ini mereka merayakan hari jadi mereka dengan saling memadu kasih, tapi kali ini tanpa borgol, tali, atau pun pengaman.

Malam itu saat mereka sudah sama-sama telanjang dan terengah-engah, tak sabar untuk menyatu Ezekiel mengatakan dengan suara beratnya bahwa ia tidak bawa pengaman.

Lorraine yang tak mau lagi menunggu justru tak ingin melepaskan Ezekiel, Lorraine mendorong Ezekiel pasrah di bawahnya sementara Lorraine memimpin kegiatan panas mereka. Bersatu tanpa adanya penghalang.

Ezekiel menyelipkan anak rambut Lorraine yang menghalangi wajah Lorraine, Ezekiel memperhatikan Lorraine yang bergerak liar di atasnya. Ezekiel menarik Lorraine kembali dalam ciuman dalam ketika mereka berdua berhasil menggapai euforia mereka.

Saat pandangan Ezekiel dan Lorraine bertemu, Ezekiel menyadari kalau ia benar-benar telah terpikat oleh pesona Lorraine.

Semakin melihat wajah Lorraine, hati Ezekiel semakin sakit. Ezekiel tidak mau momen ini berakhir.

Ezekiel membalik posisi, kembali mengambil kendali. Mengecup seluruh tubuh Lorraine dengan penuh perasaan. Ezekiel memejamkan matanya sembari dalam hati semoga Lorraine tidak akan pernah tahu soal kebenarannya.

Karena Ezekiel tidak siap jika harus kehilangan kebahagiaan ini.

Ezekiel memeluk tubuh Lorraine erat-erat seraya bergerak bersatu dengan Lorraine untuk kesekian kalinya. Dalam diam tanpa Lorraine ketahui Ezekiel sempat menitikkan air mata. Ezekiel menutupi ketakutan yang menggerogoti hatinya itu dengan pelukan dan sentuhan hangatnya.

Ezekiel merasakan sentuhan lembut di puncak kepalanya, Lorraine mengelusnya dengan penuh kasih sayang saat mereka selesai. Tatapan penuh cinta yang Lorraine tunjukan itu, Ezekiel tidak mau kehilangan itu.

Lorraine tidak boleh tahu soal kebenarannya, tidak boleh.

Continue Reading

You'll Also Like

68.2K 3.1K 45
ONLY FOR ADULT๐Ÿ”ž (With Pictures) Cerita ini sebelum nya ada di akun pertama author aszarahrisca tapi akun itu hilang. jadi tidak ada unsur plagiat...
2M 96.3K 52
Mari buat orang yang mengabaikan mu menyesali perbuatannya _๐‡๐ž๐ฅ๐ž๐ง๐š ๐€๐๐ž๐ฅ๐š๐ข๐๐ž
2.4M 100K 34
Mau nilai bagus? Olivia punya cara untuk mendapatkannya selain belajar, yaitu dengan memberi blow job pada dosen killer yang pelit nilai. Jika blow j...
1.8M 59.8K 64
โš ๏ธWAJIB FOLLOW SEBELUM BACAโš ๏ธ Berawal dari malam itu, malam yang telah merubah hidup ELmira. Awal dari sebuah pernikahan yang menyeramkan bagi Elmira...