TWINS [HIATUS SEMENTARA]

Oleh casyaaaa_

1.3M 157K 32.2K

(BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM BACA) Sequel - Beby Syaqueela Hanya menceritakan kerandoman keluarga kecil milik Xa... Lebih Banyak

Prolog
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
obil buyuk

20

35.1K 5K 1.5K
Oleh casyaaaa_

Follow Ig @casyaaaa_
casyaaaa_



Happy Reading 🐰

Bell tengah tersenyum-senyum melihat banyaknya cogan.

"Yaapun wowok gateng na da banak banet, Bell daji pucing mo piyih yan nana." Ujarnya.

Mata bulat nya tanpa sengaja bertatapan dengan mata tajam seorang anak laki-laki. Bell mengerjap polos lalu tersenyum lebar, anak laki-laki tersebut sangat tampan, membuat jiwa play girl Bell meronta-ronta.

Kaki gembulnya melangkah mendekati anak laki-laki yang tengah menatapnya datar.

"Wowok gateng nama na capa? Amu tenapa gateng banet cih Bell tan daji yope-yope." Ujarnya genit.

Anak laki-laki yang usianya lebih tua satu tahun dari Bell hanya diam saja, ia seperti tidak tertarik dengan Bell yang menggoda nya.

"Wawab Bell dwong, janan yam ja Bell tan mo ngoboy cama amu." Namun, anak laki-laki itu tetap menutup mulutnya.

Bell mengerucutkan bibirnya. "Amu nda daji gateng na, dacay nanak combong. Tata pa ucad nanak combong becok na menigay tayak bubu." Dumel Bell sambil menjauh dari anak laki-laki tersebut.

Melihat balita kecil itu menjauh, anak laki-laki tersebut tanpa sadar menarik sudut bibirnya sedikit.

"Lucu."

"Theo, ayo kita pulang sayang."

Suara lembut seseorang membuat anak laki-laki bernama Theo itu menoleh, ternyata Mommy dan Daddy nya.

Sebelum benar-benar pergi, Theo menyempatkan menoleh ke arah tempat balita kecil tadi pergi.

"ще се видим в бъдеще." Gumamnya tersenyum tipis.

🐙🐙

"Bell suka sama sekolahnya?" Tanya Beby.

Ya, tadi keluarga kecil Xaviero datang ke Playgroup mendaftarkan Twins sekolah, walaupun masih berumur tiga tahun Beby ingin anak-anaknya cepat bersekolah, daripada di rumah membuat dirinya kesal.

"Bell nda cuka cama cekoyah na Mami bayi, Bell cukana cama wowok gateng na, yaapun adi Bell kenayan cama wowok gateng muana." Ujarnya dengan riang.

"Kok? Bell sekolah itu tempat belajar ya, Bell masih kecil ngga boleh suka-suka an sama cowok." Omel Beby.

"Tata oty Ghia boyeh Mami, Bell nda cabay becok mo tebak wowok gateng na pate cokat cama cucu. Pacti muana cuka." Ujarnya tersenyum-senyum.

Xaviero tertawa gemas mendengarnya. "Pengen gigit." Gemasnya pada sang putri.

Al yang sedari tadi mendengar ucapan adiknya tentu saja merasa kesal. Ia menangkup wajah Bell.

"Yan gateng cuma Aban, Glec cuma puna Aban cama Papi, wowok di yual cana nda bica abil Glec dayi Aban cama Papi, talau beyani hayus bay wan duyu cama Aban." Tegas Al.

Bell memiringkan kepalanya lucu. "Talau ditu Aban mo nda daji wowok na Bell? Tita pacayan ja, biay Aban nda jeyes cama cogan na Bell."

Xaviero mengusap rambut Bell dan Al. "Masih bayi ngga boleh ngomongin pacar-pacaran. Ada yang mau ikut Papi?"

"Mo temana Papi?" Tanya Bell.

"Ada deh, mau ikut ngga? Kalau ngga ikut Papi pergi dulu ya." Xaviero berdiri lalu mengecup kening dan bibirnya istrinya cepat.

"Aku pergi dulu Baby, kalau terjadi sesuatu hubungi aku." Tegas Xaviero.

Beby mengangguk. "Okey mas suami."

"PAPI ITUTTTTTT."

Suara Al dan Bell membuat Xaviero tertawa. "Kita ganti baju dulu." Xaviero segera menggendong Al dan Bell menuju kamar.

"Papi tita mo peygi temana? Mami bayi nda itut Papi?" Tanya Bell sambil di gantikan baju oleh sang Mami.

"Bell jangan cerewet, Mami pusing dengernya." Tegur Beby.

"Bell nda momong cama Mami bayi, Bell momong na cama Papi, Mami geey banet cih." Ujar Bell.

Beby mendengus malas dan tidak menanggapi ucapan putrinya.

"Mami ngga ikut, soalnya nanti Grandma Raveena sama Oma Ellena mau dateng." Ujar Xaviero.

"Oh ditu. Mami biyang cama Oma cama gyanma ya talau Nanak catik na nda bica itut kumpuy coayna Bell mo itut Papi peygi." Ujarnya.

"PD kamu, lagian walaupun Bell ngga pergi juga Mami ngga bakalan ajak Bell kumpul." Ketus Beby.

"Yaawoh Mami bayi jaatna cama Nanak catik, Mami nda boyeh ditu momong na nati bedoca." Ujar Bell.

"Udah sana Bell pergi aja, kalau di sini bikin Mami kesel aja." Ujar Beby.

"Nini Bell duga mo peygi tok, papi letcgo tita peygi biayin ja Mami cendiyi di yumah." Ujarnya.

Xaviero dan kedua anaknya segera berpamitan pada Beby menuju suatu tempat.

🐙🐙

Bell menatap bangunan tua yang menjulang tinggi dengan takut.

"Papi tenapa tita te yumah jeyek nini? Tenapa tita nda jayan-jayan ja?" Tanya Bell.

Xaviero menggendong Bell dan menggandeng tangan Al masuk ke dalam bangunan tua tersebut.

"Bell ngga suka hm?" Tanya Xaviero.

Bell menggeleng. "Nda cuka Papi, Bell mo te cumaket teyus te mall temu wowok gateng, di cini jeyek Bell nda cuka." Ujarnya.

Xaviero terkekeh mendengarnya, para bodyguard yang menjaga di depan langsung menunduk hormat ketika melihat siapa yang datang.

Xaviero mengode para bodyguard agar diam di tempat saat akan mengawal nya ke dalam. Xaviero hanya tidak ingin membuat kedua anaknya ketakutan.

Al menatap suasana gedung tua dengan datar, di dalam otaknya berfikir kenapa sang Papi membawanya ke tempat asing seperti ini.

Xaviero membuka pintu lalu memperlihatkan ruangan yang terlihat mewah berbeda dengan keadaan luar yang seperti tidak terurus.

"Woah." Bibir Bell membulat melihat ruangan tersebut.

Xaviero tersenyum lalu berjalan ke dalam, bisa Al dan Bell lihat terdapat beberapa pria dengan pakaian serba hitam sama seperti sang Papi tengah berkumpul.

"YAAWOH CUYGA DUNIA BANAK WOWOK GATENG DI CINI."

Suara menggelegar Bell membuat orang-orang tersentak kaget, sama halnya dengan Xaviero dan Al.

"YAAPUN PAPI YIAT ADA WOWOK GATENG BANAK-BANAK." Seru Bell lagi, ia begitu bahagia melihat mangsanya begitu banyak.

Bell memberontak meminta di turunkan. "Papi tuyun Bell mo kenayan duyu cama cogan."

Xaviero menurunkan Bell dari gendongan nya. Bell yang merasa sudah turun langsung berlari centil ke arah kumpulan para cogan.

"Hawo muana Nini nama na ayabell gecia acel nanakna Mami bayi cama Papi capi, muana capa nama na?" Tanyanya lucu.

Para laki-laki yang berada di situ hanya bisa mematung melihat buntelan lucu yang tengah mengoceh di hadapan mereka.

Bell mengerucutkan bibirnya, ia menoleh pada sang Papi. "Papi yiat, muana nda bica momong, maca Nanak catik di aguyin." Adunya.

Xaviero berdehem keras membuat para laki-laki tersadar.

"KING." Seru mereka.

Xaviero hanya menatap mereka datar lalu berjalan menuju sofa dengan Al yang masih ia gandeng.

"Anak gue." Ujar Xaviero.

Mereka melotot. "Serius?" Tanya mereka.

"Hm." Xaviero hanya berdehem.

"Tok muana nda wawab Bell momong cih." Seru Bell.

Mereka menatap Bell yang tengah berusaha berjongkok namun tidak bisa karena terhalang perut gindut nya.

"Astaga buntelan ini anak lo?" Tanya salah satu dari mereka yang di jawab anggukan Xaviero.

"Sini sini sama uncle, kalian namanya siapa?" Tanya Reki pada Al dan Bell.

Bell mendekati sang Abang lalu membisikkan sesuatu.

"Aban akel gateng na tuyi ya? Padaay adi Bell dah kenayan nama na Bell." Bisik Bell namun suaranya masih bisa di dengar semuanya.

Mereka membelalak mendengar ucapan si buntelan.

"KITA NGGA TULI." Seru mereka.

Bell terlonjak kaget lalu berlari ke arah Papi nya. "Bell taget, Papi." Lirihnya.

Xaviero menatap mereka datar. "Kalian bikin anak gue kaget." Desis Xaviero.

Mereka meringis. "Sorry xav."

Xaviero tidak menjawab ia sibuk memeluk sang putri yang masih terkejut.

Para laki-laki tersebut adalah teman kecil Xaviero dari Spanyol, setelah menyelesaikan kuliahnya di Spanyol Xaviero dan teman-temannya mendirikan sebuah markas di Indonesia. Bukan markas sebuah geng tapi hanya markas tempat mereka berkumpul atau tempat latihan bela diri dan semacamnya.

Jonathan salah satu pria yang menyukai anak kecil langsung mendekat.

"Halo, namanya Bell ya? Kenalin nama uncle, uncle Jonathan." Ujar Jonathan sambil menyodorkan tangannya.

Bell menyembunyikan wajahnya pada dada sang Papi, biasanya Bell akan langsung meraih tangan orang yang selalu mengajaknya berkenalan, namun kali ini Bell hanya diam saja.

"Masih takut? Uncle nya ngga jahat." Ujar Xaviero.

Xaviero merasakan Bell menggeleng di dada nya. "Kalau ngga takut kenapa tangan uncle jo ngga di sambut?"

Bell mendongak menatap Papi nya, ia menarik baju sang Papi agar mensejajarkan wajahnya dengan wajah sang Papi.

"Kenapa?" Tanya Xaviero saat wajah mereka sudah sejajar.

"Bell Mayu Papi, wowok gateng yiatin Bell muana." Bisiknya lirih dengan pipi merona.

Xaviero tertawa, ia kira putrinya masih takut ternyata sedang salting.

"Gemes." Gumamnya.

Jonathan tersenyum menatap Bell. "Ngga mau kenalan nih sama uncle? Yaudah deh uncle pergi ya."

"TOK DITU? BELL MO LAH KENAYAN CAMA WOWOK GATENG." Ujar Bell ngegas.

Mereka tertawa mendengarnya. "Astaga anak lo gini banget modelannya." Ujar Louis.

Xaviero tersenyum tipis. "Kesayangan." Jawab Xaviero.

"Jagoan ini nama nya siapa nih? Pendiem banget kayak bapak nya." Tanya Louis pada Al yang hanya menatap mereka datar.

"Aldevalo." Jawab Al singkat.

"Aldevalo?" Tanya Louis.

"No, aldevalo." Tegas Al.

"Iya aldevalo kan?"

Al mendengus malas, ia menatap Papi nya. "Om jeyek nda paham, Papi kacih tawu ja." Ujar Al.

Louis menatap Xaviero penasaran. "Anak lo ngomong apa?"

"Aldevaro, lo bodoh katanya." Ujar Xaviero singkat.

Louis melotot. "Sembarangan."

Bell sedari tadi mencuri-curi pandang pada laki-laki yang berekspresi datar, ia seperti pernah melihat orang itu di suatu tempat.

"Bell tayak kenay apina capa ya?" Gumamnya.

Laki-laki yang di tatap Bell menaikkan sebelah alisnya.

"Kenapa liatin?" Tanya nya pada Bell.

"Momong cama Bell?" Tanya Bell lucu.

Laki-laki tersebut mengangguk. "Bell tayak peynah yiat Om apina Bell nda au yiat na di nana."

Laki-laki tersebut mengangguk-angguk. "Nama Om Zeus."

Bell mengerjap. "Akel jus? Nama na tayak num an yan da banak yaca."

Zeus terkekeh. "Bukan jus, tapi Zeus."

Bell menggeleng. "Bell nda bica, akel jus ja." Ujarnya.

Zeus mengacak rambut Bell gemas. "Oke princess."

"YAAPUN BELL DI PANDIL PINCESS CAMA COGAN, UHUKK UWEK-UWEK BELL DAJI BAPEYYYYYY."

🐙🐙

LANJUT GA?

Ada yang masih nunggu cerita ini up kah? Maap ya udah seabad cerita ini nganggur wkwk.

Yang nunggu part Twins SMA sabar ya, karena masih ada satu atau dua part mereka yang masih  kecil.

Sehat selalu para readers kesayangan aku❤️

Jangan lupa vote+komen ✨


Lanjutkan Membaca

Kamu Akan Menyukai Ini

1.2M 110K 58
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
2.5M 258K 61
Gimana jadinya lulusan santri transmigrasi ke tubuh antagonis yang terobsesi pada protagonis wanita?
10.5M 922K 61
~Don't copy my story if you have brain~ CERITA INI HANYA FIKSI! JANGAN DITIRU! 'Si cuek yang tiba-tiba agresif' Start : 18 Februari 2023 End : 27 Mar...
1.1M 83.9K 40
Aneta Almeera. Seorang penulis novel legendaris yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwany...