Hello Max

By virgogerls

857K 79.1K 1K

Percayakah kamu akan transmigrasi? Awalnya, Althaia tak percaya akan transmigrasi yang terjadi pada novel-nov... More

00. •Prolog•
01. •Dunia Lain•
02. •Sadar•
03. •Bertemu•
04. Althaia
05. Maximilian Archard
06. Bertemu lagi
07. Pulang
08. Mata-mata
09. Luka
10. Murid Baru IHS
11. Max dan Dylan
12. Bimbang
13. Bertahan
14. Bahaya
15. Restu
17. Mengunjungi Mama
18. Waktu Berdua
19. Malam Bahagia
20. Marah
21. Tak Sengaja Bertemu
22. Fakta Baru
23. Awal Kehancuran
24. Mimpi
25. Damai dan Bahagia
26. Berlalu
27. Pilihan
28. Maaf
29. Terikat
30. Firasat
31. Bertahan atau Meninggalkan?
32. End
X-tra Part 1&2
X-tra Part 3
announcement+ask
X-tra Part 4+5
Cerita Baru

16. Bukan Keluarga Bahagia

19.7K 1.9K 9
By virgogerls

Haloooooooo
Apa kabar gladsss???
Ada yang nungguin Max update?
Cung sini yang nunggu Max update☝🏻
Gak lumutan kan nunggunya?

Langsung aja dibaca.
Jangan lupa tinggalkan vote dan komen.
Happy reading
.
.
.
.
.

“Pulang ke rumah sekarang juga!”

“Tidak, sebelum pria itu pergi.”

“Papamu sudah pergi, Max. Pulanglah sekarang.”

“Hmm.”

Max memutus sambungan telepon dengan kakeknya begitu saja. Tangannya terangkat menyugar rambutnya dengan kasar.

Tubuhnya bersandar pada tembok dengan pikiran yang bercabang.

“Lo kenapa? Putus cinta?”

Pertanyaan itu keluar begitu lancar dari mulut Steve yang sejak tadi memandangi Max dengan tatapan bingung. Tak hanya Steve, beberapa anggota yang sedang berada di markas pun tak bisa untuk tak melayangkan tatapan bingung akan keterdiaman Max sejak datang tadi.

Max mendengus. Ia menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

“Terus? Gak dikasih jatah sama ayang?”

Max membuka sepatunya dan melempar pada Julius. Dan beruntungnya sepatu Max mengenai wajah Julius yang langsung mengaduh kesakitan. “Mulut Lo perlu dirobek,” sinisnya dengan tajam.

Bukannya marah, Julius justru terkekeh pelan. Kakinya melangkah mendekati Max yang masih memasang wajah sinis.

“Butuh hiburan?”

“Gak. Gue mau balik ke rumah.”

Max langsung berdiri. Merapikan kemejanya yang sedikit kusut.

“Nanti malam mau ikut party?” tawar Diego.

Of course,” jawab Max tanpa beban.

Mereka semua tersenyum lebar melihat Max yang menyetujui untuk datang ke pesta malam ini. Tentunya akan sangat menyenangkan jika Max ikut bergabung.

[Hello Max]

Max memarkirkan motornya di garasi rumah. Melepas helm yang melindungi kepalanya. Ia merapikan rambut yang berantakan.

Tanpa menekan bel, Max langsung membuka pintu rumah dan disambut oleh wajah mengerikan sang kakek beserta ajudannya.

Max menghembuskan nafas panjang. Sudah dipastikan telinganya akan segera mendengarkan ceramah yang tak ada habisnya.

“Masuk kamar!” titah Anggara dengan wajah dinginnya.

Max mengernyitkan dahi bingung. Tumben sekali kakeknya itu membebaskan dirinya dengan begitu mudah. Bahkan mungkin ini pertama kali bagi Max terbebas dari ceramah panjang kakeknya.

Tak mau membuat Anggara menarik ucapannya, Max langsung beranjak menuju kamarnya dengan diam. Meskipun ia merasa cukup curiga dengan sikap kakeknya.

Sesampainya di kamar, Max langsung mengunci pintu. Membuka kancing kemejanya satu per satu hingga bertelanjang dada. Ia langsung masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Waktu masih menunjukkan pukul 16.30. Dan Max baru bisa mengistirahatkan tubuhnya dengan tenang.

Tok
Tok
Tok

Max kembali beranjak dari tidurnya. Tubuhnya terasa lemas sekarang. Entahlah, mungkin efek belum makan sejak tadi siang.

Setelah membuka pintu kamar, mata Max dibuat melotot terkejut mendapati seorang laki-laki yang tak pernah ia harapkan kehadirannya.

“Abang,” ucapnya dengan nada bergetar.

Rahang Max mengeras disertai dengan cengkeraman di daun pintu yang semakin mengencang. Urat-urat di leher dan juga tangannya menonjol

“Pergi!” desis Max penuh peringatan.

“Abang, Matt minta maaf.”

Max tertawa sumbang. “Maaf? Setelah apa yang Lo perbuat? Memangnya maaf Lo bisa mengembalikan Mama?”

Matthew menggeleng. Tatapan mata remaja yang berusia 13 tahun tersebut nanar. Tubuhnya bergetar karena takut dengan tatapan Max yang menghunus tajam.

“Pergi sekarang juga!” seru Max penuh penekanan.

“Sampai kapan kamu akan terus menyimpan dendam seperti ini?”

Max dan Matthew kompak memusatkan perhatian pada kakek Anggara yang berjalan dengan penuh keangkuhan. Meskipun usianya tak lagi muda, namun Anggara masih terlihat sehat. Hanya rambutnya yang hampir semua memutih.

“Sampai mereka benar-benar pergi dari kehidupan Max. Selamanya,” jawabnya lantang.

Anggara mendengus. Sedangkan Matthew, laki-laki itu menundukkan kepalanya dalam-dalam. Kedua tangannya mengepal di samping badan untuk memperkuat diri agar tidak menangis di hadapan Max.

“Sungguh itu semua hanya masa lalu, Mamamu juga sudah tenang di surga. Jangan membuatnya sedih karena melihat keluarganya yang hancur berantakan setelah kepergiannya.”

“Lalu? Max harus berdamai dengan pelaku pembunuhan Mama?”

“PAPA DAN ADIKMU BUKAN PEMBUNUH, SIALAN,” teriak Anggara murka.

Max nampak terkejut, namun sebisa mungkin ia mengendalikan wajahnya agar tetap datar tak merasa ketakutan sedikitpun.

“Oh ya? Lalu, disebut apa orang yang membuat Mama meninggal?”

“Takdir! Mamamu meninggal karena takdir. Jangan pernah menyalahkan siapapun!”

Max berdecak dalam hati. “Max akan pergi seandainya dia masih di sini.”

“Go on and I'll make sure your girl isn't okay.”

“JANGAN PERNAH MENYENTUHNYA!” teriak Max penuh amarah. Ia menyorot tajam kakeknya penuh keberanian. Tak ada ketakutan sedikitpun dengan kakeknya.

Anggara tersenyum sinis. “Tetap di sini dan gadismu tetap selamat.”

“Fine. But get him out of here.”

“No. You and him will stay here."

"What? Are you kidding me?”

“Ikuti saja kemauan kakek dan semuanya akan baik-baik saja.”

Max berbalik. Menutup pintu kamarnya dengan kencang hingga menimbulkan suara yang keras.

Meninggalkan Anggara dan Matthew sendirian di depan pintu kamar Max.

“Kakek, apa semua akan baik-baik saja? Apa perlu Matt pergi?”

Anggara menggeleng. “Tetaplah di sini.”

[Hello Max]

Di dalam kamarnya, Max menghancurkan seluruh isi kamarnya. Mulai dari kaca, kursi, bahkan meja sudah tidak terbentuk sama sekali.

Ia marah. Marah pada keadaan yang kembali membuatnya satu tempat dengan adiknya. Awalnya, ia senang saat mengetahui jika Papanya sudah pergi. Itu artinya, ia bisa bebas. Namun ternyata Papanya tersebut tak membawa Matthew pergi bersama.

Prang

Max memukul kaca dengan tangan kosong. Ia tak merasakan sakit sedikitpun. Bahkan saat telapak tangannya mulai mengeluarkan darah segar. Ia tak peduli. Yang terpenting ia bisa meluapkan amarahnya.

Nafas Max masih memburu. Ia jatuh terduduk di lantai dengan naas. Keadaan kamarnya benar-benar berantakan. Tetesan demi tetesan darah mengenai lantai kamarnya.

Berdamai dengan masa lalu?
Lagi-lagi kalimat itu membuatnya muak. Nyatanya, ia sudah berusaha untuk berdamai dengan masa lalu. Namun, sulit. Ia tak bisa melupakan kejadian di masa lalu. Bahkan kejadian itu terus menghantuinya sampai sekarang. Meskipun kejadiannya sudah lama.

ARGH!”

Max berteriak penuh amarah. Tangannya terangkat untuk menjambak rambutnya yang sudah cukup panjang. Penampilannya kini sudah mirip seperti orang gila.

Dengan tertatih, Max membuka jendela yang menghubungkan dengan balkon kamarnya. Ia melihat ke bawah. Cukup tinggi, tapi ia yakin bisa melompat dari balkon kamarnya menuju bawah.

Dan benar, dengan sekali lompatan, Max berhasil mendarat dengan sempurna. Meskipun hampir tersungkur, namun ia masih bisa menyeimbangkan tubuhnya.

Ia berjalan menuju garasi, mengambil mengeluarkan motornya dari sana dengan hati-hati. Tangannya yang terus mengeluarkan darah tak ia pedulikan. Meskipun rasa perih sudah ia rasakan.

Max mengendarai motornya keluar dari rumah. Menuju suatu tempat yang menurutnya tempat terbaik saat ia sedang tak baik-baik saja seperti ini.

*•.¸♡ To Be Continue♡¸.•*'

Q : kira-kira dimana tempat yang Max kunjungi saat lagi down?

Penjelasan tentang Max dan keluarganya nanti ya...sedikit demi sedikit bakal aku jelasin....

Maafkan aku yang telat update😓Senin udah mulai masuk sekolah. Dan kemungkinan aku juga bakal lama lagi updatenya. Karena sekolahku mulai menerapkan full day lagi, pulangnya pasti sore dan aku udah di kelas akhir. Jadi kemungkinan bakal sibuk. Tapi aku bakal usahakan untuk tetap melanjutkan cerita ini sampai tamat. Meskipun updatenya gak tentu.

Tolong banget share cerita Max ke teman-teman kalian. Kalau mau promosi lewat tik tok, jangan lupa beri #Hellomaxwattpad

See you next part 👋🏻👋🏻

Continue Reading

You'll Also Like

263K 29.4K 20
"Amour..Jen mohon..cintai Jendra.." lirihan itu sangat indah ditelinga gadis mungil bernama Amoura Delaria. Senyum tipis Amoura berikan, dia menyentu...
882K 65.9K 31
ace, bocah imut yang kehadirannya disembunyikan oleh kedua orangtuanya hingga keluarga besarnya pun tidak mengetahui bahwa mereka memiliki cucu, adik...
38.6K 4.7K 10
Baca I am Their Lovers dulu! jangan lupa vote dan follow ya~ [COMPLETE] ✨✨✨✨✨✨✨✨✨ Milky Aprillina Dwi Angelina. Gadis cantik yang menjadi satu-satuny...
3.2M 159K 25
Sagara Leonathan pemain basket yang ditakuti seantero sekolah. Cowok yang memiliki tatapan tajam juga tak berperasaan. Sagara selalu menganggu bahkan...